Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUARA DELANG
Jl. Beliak Mata, HP 085366952158, puskesmas.muaradelang@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM JIWA


PUSKESMAS MUARA DELANG

I. Pendahuluan
Menurut undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun 2014,
kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya. Orang
dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah
fisik, mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas hidup
sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa. Orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku,
dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau
perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan
dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,


diskriminasi dan marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak
mencari pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka
akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah. Marginalisasi dan
diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan pada hak-hak individu, hak
politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat
menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan
tindakan paksa untuk mengurangi atau membatasi ancaman tadi. Bentuk
pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu mengikat tangan dan/atau
kaki dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada sebuah batang
kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang sangat sempit.
Pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan
penelantaran termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak
diperhatikan. Kebutuhan makan minum, buang air besar dan buang kecil,
kebersihan diri dan berpakaian yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan.
Pada kondisi ini sebenarnya penderita gangguan jiwa yang dipasung adalah
individu terlantar dan miskin, yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah.

Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat


Menteri Dalam Negeri No: PEM.29/6/15 tanggal 11 Nopember 1977. Surat
ini ditujukan kepada Gubernur seluruh Indonesia yang meminta kepada
masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan terhadap penderita
gangguan jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
menyerahkan perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar
diinstruksikan kepada para Camat dan Kepala-Kepala Desa agar secara aktif
mengambil prakarsa dan langkah-langkah dalam hal penanggulangan pasien
yang ada di daerah masing-masing.
Berbagai alasan dikemukakan mengenai mengapa mereka dipasung.
Sebagian masyarakat memasung anggota keluarganya untuk melindungi dari
kecelakaan. Sebagian lagi memasung karena takut membahayakan orang
lain. Ibu yang lain memasung putranya karena malu sebab putranya sering
mencuri rokok di warung tetangga.
Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh
pemerintah daerah, dan / masyarakat.
Survei data kesehatan jiwa di masyarakat, pelatihan kesehatan jiwa,
penyediaan obat-obatan esensial untuk gangguan jiwa, pengembangan
program sesuai kebutuhan daerah setempat, penggunaan posyandu,
pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa dan dukungan pemerintah
baik daerah maupun pusat baik dalam hal anggaran maupun kegiatan,
adalah hal yang harus dipertimbangkan dalam mengintergrasikan pelayanan
kesehatan jiwa di pelayanan primer (Carla R. Machira,2011)
Pelaksanaan kegiatan program jiwa dilaksanakan sesuai visi Puskesmas
Muara Delang yaitu menjadi pusat pelayanan kesehatan yang terdepan di
Kecamatan Tabir Selatan dengan melakukan pelayanan kesehatan yang
bermutu tanpa membedakan status sosial, meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang professional, meningkatkan tata kelola puskesmas yang
baik melaui manajemen yang transparan,meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan, membangun system jejaring dengan
faskes yang lain dan lintas sector sesuai dengan tata nilai Puskesmas Muara
Delang yang telah ditetapkan PRIMA yaitu, profesional, ramah, inisiatif dan
inovatif, malu, akuntabel.
II. Latar Belakang
Puskesmas Muara Delang terletak di wilayah Kecamatan Tabir Selatan yang
terdiri dari delapan desa dengan jumlah penduduk 29.993 jiwa, berdasarkan
data penduduk tahun 2017. Dari hasil penilaian Kinerja puskesmas tahun
2016 penemuan dan penangan kasus pasien jiwa di wilayah kerja puskesmas
muara delang masih 0%. Untuk meningkatkan capaian tersebut di tahun 2017
akan di lakukan sweping penemuan kasus pasien jiwa di setiap desa.
Diharapkan diwilayah kerja puskesmas muara delang sudah bebas pasung
untuk pasien jiwa, maka disusunlah kerangka acuan program jiwa
Puskesmas Muara Delang tahun 2017.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan dari program jiwa ini adalah mendukung dalam “Mewujudkan
Tabir Selatan Bebas ganguan jiwa”
B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa yang berada di
wilayah kerja puskesmas Muara Delang
b. Merumuskan langkah-langkah penanganan pasien gangguan jiwa
di wilayah kerja puskesmas Muara Delang
c. Melakukan kegiatan pencegahan munculnya penderita gangguan
jiwa baru di wilayah kerja puskesmas Muara Delang

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. PELACAKAN ORANG DENGAN Membagikan kuisoner dan membantu


MASALAH KEJIWAAN DAN pasien ataupun keluarga odmk dan
ORANG DENGAN GANGGUAN odgj dalam mengisinya
JIWA
Memberikan penyuluhan kepada
pasien dan keluarga mengenai
masalah jiwa

Menstimulus pasien dan keluarga


agar mau berkonsultasi ke
puskesmas mengenai kesehatan
pasien

Menstimulus keluarga agar


memperbolehkan pasien pasung di
jemput dan di rawat di RSJ
Menerangkan kepada keluarga apa
yang harus dilakukan keluarga
setelah pasien pulang dari RSJ

Mengadvokasi keluarga agar


menyiapkan syarat-syarat pembuatan
BPJS untuk pasien jiwa yang belum
memilikinya.

Melengkapi status pasien

2. Rapat koordinasi dan komunikasi Menyampaikan hasil pelacakan jiwa


lintas sektoral dengan seluruh
Menyampaikan masalah-masalah
kader jiwa dan dinas kesehatan.
yang yang mungkin muncul dari
penelantaran pasien jiwa

Menyampaikan kendala-kendala
dalam pendeteksian, pengobatan dan
perawatan pasien jiwa
1. BPJS
2. Dukungan keluarga
3. Ketersediaan obat

Mendiskusikan dan merumuskan


masalah jiwa di wilayah kerja
puskesmas Muara Delang dan
penyelesaiannya secara bersama-
sama

3. Pelatihan Kader Jiwa wilayah Menerangkan jenis-jenis gangguan


kerja Puskesmas jiwa

Dan cara mencegah terjadinya


gangguan jiwa

Menerangkan tugas dan tanggung


jawab seorang kader sehat jiwa

Menerangkan tehnik-tehnik
penyuluhan yang dapat dilakukan
seorang kader sehat jiwa di desanya
Menjelaskan isu-isu global mengenai
kesehatan jiwa

4. Kunjungan rumah untuk Melakukan anamnesa dan


pemberian obat kepada pasien pemeriksaan fisik dan pemberian
gangguan jiwa berat yang tidak regimen terapi kepada pasien
bisa berobat ke puskesmas
Melengkapi rekam medis pasien

Memberikan penyuluhan kepada


pasien dan keluarga mengenai
penyakit pasien

Menerangkan langkah-langkah yang


harus keluarga jalankan dalam
membantu perawatan pasien

Menerangkan alur pelaporan jika


terjadi hal-hal yang berbahaya baik
bagi pasien maupun bagi orang lain.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Sosialisasi
b. Penjaringan
c. Observasi
d. Wawancara
e. Diskusi /Tanya jawab
VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan akan dilakukan bulan September.
VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disusun
pelaporannya
VIII. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

Muara Delang, Januari 2017


Mengetahui
Kepala Puskesmas Muara Delang

dr. H. Soetrisno Handojo


PEMBINA IV
NIP.195909030199903001

Anda mungkin juga menyukai