Anda di halaman 1dari 25

III.

MATA

3.1. Tinjauan Pustaka

3.1.1. Morfologi mata ikan

a. retina mata ikan

Retina adalah layar pada mata untuk menangkap bayangan yang dibentuk

oleh lensa mata. Retina adalah bagian dari mata yang sensitif terhadap cahaya.

Pengamatan pada retina ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)

dilihat menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Pada retina ini akan

diamati bentuk dan susunan sel batang dan sel kerucut yang terdapat disekitar

retina tersebut. Retina bagian dari organ penglihatan ini merupakan komponen

terpenting dalam hubungannya dengan cahaya. Retina terdiri dari 10 lapisan yang

diantaranya terdapat sel fotoreseptor. Pengamatan dilakukan dengan beberapa kali

perbesaran agar gambar dapat terlihat lebih jelas. (fiolita et.al., 2011).

Retina merupakan bagian dari indera penglihatan yang bertanggung

jawab dalam merespon perubahan cahaya terang kegelap atau sebaliknya. Retina

adalah layar pada mata untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa

mata. Retina adalah bagian dari mata yang sensitif terhadap cahaya. Retina seperti

yang telah diketahui merupakan organ mata yang paling utama dalam hal

ketajaman mata. Menunjukan kepadatan sel batang dan sel kerucut. Sel kerucut

pada ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) berpola mozaik yang

tersusun dalam bentuk persegi. (Fitri, 2011).


b. vitreous humor

Penglihatan yang ada ikan yaitu dilakukan dengan organ mata yang peka

terhadap suatu rangsang cahaya dan di dalam mata tesebut untuk menjaga suatu

kekokohannya ada suatu cairan khusus yang ada di dalamnya yang disebut dengan

vitreous humor. Vitreous adalah cairan kental bening yang mengisi bagian tengah

mata, dan terletak di antara lensa kristal dan retina, kedua cairan tersebut

berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata ikan tersebut, cairan

tersebut biasanya mengisi rongga mata dan untuk meneruskan cahaya dari lensa

menuju ke retina benar-benar memaksa mata untuk mempertahankan bentuknya,

cahaya menyebabkan reaksi kimia yang terjadi pada mata dalam sel kerucut yang

akibatnya mengirim pesan listrik ke otak. (Octavia dan Himayani, 2017).

Vitreous diproduksi oleh beberapa sel selaput jala, rangkaian kolagen, dan

juga susunan protein dalam jumlah mikro dan hanya memiliki sangat sedikit zat

yang padat, vitreous dapat menahan mata. Vitreous humor memiliki indeks bias

1.336. Vitreous humor merupakan bagian yang penting yang di lewati oleh

cahaya, ketika melihat sebuah benda, cahaya, dari, dan vitreous humor untuk

mencapai retina yang di fokuskan di bagian makula yang merupakan tempat sel

kerucut berada didalam mata ikan tersebut yang berfungsi untuk respon cahaya

terang. (Octavia dan Himayani, 2017).

c. lensa mata ikan

Lensa mata berfungsi untuk membentuk sebuah gambar pada retina. Untuk

menjadi bayangan yang tepat terbentuk pada retina sehingga dapat dilihat dengan

jelas. Untuk mengatur bayangan selalu jatuh pada retina, lensa dapat menebal dan

menipis disesuaikan dengan jarak benda ke mata. Bayangan yang terbentuk pada
retina adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Lensa bentuknya bulat seperti bola

Lensa merupakan bagian terpenting dalam organ penglihatan, karena lensa mata

akan mengatur penglihatan dekat atau jauh. Lensa pada ikan juga diketahui

memiliki kekuatan pembiasan sehingga bayangan tepat mencapai retina. Lensa

pada mata ikan Kembung Perempuan (Rastrelliger brachysoma) ini berwarna

kuning bening Lensa yang berwarna kuning ini menjadi ciri khas bagi ikan ini,

karena ikan dengan lensa yang berwarna kuning ini akan berfungsi mengurangi

jumlah cahaya gelombang pendek yang tersebar (Fiolita et.al., 2011).

Lensa mata dan ukuran tubuh memiliki hubungan timbal balik. Berdasarkan

hasil pengukuran yang dilakukan antara panjang tubuh standar ikan Kembung.

Apabila dihubungkan dengan panjang tubuh ikan, diameter lensa akan berbanding

lurus dengan panjang ikan, dalam artian semakin panjang tubuh ikan maka ukuran

diameter akan semakin besar pula, pertambahan ukuran tubuh sangat

mempengaruhi diameter lensa mata, karena semakin bertambahnya ukuran tubuh

maka bertambah juga ukuran lensa, diameter lensa mata meningkat seiring dengan

pertambahan panjang tubuh. Tetapi pertumbuhan diameter lensa mata akan

terhenti pada titik tertentu sedangkan pertumbuhan panjang tubuh akan tetap

berlangsung. Pertambahan diameter lensa akan meningkatkan fokus lensa

semakin bertambah panjang tubuh ikan maka diameter lensa akan meningkat,

fokus lensa akan meningkat dan ketajaman penglihatan ikan semakin meningkat

karena meningkatnya fokus lensa menyebabkan nilai sudut pembeda terkecil

semakin kecil. Jika cahaya masuk ke mata, lensa akan membantu menyesuaikan

dan memfokuskan cahaya pada retina. Lensa mata ini terletak tepat di belakang

pupil dan membantu dalam memfokuskan cahaya pada retina (Fiolita et.al., 2011).
Lensa mata berfungsi untuk membentuk sebuah gambar pada retina. Untuk

