Anda di halaman 1dari 16

WARTA ARDHIA

Jurnal Perhubungan Udara

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara


(Studi Kasus Bandar Udara Sam Ratulangi-Manado)

Method of Measuring Equipment Localizer in Airport


(Case Study Sam Ratulangi Airport Manado)

Feti Fatonah
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug Tangerang
email: feti_fatonah@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK

Histori Artikel: In accordance with the Rules of DGCA number: 83 2005, about the
Diterima: 8 Juli 2014 testing procedures on the ground (ground inspection) equipment
Direvisi: 10 Sept 2014 electronics and electrical facilities, the cost of all existing facilities at
Disetujui: 15 Sept 2014 the airport including ILS localizer testing should be carried out on
land with parameters determined in order to maintain the
Keywords:
operational performance of equipment in accordance with the
ILS, Localizer, Balai Kalibrasi
Penerbangan, ground standards and operational requirements that have been set. And in
inspection, flight inspection accordance with ICAO Annex 10 Document 8071, then to determine
the performance of the localizer equipment mandatory calibration
Kata kunci: flight. This calibration flight periodically for localizer equipment
LS, Localizer, Balai Kalibrasi provisions must be implemented four months in which the airport in
Penerbangan, pemeriksaan, cooperation with the Ministry of Transportation calibration.
inspeksi penerbangan
Sesuai dengan Peraturan dari Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara nomor : 83 tahun 2005, tentang prosedur pengujian di darat (
ground inspection ) peralatan fasilitas elektronika dan listrik
penerbangan maka semua fasilitas yang ada di Bandara termasuk
ILS, Localizer harus dilaksanakan pengujian di darat dengan
parameter yang telah ditentukan guna mempertahankan kinerja
operasional peralatan sesuai dengan standard dan persyaratan
operasional yang telah ditetapkan. Dan sesuai dengan annex 10
Document 8071 ICAO, maka untuk mengetahui kinerja dari
peralatan localizer maka wajib dilakukan penerbangan kalibrasi.
Penerbangan kalibrasi ini berkala untuk peralatan localizer
ketentuannya harus dilaksanakan 4 bulan sekali dimana pihak
Bandar udara bekerja sama dengan Balai kalibrasi Kementerian
Perhubungan.

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
173
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
PENDAHULUAN Jenderal Perhubungan Udara No. 83
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tahun 20005, dan Annex 10 Document
dan peningkatan sumber daya manusia 8071 ICAO, dan juga penelitian ini dapat
yang terdidik dan profesional di bidang menunjang pengembangan bahan ajar di
penerbangan, menurut keputusan Pendidikan Jurusan Teknik Penerbangan
menteri perhubungan No. KM. 64 tahun Program Studi Teknik Telekomunikasi
2000, tanggal 21 Agustus 2000, tentang dan Navigasi Udara.
organisasi dan tata kerja sekolah tinggi Dalam peraturan Direktorat Jenderal
penerbangan indonesia (STPI), sebagai Perhubungan Udara tersebut dinyatakan
sekolah tinggi kedinasan di lingkungan bahwa untuk pengukuran Peralatan
Kementrian perhubungan, STPI Navigasi harus dilaksanakan tidak hanya
mempunyai tugas menyelenggarakan di ground station tetapi juga harus
program pendidikan profesional di dilaksanakan dengan kalibrasi
bidang penerbangan, menyelenggarakan menggunakan penerbangan ( flight
pendidikan yang sejalan dengan calibration ), yang dilaksanakan oleh
pertumbuhan dan perkembangan di Balai Kalibrasi. Tetapi dalam
sektor perhubungan dan sub sektor pelaksanaannya terkadang Balai
perhubungan udara. Kalibrasi ada keterlambatan dalam
Pada era sekarang, perkembangan pelaksanaan kalibrasi sehingga
dunia penerbangan di dalam dan luar pengukuran peralatan ( kalibrasi
negeri cukup pesat, baik itu peralatan ) yang seharusnya telah
perkembangan teknologi pesawat, dilaksanakan tepat waktu, tertunda
teknologi Bandar udara, teknologi pelaksanaannya. Di sini perlunya
pelayanan navigasi udara maupun penelitian ini dilaksanakan apakah
perkembangan manajemen transportasi kalibrasi peralatan navigasi terutama
udara, STPI sebagai penyedia sumber untuk peralatan Localizer harus
daya manusia, dituntut untuk terus dilaksanakan tepat waktu sesuai
berbenah meningkatkan kualitas para peraturan yang ada ataukah
pengajarnya, untuk terus diperbolehkan adanya keterlambatan
mengembangkan diri, sebagai wujud dengan batasan waktu tertentu, dan
pelaksanaan Tridharma Perguruan sambil menunggu pelaksanaan kalibrasi
tinggi. oleh balai kalibrasi, apakah pengukuran
Penelitian yang dilaksanakan di dapat dilaksanakan hanya di ground
Bandar Udara Sam Ratulangi Manado ini station saja.
salah satu bukti nyata bahwa STPI selalu
berupaya untuk memberikan support
TINJAUAN PUSTAKA
kepada para pengajar (dosen) untuk
ILS
mengembangkan diri serta berupaya
ILS singkatan dari Instrument Landing
untuk terus meningkatkan kualitas
System adalah alat bantu navigasi yang
pengajaran, sehingga diharapkan hasil
memberi informasi kepada penerbang
penelitian ini dapat memberikan
untuk pendekatan menuju landasan. ILS
masukan serta menambah wawasan para
dimaksud untuk memudahkan
mahasiswa, pengelola Bandar udara
penerbang mengadakan pendekatan
maupun Direktorat Perhubungan Udara
kelandasan terutama pada waktu c.1uaca
terkait dengan Peraturan Direktorat

