III. MATA
Microscope (SEM) dilihat pada retina. Retina mengandung sel fotoreseptor yang
sensitif terhadap cahaya yang disebut batang dan kerucut. Pengamatan dilakukan
dengan beberapa kali perbesaran agar gambar dapat terlihat lebih jelas. Retina
merespon perubahan cahaya terang kegelap atau sebaliknya. Retina adalah layar
pada mata untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. Retina
adalah bagian dari mata yang sensitif terhadap cahaya. Bagian yang terdapat pada
dinding belakang bola mata adalah retina yang merupakan komponen terpenting
Susunan sel reseptor terdiri atas sel kon tunggal (single cone) dan sel kon
ganda (twin cone). Sel kon membentuk susunan mozaik dengan posisi satu sel kon
tunggal dikelilingi oleh empat sel kon ganda. Sel fotoreseptor membentuk mozaik
dengan susunan satu sel kon tunggal dikelilingi oleh empat sel konganda. Ikan-
ikan kelompok teleostei memiliki reseptor penglihatan sel kon. Salah satu ciri ikan
teleostei adalah memiliki sel kon tunggal dan sel kon ganda. Ikan cenderung
makanan karena sel kon memiliki kemampuan dalam hal kepekaan terhadap
cahaya dan ketajaman penglihatan dan sel kon ganda mempunyai kemampuan
yang lebih sensitif (peka) terhadap cahaya dibandingkan dengan sel kon tunggal
b. vitreous humor
Vitreous humor adalah suatu cairan kental yang mengandung air dan
membiaskan cahaya sehingga tepat jatuh pada fofea atau dekat fofea. Vitreous
humor terletak di antara lensa mata dan bagian belakang mata. Cahaya yang
diterima lensa mata akan difokuskan oleh vitreous humor. Cahaya atau objek
apapun yang telah di fokuskan pada retina, merangsang sel saraf batang dan
kerucut untuk bekerja dan hasil kerja ini diteruskan ke saraf optik, ke otak dan
merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit
kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous
mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam. Peranannya
mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan
vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat
pada bintik kuning retina. Hal ini digunakan untuk melihat objek yang jauh
(cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Melihat objek yang dekat
(cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal. Lensa terletak di antara iris
Lensa mata yaitu lapisan kompak dengan bola mata transparan yang
terbuat dari protein non kolagen. Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan
yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam
bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya atau
transparan berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang
membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Bagian sentral lensa merupakan
serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam
kapsul lensa. Lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Bagian
luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks
lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai
mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda.
Bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di
a. ketajaman penglihatan
objek pada garis lurus yang digambarkan dalam bentuk hubungan timbal balik
pengujian histologi. Ketajaman penglihatan pada ikan bergantung pada dua faktor,
yaitu diameter lensa dan kepadatan sel reseptor kon pada ikan. Dijelaskan pula
acuity) dihitung berdasarkan nilai kepadatan sel kon setiap 0,01 mm2 luasan pada
1 2×1×(1+0,25)
αrad = × [ ]
F √n
keterangan :
-1
180
VA = [αrad× ×60]
π
Keterangan :
Menurut Fitri dan Asriyanto (2009), jarak pandang maksimum ikan akan
semakin meningkat dengan semakin besarnya ukuran diameter objek benda yang
dilihat. Berbeda dengan ukuran diameter lensa, nilai kepadatan sel kon akan
semakin menurun jika ukuran panjang tubuh ikan bertambah, hal ini terjadi karena
d(0.5)
D=
tan αrad
Keterangan :
dengan ukuran benda yang diamati. Semakin besar ukuran diameter benda maka
jarak pandang maksimum ikan akan semakin jauh. Jarak pandang maksimum
yang dimiliki ikan akan semakin meningkat dengan semakin besarnya ukuran
diameter obyek benda yang dilihat dan semakin meningkatnya ukuran panjang
tubuh ikan. Artinya, bahwa ukuran panjang tubuh yang semakin besar maka
26
semakin jauh.