menjadi bayangan yang tepat terbentuk pada retina sehingga dapat dilihat dengan

jelas. Untuk mengatur bayangan selalu jatuh pada retina, lensa dapat menebal dan

menipis disesuaikan dengan jarak benda ke mata. Bayangan yang terbentuk pada

retina adalah nyata, terbalik diperkecil. Bertambah besarnya ukuran diameter

lensa akan meningkatkan fokus lensa pada mata ikan. Meningkatnya fokus lensa

pada mata ikan maka akan menambah ketajaman mata ikan dalam menghindari

musuhnya dan untuk ikan jenis pelagis kecil ini akan mempertajam

penglihatannya dalam berburu mangsa dan mencari makan demi kelangsungan

hidupnya. (Fiolita et.al., 2011).

3.1.2 Analisis Penglihatan Ikan

a. ketajaman penglihatan

Mata ikan telah melalui seleksi alamiah dan evolusi. Proses evolusi tersebut

telah memaksimalkan kemampuan fotoreseptor pada sistem penglihatan ikan,

dimana mata ikan dapat menyerap puncak panjang gelombang yang berbeda

beda. Penelitian fisiologi dan histologi organ penglihatan terutama dari jumlah

dan susunan sel reseptor kon (cone), rod,dan diameter lensa ikan merupakan

fenomena yang menarik untuk dikaji agar dapat mengetahui pola tingkah lakunya,

khususnya dalam hal indeks ketajaman penglihatan kaitannya dengan jarak

pandang maksimum dan aplikasinya terhadap pendeteksian terhadap alat tangkap

khususnya dalam pembedaan warna terhadap suatu alat tangkap (Fitri dan

Asriyanto, 2011).

Ketajaman penglihatan ikan tergantung dari dua faktor yaitu diameter lensa

dan kapadatan sel kon pada retina. Diameter lensa mata ikan berbanding lurus
dengan ukuran panjang tubuh ikan yang artinya semakin panjang tubuh ikan maka

diameter lensa mata ikan akan bertambah pula. Hal ini terjadi karena diameter

lensa mata ikan yang ikut bertambah mengakibatkan gambar suatu objek yang

melalui lensa mata menuju retina akan semakin cepat. Perbedaan jenis ikan

mempunyai perbedaan dalam hal ketajaman penglihatan dan kemampuan

penglihatannya, demikian pula dengan jarak pandang dan kemampuan

membedakan warna jarring. Hal tersebut juga akan mendukung perkembangan

alat tangkap dalam hal desain/rancang bangun berdasarkan pemilihan warna jaring

dalam memperoleh hasil tangkapan optimal sehingga akan diperoleh suatau

pengembangan desain atau metode pengembangan alat tangkap agar efektif,

efisien, dan ramah lingkungan. (Fitri dan Asriyanto, 2009).

Analisis data ketajaman penglihatan (visual acuity) dihitung berdasarkan

nilai kepadatan sel kon setiap 0,01 mm2 luasan pada masing-masing bagian dari

retina dengan menggunakan rumus sudut pembeda terkecil (minimum separable

angle) sebagai berikut:

1 20,1(10,25)
() =

dengan,

(rad) = sudut pembeda terkecil (dalam radian)

F = jarak fokus (berdasarkan formula Matthienssons (F = 2,55.r)

0,25 = nilai penyusutan spesimen mata akibat proses histologi

n = jumlah sel kon terpadat per luasan 0,01 mm2 yang merupakan hasil

pengamatan di bawah mikroskop.


Ketajaman penglihatan (visual acuity = VA) merupakan kebalikan dari

nilai sudut pembeda terkecil yang dikonversi dengan rumus sebagai berikut:
1
180
= (() 60)

dengan,

VA = ketajaman penglihatan

(rad) = sudut pembeda terkecil (dalam radian)

n = jumlah sel kon terpadat per luasan 0,01 mm2 yang merupakan hasil

pengamatan di bawah mikroskop (Fitri dan Asriyanto, 2009).

b. jarak pandang maksimum

Jarak pandang maksimum ikan kerapu memiliki jangkauan yang lebih jauh

dibandingkan ikan kakap dengan obyek benda yang dilihat berukuran sama karena

indeks ketajaman penglihatan ikan kerapu lebih besar dibandingkan ikan kakap

sehingga akan berpengaruh terhadap jangkauan penglihatannya. Jarak pandang

maksimum ikan akan semakin meningkat dengan semakin besarnya ukuran

diameter objek benda yang dilihat. Berbeda dengan ukuran diameter lensa, nilai

kepadatan sel kon akan semakin menurun jika ukuran panjang tubuh ikan

bertambah, hal ini terjadi karena sel kon tersebut mengalami perbesaran ukuran

dengan semakin bertambahnya ukuran tubuh ikan. (Fitri dan Asriyanto, 2009).