174 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188


kurang baik. Dengan adanya ILS dapat terletak pada jarak ± 300 meter dari
meningkatkan banyaknya pendaratan threshold pendaratan dan ± 120 meter
dari suatu bandara pada segala cuaca. dari as landasan.
Agar suatu pesawat terbang aman Marker Beacon bekerja pada frekuensi
melakukan proses pendekatan atau VHF pada frekuensi 75 MHz. Marker
pendaratan kelandasan membutuhkan Beacon digunakan untuk memberi
informasi jarak pesawat terhadap informasi jarak terhadap threshold,
treshold landasan, posisi terbang di sebagai berikut:
sumbu/as Landasan dan sudut Outer Marker terletak 7,2 kilo meter dari
pendaratan. threshold pendaratan, dimodulasi
Ada tiga komponen informasi dari sistem dengan tone 400 Hz dan dikode dengan
ILS, yaitu: dash-dash. Middle Marker terletak 1050
1. Pemancar Localizer sebagai pemandu meter dari threshold pendaratan,
kekanan/kekiri dari sumbu/as dimodulasi dengan tone 1300 Hz dan
landasan. dikode dengan dash and dot. Inner
2. Pemancar Glide Slope sebagai Marker terletak antara 75m dan 450
pemandu sudut pendaratan pada meter dari threshold pendaratan,
sumbu landasan. dimodulasi dengan tone 3000 Hz dan
3. Marker Beacon (Inner, Middle, Outter dikode dengan dot dot. Inner Marker
Marker Beacon) yang terletak pada umumnya dipasang pada ILS category II
jarak tertentu dari treshold sebagai dan III. (Indonesia semua ILS adalah
pemandu jarak horizontal terhadap Categori I).
treshold landasan.
Dalam kondisi tertentu peralatan DME Localizer
dapat digunakan sebagai pengganti Localizer memancarkan frekuensi
Marker Beacon tersebut. Localizer Carrier yang dimodulasi AM (Amplitude
bekerja pada frekuensi VHF antara 108 – Modulation) dengan dua sinyal audio
112 MHZ dan pada umumnya dengan yaitu 90 Hz dan 150 Hz. Sinyal audio 90
jangkauan penerimaan ± 25 Nautical Hz dan 150 Hz ini dipancarkan pada dua
Mile. Jajaran antenna Localizer terletak ± lobe, satu lobe frekuensi carrier
1000 feet (300 meter) dari ujung (stop dimodulasi dengan 90 Hz, sedangkan
end) landasan dan umumnya terletak lobe yang kedua dimodulasi dengan 150
tegak lurus dengan as landasan. Hz.
Karena peralatan bekerja pada frekuensi Bila pesawat bergeser dari as
VHF, maka pancaran signalnya landasan, akan menerima sinyal yang
dipengaruhi oleh pantulan dari hanggar, tidak sama modulasinya dan indicator
gedung – gedung, tumbuh – tumbuhan akan bergerak kekanan/kekiri dari
yang tinggi kendaraan dan lain-lain. Oleh tengah indicator. Bila pesawat bergeser
karena itu adalah penting untuk kekiri dari as landasan maka indicator
menjamin bahwa sudut halangan pada bergerak kekanan dan bila pesawat
lokasi ILS tidak dilanggar/dibiarkan. bergeser kekanan dari as landasan maka
Glide Slope bekerja pada frekuensi UHF indicator bergerak kekiri. Penunjukan
antara 328 – 336 MHz dan umumnya indicator tersebut memberitahu bahwa
dengan jangkauan penerimaan ± 10 pesawat supaya diarahkan kembali
Nautical Mile. Antenna Glide Slope keposisi as landasan.

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
175
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat hubungan fase dari SBO tersebut:
bahwa posisi pesawat adalah menggeser fase 180° antara sideband 90
berhubungan dengan perbedaan HZ dan sideband 150 HZ.langkah
modulation depth 90 Hz dan 150 Hz. tersebut belum menghasilkan hasil
Pada semua localizer modulasi sinyal radiasi yang dikehendaki karena salah
90 Hz mendominasi sebelah kiri satu sideband SBO akan meanambah
perpanjangan as landasan pendekatan radiasi CSB,sedangkan sideband dari SBO
dan 150 Hz mendominasi sebelah kanan yang lain akan menghilangkan karena
perpanjangan as landasan pendekatan. fase digeser 180° tersebut.Untuk
Karena pancaran frekuensi yang mendapatkan pancaran yang
dipakai localizer terpengaruh terhadap dikehendaki selanjutnya menggeser fase
pantulan pancaran dari bangunan, 180° sinyal SBO pada separo system
gunung-gunung dan lain-lain, maka bila jajaran antenna,sehingga hasilnya
perlu untuk mengurangi pengaruh menjadi:
tersebut dapat menambahkan pancaran Separo dari jajaran antenna akan
sinyal di udara yang disebut Clearence. memancarkan kombinasi sinyal CSB dan
Pancaran Clearence ini mendominasi SBO dimana sideband 90 Hz akan saling
sudut 10° sampai 35° dari perpanjangan menambah (same fase), sedangkan
as pada kedua sisi perpanjangan sideband 150 Hz akan saling
landasan. Sinyal Clearence pada daerah menghilangkan (berbeda fase 180°).
tersebut lebih kuat dan dapat Separo dari jajaran antenna yang
menanggulangi terhadap pantulan sinyal sebaliknya akan memancarkan
yang tidak dikehendaki yang dihasilkan kombinasi sinyal CSB dan SBO dimana
oleh side lobe dari sinyal Course. 150 Hz akan saling menambah (sama
Localizer mempergunakan jajaran fase), sedangkan sideband 90 Hz akan
antenna multielemen untuk saling menghilangkan (berbeda fase
menghasilkan radiasi sinyal yang 180°).
direncanakan. Sinyal yang dipancarkan Dalam prakteknya antenna diberi
di udara terdiri dari kombinasi sinyal sinyal berpasangan dengan CSB, SBO
CSB (Carrier and Slide Band) dan SBO atau kombinasi dari CSB dan SBO.
(Slide Band Only) yang menghasilkan Biasanya sinyal CSB menghasilkan
pola radiasi gabungan (Composite pancaran yang lebih kuat pada pasangan
radiation pattern). Efek ini disebut Space antenna bagian tengah dan SBO pada
Modulation. pasangan bagian luar (ujung). Hal ini
Besarnya modulasi AM audio mempunyai efek yang relatif
frekuensi (90 Hz atau 150 Hz) pada menghasilkan beam yang sempit (sudut
frekuensi adalah 20%, total modulation course width mengecil) dan sebaliknya.
kedua audio tersebut adalah 40%. Bila sinyal CSB saja yang dipancarkan
Jika dua sinyal (CSB dan SBO) (tanpa SBO) system akan menghasilkan
dipancarkan, hasil kombinasi kedua DDM = 0 pada semua daerah.
sinyal tersebut tidak ada perbedaam
modulation depth, karena kedua sinyal Kategori Peralatan ILS
mempunyai modulation depth yang Kategori peralatan ILS dalam
sama.Supaya menghasilkan radiasi ILS operasionalnya ketika dipasang di setiap
seperti yang diminta perlu merubah