c. sumbu penglihatan
ditentukan setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata ikan
diketahui, yaitu dengan cara menarik garis lurus melalui lensa mata. Sumbu
penglihatan ikan kerapu adalah arah depan atas (upper fore) dengan kepadatan
cell cone terdapat pada daerah ventro temporal. Menentukan sumbu penglihatan
terlebih dahulu mengetahui kepadatan sel kon yang biasanya terletak pada area
sumbu penglihatan ikan menghadap arah depan menurun, arah depan, dan arah
depan naik. Kepadatan sel kon yang tinggi dimungkinkan untuk mengetahui
ketajaman penglihatan dan sumbu penglihatan Ikan kakap merah memiliki sumbu
penglihatan menghadap depan lurus (fore) dengan kepadatan cell cone terletak
lensa dan kepadatan sel kon pada retina. Diameter lensa mata ikan berbanding
lurus dengan ukuran panjang tubuh ikan. Hubungan antara panjang tubuh ikan
dengan kepadatan sel kon berbanding terbalik. Jarak pandang maksimum ikan
dengan ukuran panjang tubuh yang semakin besar maka kemampuan ikan untuk
dapat mendeteksi adanya benda dihadapannya akan semakin jauh. Sudut pembeda
terkecil berpengaruh terhadap pada penglihatan ikan. Nilai sudut pembeda terkecil
semakin kecil maka penglihtan ikan akan semakin jauh dan terfokus. Sumbu
penglihatan pada ikan dapat ditentukan setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian
27
dari retina mata ikan diketahui, dengan cara menarik garis lurus melalui lensa
3.2.1. Materi
a. alat
Alat yang digunakan dalam praktikum tingkah laku ikan modul fisiologi
Tabel Alat yang Digunakan dalam Praktikum Tingkah Laku Ikan Materi
Fisiologi Penglihatan
No Alat Ketelitian Kegunaan
1 Alat bedah - Sebagai alat pembedah ikan
2 Kassa - Sebagai alat pembungkus specimen
3 Modul - Sebagai panduan pengamatan sebagai
alat
4 Botol sampel - Meletakkan sampel
5 Penggaris 1 mm Sebagai alat mengukur panjang tubuh
ikan
6 Pisau dapur - Sebagai alat memotong specimen
7 Cetakan parafin - Sebagai alat penanaman specimen
8 Alat tulis - Sebagai alat mencatat hasil pengamatan
9 Benang jahit - Sebagai alat mengikat specimen
10 Jangka sorong 0.01 mm Sebagai alat mengukur diameter lensa
ikan
11 Kamera - Sebagai alat dokumentasi
12 Pisau - Sebagai alat memotong kepala ikan
13 Styrofoam - Sebagai tempat ikan
14 Bunsen - Sebagai alat mencairkan parafin
Sumber: Praktikum Tingkah Laku Ikan, 2018.
28
Lanjutan Tabel Alat yang Digunakan dalam Praktikum Tingkah Laku Ikan
Materi Fisiologi Penglihatan
15 Kawat kasa - Sebagai alat menahan atau alas wadah
seperti beakerglass
16 Kaki tiga - Sebagai alat menyangga kawat kassa
17 Cawan - Sebagai alat meletakkan spesimen mata
18 Mikroskop - Sebagai alat mengamati specimen
Sumber: Praktikum Tingkah Laku Ikan, 2018.
b. bahan
Bahan yang digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan Materi Fisiologi
Tabel 2.Bahan yang Digunakan pada Praktikum Tingkah Laku Ikan Modul
Fisiologi Penglihatan.