Analisis perhitungan jarak pandang maksimum (Maximum sighting

distance) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus phytagoras dengan asumsi

kondisi perairan dalam keadaan jernih (clear water), ketajaman penglihatan ()

yang digunakan adalah dalam satuan sudut derajat (minimum seperable angle

degrees), obyek yang menjadi sasaran penglihatan merupakan diameter dari benda
yang di lihat, obyek dianggap berbentuk titik. Perhitungan jarak pandang

maksimum (D) dengan menggunakan rumus phytagoras adalah sebagai berikut:

(0,5)
=
tan ()

dengan,

d = diameter obyek (mm)

(rad) = sudut pembeda terkecil (dalam radian) (Fitri dan Asriyanto, 2011).

c. sumbu penglihatan

Sumbu penglihatan (visual axis) diidentifikasi untuk mengetahui kebiasaan

ikan dalam makanan atau objek yang lain. Untuk menentukan sumbu penglihatan

terlebih dahulu perlu diketahui sel kon pada area dorso-temporal, temporal atau

vetro-temporal diretina mata ikan, dari nilai kepadatan sel kon tersebut, kearah

depan menurun (lower-fore),arah depan (fore) dan arah depan-naik (upper-fore).

Sumbu penglihatan masing-masing jenis ikan dapat ditentukan setelah nilai

kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata ikan diketahui, yaitu dengan cara

menarik garis lurus melalui lensa mata. Sumbu penglihatan ikan kerapu adalah

arah depan atas (fore upper) dengan kepadatan sel cone terdapat pada daerah

ventro temporal (Fitri dan Asriyanto, 2009).

Sumbu penglihatan ikan menenjukkan pola makan dan pola hidup ikan

dari tersebut. Misalnya ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki

sumbu penglihatan kearah depan naik (upper-fore) sehingga dalam mendapatkan

mangsanya ikan kerapu cenderung untuk menangkap mangsa yang berenang

dikedalaman yang lebih dangkal dibandingkan dengan posisi kedalaman ikan itu

sendiri. Meskipun ikan kerapu memiliki nilai ketajaman penglihatan yang

tergolong rendah dibandingkan ikan tuna. (Fitri, 2011).


3.2. Materi dan metode

3.2.1. Materi

a. Alat

Alat yang digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan Materi Fisiologi

Penglihatan tersaji dalam tabel 1.

Tabel 1. Alat yang Digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan Materi
Fisiologi Penglihatan.
No Alat Ketelitian Kegunaan

1 Alat bedah - Sebagai alat membedah ikan

2 Kassa - Sebagai alat membungkus spesimen

3 Modul - Sebagai alat panduan pengamatan

4 Botol sampel - Sebagai alat meletakkan sampel

5 Penggaris 1 mm Sebagai alat mengukur panjang tubuh ikan

6 Cutter - Sebagai alat memotong spesimen


Cetakan
7 - Sebagai alat penanaman spesimen
parafin
8 Alat tulis - Sebagai alat mencatat

9 Benang jahit - Sebagai alat mengikat spesimen

10 Jangka
0,01 cm Sebagai alat mengukur diameter lensa ikan
sorong

11 Kamera - Sebagai alat dokumentasi

12 Pisau - Sebagai alat memotong kepala ikan

13 Styrofoam - Sebagai alat tempat ikan

14 Bunsen - Sebagai alat mencairkn paraffin

Sebagai alat menahan atau alas wadah seperti


15 Kawat kasa -
beaker glass
Sumber: Praktikum Tingkah Laku Ikan, 2017.
Lanjutan Tabel 2. Alat yang Digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan
Materi Fisiologi Penglihatan.
No Alat Ketelitian Kegunaan
16 Kaki tiga - Sebagai alat menyangga kawat kassa
17 Cawan - Sebagai alat meletakkan spesimen mata
18 Mikroskop - Sebagai alat mengamati spesimen
Sumber: Praktikum Tingkah Laku Ikan, 2017.

b. Bahan

Bahan yang digunakan padaPraktikum Tingkah Laku Ikan Materi

Fisiologi Penglihatan tersaji dalam tabel 2.

Tabel 2. Bahan yang Digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan Materi
Fisiologi Penglihatan.
No Bahan Kegunaan
Sebagai bahan larutan untuk merendam
1 Larutan Bouins
sampel mata ikan
Ikan tongkol Sebagai ikan sampel yang akan diambil
2
(euthynnus affinis) matanya

3 Parafin Sebagai bahan membekukan sampel ikan

4 Foto sel cone Sebagai obyek yang diamati

5 Alkohol 70% Sebagai larutan membersihkan sampel mata

Sebagai bahan menetralkan alat-alat


6 Aquadest
praktikum
Preparat Ikan Kakap
7 Merah (Lutjanus Sebagai tempat obyek pengamatan
campechanus)

Sumber: Praktikum Tingkah Laku Ikan, 2017.


3.2.2. Metode

a. Pengambilan sampel

Metode dalam pengambilan sampel mata pada ikan adalah sebagai berikut:

Spesimen mata ikan harus berasal dari ikan hidup. Sebelum dilakukan

pemotongan terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang total (total length) dan

panjang tubuh (body length) ikan. Pengambilan spesimen dilakukan dengan

caramemotong bagian belakang kepala ikan, kemudian kepala dibelah menjadi

dua bagian yang terpisah antara mata kanan dan kiri. Saat mengambil matanya,

hendaknya dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh bola mata yang utuh dan

tanpa cacat.Mata ikan yang sudah terpisah, kemudian direndam dalam larutan

Bouins selama 24 jam.Lensa mata diambil dan diukur diameternya

(mm).Kemudian catat hasil yang telah didapatkan.

b. Prosedur histologi

Metode yang digunakan dalam prosedur histology penglihatan pada ikan

adalah sebagai berikut :

1. Fiksasi

Tahap ini berfungsi agar bentuk sediaan sama dengan kondisi jaringan saat

hidup. Larutan yang digunakan adalah larutan Bouins merupakan larutan

majemuk yang terdiri atas asam pikrat, formalin, dan asam asetat pekat dengan

perbandingan 15:5:1. Sampel mata ikan yang telah direndam larutan Bouins

kemudian direndam dalam alkohol 70%.