176 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188


Bandar udara memiliki 3 (tiga) kategori, perpanjangan landasan, dengan jarak
antara lain: pancaran hingga mencapai 25
a. Kategori (Cat.I) Nautical miles.
Peralatan ILS yang memberikan b. Sektor II : Jarak pancaran ILS yang
sinyal panduan pendaratan secara meliputi area sudut antara 10° - 35°
presisi dari mulai batas cakupan luar dari perpanjangan landasan, dengan
sampai dengan posisi pesawat pada jarak pancaran hingga mencapai 17
ketinggian 200 feet (±60 m) diatas Nautical miles.
bidang datar ambang landasan pacu c. Sektor III : Jarak pancaran ILS yang
dengan jarak pandang tidak kurang meliputi daerah/area sudut diatas 35°
800 m atau RVR (Runway Visual dari perpanjangan landasan, dengan
Range) tidak kurang dari 550m. jarak pancaran hingga mencapai 10
b. Kategori II (Cat.II) Nautical miles.
Peralatan ILS yang memberikan
sinyal panduan pendaratan secara Pengujian didarat (Ground
presisi dari mulai batas cakupan luar Inspection)
sampai dengan posisi pesawat pada Pengujian di darat (Ground
ketinggian 100 feet (±30 m) daiatas Inspection) adalah pengujian dan
bidang datar ambang landasan pacu pengukuran yang dilakukan di darat
dengan RVR (Runway Visual Range) terhadap peralatan fasilitas elektronika
tidak kurang dari 350 m. dan listrik penerbangan yang digunakan
c. Kategori III (Cat. III) untuk pelayanan lalu lintas penerbangan.
Peralatan ILS yang memberikan Setiap operator yang mengoperasikan
sinyal panduan pendaratan secara peralatan fasilitas elektronika dan listrik
presisi dari mulai batas cakupan luar penerbangan yang digunakan untuk
sampai dengan sepanjang permukaan pelayanan lalu lintas udara harus
landasan pacu, dengan ketentuan mempertahankan kinerja operasional
sebagai berikut; sesuai standard dan persyaratan
1) Kategori III A, dapat memandu operasional yang ditetapkan.
pendaratan sampai dengan Kinerja operasioanal peralatan
ketinggian 30 m dan RVR sampai fasilitas elektronika dan listrik
dengan 200 m. penerbangan dapat diketahui dengan
2) Kategori III B, dapat memandu cara Kalibrasi Penerbangan (Flight
pendaratan sampai dengan Inspection) atau Pengujian di darat
ketinggian 15 m dan RVR antara (Ground Inspection).
200 m sampai dengan 50 m. Peralatan Fasilitas Elektronika dan
3) Kategori III C, dapat memandu Listrik Penerbangan yang wajib untuk
pendaratan hingga tanpa batas dilakukan pengujian di darat meliputi :
ketinggian dan visual reference. a. Peralatan Fasilitas Komunikasi
Penerbangan, meliputi :
Jangkauan pancaran (coverage) - VHF A/G – ER (ACC);
peralatan ILS terbagi menjadi 3 (tiga) - VHF A/G (APP);
sector: - VHF A/G ADC (TOWER SET);
a. Sektor I : Jarak pancaran ILS yang - HF A/G RDARA/MWARA.
meliputi daerah/area sudut 10° dari