No Bahan Kegunaan
3.2.2. Metode
a. pengambilan sampel
Metode dalam pengambilan sampel mata pada ikan adalah sebagai berikut:
29
Spesimen mata ikan harus berasal dari ikan hidup. Sebelum dilakukan
pemotongan terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang total (total length) dan
panjang tubuh (body length) ikan. Pengambilan spesimen dilakukan dengan cara
Kemudian kepala dibelah menjadi dua bagian yang terpisah antara mata kanan
dan kiri. Saat mengambil matanya, hendaknya dilakukan secara hati-hati sehingga
diperoleh bola mata yang utuh dan tanpa cacat. Mata ikan yang sudah terpisah,
kemudian direndam dalam larutan Bouins selama 24 jam. Lensa mata diambil dan
b. prosedur histologi
1. Fiksasi
Tahap ini berfungsi agar bentuk sediaan sama dengan kondisi jaringan saat
majemuk yang terdiri atas asam pikrat, formalin, dan asam asetat pekat dengan
perbandingan 15:5:1. Sampel mata ikan yang telah direndam larutan Bouins
2. Dehidrasi
Tahap ini berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam jaringan. Sebelum
menjalani proses dehidrasi, sampel mata ikan dipotong, diambil lensa matanya
kemudian diukur diameternya, setelah diketahui posisi optic cleft, maka dapat
ditentukan bagian dorsal, ventral, nasal, dan temporal dari mata ikan tersebut.
Bola mata ikan pada bagian retina dibagi menjadi 24 bagian potongan, kemudian
30
dimasukkan kedalam kasa dan direndam alkohol 70% dalam effendorft tube.
Proses dehidrasi dilakukan dengan merendam sampel retina mata ikan pada
kemudian direndam dalam alkohol murni selama 12 jam, setelah itu rendam
3. Penjernihan (clearing)
jaringan setelah proses dehidrasi. Sampel mata ikan dimasukkan ke dalam larutan
perbandingan 1:1 selama 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan xylol I, xylol II,
dan xylol III selama 30 menit. Perendaman yang terlalu lama akan mengakibatkan
jaringan menjadi keras dan rapuh, selain itu kandungan zat-zat berbahaya dalam
4. Pencucian
mencelupkan kedalam air dalam waktu yang relatif singkat (10-30 detik).
5. Infiltrasi
Media yang digunakan adalah parafin. Urutan infiltrasi adalah sebagai berikut :
31
45 menit;
c. Parafin III dicairkan dengan cara yang sama seperti parafin I kemudian
a. Alat blok, cashbath bersuhu 700 C dan parafin dalam wadah parafin yang
retina mata ikan diambil dari kain kasa dan ditata pada cetakan dengan
c. Setelah sampel retina mata ikan ditata dan parafin dalam cetakan agak
C agar cepat membeku dan padat serta tidak pecah saat dilakukan
penyayatan.
7. Pengamatan
32
Ikan sampel
Mata adalah salah satu indra yang digunakan untuk melihat bayangan
objek yang dipantulkan oleh cahaya. Cahaya tersebut masuk ke mata untuk
diteruska menuju otak. Otak akan merespon cahaya tersebut melalui suatu
Struktur mata ikan jika dilihat dari atas hanya terlihat dua bagian saja,
yaitu kornea dan lensa. Setelah dilakukan pembedahan mata ikan struktur mata
ikan terdiri otot, kornea, aqueous humor, vitreous humor, lensa, sklera, koroid,
retina, syaraf,bitnik buta dan bitnik kuning. Kornea berfungsi sebagai tempat
masuknya cahaya. Iris dapat memberi warna pada mata ikan karena mengandung
dengan otak. Menurut Atta (2013), retina adalah lapisan jaringan indera bagian
dalam (fotosensitif) dari mata yang berkomunikasi dengan otak melalui syaraf
optik.
34
untuk melihat dua titik pada satu objek dalam satu garis. Ketajaman penglihatan
didepannya, mencari makan, dan navigasi saat berenang. Visual acuity dapat
digunakan untuk menilai kemampuan penglihatan ikan dalam melihat suatu objek.
kejernihan suatu perairan. Ikan yang hidup didaerah karang dapat melihat suatu
penglihatan ikan Kembung (Rastrelliger sp.) besar adalah 0,016. Panjang tubuh
(Rastrelliger sp.) kecil adalah 0,01. Panjang tubuh ikan ukuran kecil 0,189 meter.
panjang tubuh maka nilai ketajaman penglihatan ikan akan semakin tinggi.