2. Dehidrasi

Tahap ini berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam jaringan. Sebelum

menjalani proses dehidrasi, sampel mata ikan dipotong, diambil lensa matanya
kemudian diukur diameternya, setelah diketahui posisi optic cleft, maka dapat

ditentukan bagian dorsal, ventral, nasal, dan temporal dari mata ikan tersebut.

Bola mata ikan pada bagian retina dibagi menjadi 24 bagian potongan, kemudian

dimasukkan kedalam kasa dan direndam alkohol 70% dalam effendorft tube.

Proses dehidrasi dilakukan dengan merendam sampel retina mata ikan pada

alkohol 80%, alkohol 90% masing-masing selama 2 jam secara bergantian,

kemudian direndam dalam alkohol murni selama 12 jam, setelah itu rendam

larutan alkohol murni selama 1 jam.

3. Penjernihan (clearing)

Tujuan penjernihan adalah menggantikan tempat alkohol dalam jaringan

setelah proses dehidrasi. Sampel mata ikan dimasukkan kedalam larutan xylol-

alkohol, yaitu campuran antara xylol dengan alkohol 100% dengan perbandingan

1:1 selama 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan xylol I, xylol II, dan xylol III

selama 30 menit. Perendaman yang terlalu lama akan mengakibatkan jaringan

menjadi keras dan rapuh, selain itu kandungan zat-zat berbahaya dalam larutan

xylol dapat meracuni tubuh manusia.

4. Pencucian

Spesimen yang telah mengalami dehidrasi selanjutnya dicuci dengan cara

mencelupkan kedalam air dalam waktu yang relatif singkat (10-30 detik).

Pencucian berguna untuk membersihkan sisa-sisa larutan dehidran dan fiksatif

yang masih menempel pada spesimen.

5. Infiltrasi

Tahap ini berfungsi untuk mencelupkan media penanaman dalam jaringan.

Media penanaman ini berguna untuk mempermudah proses penyayatan spesimen.


Media yang digunakan adalah parafin. Urutan infiltrasi adalah sebagai berikut :

a. Parafin I dicairkan dahulu sampai bening dengan cara dipanaskan terlebih

pada suhu 700 C, kemudian jaringan spesimen direndam kedalam parafin I

selama 45 menit;

b. Parafin II dicairkan dengan cara yang sama seperti parafin I kemudian

jaringan direndam kedalam parafin II selama 45 menit;

c. Parafin III dicairkan dengan cara yang sama seperti parafin I kemudian

jaringan direndam kedalam parafin III selama 45 menit; dan

d. Parafin IV dicairkan dengan cara yang sama seperti parafin I kemudian

jaringan direndam kedalam parafin IV selama 45 menit.

6. Penanaman jaringan (embedding)

Tahap ini untuk mengeraskan atau memadatkan jaringan agar

memudahkan dalam penyayatan. Untuk proses embedding adalah sebagai berikut :

a. Alat blok, cashbath bersuhu 700 C dan parafin dalam wadah parafin yang

telah dicairkan disiapkan;

b. Parafin cair dituangkan sedikit ke tempat pemblokan (cetakan) lalu sampel

retina mata ikan diambil dari kain kasa dan ditata pada cetakan dengan

menggunakan pinset kemudian diberi tanda;

c. Setelah sampel retina mata ikan ditata dan parafin dalam cetakan agak

mengeras, selanjutnya parafin cair dituangkan kembali kedalam cetakan

sampai penuh; dan

d. Parafin blok ditempatkan pada bantalan es yang bersuhu 50 C agar cepat

membeku dan padat serta tidak pecah saat dilakukan penyayatan.

7. Pengamatan.
3.3. Hasil dan Pembahasan

3.3.1. Struktur mata

Bedasarkan praktikum tingkah laku ikan modul fisiologi mata topik

struktur mata didapatkan hasil bahwa mata ikan memiliki struktur-struktur bagian.

Struktur-struktur bagian mata ikan diantaranya retina, lensa, iris, kornea, koroid,

sklera, vitreous humor dan saraf. Lebih jelasnya bisa dilihat gambar berikut:

Gambar 1. Struktur Mata Ikan


Sumber : Syam dan Satria, 2009
Secara garis besar struktur mata pada ikan adalah sama dengan pada

organisme vertebrata lainnya, terdiri dari ruang depan, iris, lensa, ruang vitroeus

yang berisikan cairan kental yang dinamakan vitroeus humor dan dibatasi oleh

retina. Mata peka terhadap cahaya, dan komponen fungsionil utamanya ialah

retina yang pertumbuhannya berasal dari diensefalon. Diensefalon pada embrio

memperlihatkan sepasang evaginasi lateral yang dinamakan veskikula optic.

