Tingkah Laku Ikan
Tingkah Laku Ikan
III. MATA
Retina merupakan bagian mata ikan yang terletak di bagian bola mata ikan,
bentuk dari retina sendiri seperti kapsul atau mangkok. Letak dari retina berada di
bagian belakang lensa mata dan vitreous humor. Fungsi dari retina yaitu mengubah
cahaya yang datang menjadi sinyal syaraf. Visual sel tersebut merupakan pigmen
Pada ikan teleostei, umumnya memiliki jenis retina duplek yaitu di dalam retina
terdapat kedua jenis reseptor yaitu sel kon dan sel rod. Perbedaan distribusi kedua
reseptor tersebut pada berbagai jenis ikan erat kaitannya denga pemanfaatan indera
Retina ikan biasanya terdiri dari dua tipe sel kon dan rod yaitu single cone
dan sel batang. Tidak semua jenis ikan memiliki dua jenis reseptor, seperti pada
ikan tuna (Thunnus sp) yang hanya memiliki sel kon saja, tetapi bagi ikan dasar
hanya memiliki sel rod saja. Susunan sel reseptor terdiri atas single cone dan twin
cone, sedangkan sel rod tidak ditemukan pada susunan tersebut. Dengan adanya sel
kon (kerucut) ganda ini, maka ikan mempunyai kemampuan dapat membedakkan
b. vireous humor
vitreous body, vitreous humor, dan vitreous. Vitreous yang terdapat di dalam mata
diproduksi oleh selaput jala. Komposisi Vireous humor hampir sama dengan kornea
tetapi memiliki sel yang lebih sedikit, tanpa pembuluh darah, dan 98–99% dengan
volume terdiri dari air. Fungsi lainnya yaitu untuk memperkukuh atau
Vitreous humor adalah cairan seperti jeli transparan yang mengisi ruang
posterior. Tekanan cairan vitreous humor yang membuat lapisan retina dan
mata yang kokoh dan juga berfungsi untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.
Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak tidak dapat lagi menyerap air.
Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu
mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk
meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu
Lensa mata ikan berbentuk bulat seperti bola, berwarna putih. Lensa banyak
sebagai penguat ketajaman penglihatan mata ikan. Tekstur lensa agak padat dan
ditangkap oleh retina lalu diteruskan ke lensa memiliki fungsi utama yaitu
14
penglihatan dekat dan jauh merupakan hasil dari perubahan jarak antara lensa dan
retina. Sehingga cara kerjanya mirip dengan pergerakan lensa kamera. Lensa mata
ikan bergerak ke depan menjauhi retina untuk pandangan tertutup atau dekat, begitu
juga sebaliknya.
berhubungan dengan pengaturan jarak dekat dan jauh. Jika lensa mata ikan
bergerak ke depan menjauhi retina maka bayangan atau pandangan yang ada
tertutup atau dekat. Lensa mata memiliki kekuatan atau keunggulan dalam
penglihatan. Hal ini terjadi karena pada diameter lensa mata ikan yang ikut
bertambah mengakibatkan gambar pada suatu objek yang melalui lensa mata
menuju retina akan semakin cepat, karena nilai sudut pembeda terkecil semakin
objek pada garis lurus yang digambarkan dalam bentuk hubungan timbal balik
yang diistilahkan dengan sudut pembeda terkecil. Fungsi dari sudut pembeda
faktor, yaitu diameter lensa dan kepadatan sel reseptor kon pada ikan. Dijelaskan
fokus lensa daripada kepadatan sel kon-nya (Fitri, 2008). Ketajaman penglihatan
ikan tergantung dari dua faktor yaitu diameter lensa dan kepadatan sel kon pada
15
retina. Diameter lensa mata ikan berbanding lurus dengan ukuran panjang tubuh
ikan yang artinya semakin panjang tubuh ikan maka diameter lensa mata ikan
lensa dan kapadatan sel kon pada retina. Diameter lensa mata ikan berbanding
lurus dengan ukuran panjang tubuh ikan yang artinya semakin panjang tubuh
ikan maka diameter lensa mata ikan akan bertambah pula. Hal ini terjadi karena
diameter lensa mata ikan yang ikut bertambah mengakibatkan gambar suatu
objek yang melalui lensa mata menuju retina akan semakin cepat, karena nilai
(visual acuity) dihitung berdasarkan nilai kepadatan sel kon setiap 0,01 mm²
luasan pada masing-masing bagian dari retina dengan menggunakan rumus sudut
1 2x0.1x(1+0.25)
αrad=
F √n
Keterangan :
n = Jumlah sel kon terpadat per luasan 0,01 mm2 yang merupakan
tergantung pada dua faktor, yaitu diameter lensa mata dan kepadatan sel kon.
