Anda di halaman 1dari 6

e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.

1 (February, 2022): 238-243 Jurnal Human Care

CARA PENULISAN RESEP YANG BAIK DAN BENAR UNTUK


DOKTER UMUM: TINJAUAN SINGKAT

Sidhi Laksono1*, Farhan Kurnia Pratama2, Ilham Akbar3, Devana Alifia Afifah4,
Putri Nur Laila Sunandar5, Putri Salsabila Ediati6
1,2,3,4,5,6,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka
*Email Korespondensi: sidhilaksono@uhamka.ac.id1

Submitted: 25-01-2022, Reviewer: 08-02-2022, Accepted: 15-02-2022

ABSTRACT
Prescribing is the final competence of a doctor, which means that a doctor must have a strong
understanding of how to write the right prescription. According to WHO figures, medication errors are
responsible for one death per day and injuring about 1.3 million people each year in the United States.
Several incidents of medication errors also occurred in Indonesia. Insufficient understanding of
standard prescription writing formats results in a lack of prescription writing skills and medication
errors. This article discusses how to write the correct doctor's prescription. The standard for correct
prescription writing consists of inscriptio invocatio prescriptio signature suscriptio and pro. The things
that need to be considered in order to be able to write prescriptions properly and correctly are using
clear ink, drug name (including character letters and spelling), type of drug preparation, dosage,
amount medicine (in roman numerals), and the requested method of consumption must be written
completely and clearly in the prescription to avoid medication errors.

Keywords: Medicine, prescription, prescription writing.

ABSTRAK
Peresepan merupakan kompetensi akhir seorang dokter, yang artinya seorang dokter harus memiliki
pemahaman yang kuat tentang cara penulisan resep yang tepat. Menurut angka WHO kesalahan
medikasi bertanggung jawab atas satu kematian per hari dan melukai sekitar 1,3 juta orang setiap tahun
di Amerika Serikat. Beberapa insiden kesalahan medikasi juga terjadi di Indonesia. Pemahaman yang
kurang mendalam tentang standar format penulisan resep mengakibatkan kurangnya keterampilan
menulis resep dan kesalahan medikasi. Artikel ini membahas cara menulis resep dokter yang benar.
Standar penulisan resep yang benar terdiri atas inscriptio invocatio prescriptio signature suscriptio dan
pro. Adapun hal yang perlu diperhatikan agar dapat menulis resep dengan baik dan benar adalah
menggunakan tinta yang jelas, nama obat (termasuk huruf karakter dan ejaannya), bentuk sediaan,
dosis, jumlah obat (dalam angka romawi), dan cara konsumsi yang dimintakan harus tertulis dengan
lengkap dan jelas dalam resep untuk menghindari kesalahan medikasi.
Kata kunci: Obat, resep, penulisan resep

pemulihan, promosi kesehatan dan


PENDAHULUAN
kontrasepsi, termasuk produk
Obat adalah salah satu sektor utama biologis(Wijaya et al., 2019). Oleh karena
kesehatan dalam meningkatkan kesehatan itu, obat merupakan unsur penting yang
masyarakat. Menurut Permenkes 87 Tahun tidak tergantikan dalam pelayanan
2013, obat adalah zat atau kombinasi bahan kesehatan. Obat harus berkualitas baik,
yang digunakan untuk mempengaruhi atau aman dikonsumsi dan terjangkau oleh
mempelajari sistem fisiologis atau keadaan rakyat. Penggunaan obat-obatan untuk
patologis dalam rangka penetapan mengobati suatu penyakit atau kumpulan
diagnosis, preventif, atau kuratif, gejala (sindrom) merupakan salah satu

238
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 238-243 Jurnal Human Care