Bagian ujung distalnya dari vesikula ini memperlihatkan invaginasi yang

kemudian terbentuk cawan optic. Dinding sebelah dalam yang membatasi rongga

cawan, tumbuh menjadi retina, sedangkan yang sebelah luarnya tetap tipis
merupakan lapisan pigmen dari retina. Lapisan ektoderm di depan kapsula optik

akan membentuk plakoda yang mengalami invaginasi dan membentuk lensa.

Retina ialah selaput saraf yang terletak di bagian belakang dari rongga mata.

Unsur-unsur saraf dari retina terdiri atas batang dan kerucut yang peka terhadap

cahaya yang panjang gelombangnya bermacam-macam. Retina dan rongga bola

mata berada di sebelah dalam lapisan choroid yang berpigmen. Menurut Utami

(2009), faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi retina mata ikan adalah warna

cahaya, intensitas cahaya dan lama waktu pemaparan. Hal ini dapat dilihat dari

tingkatan adaptasi mata ikan terhadap intensitas cahaya. Menurut beberapa teori

mata ikan mempunyai struktur yang sama seperti mata manusia dan mempunyai

kemampuan untuk membedakan warna. Artinya terdapat kemungkinan bahwa

dari kemampuan ikan membedakan warna tersebut maka ikan pun cenderung akan

menyukai warna-warna tertentu pada lingkungannya.

Peran kornea dalam memfokuskan cahaya sangat kecil karena

perbedaan indeks refraksi antara kornea dan air sangat kecil. Akibatnya lensa

mata menjadi lebih bulat dengan kemampuan membiaskan cahaya untuk

meningkatkan pemfokusan. Selain bentuk lensa yang bulat, pemfokusan

cahaya dilakukan melalui pergerakan lensa. Lensa mata ikan bergerak ke

depan sebagaimana lensa kamera untuk pandangan tertutup atau dekat dan

bergerak mendekati retina secara perlahan-lahan oleh bantuan otot refraktor

pandangan jauh. Menurut Fiolita et.al. (2015), lensa mata berfungsi untuk

membentuk sebuah gambar pada retina. Untuk menjadi bayangan yang tepat

terbentuk pada retina sehingga dapat dilihat dengan jelas. Untuk mengatur

bayangan selalu jatuh pada retina, lensa dapat menebal dan menipis
disesuaikan dengan jarak benda ke mata. Bayangan yang terbentuk pada retina

adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Lensa bentuknya bulat seperti bola yang

berfungsi untuk mengatur bayangan sampai ke retina.Lensa merupakan bagian

terpenting dalam organ penglihatan, karena lensa mata akan mengatur

penglihatan dekat atau jauh. Lensa pada ikan juga diketahui memiliki kekuatan

pembiasan sehingga bayangan tepat mencapai retina.

3.3.2. Ketajaman Penglihatan

Ketajaman penglihatan ikan tergantung dari dua faktor yaitu diameter

lensa dan kapadatan sel kon pada retina. Diameter lensa mata ikan berbanding

lurus dengan ukuran panjang tubuh ikan yang artinya semakin panjang tubuh

ikan maka diameter lensa mata ikan akan bertambah pula. Hal ini terjadi karena

diameter lensa mata ikan yang ikut bertambah mengakibatkan gambar suatu

objek yang melalui lensa mata menuju retina akan semakin cepat. Ketajaman

penglihatan pada ikan adalah kemampuan untuk melihat dua titik dari suatu

objek pada satu garis, digambarkan dalam bentuk hubungan timbal balik yang

diperlihatkan dalam istilah sudut pembeda terkecil. Analisis ini untuk

membedakan dua sasaran penglihatan terdekat yang dapat diukur melalui

pengujian histologi. Ketajaman penglihatan pada ikan tergantung dari dua

faktor, yaitu diameter lensa dan kepadatan sel kon pada retina. Kepadatan sel

kon akan tetap selama ikan hidup, perubahan penglihatannya akan meningkat

seiring bertambahnya pertumbuhan lensa mata ikan karena semakin besar

panjang tubuh ikan maka diameter lensa mata ikan akan semakin besar. Berikut

ini merupakan hasil praktikum tingkah laku ikan yaitu hubungan antara
panjang tubuh dengan ketajaman penglihatan dapat ditunjukkan dalam grafik

berikut ini.

0.009 0.0085

Ketajaman Penglihatan (mm)


0.008
0.007
0.006
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001 0.00051
0
220 195
Panjang Tubuh Ikan (mm)

Gambar... Garfik Hubungan Panjang Tubuh Ikan Dengan Ketajaman


Penglihatan
Berdasarkan grafik hubungan tersebut dapat diketahui bahwa pada ikan

tongkol (Euthynnus affinis) besar didapatkan panjang tubuh 22 cm dan untuk

panjang total 24,5 cm sedangkan untuk diameter ikan tingkol besar memiliki

diameter lensa 6 mm. Ikan tongkol (Euthynnus affinis) kecil memiliki panjang

tubuh 19,5 cm dan panjang total 21,5 cm , sedangkan untuk diameter lensa ikan

tongkol kecil yaitu 4 mm. Pengamatan dan analisa didapatkan hasil yaitu nilai

ketajaman penglihatan pada masing-masing ukuran ikan. Ikan tongkol besar

memiliki ketajaman penglihatan sebesar 0,0085 mm. Ikan tongkol kecil

memiliki ketajaman penglihatan sebesar 0,00051 mm. Hasil tersebut

menunjukkan bahwan ketajaman penglihatan yang dimiliki ikan tongkol

semakin meningkat dengan bertambahnya ukuran panjang tubuh, yang

ditandai dengan semakin besarnya diameter lensa mata. Hal ini disebabkan

diameter bola mata yang semakin besar maka datangnya gambar suatu objek
melalui lensa mata menuju ke retina akan semakin cepat, karena sudut