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
177
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
b. Peralatan Fasilitas Navigasi Distance Measuring Equipment,
Penerbangan, meliputi : dilakukan 1 X 4 Minggu;
- Non Directional Beacon (NDB) 3) Untuk peralatan Primary
HR/MR/LR; Surveillance Radar, Secondary
- Very High Frequency Omni Surveillance Radar, Radar Display
Directional Range (VOR); dilakukan 1 X 8 Minggu.
- Distance Measuring Equipment
(DME). Pengujian secara berkala (periodic
test) dilakukan oleh operator (bandara)
c. Peralatan Fasilitas Pengamatan dan Pengujian secara khusus (special
Penerbangan, meliputi : test) dilakukan oleh Direktorat Jenderal
1) Primary Surveillance Radar (PSR); Perhubungan Udara, Pengujian berkala
2) Secondary Surveillance Radar di darat terdiri dari : pengukuran
(SSR); parameter dan pengukuran output.
3) Monopulse Secondary Surveillance Pengujian secara khusus (special test),
Radar (MSSR); dilaksanakan :
4) Radar Display. i. untuk mendapatkan atau
memperpanjang masa berlaku
d. Peralatan Fasilitas Bantu Pendaratan, Sertifikat Peralatan Fasilitas
meliputi : Elektronika dan Listrik Penerbangan
1) Instrument Landing System (ILS): sesuai Peraturan Direktur Jenderal
a) Localizer; tentang Sertifikat Peralatan Fasilitas
b) Glide Path; Elektronika dan Listrik Penerbangan.
c) Middle Marker; ii. Direktur Jenderal menganggap perlu
d) Outer Marker dalam hal :
2) Visual Aids : o terjadinya penggantian suku
a) Approach Lighting System; cadang, relokasi, rekondisi yang
b) Flashing light; dapat mempengaruhi kinerja
c) Threshold light; peralatan;
d) Runway light; o terjadinya accident di bandar
e) PAPI/VASI; udara tersebut;
f) Rotating Beacon o terjadinya bencana alam;
o kalibrasi penerbangan tidak dapat
Pengujian di darat (Ground Inspection) dilaksanakan sesuai dengan jadwal
peralatan fasilitas elektronika dan listrik iii. Atas permintaan operator.
penerbangan dilakukan dengan cara : Sesuai dengan Doc 8071 ICAO yang
a. secara berkala (periodic test), dengan menyatakan bahwa ground inspection
ketentuan: dilakukan oleh seorang teknisi khusus
1) Untuk peralatan VOR, ILS dengan memepergunakan beberapa
(Localizer, Glide Path, Middle test equipment. Pengujian di darat ini
Marker, Outer Marker ) dilakukan tidak membutuhkan biaya yang besar
1 X 2 Minggu; dan juga lebih cepat untuk
2) Untuk peralatan VHF A/G, HF mengetahui kinerja dari fasilitas yang
A/G, Non Directional Beacon, diukur.
Visual Aids (VASIS, PAPI),

178 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188


Adapun parameter utama yang diukur instalasi permanen dari sebuah
pada pengujian didarat peralatan fasilitas navigasi.
localizer adalah sebagai berikut : b. Commisioning (pemeriksaan)
a. RF Power Level Kalibrasi commisioning adalah
b. Course Alignment penerbangan kalibrasi/pemeriksaan
c. Different Depth of Modulation penerbangan terhadap peralatan
d. Identification modulation depth secara menyeluruh yang dilaksanakan
e. Carrier Frequency utnuk memperoleh informasi untuk
kerja secara lengkap seperti
Penerbangan Kalibrasi (Flight jangkauan fasilitas, kita ketahui ada
Calibration) pengaruh terrain yang membatasi
Sesuai dengan Undang – undang dari performance peralatan yang
penerbangan No. 1 tahun 2009 pasal 299 dipasang dan menetapkan bahwa
yang menyatakan bahwa fasilitas fasilitas dapat mendukung kebutuhan
navigasi penerbangan yang dioperasikan operasional penerbangan,
untuk pelayanan navigasi penerbangan pemeriksaan harus
wajib dikalibrasi secara berkala agar Terpenuhi sebelum fasilitas navigasi
tetap laik operasi. yang baru diinstalasi dioperasikan
Definisi penerbangan kalibrasi untuk mendukung kebutuhan
menurut Flight Inspection Manual tahun operasional penerbangan.
1996 chapter 300 adalah : c. Periodic (berjadwal)
“ Flight Inspection is inflight investigation Kalibrasi periodik adalah penerbangan
and evaluation of air navigation aid and kalibrasi/pemeriksaan penerbangan
instrument flight procedures to ascertain (flight inspection) yang dilaksanakan
or verify that they meet established secara berjadwal pada setiap
tolerances and provide safe operation for peralatan fasilitas navigasi untuk
intended use” memeriksa dan menentukan bahwa
Artinya diterjemahkan secara bebas ; untuk kerja fasilitas yang diperiksa
Penerbangan kalibrasi adalah masih mendekati atau sama dengan
penerbangan yang bertujuan untuk standar commisioning dan masih
menyelidiki dan mengevaluasi alat bantu dapat mendukung kebutuhan
Navigasi udara dan instrument prosedur operasional penerbang.
penerbangan serta untuk memastikan d. Special condition (keadaan khusus).
atau membuktikan bahwa peralatan Kalibrasi special condition adalah
tersebut masih dalam toleransi yang penerbangan kalibrasi (flight
aman untuk dioperasikan. calibration ) yang dilaksanakan untuk
Pelaksanaan penerbangan kalibrasi menentukan karakteristik untuk kerja
dilaksanakan berdasarkan beberapa peralatan untuk tujuan khusus atau
keadaan di antaranya: dalam kaitan dengan keadaan khusus.
a. Site evaluation (evaluasi lokal). Contoh: keadaan yang menuntut
Merupakan penerbangan kalibrasi pemeriksaan ini adalah saat
dilaksanakan untuk menentukan terjadinya perbaikan yang berat
kepatutan/kepantasan suatu tempat ,penggantian antenna, modifikasi
(lokasi) yang diusulkan untuk fasilitas atau pemugaran/pemindahan
fasilitas. Pemeriksaan khusus