180
VA = αrad x 60
π
Keterangan :
VA = Ketajaman penglihatan
merupakan kemampuan mata ikan untuk melihat objek pada jarak terjauh
meningkat seiring semakin besarnya diameter objek benda yang dilihat dan
panjang ukuran tubuh ikan maka penlihatannya pun akan semakin jauh.
(0,5)
D=
tan(0,5)αrad
Keterangan :
panjang tubuhnya, disebabkan semakin besar tubuh ikan maka mata ikan akan
lensa mata ikan. Jarak pandang maksimum ikan kerapu memiliki jangkauan yang
lebih jauh dibandingkan ikan kakap dengan obyek benda yang dilihat berukuran
sama karena indeks ketajaman penglihatan ikan kerapu lebih besar dibandingkan
17
kebiasaan ikan melihat suatu obyek. Sumbu penglihatan dapat diperoleh setelah
mengetahui nilai kepadatan sel kon yang terdapat di retina, caranya menarik
lurus bagian retina yang memiliki sel kon tertinggi ke pusat lensa mata. Sebelum
ikan menghadap arah depan menurun, arah depan, dan arah depan naik.
nilai kepadatan sel kon bagian retina telah diketahui. Sumbu penglihatan ikan
Kakap Putih (Lates calcarifer) adalah kedepan atas, karena kepadatan sel kon
terdapat di ventral. Berbeda dengan ukuran diameter lensa, nilai kepadatan sel kon
akan semakin menurun seiring ukurang panjang tubuh ikan yang bertambah. Hal
ini terjadi karena sel kon tersebut mengalami perbesaran ukuran dengan semakin
bertambahnya ukuran tubuh ikan. Berbeda dengan ukuran diameter lensa, nilai
kepadatan sel kon akan semakin menurun jika ukuran panjang tubuh ikan
bertambah, hal ini terjadi karena sel kon tersebut mengalami perbesaran ukuran
dengan semakin bertambahnya ukuran tubuh ikan (Fitri dan Asriyanto, 2009).
18
3.2.1. Materi
a. alat
Alat yang digunakan dalam Praktikum Tingkah Laku Ikan Materi Fisiologi
Tabel 1. Alat yang digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan Fisiologi
Penglihatan.
No Alat Ketelitian Kegunaan
1 Alat bedah - Sebagai alat pembedah ikan
2 Kassa - Sebagai alat pembungkus spesimen
3 Modul - Sebagai alat panduan pengamatan
4 Botol sampel - Sebagai alat meletakkan sampel
5 Penggaris 1 mm Sebagai alat pengukur panjang tubuh ikan
6 Cetakan parafin - Sebagai alat penanaman specimen
7 Alat tulis - Sebagai alat mencatat
8 Benang jahit - Sebagai alat mengikat specimen
9 Jangka sorong 0,01 cm Sebagai alat pengukur diameter lensa ikan
10 Kamera - Sebagai alat dokumentasi
11 Pisau - Sebagai alat pemotong kepala ikan
12 Styrofoam - Sebagai alat untuk tempat ikan
13 Bunsen - Sebagai alat mencairkan paraffin
Sebagai alat penyangga atau alas wadah
14 Kawat kasa -
seperti beaker glass
15 Kaki tiga - Sebagai alat penyangga kawat kassa
16 Cawan - Sebagai alat meletakkan spesimen mata
17 Mikroskop - Sebagai alat mengamati specimen
18 Beaker glass - Sebagai alat tempat mencairkan parafin
Sumber : praktikum tingkah laku ikan, 2018.