pembeda terkecil yang dimiliki semakin kecil. Dengan sudut pembeda terkecil

yang akan mempertajam penglihatan ketika melihat objek. Menurut Fiolita

et.al. (2015), diameter lensa mata sangat berpengaruh terhadap ketajaman mata.

Jika cahaya masuk ke mata, lensa akan membantu menyesuaikan dan

memfokuskan cahaya pada retina. Lensa mata ini terletak tepat di belakang

pupil dan membantu dalam memfokuskan cahaya pada retina. Lensa mata

berfungsi untuk membentuk sebuah gambar pada retina. Untuk menjadi

bayangan yang tepat terbentuk pada retina sehingga dapat dilihat dengan jelas.

Untuk mengatur bayangan selalu jatuh pada retina, lensa dapat menebal dan

menipis disesuaikan dengan jarak benda ke mata. Bayangan yang terbentuk

pada retina adalah nyata, terbalik diperkecil. Bertambah besarnya ukuran

diameter lensa akan meningkatkan fokus lensa pada mata ikan. Meningkatnya

fokus lensa pada mata ikan maka akan menambah ketajaman mata ikan dalam

menghindari musuhnya dan untuk ikan jenis pelagis kecil ini akan

mempertajam penglihatannya dalam berburu mangsa dan mencari makan demi

kelangsungan hidupnya.

Ketajaman penglihatan semakin meningkat secara linier dengan

semakin bertambahnya ukuran panjang tubuh. Hal ini disebabkan bahwa

dengan semakin panjang ukuran tubuh ikan maka diameter bola mata semakin

besar dan jumlah sel reseptor kon semakin sedikit maka datangnya gambar

suatu objek benda melalui lensa mata menuju ke retina akan semakin cepat

karena sudut pembeda terkecil yang dimiliki semakin kecil. ketajaman

penglihatan kaitannya dengan jarak pandang maksimum dan aplikasinya


terhadap pendeteksian terhadap alat tangkap khususnya dalam pembedaan

warna terhadap suatu alat tangkap. Berikut grafik hubungan antara panjang

tubuh dengan sudut pembeda terkecil:

0.6 0.57
Sudut Pembeda Terkecil (mm)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 0.03425
0
220 195
Panjang Tubuh Ikan (mm)

Gambar.... Grafik Hubungan Panjang Tubuh Dengan Sudut Pembeda


Terkecil
Berdasarkan grafik hubungan diatas didapatkan hasil sudut pembeda

terkecil dari ikan tongkol besar 0,03425 mm sedangkan ikan tongkol kecil 0,57

mm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin panjang ikan maka sudut

pembeda terkecil ikan akan semakin kecil. Begitupun dengan dengan

ketajaman mata, semakin besar ketajaman mata maka sudut pembeda terkecil

semkain kecil. Hasil tersebut terjadi karena ikan tongkol besar memiliki

diameter lensa mata lebih besar dari pada ikan tongkol kecil. Diameter lensa

ikan tongkol akan semakin meningkat dengan bertambahnya ukuran panjang

tubuh ikan. Menurut Fiolita et.al. (2015), pertambahan diameter lensa akan

meningkatkan fokus lensa. Semakin bertambah panjang tubuh ikan maka

diameter lensa akan meningkat, fokus lensa akan meningkat dan ketajaman
penglihatan ikan semakin meningkat karena meningkatnya fokus lensa

menyebabkan nilai sudut pembeda terkecil semakin kecil.

Sudut pembeda terkecil berbanding terbalik dengan panjang tubuh,

ketajaman penglihatan dan diameter lensa. Ketika sudut pembeda terkecil

besar maka ketajaman penglihatan akan kecil. Begitupun dengan diameter

lensa, dimana ketika diameter besar maka sudut pembeda terkecil akan kecil.

Diameter lensa mata disini sangat berpengaruh terhadap ketajaman mata.

Jika cahaya masuk ke mata, lensa akan membantu menyesuaikan dan

memfokuskan cahaya pada retina. Hubungan antara ukuran panjang tubuh

ikan dan diameter lensa ditunjukkan dalam grafik di bawah ini.

7
6
6
Diameter Lensa (mm)

5
4
4
3
2
1
0
220 195
Panjang Tubuh Ikan (mm)

Gambar....Grafik Hubungan Panjang Tubuh Dengan Diameter Lensa

Berdasarkan grafik hubungan diatas dapat diketahui bahwa ikan

tongkol besar memiliki panjang total 24,5 cm, dan panjang tubuh 22 cm.