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
179
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
mungkin juga dilaksanakan karena inbound di localizer, antara 10 mil hingga
kecurigaan kegagalan pemakaian 3 mil dari antena localizer. Modulasi yang
fasilitas yang dilaporkan oleh teknisi diluar toleransi akan menjadi dasar
pemelihara atau pilot pemakai untuk pembatasan fasilitas terpasang
fasilitas. atau dipasang ulang dengan antena tipe
e. Survaillance baru.
Kalibrasi survaillance bertujuan b. Rasio Power:
untuk mengecek kondisi umum Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
peralatan masih standar atau tidak untuk mengukur rasio power antara
dan sebagai evaluasi selama course dan pemancar clearance dari dual
penerbangan dilakukan dengan tidak frekuensi localizer. Bila pesawat
berjadwal. dilengkapi dengan spektrum analyzer,
posisi pesawat pada localizer on course
Berdasarkan untuk kerja fasilitas, dalam jarak 10 mil dan line of sight dari
inspeksi penerbangan harus menetapkan antenna, membandingkan kekuatan
salah satu dari klasifikasi status berikut: sinyal relatif course dan pemancar
Unrestricted : status atas fasilitas yang clearance dengan daya RF pemancar
memenuhi nilai toleransi course dialarm dan pemancar clearance
yang dipersyaratkan. normal.
Restricted: Status atas fasilitas yang c. Phasing
tidak memenuhi nilai Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
toleransi yang ditentukan untuk menentukan bahwa hubungan fase
berdasarkan standar antara sideband dan carrier energinya
inspeksi (wilayah ruang optimal. Fasilitas ini normalnya diphase
udara yang menggunakan dengan ground prosedur.
fasilitas tersebut harus d. Lebar dan simetri Course Sector
didefinisikan sebagai Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
unusable pada Notam. untuk membangun dan
Unusable : Status atas fasilitas yang mempertahankan lebar dan simetri
tidak aman atau tidak course sector. Prosedur ini berlaku untuk
dapat diandalkan untuk front course, lebar dan simetri course
navigasi (Notam harus diukur antara 4 dan 24 mil dari antena
ditertibkan dengan localizer di lowest coverage altitude.
mendefinisikan bahwa Lebar course sector tiap tiap localizer
fasilitas tersebut diatur berbeda-beda sesuai dengan
unusable). panjang Run Way yang dimiliki oleh
Adapun parameter utama yang diukur bandara.
pada penerbangan kalibrasi e. Course alignment dan struktur
peralatanlocalizer adalah sebagai Pemeriksaan ini untuk mengukur
berikut: kualitas dan alignment sinyal on-course.
a. Level Modulasi Pemeriksaan alignment dan struktur
Pemeriksaan ini mengukur pancaran biasanya dilakukan secara bersamaan.
signal modulasi localizer. Untuk Toleransi untuk course bend untuk zone
prosedur-front course yang 1-2 untuk localizer Cat I adalah 30µA
diperbolehkan, modulasi diukur saat

180 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188


(0.031 DDM), sedangkan untuk zone 3 hubungan antara variabel sosiologis
adalah 14µA (0.015 DDM). maupun psikologis (Kerlinger, 1996)1.
f. Referensi Monitor Berdasarkan pendapat pakar tersebut,
Inspektur harus memastikan bahwa maka penulis memilih metode survei
fasilitas harus diset pada referensi untuk penelitian ini, disamping itu
monitor untuk setiap pemeriksaan. penulis memiliki beberapa alasan
g. Clearance diantaranya sebagai berikut:
Clearance diukur untuk memastikan Metode ini menurut paling fleksibel
bahwa peralatan memberikan untuk mendapatkan data sekunder dari
penunjukan yang pasti diseluruh laporan hasil penerbangan kalibrasi dan
layanan. Pemeriksaan ini digunakan laporan hasil pengujian didarat yang
untuk front course pada radius 6 sampai dimiliki oleh dinas teknik elektronika
10 mil dari antena di lowest coverage dan listrik bandar udara Sam Ratulangi
altitude. Pada pemeriksaan berkala, Manado, karena bila ada masalah penulis
clearance dapat diperiksa sampai jarak bisa langsung bertanya kepada seluruh
14 nautical mile dari antena localizer. teknisi elektronika dan listrik.
h. Coverage Data yang diperoleh dari survei bisa
Coverage harus dievaluasi secara penulis analisa untuk mengetahui apakah
bersamaan dengan masing-masing ada persamaan atau apakah ada
kebutuhan pemeriksaan selama semua perbedaan dari dua variabel independen.
inspeksi berlangsung.
i. Identifikasi dan suara Populasi dan Sampel
Pemeriksaan ini dibuat untuk Populasi
memastikan identifikasi diterima di Populasi adalah wilayah generalisasi
seluruh area localizer. Identifikasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang
localizer memiliki tiga huruf kode mempunyai kualitas dan karakteristik
pengenal didahului dengan kode huruf I. tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Berdasarkan penjelasan mengenai untuk dipelajari dan kemudian ditarik
penerbangan kalibrasi dapat kesimpulannya.
disintesakan Dalam penelitian ini penulis
bahwa penerbangan kalibrasi memiliki menentukan bahwa populasi yang
sebuah dimensi yaitu pengukuran digunakan adalah data hasil pengujian
parameter output. didarat dan data hasil penerbangan
kalibrasi peralatan Localizer Wilcox type
METODOLOGI PENELITIAN MK20A dari bulan Februari tahun 2009
Metode Pengumpulan data sampai dengan bulan Agustus 2010 yang
Metode penelitian yang digunakan dimiliki oleh dinas teknik elektronika
penulis pada penelitian ini adalah dan listrik bandar udara Sam Ratulangi
metode penelitian survei. Metode Manado.
penelitian survei adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun Sampel
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah Riduwan (2007:56) mengatakan
data dari sampel yang diambil dari bahwa “Sampel adalah bagian dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan populasi.” Sugiyono (2010:62)
kejadian-kejadian relatif, distribusi dan mengatakan “Sampel penelitian adalah