19
b. bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan Materi
Fisiologi Penglihatan.
No Bahan Kegunaan
(Lates calcarifer)
Merah (Lutjanus
campechanus)
3.2.2. Metode
a. Pengambilan sampel
Spesimen mata ikan harus berasal dari ikan hidup. Sebelum dilakukan
pemotongan terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang total (total length) dan
panjang tubuh (body length) ikan. Pengambilan spesimen dilakukan dengan cara
20
memotong bagian belakang kepala ikan, kemudian kepala dibelah menjadi dua
bagian yang terpisah antara mata kanan dan kiri. Pada saat mengambil matanya,
hendaknya dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh bola mata yang utuh dan
tanpa cacat. Mata ikan yang sudah terpisah, kemudian direndam dalam larutan
Bouin’s selama 24 - 48 jam. Lensa mata diambil dan diukur diameternya (mm).
b. prosedur histologi
1. Fiksasi
Tahap ini berfungsi agar bentuk sediaan sama dengan kondisi jaringan saat
hidup. Larutan yang digunakan adalah larutan Bouin’s yang merupakan larutan
majemk yang terdiri atas formalin, asam pikrat, dan asam asetat pekat dengan
2. Dehidrasi
Tahap ini berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam jaringan. Sebelum
menjalani proses dehidrasi, sampel mata ikan dipotong, diambil lensa matanya
kemudian diukur diameternya. Setelah diketahui posisi optic cleft, maka dapat
ditentukan bagian dorsal, ventral, nasal, dan temporal dari mata ikan tersebut. Bola
mata ikan pada bagian retina dibagi menjadi 24 bagian potongan, kemudian
dimasukkan ke dalam kasa dan direndam alkohol 70% dalam effendort tube.proses
dehidrasi dilakukan dengan merendam sampel retina mata ikan pada alkohol 80%,
alkohol 90%, alkohol 95% masing – masing selama 2 jam secara bergantian.
Kemudian direndam dalam alkohol murni selama 12 jam dan direndam larutan
3. Penjernihan (clearing)
jaringan setelah proses dehidrasi. Sampel mata ikan dimasukkan ke dalam larutan
xylol-alkohol yaitu campuran antara larutan xylol dengan alkohol 100% dengan
mengakibatkan jaringan menjadi keras dan rapuh, selain itu kandungan zat-zat
4. Pencucian
mencelupkan ke dalam air dalam waktu yang relatif singkat (10-30 detik).
Pencucian berguna untuk membersihkan sisa-sisa larutan dehidran dan fiksatif yang
5. Infiltrasi
Media yang digunakan adalah parafin. Urutan infiltrasi adalah sebagai berikut:
menit;
c. Parafin III dicairkan dengan cara yang sama seperti parafin I kemudian
a. Alat blok, cashbath bersuhu 70oC dan parafin dalam wadah parafin yang
retina mata ikan diambil dari kain kasa dan ditata pada cetakan dengan
c. Setelah sampel retina mata ikan ditata dan parafin dalam cetakan agak
penuh.
d. Parafin blok ditempatkan pada cold plate atau bantalan es yang bersuhu 5oC
agar cepat membeku dan padat serta tidak pecah saat dilakukan penyayatan.