Ikan tongkol kecil mempunyai panjang total 21,5 cm dan panjang tubuh 19,5

cm. Diameter lensa ikan tongkol besar 6 mm dan diameter ikan tongkol kecil

4 mm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa panjang tubuh ikan tongkol


berbanding lurus dengan diameter lensa. Dimana semakin panjang tubuh

ikan maka dimeter lensa akan semakin besar. Menurut Fitri dan Asriyanto

(2011), diameter lensa mata ikan berbanding lurus dengan ukuran panjang

tubuh ikan yang artinya semakin panjang tubuh ikan maka diameter lensa

mata ikan akan bertambah pula. Hal ini terjadi karena diameter lensa mata

ikan yang ikut bertambah mengakibatkan gambar suatu objek yang melalui

lensa mata menuju retina akan semakin cepat, karena nilai sudut pembeda

terkecil semakin kecil. Perbedaan jenis ikan mempunyai perbedaan dalam

hal ketajaman penglihatan dan kemampuan penglihatannya, demikian pula

dengan jarak pandang dan kemampuan membedakan warna jarring. Hal

tersebut juga akan mendukung perkembangan alat tangkap dalam hal

desain/rancang bangun berdasarkan pemilihan warna jaring dalam

memperoleh hasil tangkapan optimal sehingga akan diperoleh suatau

pengembangan desain atau metode pengembangan alat tangkap agar efektif,

efisien, dan ramah lingkungan.

Sumbu penglihatan pada mata ikan tongkol dapat ditentukan setelah

nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata ikan diketahui, yaitu

dengan cara menarik garis lurus melalui lensa mata. Tanpa diketahui

kepadatan sel kon maka tidak dapat menentukan sumbu penglihatan ikan

tersebut. Sumbu penglihatan masing-masing jenis ikan dapat ditentukan

setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata ikan diketahui,

yaitu dengan cara menarik garis lurus melalui lensa mata. Untuk menentukan

sumbu penglihatan terlebih dahulu perlu diketahui sel kon pada area dorso-
temporal, temporal atau vetro-temporal diretina mata ikan. Berikut grafik

hubungan panjang tubuh ikan dengan kepadatan sel kon:

100 91
Kepadatan Sel Kon 80 74

60
40
20
0
220 195
Panjang Tubuh (mm)

Gambar....Grafik Hubungan Panjang Tubuh Dengan Kepadatan Sel Kon

Berdasarkan grafik hubungan tersebut dapat diketahui hasil nilai

kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata ikan yaitu untuk ikan tongkol besar

memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada bagian 2 dengan jumlah 91 dan Ikan

tongkol kecil memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada bagian 2 juga dengan

jumlah 74. Hasil tersebut menunjukkan bahwa panjang tubuh ikan tongkol

berbanding lurus dengan kepadatan sel kon. Semakin panjang tubuh ikan maka

kepadatan sel kon akan semakin besar. Dengan begitu kepadatan sel kon

berbanding lurus dengan ketajaman penglihatan dimana semakin besar kepadatan

sel kon maka ketajaman penglihatan akan semakin besar. Dengan begitu ikan

tongkol besar memiliki ketajaman penglihatan lebih besar dari pada ikan tongkol

kecil. Menurut Fiolita et al (2015), Jumlah sel kon ikan Kerapu Sunu lebih banyak

dibandingkan dengan Kakap Merah, sehingga berpengaruh terhadap ketajaman

penglihatan dan jarak pandang maksimum ikan Kerapu Sunu yang lebih besar

dibandingkan dengan ikan Kakap Merah.


3.3.3. Jarak pandang maksimum

Jarak pandang maksimum adalah kemampuan ikan untuk melihat suatu

objek benda secara jelas pada jarak tertentu. Kemampuan ini dalam penerapannya

digunakan untuk mengetahui kemungkinan pelolosan ikan dari suatu alat tangkap

yang sedang dioperasikan. Untuik mengetahui kemampuan jarak pandang

maksimum ikan, terlebih dahulu perlu diketahui nilai sudut pembeda terkecil.

Jarak pandang maksimum ikan akan berbeda seiring dengan perbedaan ukuran

panjang tubuh ikan. Berikut merupakan grafik hubungan jarak pandang

maksimum dengan panjang tubuh:

16000
14166.7
14000
12000 11458.3 Pelampung
PVC
10000 Pemberat
Timah
8000 Jaring PA
6000 Tali PE
4000
2000 1250 854.38694.4
333.3 75.75 20.2
0
220 195
Panjang Tubuh Ikan (mm)

Gambar... Grafik Hubungan Panjang Tubuh Ikan Dengan Jarak


Pandang Maksimum
Berdasarkan grafik hubungan diatas didapatkan jarak pandang

maksimum ikan dengan menggunakan 4 objek, yaitu Pelampung PVC dengan

diameter 17 mm, pemberat timah dengan diameter 13,75 mm, jarring PA

dengan diameter 1,5 mm dan Tali PE dengan diameter 0,4 mm. Diperoleh

hasil, pada ikan tongkol besar mempunyai jarak pandang maksimum pada
objek Pelampung PVC sebesar 14166,7 mm, pada objek pemberat timah

sebesar 11458,3 mm, pada objek jarring PA sebesar 1250 mm, dan pada objek

Tali PE sebesar 333,3 mm. Pada ikan tongkol kecil mempunyai jarak pandang

maksimum pada objek Pelampung PVC sebesar 854,38 mm, pada objek

pemberat timah sebesar 694,4 mm, pada objek jarring PA sebesar 75,75 mm,

dan pada objek Tali PE sebesar 20,20 mm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