langkah terpenting dalam terapi database, yang menghasilkan beberapa


(Simatupang, 2012). kutipan duplikat, yang dihapus
menggunakan perangkat lunak Mendeley.
Menurut The American Academy of
Hasil pencarian kemudian diurutkan
Manager Care Pharmacy, manajemen
berdasarkan judul dan abstrak, diikuti
formularium sangat penting dalam
dengan membaca teks lengkap dan disusun
perawatan pasien terpadu untuk
menjadi tinjauan singkat
menciptakan terapi obat yang efektif dan
efisien yang memungkinkan kolaborasi
antara dokter, dokter, apoteker dan petugas
HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan lainnya (Alomi et al., 2019).
Definisi Resep
Dokter sebagai penulis resep obat harus Indikator penting dari penulisan resep
mematuhi rekomendasi obat WHO untuk peresepan bertujuan untuk menilai tingkat
penggunaan obat yang rasional selama polifarmasi, tren peresepan obat generik,
proses seleksi dan seleksi obat. World derajat penerapan dan injeksi antibiotik,
Health Organization (WHO) dan tingkat peresepan obat dari daftar obat
mendefinisikan penggunaan obat yang (Desalegn, 2013; Shrestha & Prajapati, 2019).
rasional sebagai berikut: pasien Menurut Kumar et al., (2019) kata resep
mendapatkan obat berdasarkan keperluan berasal dari kata pre (sebelum) dan script
klinis, dalam dosis yang sesuai, dengan cara (tulisan tertulis) yang artinya adalah
yang benar, dan dengan harga yang wajar perintah yang harus ditulis sebelum atau
(terjangkau) (Aprilia; E.; Dumilah, 2013). untuk peresepan dan pemberian obat. Resep
Resep harus ditulis dengan jelas agar adalah permintaan tertulis kepada apoteker
apoteker dapat memacanya secara utuh dan dari dokter atau dokter gigi agar
mematuhi semua peraturan perundang- memberikan obat kepada pasien
undangan yang berlaku sehingga tidak berdasarkan peraturan perundang-
terjadi kesalahan dalam penulisan resep. undangan yang berlaku (Menteri
Resep dokter merupakan salah satu langkah Kesehatan, 2017). Sedangkan, menurut
penting untuk memerikan terapi obat yang Fitri dan Nyimas, (2021) peresepan berada
rasional kepada pasien (Amalia & Sukohar, di bawah kompetensi dokter pelayanan
2014). Artikel ini membahas tentang cara kesehatan, artinya dokter dituntut untuk
penulisan resep bagi dokter umum yang menguasai cara penulisan resep yang tepat
benar. dan benar. Resep yang benar ditulis dengan
METODE PELAKSANAAN jelas, terbaca, lengkap dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
Pencarian elektronik yang berlaku (Wali et al., 2012).
komprehensif dilakukan menggunakan
Google Scholar. Pencarian langsung dari Kesalahan Medikasi
jurnal dan daftar referensi yang relevan Terjadinya kesalahan medikasi adalah
juga dilakukan Pencarian terbatas pada disebabkan oleh kerancuan atau salah tafsir
publikasi berbahasa Inggris dan Indonesia. antara prescriber dengan dispenser dalam
Pencarian termasuk review, dan original "interpretasi resep" akibat tulisan tangan
paper. Kriteria eksklusi adalah artikel yang tidak jelas oleh prescriber terutama
dalam bahasa selain bahasa Inggris dan bila ada nama obat yang hampir identik dan
Indonesia, artikel tanpa akses ke seluruh keduanya mempunyai jalur pemberian obat
makalah. Kata kunci yang digunakan: Obat, yang sama, penulisan angka desimal dalam
resep, dan penulisan resep. Artikel yang resep, pemilihan singkatan yang tidak baku
diambil dikompilasi dan dikelola dan tidak lengkapnya penulisan aturan
menggunakan perangkat lunak Mendeley. pakai (Gloria et al., 2017). Berdasarkan
Pencarian dilakukan dengan beberapa Nesar et al., (2015) yang melakukan sebuah

239
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 238-243 Jurnal Human Care