7. Pengamatan.
23
Ikan sampel
FIKSASI
Sampel mata ikan
retina. Mata ikan sangat membantu dalam keberlangsungan hidup ikan karena
berpengaruh terhadap cara ikan mencari makan, menghindari predator dan alat
tangkap. Mata ikan mempunyai bagian serta fungsi masing – masing. Hasil
pengamatan yang telah dilakukan terhadap struktur ikan kakap putih (Lates
Indera penglihatan dapat berfungsi dengan baik bila terdapat cahaya terang
karena tiadanya sumber cahaya yang masuk pada mata ikan. Hampir semua
makhluk hidup bergantung pada mata, terutama ikan. Fungsi mata bagi ikan sangat
banyak. beberapa fungsi mata pada ikan yaitu untuk melihat keadaan lingkungan
sekitar yang dapat membantu mencari makan, untuk menghindar dari predator dan
25
sebagai alat untuk melihat alat tangkap, sehingga dapat menghindar dari alat
Struktur mata ikan terdiri dari kornea, lensa, iris dan aqueous humor. Retina
merupakan bagian terpenting mata yang menutupi sebagian besar mata. Bagian
dalam retina terdapat photoreseptor yaitu bagian sel neural khusus pada retina mata
yang berfungsi menyerap energi cahaya berupa foton yang digunakan untuk proses
penglihatan. Terdapat dua tipe photoreseptor pada ikan yaitu sel kon dan sel rod.
Sel kon dapat berfungsi pada penglihatan dengan cahaya terang, sedangkan sel rod
dapat berfungsi di cahaya samar. Sel kon terdiri sel kon (single cone) dan sel kon
(twin con). Sel kon (single cone) lebih banyak ditemukan pada hewan vertebrata
sedangkan sel kon (twin cone) ditemukan lebih banyak di hewan invertebrata.
Bagian sklera merupakan jaringan ikat yang lentur dan memberikan bentuk pada
mata. Lensa mempunyai fungsi memfokuskan bayangan yang jatuh agar tepat ke
retina. Aqueous humor merupakan cairan jernih yang dihasilkan oleh korpus
silindris. Hal ini diperkuat oleh Syam dan Satria (2009), pada kondisi cahaya redup
reseptor rod berperan sebagai scoptic vision dan pada kondisi cahaya terang
titik dari suatu objek pada satu garis. Ketajaman penglihatan merupakan faktor
beda. Pengamatan terhadap ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) untuk mengetahui
kemampuan ikan dalam melihat objek atau mangsa dengan jelas. Hasil pengamatan
yang telah dilakukan pada analisis hubungan panjang tubuh dengan diameter
26
ketajaman penglihatan ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) tersedia pada Gambar
3.
0.14 0.13
0.12
Ketajaman Penglihatan
0.10 0.092
0.08
0.06
0.04
0.02
0.00
200 220
Panjang Tubuh (mm)
Gambar 3. Grafik Hubungan Panjang Tubuh dengan Ketajaman
Penglihatan.
penglihatan sebesar 0,13. Ikan Kakap Puth (Lates calcarifer) kecil memiliki
ketajaman penglihatan sebesar 0,092. Fakor penting pada ikan salah satunya
kemampuan mata ikan untuk melihat suatu obyek berbeda – beda. Hubungan timbal
balik dalam penglihatan yang diistilahkan adalah pembeda terkecil atau minimum
separable angle (MSA), untuk membedakan dua sasaran penglihatan terdekat yang
dapat diuji melalui pengujian histologi. Ketajaman penglihatan ikan tergantung dari
dua faktor yaitu diameter lensa dan kepadatan sel kon pada rertina. Hubungan
ketajaman penglihatan dengan diameter lensa dan kepadatan sel kon yaitu
berbanding lurus.
