Anda di halaman 1dari 6

KEEFEKTIVAN PEMBAGIAN OBAT DENGAN PENERAPKAN

SISTEM UDD (UNIT DOSE DISPENSING) UNTUK


MENURUNKAN MEDICATION ERROR

Di Susun Oleh :

CARLOS RATU PE 195070209111001


ETI PURWANSARI 195070209111002
RAHANI AYU AMALIA 195070209111011
DEVI OCTAVIANA 195070209111015
NINDY CLAUDIA A 195070209111019
INGGIT FATHARANI A 195070209111026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LITERATURE REVIEW

Pendahuluan
Penggunaan obat merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis,
dimana terkait beberapa komponen, mulai dari diagnosa, pemilihan dan penentuan
dosis obat, petunjuk pemakaian obat, cara pengemasan, pemberian label, dan
kepatuhan penggunaan obat oleh penderita (Irmawati, 1996). Faktor kunci dalam
pengembangan pelayanan rumah sakit adalah bagaimana meningkatkan mutu
pelayanan medik. Mutu pelayanan medik merupakan indikator penting baik
buruknya pelayanan rumah sakit yang terkait dengan safety (keselamatan), karena
itu upaya pencegahan medication eror sangatlah penting.
Medication erors adalah dalam membentuk reaksi yang diinginkan dari
pasien (Malone dkk, 2001). Jenis-jenis medication errors ada beberapa macam,
salah satunya adalah Clinical errors. Clinical errors kesalahan pengobatan yang
disebabkan terjadinya alergi, adverse drug reaction, interaksi obat dengan obat,
interaksi obat dengan penyakit, interaksi obat dengan makanan, dan
ketidaksesuaian obat yang meliputi lama terapi, dosis, cara pemberian, dan jumlah
obat (Cohen, 1999). Medication error merupakan masalah yang serius, karena
semakin banyaknya data terkait dengan medication error. Penelitian yang
dilakukan di Amerika pada tahun 1960-an menunjukkan angka kejadian
medication errors di rumah sakit. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa rata-
rata seorang penderita mendapat 6-7 obat sehari dan diperoleh rata-rata angka
kejadian kesalahan sebesar 6-15%. Data di atas menunjukkan bahwa seorang
penderita dapat mengalami satu medication errors dalam kurun waktu satu hari.
Penelitian tersebut, menyebabkan para farmasis termotivasi untuk
menyumbangkan kemampuan profesional mereka dan bekerja sama dengan
tenaga kesehatan lainnya, untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan
dengan obat (Seto, 2004).
Laporan lain mengungkapkan adanya rumah sakit yang belum menerapkan
sistem distribusi obat yang benar untuk penderita rawat tinggal sehingga terdapat
adanya berbagai sumber pelayanan obat di suatu rumah sakit yang tidak
terkoordinasi dan tidak terkendali oleh instalasi farmasi rumah sakit (IFRS)
(Siregar, 2004). Keberhasilan terapi tidak lepas dari peran farmasis dalam aspek
penyaluran obat pada penderita yang menyangkut tepat obat, tepat waktu, tepat
dosis, tepat cara pemakian, tepat lama pemakaian, tepat kombinasi, serta biaya
obat yang dikeluarkan oleh penderita ditekan seefisien mungkin (Irmawati, 1996).
Sistem unit dose dispensing mempunyai tujuan perspektif kepedulian
terhadap pasien. Sistem UDD dapat memperkecil terjadinya kesalahan
pengobatan. Obat dibagikan dalam bentuk paket unit dose (dibungkus secara
terpisah untuk masing-masing dosis), biasanya dikemas dalam persediaan 24 jam.
Sistem UDD ini sangat efisien tetapi memerlukan modal besar untuk pembelian
mesin pembungkus dan lemari pengobatan (Siregar, 2004). Distribusi obat unit-
dose pengobatan dapat diteliti terlebih dahulu oleh personel apoteker dan ilmu
perawat mulai dari persiapan obat, pembungkusan, pemberian label sehingga
pelaksaan lebih teliti (Cohen, 1999).