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
181
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
sebagian dari populasi yang diambil Berdasarkan pengertian diatas, maka
sebagai sumber data dan dapat mewakili penulis menetapkan dua variabel
seluruh populasi.” Karena jumlah independen yang tidak saling
populasi data hasil pengujian didarat mempengaruhi untuk dibandingkan.
jauh lebih banyak dibandingkan dengan
data hasil penerbangan kalibrasi maka Variabel Independen (X1).
penulis mempergunakan teknik sampling Variabel independen (variabel bebas)
Purposive. adalah variabel yang mempengaruhi atau
Teknik Purposive ini memberikan yang menjadi sebab perubahanya atau
kebebasan pada penulis untuk timbulnya variabel terikat (dependen),
menentukan sampel dengan dalam penelitian ini sebagai variabel
pertimbangan tertentu. Adapun independen yang pertamaAdalah data
pertimbangannya adalah penulis ingin hasil pengujian di darat (ground
membandingkan satu data penerbangan isnpection) peralatan Localizer Wilcox
kalibrasi dengan lima data hasil type MK20A bandar udara Sam
pengujian didarat setelah penerbangan Ratulangi.
kalibrasi. a. Definisi Konseptual
Penerbangan kalibrasi peralatan Data hasil Pengujian di darat (ground
Localizer Wilcox type MK20A di bandar inspection) adalah suatudata yang
udara Sam Ratulangi Manado dari bulan diperoleh dari hasil kegiatan pengujian
Februari 2012 sampai dengan bulan dan peneraan yang dilakukan di darat
Agustus 2013 data sekunder yang terhadap peralatan fasilitas elektronika
penulis miliki adalah: dan listrik penerbengan yang digunakan
8 data X 3 parameter = 24 data hasil untuk pelayanan lalu lintas
penerbangan kalibrasi penerbangan4.
b. Definisi Operasional
20 data X 3 parameter = 60 data hasil Penentuan data hasil pengujian
pengujian di darat didarat (ground inspection) peralatan
Localizer type MK20A adalah memiliki
Variabel Penelitian sebuah dimensi yaitu parameter output
Variabel penelitian adalah segala dari peralatan tersebut.
sesuatu yang berbentuk apa saja yang c. Kisi-kisi Instrument Variabel X1
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari Kisi-kisi instrumen untuk data varibel
sehingga diperoleh informasi tentang hal X1 dapt dibuat seperti tampak pada tabel
tersebut, kemudian ditarik 1.
kesimpulannya. Tabel 1. Kisi-kisi instrumen
Secara teoritis variabel dapat variabel data hasil pengujian didarat (X1)
didefinisikan sebagai atribut seseorang,
atau obyek yang mempunyai “variasi” No Dimensi Indicator Keterangan
antara satu orang dengan yang lain atau Modulation
satu obyek dengan obyek yang lain 1 Parameter Course
(Hatch dan Farhady,1981). Variabel alignment
dapat juga merupakan dari bidang Course
keilmuan atau kegiatan tertentu. width
(sumber: Skep Dirjen Hubud No.83 Tahun 2005)

182 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188


dipahami terlebih dahulu perlu diolah
dan dikumpulkan sehingga mudah di
Variabel Independen (X2) pahami.
Variabel Independen (bebas) yang Pada penelitian ini sumber data
kedua pada penelitian ini adalah data langsung dihimpun oleh penulis (data
hasil penerbangan kalibrasi (flight sekunder) dengan metode pengumpulan
Calibration) peralatan Localizer Wilcox data:
type MK20A bandar udara Sam Ratulangi Dokumentasi
Manado. Membaca dan mempelajari manual
a. Definisi Konseptual book ILS, mempelajari Skep Dirjen
Data hasil Penerbangan kalibrasi Hubud No.83 tahun 2005, Document
adalah suatu data yang diperoleh dari 8071 ICAO dan mempelajari form hasil
adanya kegiatan untuk menyelidiki dan ground inspection Localizer serta form
mengevaluasi alat bantu Navigasi udara hasil flight calibration.
dan instrumen prosedur penerbangan Teknik Observasi
serta untuk memastikan atau Pengamatan langsung yang dilakukan
membuktikan bahwa peraltan tersebut penulis selama menjadi karyawan PT
masih dalam toleransi yang aman untuk Angkasa Pura 1(persero) cabang
dioperasikan. Bandara Sam Ratulangi.
b. Definisi Konseptual
Penentuan data hasil penerbangan Teknik Analisis Data
kalibrasi (flight calibration) peralatan Jenis data yang dihimpun penulis
Localizer Wilcox type MK20A adalah adalah data sekunder yaitu data hasil
memiliki sebuah dimensi yaitu pengujian di darat dan data hasil
parameter output dari peralatan penerbangan kalibrasi peralatan
tersebut. localizer Wilcox type MK20A yang
c. Kisi-kisi Instrumen Variabel X2 berbentuk data Rasio. Untuk
Kisi-kisi instrumen untuk Variabel X2 menentukan jenis statistik inferensial (
dapat dibuat seperti tampak pada tabel2. statistik probabilitas ) parametris yang
Tabel 2. Kisi-kisi instrumen variabel akan penulis pergunakan maka kedua
data hasil Penerbangan Kalibrasi (X2). variabel data tersebut sebelumnya akan
penulis uji dengan melakukan uji
normalitas. Menurut Sugiyono pada buku
No Dimensi Indicator Keterangan
statistika untuk penelitian tahun 2010
Modulation Hal 27, jika kita mempergunakan
Course hipotesis komparatif dua sample
1 Parameter alignment independen dan data berjenis data rasio
Course yang berdistribusi normal maka penulis
Width akan merpergunakan uji t-test
(sumber : FAA 8200, Flight Inspection Manual) independent. Namun jika data tidak
berdistribusi normal maka penulis akan
Teknik Pengumpulan Data menggunakan jenis statistik non
Data yang diperoleh dari suatu parametris. Sebelum memilih jenis
penelitian disebut data mentah (raw teknik statistik parametris maka data
data) dan beragam nilainya. Agar mudah rasio ini akan diturunkan tingkatannya