27
ikan dalam melihat suatu obyek benda pada dua titik dalam satu garis. Ketajaman
pengliahatan berkaitan erat dengan panjang tubuh, diameter lensa dan kepadatan
sel kon. Semakin panjang tubuh ikan maka berdampak terhadap melebarnya
diameter lensa ikan dan ketajaman penglihatan mata ikan dimana saling
berpengaruh dan berhubungan, hubungan tersebut yaitu berbanding lurus. Hal ini
penglihatan ikan tergantung dari dua faktor yaitu diameter lensa dan kepadatan sel
kon pada retina. Diameter lensa mata ikan berbanding lurus dengan ukuran panjang
tubuh ikan yang artinya semakin panjang tubuh ikan maka diameter lensa mata ikan
adanya pergerakan gambar obyek dari lensa menuju retina dan sangat
telah dilakukan pada analisis hubungan panjang tubuh dengan sudut pembeda
0.0035 0.00314
Sudut Pembeda Terkecil
0.003
0.0025 0.00217
0.002
(rad)
0.0015
0.001
0.0005
0
200 222
Panjang Tubuh (mm)
ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) besar memiliki sudut pembeda terkecil yaitu
2,17 x 10-3 . Nilai sudut pembeda terkecil pada ikan Kakap Putih (Lates calcarifer)
kecil sebesar 3,14 x 10-3. hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai sudut
pembeda terkecil pada ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) besar memiliki nilai
lebih kecil dari pada ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) kecil. Hal ini menunjukkan
bahwa panjang tubuh ikan berbanding terbalik dengan sudut pembeda terkecil.
Sudut pembeda terkceil merupakan salah satu faktor besar kecilnya ketajaman
penglihatan mata ikan. Sudut pembeda tekecil erat kaitannya dengan karakteristik
pemantulan sinar ke lensa dan kecepatan mengenai retina, semakin cepat obyek
yang diterima maka semakin besar pula ketajaman penglihatan ikan tersebut. Nilai
sudut pembeda terkecil berbanding terbalik dengan panjang tubuh dan ketajaman
penglihatan ikan. Semakin besar tubuh ikan semakin tinggu juga nilai ketajaman
nilai ketajaman penglihatan, tetapi sudut pembeda terkecil semakin kecil. Hal ini
diperkuat oleh Fiolita et al. (2017), semakin bertambah panjang tubuh ikan maka
diameter lensa akan meningkat, fokus lensa akan meningkat dan ketajaman
Sudut pembeda terkecil akan dipengaruhi oleh ukuran diameter lensa karena
Diameter lensa berbanding lurus dengan panjang tubuh ikan namun berbanding
diperoleh pada analisis hubungan panjang tubuh dengan diameter lensa ikan Kakap
12
10
10
0
200 222
Panjang Tubuh (mm)
bahwa ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) besar mempunyai diameter lensa yaitu
10 mm, sementara diameter lensa ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) kecil adalah
8 mm. Diameter pada ikan Kakap Putih (Lates calcafier) besar memiliki diameter
lebih besar daripada diameter lensa pada ikan kakap putih (Lates calcarifer) kecil.
Semakin bertambahnya umur ikan maka semakin besar diameter lensa ikan.
Diameter lensa ikan juga bertambah seiring dengan pertambahan panjang tubuh
ikan. Hal ini membuktikan bahwa umur ikan berbanding lurus dengan diameter
lensa ikan. Diameter lensa mata sangat berpengaruh terhadap ketajaman mata.
Lensa akan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mata dan memfokuskanya
retina. Lensa mata berfungsi untuk membentuk sebuah gambar pada retina, untuk
menjadi bayangan yang tepat terbentuk pada retina sehingga dapat dilihat dengan
jelas. Diameter lensa akan memberi pengaruh terhadap sudut pembeda terkecil,
Bertambah besarnya diameter lensa akan meningkatkan focus lensa mata pada ikan
semakin meningkat. Hal ini diperkuat oleh Fitri dan Asriyamto (2009), fisiologi dan
histologi organ penglihatan terutama dari jumlah dan susunan sel reseptor kon
(cone), rod, dan diameter lensa ikan merupakan fenomena yang menarik untuk
dikaji, Ketajaman ikan tergantung dua faktor yaitu dari diameter lensa dan
ketajaman penglihatan. Hubungan antara panjang total dan kepadatan sel kon
adalah berbanding terbalik, dimana semakin besar ukuran panjang tubuh ikan maka
kepadatan sel konnya akan semakin menurun. Sel kon merupakan sel fotoreseptor
yang sensitive terhadap cahaya terang yang digunakan untuk proes pengelihatan.