35
Menurut Lopez et al. (2017), menemukan hubungan positif antara ukuran tubuh
dan ketajaman penglihatan. Perbedaan pada ukuran tubuh dan ukuran mata dapat
mata ikan. Diameter lensa mempengaruhi nilai sudut pembeda pada ikan, yang
tubuh ikan. Semakin besar ukuran tubuh ikan maka nilai sudut pembeda terkecil
bayangan gambar suatu objek yang ditangkap oleh mata ke retina. Hubungan
antara sudut pembeda terkecil dengan ukuran tubuh Ikan Kembung digambarkan
antara sudut pembeda terkecil ikan Kembung (Rastrelliger sp.) yang berukuran
besar dan kecil. Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) besar memiliki nilai MSA 0.018.
ikan Kembung (Rastrelliger sp.) kecil memiliki nilai MSA yang lebih besar, yaitu
36
0,029. Hubungan antara nilai MSA berlawanan dengan panjang tubuh ikan.
Semakin besar ukuran ikan maka akan semakin kecil pula nilai MSA yang
tergantung dari dua faktor yaitu diameter lensa dan kepadatan sel kon pada retina.
Diameter lensa mata ikan berbanding lurus dengan ukuran panjang tubuh ikan
yang artinya semakin panjang tubuh ikan maka diameter lensa mata ikan akan
bertambah pula. Hal ini terjadi karena diameter lensa mata ikan yang ikut
bertambah mengakibatkan gambar suatu objek yang melalui lensa mata menuju
retina akan semakin cepat, karena nilai sudut pembeda terkecil semakin kecil.
penglihatan pada mata ikan. Diameter lensa tidak langsung berpengaruh pada
pembeda terkecil. Ukuran tubuh ikan mempunyai suatu korelasi dengan nilai
diameter lensa. Semakin besar ukuran tubuh ikan maka semakin besar dimeter
lensa pada mata ikan. hubungan antar panjang tubuh ikan dengan diameter lensa
pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) digambarkan pada grafik dibawah ini :
keterkaitan antara panjang diameter lensa dengan panjang tubuh. Ikan Kembung
(Rastrelliger sp.) yang berukuran besar memiliki diameter lensa 10,75 mm. ikan
Kembung (Rastrelliger sp.) yang berukuran lebih kecil memiliki diameter lensa
7,5 mm. Perbandingan data hasil pengukuran, ikan Kembung (Rastrelliger sp.)
yang berukuran besar memiliki diameter yang lebih besar pula jika dibandingkan
dengan ikan Kembung (Rastrelliger sp.) yang berukuran lebih kecil. Hal tersebut
selaras dengan semakin besar ukuran tubuh maka semakin besar pula ukuran dan
diameter mata ikan. Menurut Caves et al. (2017), salah satu faktor yang
menentukan ketajaman pada mata adalah lebar dari daerah yang terlihat pada tiap
fotoreseptor, yang sama dengan diameter dari fotoreseptor yang terbagi oleh
panjang fokal mata. Diameter lensa mata ikan dan panjang fokal sangat
berhubungan erat, dan mata dengan lensa yang lebih besar memiliki panjang fokal
yang besar pula. Mata yang lebih besar mempunyai hubungan dengan ukuran
tubuh yang menggambarkan penglihatan yang lebih baik dibandingkan ikan yang
penglihatan pada ikan. Kepadatan sel kon adalah banyaknya jumlah sel kon
terpadat pada retina ikan. Panjang tubuh ikan memiliki hubungan secara terbalik
dengan nilai kepadatan sel kon. Kepadatan sel kon akan menurun nilainya seiring
dengan bertambahnya ukuran tubuh ikan. Hubungan antara panjang tubuh dengan
kepadatan sel kon pada Ikan Kembung digambarkan pada grafik dibawah ini :
38
terdapat perbedaan jumlah sel kon pada kedua ikan Kembung (Rastrelliger sp.)
yang berbeda ukuran. Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) kecil memiliki jumlah sel
kon lebih sedikit dibandingkan dengan ikan Kembung (Rastrelliger sp.) besar.