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
183
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
menjadi data ordinal8. Sesuai tabel membandingkannya dengan nilai Ltabel
penggunaan statistik bila data berbentuk dari tabel Liliefors.
data ordinal maka penulis 7. tentukan kriteria pengujian Ha yaitu :
merpegunakan uji Mann-Whitney U-test. Jika L0< Ltabel maka Ha diterima (
Berikut ini penulis berikan teknik berdistribusi normal ).
statistik yang dipergunakan untuk 8. Membuat kesimpulan
menganalisa hasil penelitian ini.
b. Uji Homogenitas.
a. Uji Normalitas Untuk mengetahui data hasil
Untuk mengetahui apakah data hasil penelitian ini apakah datanya homogen
pengujian di darat dan data hasil atau tidak, maka penulis menggunakan
penerbangan kalibrasi Localizer MK20A uji kesamaan dua varians (Homogenitas).
bandar usara Sam Ratulangi Adapun cara pengujian Homogenitas
berdistribusi normal atau tidak, maka yang penulis pakai adalah Varians
penulis menggunakan uji Liliefors untuk terbesar dibandingkan varians terkecil
uji normalitas data. Dasar pemilihan yang langkah penyesuaiannya sebagai
dengan uji Liliefors adalah data yang berikut10:
dimiliki cukup kecil jumlahnya yaitu 1. Pernyataan Hipotesis:
hanya 20 data untuk variabel pengujian Ho : Sampel tidak homogen
di darat dan 8 data untuk variabel Ha : Sampel Homogen
penerbangan kalibrasi. Ada pun urutan
yang harus dilakukan untuk uji Cari Fhitung Dengan menggunakan
normalitas menggunakan uji liefors rumus
adalah. 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F= 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Pernyataan Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi tidak normal
2. Tetapkan (α)
Ha : Sampel berdistribusi normal
3. Cari Ftabel dengan cara :
dk pembilang =n-1 (untuk varians
1. Menentukan taraf significance (α)
terbesar)
2. Mengurutkan data sampel dari kecil
dk penyebut =n-1 (untuk varians
ke besar dan menentukan frekuensi
terkecil)
tiap-tiap data.
4. Dengan menggunakan tabel F didapat
3. Menetukan nilai Z (bilangan baku)
nilai Ftabel
dari tiap-tiap data dengan rumus:
𝑋𝑖−𝑋
5. Tentukan kriteria pengujian H0 yaitu :
Zi = 𝑆 Jika Fhitung < Ftabel maka Ha
4. Menentukan besar peluang untuk diterima (homogen)
masing-masing nilai Z berdasarkan 6. buatlah kesimpulannya.
tabel Z, dan disebut dengan F(Z).
5. Menghitung frekuensi kumulatif dari Pembahasan Hasil Penelitian.
masing-masing nilai Z, dan disebut Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan S(Z) dengan rumus: disebutkan pada analisa data diatas,
𝑓𝑖 serta mengacu kepada standar dan
S (Z) = ∑𝑓
ketentuan yang berlaku dalam dunia
6. Menentukan nilai L0 = [ F (Z) – S (Z) ]
penerbangan antara lain :
yang terbesar yang dipakai dan

184 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188


1. Surat keputusan direktur jenderal pengujian di darat dengan data hasil
perhubungan udara nomor : penerbangan kalibrasi penulis
SKEP/83/VI/2005 tentang prosedur melaksanakan uji Homogenitas yang
pengujian di darat ( ground inspection menghasilkan hipotesa bahwa data tidak
) peralatan fasilitas elektronika dan homogen. Selanjutnya dengan
listrik penerbangan. mempergunakan teknik statistika t-test
2. Prosedur Pelaksanaan Penerbangan independen menghasilkan thitung = -5,051
kalibrasi sesuai dengan dokumen FAA dan ttabel = 2,904 pada tingkat kepentingan
8200 (Flight Inspection Manual ), yang (α) = 0,01 . Jika disimpulkan –thitung > -
bertujuan untuk mengevaluasi alat ttabel, hipotesis ini artinya terdapat
bantu navigasi udara dan untuk perbedaan Course Alignment antara data
membuktikan bahwa peralatan hasil pengujian di darat dengan data
Navigasi masih dalam toleransi yang hasil Penerbangan kalibrasi peralatan
aman untuk dioperasikan. Localizer Wilcox type MK20A di Bandar
Udara Sam Ratulangi Manado.
Dari data yang dimiliki penulis dan Untuk kelompok data yang ketiga
standar yang berlaku, untuk kelompok yaitu data parameter Course Width
data yang pertama yaitu data parameter setelah dilakukan uji normalitas dengan
modulation setelah dilakukan uji uji Lilliefors menghasilkan hipotesa yang
normalitas dengan uji Lilliefors menyatakan bahwa data berdistribusi
menghasilkan hipotesa yang menyatakan normal. Karena data berdistribusi
bahwa data tidak berdistribusi normal. normal (parametris), sebelum
Karena data tidak berdistribusi normal melakukan komparasi antara data hasil
(non parametris) maka untuk melakukan pengujian di darat dengan data hasil
komparasi antara data hasil pengujian di penerbangan kalibrasi penulis
darat dengan data hasil penerbangan melaksanakan uji Homogenitas yang
kalibrasi penulis mempergunakan teknik menghasilkan hipotesa bahwa data tidak
statistika Mann- Whitney U-Test. Hasil homogen. Selanjutnya dengan
perhitungan menghasilkan Uhitung = 0 dan mempergunakan teknik statistika t-test
Utabel = 30 pada tingkat kepentingan (α) = independen menghasilkan thitung = -1,553
0,01. Jika disimpulkan Uhitung< Utabel , dan ttabel = 3,18 pada tingkat kepentingan
hipotesis ini artinya terdapat perbedaan (α) = 0,01 . Jika disimpulkan –thitung < -
presentase modulation antara data hasil ttabel, hipotesis ini artinya tidak terdapat
pengujian di darat dengan data hasil perbedaan Course Width antara data
penerbangan kalibrasi peralatan hasil pengujian di darat dengan data
Localizer Wilcox type MK20A di Bandar hasil Penerbangan kalibrasi peralatan
Udara Sam Ratulangi Manado. Localizer Wilcox type MK20A di Bandar
Untuk kelompok data yang kedua Udara Sam Ratulangi Manado.
yaitu data parameter Course Alignment Adanya bukti perbedaan data dari
setelah dilakukan uji normalitas dengan pancaran Localizer jika diukur dengan
uji Lilliefors menghasilkan hipotesa yang pelaksanaan Penerbangan Kalibrasi
menyatakan bahwa data berdistribusi dibandingkan dengan pelaksanaan
normal. Karena data berdistribusi pengujian di darat sangatlah wajar
normal (parametris), sebelum karena prosedur pelaksanaanya ada
melakukan komparasi antara data hasil