Sumbu penglihatan diperoleh setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina
mata diketahui yaitu dengan cara menarik garis lurus dari bagian retina yang
memiliki nilai kepadatan sel kon tertinggi menuju titik pusat lensa mata. Sumbu
penglihatan masing-masing jenis ikan dapat ditentukan setelah nilai kepadatan sel
kon tiap bagian dari retina mata ikan diketahui, yaitu dengan cara menarik garis
lurus melalui lensa mata. Hasil pengamatan pada analisis hubungan panjang tubuh
dengan kepadatan sel kon ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) tersedia pada Gambar
6.
31
86 85
84
82
Kakap Putih (Lates calcarifer) besar mempunyai kepadatan sel kon tertinggi
sebanyak 85. Kepadatan sel kon ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) kecil
sebanyak 75. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan sel kon yang dimiliki ikan
Kakap Putih (Lates calcarifer) besar lebih banyak dibanding kepadatan sel kon
ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) kecil. Semakin tua umur ikan maka
kepadatan sel kon juga semakin meningkat. Sel kon berpengaruh terhadap
penglihatan mata ikan. Sel kon merupakan sel fotoreseptor yang terdapat pada
retina mata yang mempunyai peranan penting untuk penglihatan. Sel kon
terhadap cahaya di bandingkan sel kon tunggal, karena sel kon tunggal hanya
mampu melihat cahaya putih. Semakin padat sel kon pada mata ikan maka nilai
menunjukan bahwa semakin panjang tubuh ikan maka mata ikan semakin besar
32
dan kepadatan sel kon mata semakin tinggi pula. Namun terdapat pendapat yang
dengan kepadatan sel kon. Hal ini diperkuat oleh pendapat Fiolita et al. (2017),
yang menyatakan bahwa diameter lensa mata ikan berbanding lurus dengan
ukuran panjang tubuh ikan, sedangkan hubungan antara panjang tubuh ikan
ikan untuk melihat suatu obyek benda dengan jarak terjauh yang didasarkan dari
dengan menggunakan rumus phytagoras. Obyek benda yang dianggap dilihat ikan
bahwa ketajaman penglihatan yang digunakan dalam satuan derajat dan obyek yang
menjadi sasaran penglihatan merupakan diameter dari ukuran obyek benda tersebut
yang dianggap berbentuk dot. Perbedaan jenis ikan apakah juga akan mempunyai
demikian pula dengan jarak pandang dan kemampuan membedakan warna jaring
pada contrast background yakni warna biru laut pada bak penelitian. Hal tersebut
pengembangan alat tangkap agar efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Hasil
25.00 Pelampung
PVC
20.00 Pemberat
10.00
5.00
maksimum yang dimiliki ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) terdapat perbedaan
antara yang berukuran besar dengan ikan yang berukuran kecil dalam melihat
ukuran objek yang sama. Hal ini dapat dianalisis berdasarkan nilai jarak maksimum
penglihatan mata ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), yaitu pada beberapa objek
antara lain pelampung PVC yang berdiameter 3,52 mm, pemberat timah dengan
diameter 1,01 mm, jaring PA berdiameter 0,02 dan tali PE berdiameter 0,075 mm
terdapat perbedaan. Hasil pengamatan pada jenis ikan Kakap Putih (Lates
calcarifer) yang berukuran besar dengan panjang tubuh 222 mm mampu melihat
objek berupa pemberat timah (Pb) sejauh 0,0133 m, pelampung PVC sejauh 0,0464
maksimum penglihatan pada jenis ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) yang
berukuran kecil dengan panjang tubuh 200 mm dapat melihat objek berupa
pemberat timah (Pb) sejauh 0,000921 m, pelampung PVC sejauh 0,00321 m, tali
34
umur ikan maka semakin jauh juga jarak pandang maksimum ikan. Ikan besar
mempunya jarak pandang maksimum yang lebih jauh daripada ikan kecil.