Metode
Kami menggunakan strategi pencarian berdasarkan metode PICOT atau
populasi, intervensi, compare, outcome, dan time yaitu :
Populasi : tenaga kesehatan dikhususkan pada perawat dan farmasi
Intervensi : Penerapan sistem UDD (Unit Dose Dispensing)
Compare : Tidak melakukan perbandingan atas jurnal yang ditemukan
Outcome : Keefktivitasan penerapan pendistribusian obat dengan sistem UDD (Unit
Dose Dispensing)
Time : 10 tahun terakhir (2009-2019)
Kriteria Inklusi
a) Penerapan sistem distribusi obat dengan UDD (Unit Dose Dispensing)
b) Pelaksanaan sistem UDD untuk menurunkan Medication errors
c) Berada dalam lingkup keperawatan dan kefarmasian rumah sakit
Kami mencari di Google Scholar yang diterbitkan dalam bahasa indonesia
atau bahasa inggris antara tahun 2009 sampai 2019 dengan teks lengkap yang
tersedia gratis. Kami menggunakan strategi pencarian berdasarkan persyaratan
dan sinonim dengan tertuang dalam kata kunci (keyword) berikut ini.
Keyword
Target OR tujuan OR usaha AND sistem OR teknik AND unit dose
dispensing AND hospital AND Nurse*

Hasil
Records identiified through
database searching (n = 69)

Records after duplicates removed


(n = 66)
(n = 66 )

Records screened (n = 66) Records excluded (n = 53)

Full-text article assessed for Full-text articles excluded


eligibility (n = 13) (n = ......)

Studies included in qualitative


(n = ........)

Pencarian database yang disediakan berjumlah 69 kutipan, dan setelah


ditelaah ulang terdapat kutipan yang sama berjumlah 3 sehingga berkurang
menjadi 66 kutipan. Kemudian, kami memilah kembali sesuai kriteria inklusi
yang memenuhi berjumlah 13 kutipan dan yang tidak memenuhi atau ekslusi
berjumlah 53 kutipan. Kami selanjutnya membaca full-text dari 13 kutipan yang
sesuai kriteria inklusi dan ditemukan jumlah kutipan yang akan dibahas pada hasil
berjumlah ...... yang akan dijabarkan dalam bentuk tabel literatur review.
Tabel Literatur Review
Penulis dan Judul Desain Jumlah
No. Hasil Penelitian
Jurnal Penelitian sampel
1. Laporan PKPA Deskriptif Seluruh Sistem UDD dapat
unit dose analitik kariawan membantu
dispensing (Depo mengoptimalkan terapi
Farmasi Rawat yang diberikan oleh pasien
Inap) selama dirawat. Pelayanan
resep UDD di lakukan
petugas farmasi dengan
memberikan obat untuk
sekali minum dalam
sehari. Mengurangi
kesalahn pengobatan
karena adanya
pemeriksaan ganda oleh
farmasi ketika membaca
resep dokter, sebelum dan
sesudah menyiapkan obat
dan pemeriksaan oleh
perawat pada saat
membaca instruksi obat
sebelum memberikan obat
kepada pasien
2. Review : Riview jurnal Pada penelitian yang
Medication Erorr dilakukan oleh Yosefin
Pada Tahap dkk (2016), bahwa faktor
Prescribing, penyebab ME fase
Transcribing, prescribing meliputi beban
dispensing, dan kerja yaitu rasio antara
Administration beban kerja dan SDM
tidak seimbang, edukasi
yaitu penulisan resep tidak
memenuhi syarat
kelengkapan resep,
gangguan bekerja yaitu
terganggu dengan dering
telepon, kondisi
lingkungan yaitu
pencahayaan yang kurang
mendukung saat bekerja,
dan komunikasi yaitu
permintaan obat secara
lisan. Hal ini seharusnya
bisa dihindari
3. Peran teknologi Publikasi 70 jurnal Penggonaan teknologi
informasi untuk Indonesia Index Penelitian informasi Computerized
meningkatkan Physion Order Entry
keamanan (CPOE) dapat
pengobatan di meningkatkan pasien
rumah sakit safety. Kesalahan
pengobatan yang umum
dijumpai adalah salah
nama obat, salah dosis, dan
salah intervalpemberian.

Anda mungkin juga menyukai