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
185
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
perbedaan pada lokasi pengukuran dan 2. Adanya persamaan menurut
alat ukur yang digunakan. pengujian dengan teknik statistik
Sesuai dengan prosedur penerbangan antara data hasil penerbangan
kalibrasi menyatakan bahwa level kalibrasi (flight calibration) dengan
modulation diukur saat pesawat inbound data hasil pengujian di darat (ground
di Localizer antara 10 Nautical Mile – 3 inspection) untuk parameter Course
Nautical Mile, untuk pengukuran Course Width peralatan Localizer Wilcox type
Alignment dilakukan pada masing- MK20A.
masing Zone Localizer dan pengukuran 3. Dari hasil penelitian disimpulkan
Course Width pada jarak 4 – 10 nautical bahwa pelaksanaan pengukuran
Mile. Sedangkan prosedur pengujian di terhadap peralatan Localizer Wilcox
darat dengan menggunakan PIR hanya Type MK20A harus dilaksanakan
300 meter di depan antenna Localizer. tepat waktu, sesuai ketentuan
Seperti yang telah disebutkan pada peraturan yang berlaku, karena
teori dasar Localizer, bahwa faktor pengukuran tidak dapat hanya
propagasi dan lingkungan juga sangat dilaksanakan di ground saja, tetapi
berpengaruh terhadap signal pancaran ada parameter yang memang harus di
localizer sehingga hasil pengukuran ukur dengan menggunakan flight
penerbangan kalibrasi mendapat calibration.
pengaruh yang lebih besar dibandingkan
dengan hasil pengujian di darat. Saran
Demikianlah hasil analisa secara Dari kesimpulan diatas, untuk
teknik statistik data hasil pengujian di meningkatkan keselamatan penerbangan
darat dan data hasil penerbangan dan menambah wawasan tentang ilmu
kalibrasi dimana menghasilkan hipotesis penelitian di bidang teknik navigasi
bahwa data Course Width tidak ada udara, maka penulis menyarankan:
perbedaan tetapi data Modulation dan 1. Direktorat Jenderal Perhubungan
Course Alignment terdapat perbedaan Udara sebagai Regulator, PT. Angkasa
Pura 1 (Persero) sebagai pengelola
KESIMPULAN DAN SARAN Bandara dan Balai Kalibrasi
Kesimpulan. senantiasa bekerja sama agar
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pelaksanaan Kalibrasi dapat berjalan
pembahasan maka dapat ditarik tepat waktu.
kesimpulan sebagai berikut : 2. Perlu adanya pelatihan bagi teknisi
1. Adanya perbedaan menurut navigasi udara agar pelaksanaan
pengujian dengan teknik statistik Penerbangan kalibrasi dan pengujian
antara data hasil pengujian di darat ( di darat bisa terlaksana dengan baik.
ground inspection ) dengan data hasil 3. Penelitian ini dapat dikembangkan
penerbangan kalibrasi (flight oleh para Dosen STPI untuk
calibration) untuk parameter mengambil sampel Peralatan navigasi
Presentase Modulation dan Course di Bandara lain selain Bandara Sam
alignment peralatan Localizer Wilcox Ratulangi Manado, sehingga dapat
type MK20A di Bandar Udara Sam ditarik kesimpulan bahwa semua
Ratulangi Manado. peralatan navigasi di seluruh Bandar
udara di Indonesia dalam

186 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188


pelaksanaan flight Inspection harus
tepat waktu dan tidak diperbolehkan
adanya keterlambatan, karena akan
berpengaruh terhadap keselamatan
penerbangan.

DAFTAR ISTILAH

Alignment, posisi atau arah yang


bertepatan dengan patokan nominalnya.

Difference In Depth Of Modulation


(DDM), prosentase kedalaman modulasi
dari sinyal yang besar dikurangi
prosentase kedalaman modulasi dari
sinyal yang kecil.

Coverage, ruang udara yang


dipersyaratkan melingkup sinyal RF
dengan karakteristik tertentu yang
dipancarkan oleh Localizer.

Course Line, tempat kedudukan titik-


titik yang terletak paling dekat dengan
sumbu landasan pada bidang horizontal
dimana DDMnya sama dengan Nol.

Side Band Only (SBO), frekuensi Side


Band saja dimana frekuensi Carriernya
dihilangkan (diperlemah).

Metode Pengukuran Peralatan Localizer di Bandar Udara : Studi Kasus Bandar Udara Sam
187
Ratulangi-Manado (Feti Fatonah)
188 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 173-188

Anda mungkin juga menyukai