Ikan akan terus bertambah panjang dan lebar tubuhnya seiring dengan
pertambahan umur ikan. Ikan yang besar mempunyai panjang tubuh yang lebih
panjang daripada ikan kecil. Jarak pandang maksimum juga dipengaruhi oleh
bertambah juga jarak pandang maksimum ikan. Menurut Riyanto et al. ( 2011), ikan
kerapu macan dengan ukuran panjang total 200-300 mm dapat melihat obyek
Nilai jarak pandang ikan kerapu macan untuk ukuran panjang total 200-300 mm
adalah relatif sama. Hal ini disebabkan oleh nilai ketajaman penglihatan dan
perbedaan panjang total ikan sampel yang diteliti relatif rendah. Nilai jarak pandang
maksimum ikan kerapu macan ini tergolong rendah, mengingat ikan ini hidup di
habitat terumbu karang yang cenderung pasif bergerak dan menunggu datangnya
Kakap Merah (Lutjanus campechanus) besar memiliki nilai kepadatan sel kon
tertinggi yaitu 85 dan nilai kepadatan sel kon tertinggi pada jenis ikan Kakap Merah
35
(Lutjanus campechanus) kecil sebesar 75. Sumbu penglihatan pada jenis Kakap
Merah (Lutjanus campechanus) bersifat upper fore. Upper fore adalah perubahan
arah pada diopter ke arah depan dan ke atas sehingga sumbu penglihatan akan ke
arah depan dan kearah atas. Nilai kepadatan sel kon tertinggi pada jenis Kakap
Merah (Lutjanus campechanus) besar berada di angka dua belas dan nilai kepadatan
sel kon tertinggi ikan Kakap Merah (Lutjanus campechanus) kecil berada di angka
sepuluh. Angka dua belas dan sepuluh termasuk kedalam angka yang berada di
bagian bawah, sehingga arah sumbu penglihatannya yaitu arah atas. Hal ini
diperkuat Fitri dan Asriyanto (2009), yang menyatakan bahwa sumbu penglihatan
masing – masing jenis ikan ditentukan setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian
dari retina mata ikan diketahui, yaitu dengan cara menarik garis lurus melalui lensa
mata.
Sumbu penglihatan adalah arah fokus penglihatan utama dari ikan yang
ditentukan dengan cara menarik garis lurus dari lokasi sel kon terpadat melalui
kebiasaan ikan dalam melihat makanan atau obyek lain. Menentukan sumbu
penglihatan terlebih dahulu mengetahui kepadatan sel kon yang biasanya terletak
yang dihasilkan dengan menarik garis lurus dari bagian retina menuju ke titik lensa
mata, biasanya menghadap arah depan menurun (lower-fore), arah depan (fore) dan
arah depan naik (upper-fore). Ikan Kakap Merah (Lutjanus campechanus) besar
memiliki kepadatan sel kon yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan Kakap
bertambahnya umur ikan yang diikuti dengan pertambahan panjang tubuh ikan,
36
maka semakin bertambah juga kepadatan sel kon. Menurut Riyanto et al. (2011),
hubungan antara panjang total dan kepadatan sel kon adalah berbanding terbalik,
dimana semakin besar ukuran panjang tubuh ikan maka kepadatan sel konnya akan
semakin menurun. setiap pertambahan panjang total sebesar satu satuan maka akan
mengurangi kepadatan sel kon sebesar 0,24 satuan. Nilai korelasi regresi diperoleh
sebesar 0,97, yang berarti bahwa pertambahan panjang total memiliki hubungan