Menurut Legras et al. (2017), panjang aksial sangat erat hubungannya dengan
kepadatan sel kon jika diekspresikan dalam satuan metrik. Ketika panjang aksial
bertambah 1 mm, kerapatan sel kon akan mengalami penurunan sekitar 1500
eksentrisitas secara terpisah. hubungan antara panjang aksial dan kepadatan sel
kon dinyatakan dalam satuan metrik yang menunjukkan bahwa retina meregang
selama perpanjangan aksial. Akibatnya, jumlah sel kon tetap konstan sementara
area yang dicakup meningkat menghasilkan densitas sel kon yang lebih rendah per
satuan permukaan.
objek secara jelas pada jarak tertentu. Nilai ketajaman penglihatan terlebih dulu
diketahui untuk menentukan jarak pandang maksimum ikan Kembung. Ikan dapat
melihat pada siang hari dan pada keadaan gelap sekalipun. Penerangan ikan dalam
39
melihat suatu objek didepannya berhubungan dengan tingkat sensifitas mata ikan.
digunakan dalam menentukan jarak maksimum penglihatan ikan adalah : tali PA,
faktor yang sangat penting bagi ikan dalam mendeteksi lingkungannya. Jarak
maksimum ikan dalam mendeteksi meningkat sejalan dengan ukuran tubuh ikan
sejauh 3,8 m. Terdapat hubungan yang antara panjang tubuh dan jarak pandang
mksimum. Semakin besar ukuran tubuh ikan maka semakin besar pula jarak
benda yang dapa dilihat dengan fokus. Menurut Fitri dan Asriyanto (2009), jarak
pandang maksimum yang dimiliki ikan akan semakin meningkat dengan semakin
40
besarnya ukuran diameter obyek benda yang dilihat dan semakin meningkatnya
ukuran panjang tubuh ikan. Artinya, bahwa dengan ukuran panjang tubuh yang
semakin besar maka kemampuan ikan untuk dapat mendeteksi adanya benda di
melihat suatu objek didepannya. Sumbu penglihatan juga berarti arah fokus
kepadatan sel kon pada retina. Letak sel kon terpadat ditentukan untuk
mengetahui kearah mana ikan melihat. Arah penglihatan ikan berlawanan dengan
letak sel kon terpadat. Menurut Syam (2017), pada jenis Ikan wolf fish dan
dragonet terdapat peningkatan sel kon yang sangat mencolok pada bagian dorsal
retina mata, oleh karena penglihatannya sering kearah bawah. Pada jenis Ikan
Lebridae dan Gadoidae mempunyai penyebaran kon yang relatif merata pada
seluruh bagian retina matanya atau sedikit terkonsentrasi pada bagian temporal.
Hal ini menunjukkan kebiasaan ikan tersebut memburu mangsanya baik yang
hidup dekat dasar maupun didaerah pelagis, dengan arah penglihatan kedepan.
Kepadatan sel kon tertinggi pada ikan Kembung (Rastrelliger sp.) kecil
terletak pada bagian nomor 1 yang terletak pada kuadran 1 dengan jumlah sel
cone sebanyak 76 buah. Bagian nomor 1 ditarik garis lurus menuju titik tengah.
Garis tersebut memotong bagian kuadran III yang terletak dibagian bawah.
melihat kearah bawah. Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) besar memiliki kepadatan
sel kon terpadat pada bagian nomor 3 dengan jumlah sel kon sebanyak 88. Bagian
41
3 terletak didaerah atas sehingga ditarik garis lurus kearah bawah menuju titik
pusat dan memotong daerah kuadran III. Sama seperti ikan Kembung
merupakan ciri dari ikan pelagis. Menurut Fitri dan Asriyanto (2009), jarak
pandang maksimum yang dimiliki ikan akan semakin meningkat dengan semakin
besarnya ukuran diameter obyek benda yang dilihat dan semakin meningkatnya
ukuran panjang tubuh ikan. Artinya, bahwa dengan ukuran panjang tubuh yang
semakin besar maka kemampuan ikan untuk dapat mendeteksi adanya benda di