survei di Italia mengungkapkan bahwa 1 1. Dokter yang meresepkan atau


dari 4 resep tidak lengkap atau tidak merawat pasien.
terbaca. Secara keseluruhan 23,9% resep 2. Pasien atau keluarga pasien terkait
tidak terbaca, dan 29,9% resep tidak 3. Staf medis yang merawat pasien
lengkap. Kesalahan medikasi bertanggung 4. Apoteker pengelola apotek terkait
jawab atas satu kematian perhari dan 5. Aparat pemerintah serta pegawai
menyederakan sekitar 1,3 juta orang yang ditugaskan untuk memeriksa.
pertahun di Amerika Serikat saja menurut 6. Petugas asuransi untuk klaim
data dari WHO pada tahun 2017. Pada Format penulisan resep diantaranya:
penelitian Phalke et al (2011) dan Ghoto 1. Nama, SIP, dan alamat dokter.
(2013), 94,6% dari total resep yang diteliti, 2. Tanggal penulisan resep.
berat pasien tidak dituliskan. Sebuah 3. Tanda tangan atau paraf dokter yang
penelitian serupa yang dilakukan di rumah menulis resep.
sakit India, rumah sakit Nepal dan Arab 4. Nama, alamat, usia, jenis kelamin,
Saudi menunjukkan tidak ada nama dan dan berat badan pasien.
tanda tangan pemberi resep di masing- 5. Nama obat, dosis, dan jumlah yang
masing 23,3% dan 12%, 85,4 dan 15,7%, diminta.
dan 16,7 dan 18,1% (Gashaw et al., 2018; 6. Cara pemakaian yang jelas.
Sapkota et al., 2011). 7. Informasi lainnya (Menteri
Terdapat beberapa kejadian kesalahan Kesehatan, 2014). (Menteri
medikasi di Indonesia. Pada tahap Kesehatan, 2014)
peresepan di Poli Penyakit Dalam RSUD Menurut Brinkman et al. (2017) , resep
Bitung, dari 369 lembar resep, terdapat 275 yang benar memiliki enam bagian,
lembar resep tanpa bentuk sediaan diantaranya:
(74,53%), 77 lembar resep tanpa dosis 1. Inscriptio berisikan nama dokter,
sediaan (20,87%), 232 lembar resep tanpa alamat, dan nomor izin praktek
usia pasien (62,87%), dan 24 lembar resep (SIP), tanggal penulisan resep.
dengan tulisan tidak terbaca (6,50%) (Fitri Format inscriptio suatu resep
dan Nyimas, 2021). Berdasarkan penelitian sedikit berbeda antara rumah sakit
Oktarlina dan Zahra (2017) yang dengan resep pada praktik pribadi.
melaporkan angka kejadian medication 2. Invocatio adalah tanda R/ pada
error yang tinggi sebesar sebesar 63,6%. bagian kiri setiap penulisan resep.
Penemuan studi ini juga sejalan dengan dalam singkatan latin R/ adalah
penelitian oleh Citraningtyas et al., (2020) “resipe” yaitu berikanlah. Invocatio
yang menemukan kesalahan medikasi pada merupakan kata pembuka dokter
fase peresepan yaitu tidak terdapat penulis resep untuk berkomunikasi
penulisan usia pasien dengan presentase dengan apoteker di apotek.
hamper 70% di Poli Penyakit Dalam 3. Prescriptio/ordonatio berisikan
Rumah Sakit X Kota Manado. nama obat, bentuk sediaan obat,
dosis obat, dan jumlah obat yang
Format Penulisan Resep diinginkan.
Penulisan resep adalah bentuk 4. Signatura adalah petunjuk
kompetensi akhir dokter yang secara penggunaan obat bagi pasien yang
menyeluruh menerapkan ilmu dan termasuk didalamnya cara pakai
keahliannya dalam bidang farmakologi dan atau konsumsi, dosis pemberian,
pengobatan secara akurat, aman dan rute dan jarak waktu pemberian.
rasional kepada pasien (Prabowo, 2021). Penulisan tanda harus jelas untuk
Adapun Pihak yang memiliki wewenang keamanan pengaplikasian obat dan
untuk melihat resep antara lain: kesukesan pengobatan

240
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 238-243 Jurnal Human Care

5. Subscriptio adalah tanda tangan bila diperlukan disertakan


atau paraf dokter yang menulis perintah membuat bentuk
resep yang berfungsi sebagai sediaan (m.f. = misce fac, yang
legalitas dan kesahan resep. artinya campurlah, buatlah)
6. Pro atau “diperuntukkan” berisi b. Penulisan sediaan obat paten,
data pasien diantaranya nama, cukup dengan nama dagang
alamat, usia, jenis kelamin, dan saja dan jumlah sesuai dengan
berat badan. Contoh resep terdapat kemasannya
pada Gambar 1. 6. Dalam penulisan nama obat
karakter huruf nama obat tidak
boleh berubah, misalnya:
a. Codein, tidak boleh menjadi
Kodein.
b. Chlorpheniramine maleate,
tidak boleh menjadi
Klorfeniramine maleate
7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil.
Bila dibutuhkan yang besar, tulis
volume sediaan sesudah bentuk
sediaan
8. Apabila terdapat keberagaman
sediaan, bila ada obat beberapa
konsentrasi, sebaiknya tulis dengan
jelas, contoh: pediatric, adult, dan
forte.
9. Menulis jumlah wadah atau numero
(No.) selalu genap, misalnya bila
Gambar 1. Contoh resep dokter memerlukan satu setengah
botol, harus tetap digenapkan
Berdasarkan Amalia & Sukohar (2014), menjadi Fls. II saja.
terdapat beberapa hal yang perlu 10. Menggunakan angka romawi dalam
diperhatikan secara teliti dalam penulisan menuliskan jumlah obat
resep, yaitu: 11. Signatura ditulis dalam singkatan
1. Penulisan resep jelas dengan tinta latin dengan jelas, jumlah takaran
dan lengkap di kop format resep dengan signa bila genap ditulis
resmi angka
2. Penulisan resep sesuai dengan
kaidah yang berlaku SIMPULAN
3. Satu lembar kop resep hanya untuk Peresepan yang baik dan benar
satu pasien mengarah kepada tercapainya pengobatan
4. Harus dimulai dengan tanda R/yang
yang rasional terhadap pasien. Kurangnya
artinya berikanlah
5. Nama obat, bentuk sediaan, dosis pemahaman akan kaidah format penulisan
setiap kali pemberian dan jumlah resep menyebabkan kurangnya
obat harus ditulis dengan jelas kemampuan dalam penulisan resep dan
dengan angka romawi kesalahan medikasi. Format penulian resep
a. Penulisan resep standar tanpa yang berlaku di Indonesia terdiri dari
komposisi, jumlah obat yang inscriptio, invocatio, prescriptio,
diminta dapat ditulis dalam
satuan misalnya mg atau ml, signatura, subscription dan pro.