jarak pandang maksimum yang dimiliki ikan tongkol akan semakin meningkat

dengan meningkatnya ukuran panjang tubuh. Artinya bahwa dengan ukuran

panjang tubuh yang semakin panjang maka kemampuan ikan untuk dapat

mendeteksi adanya benda dihadapannya akan semakin jauh. Selain itu, faktor

yang mempengaruhi besarnya jarak pandang maksimum ikan adalah besarnya

diameter objek yang dilihat. Semakin besar diameter objek yang dilihat, maka

semakin besar nilai jarak pandang maksimum ikan. Menurut Fitri dan

Asriyanto (2009), jarak pandang maksimum ikan kerapu memiliki jangkauan

yang lebih jauh dibandingkan ikan kakap dengan obyek benda yang dilihat

berukuran sama karena indeks ketajaman penglihatan ikan kerapu lebih besar

dibandingkan ikan kakap sehingga akan berpengaruh terhadap jangkauan

penglihatannya. Jarak pandang maksimum ikan akan semakin meningkat

dengan semakin besarnya ukuran diameter objek benda yang dilihat.

3.1.4. Sumbu penglihatan

Sumbu penglihatan diidentifikasi untuk mengetahui kebiasaan makan ikan

dalam melihat mkanan atau objek yang lain. Sumbu penglihatan diperoleh setelah

kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata diketahui yaitu dengan cara menari

garis lurus dari bagian mata yang memiliki nilai kepadatan sel kon tertinggi
menuju ke titik pusat lensa mata. Berdasarkan praktikum tingkah laku ikan dapat

diketahui hasil dari sumbu penglihatan mata ikan tongkol (Euthynnus affinis).

Ikan tongkol besar memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada bagian 2 dengan

jumlah 92 dan Ikan tongkol kecil memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada

bagian 2 juga dengan jumlah 75. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ikan tongkol

besar memiliki ketajaman penglihatan lebih besar dari pada ikan tongkol kecil,

Jadi, semakin besar kepadatan sel kon maka ketajaman penglihatan akan semakin

besar. Menurut Fiolita et.al. (2015), jumlah sel kon ikan Kerapu Sunu lebih

banyak dibandingkan dengan Kakap Merah, sehingga berpengaruh terhadap

ketajaman penglihatan dan jarak pandang maksimum ikan Kerapu Sunu yang

lebih besar dibandingkan dengan ikan Kakap Merah.

Hasil praktikum tingkah laku ikan untuk arah penglihatan ikan Tongkol

Besar maupun ikan Tongkol Kecil yaitu pada kepadatan sel kon bagian 2. Jika

ditarik lurus melalui lensa mata ikan tersebut maka arahnya akan ke bawah yaitu

nassal-ventral, dengan begitu ikan Tongkol besar maupun ikan Tongkol kecil

memiliki penglihatan lower fore yaitu penglihatan kedepan dan kebawah sehingga

ikan Tongkol akan melihat terutama untuk mencari mangsanya akan berenang

kedepan dan kebawah. Menurut Fitri dan Asriyanto (2009), sumbu penglihatan

(visual axis) diidentifikasi untuk mengetahui kebiasaan ikan dalam makanan atau

objek yang lain. Untuk menentukan sumbu penglihatan terlebih dahulu perlu

diketahui sel kon pada area dorso-temporal,temporal atau vetro-temporal diretina

mata ikan, dari nilai kepadatan sel kon tersebut, maka dapat dinilai sumbu

panglihatan yaitu dengan dapat menarik sumbu lurus dari bagian retina dengan sel

kon menuju ke titik lensa mata, kearah depan menurun (lower-fore),arah depan
(fore) dan arah depan-naik (upper-fore). Sumbu penglihatan masing-masing jenis

ikan dapat ditentukan setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata

ikan diketahui, yaitu dengan cara menarik garis lurus melalui lensa mata. Sumbu

penglihatan ikan kerapu adalah arah depan atas (fore upper) dengan kepadatan sel

cone terdapat pada daerah ventro temporal.

Berdasarkan praktikum tingkah laku ikan kita dapat megetahui optic

cleft. Optic cleft sangat berguna untuk melakukan pengamatan berikutnya, dimana

setelah diketahui posisi optic cleft dari mata ikan maka dapat ditentukan bagian

dorsal, ventral, nasal dan temporal dari mata tersebut. Dengan begitu dapat

diketahui keepadatan sel kon. Kepadatan sel kon ini dapat menentukan arah

penglihatan dan sumbu penglihatan. Dengan diketahuinya optic cleft mata ikan

tongkol dapat diketahui kepadatan sel kon mata ikan tongkol yaitu pada bagian 2,

dengan begitu dapat diketahui arah penglihatan ikan tongkl yaitu nasal-ventral

atau kedepan-kebawah. Menurut Fitri (2009), sumbu penglihatan masing-masing

jenis ikan dapat ditentukan setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina

mata ikan diketahui, yaitu dengan cara menarik garis lurus melalui lensa mata.

Sumbu penglihatan ikan kerapu adalah arah depan atas (fore upper) dengan

kepadatan sel kon terdapat pada daerah ventro-temporal. Pada ikan kakap merah,

sumbu penglihatan mengahadap depan lurus (fore) dengan kepadatan sel

konterletak pada daerah temporal.

Anda mungkin juga menyukai