241
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 238-243 Jurnal Human Care

UCAPAN TERIMAKASIH Fitri, A. D., dan Nyimas, N. A. S. (2021).


Terimakasih kepada Fakultas Kedokteran Hubungan pengetahuan dengan
Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka keterampilan penulisan resep pada
Padang serta semua pihak yang telah mahasiswa tahap persiapan profesi
membantu. fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan
Universitas Jambi. Jambi Medical
REFERENSI Journal.
Gashaw, T., Sisay, M., Mengistu, G., & Amare,
F. (2018). Investigation of prescribing
Alomi, Y. A., Al-Jarallah, S. M., Elshenawy, R.
behavior at outpatient settings of
A., & Rph, F. A. B. (2019). National
governmental hospitals in eastern
Survey of Pharmacy and Therapeutic
Ethiopia: an overall evaluation beyond
Committee in Saudi Arabia: Formulary
World Health Organization core
Management System. International
prescribing indicators. Journal of
Journal of Pharmacology and Clinical
Pharmaceutical Policy and Practice, 11,
Sciences, 8, 227–231.
26. https://doi.org/10.1186/s40545-018-
https://doi.org/10.5530/ijpcs.2019.8.50
0152-z
Amalia, D. T., & Sukohar, A. (2014). Rational
Ghoto, A. (2013). Identification of errors in
Drug Prescription Writing
antibiotics prescriptions and prescription
Pharmaceutical Division of Faculty of
writing trends in areas of Hyderabad
Medicine Lampung University
Sindh, Pakistan. African Journal of
Pharmacology and Therapy Division of
Pharmacy and Pharmacology, 7(17),
Faculty of Medicine Lampung University.
1009–1014.
Jurnal Kesehatan, 4, 22–30.
https://doi.org/10.5897/ajpp12.149
Aprilia; E.; Dumilah. (2013). Motivasi dokter
Gloria, L., Yuwono, & Ngudiantoro. (2017).
dalam penulisan resep di rumah sakit Risa
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Sentra Medika; Mataram. Jurnal
Medication Error Pada Pasien Kemoterapi
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 0, 2–7.
Di RSUP DR . Mohammad Hoesin
Brinkman, D. J., Tichelaar, J., Okorie, M.,
Palembang. Majalah Kedokteran
Bissell, L., Christiaens, T., Likic, R.,
Sriwijaya, 4(49), 178–184.
Mačìulaitis, R., Costa, J., Sanz, E. J.,
Kumar, A., Jain, S., Dangi, I., Chowdary, S.,
Tamba, B. I., Maxwell, S. R., Richir, M.
Choubitker, O., Pandey, K., & Pawar, R.
C., & van Agtmael, M. A. (2017).
(2019). IDEAL DRUG PRESCRIPTION
Pharmacology and Therapeutics
WRITING. WORLD JOURNAL OF
Education in the European Union Needs
PHARMACY AND PHARMACEUTICAL
Harmonization and Modernization: A
SCIENCES, 8, 634–654.
Cross-sectional Survey Among 185
https://doi.org/10.20959/wjpps20193-
Medical Schools in 27 Countries. Clinical
12989
Pharmacology and Therapeutics, 102(5),
Menteri Kesehatan. (2014). Peraturan Menteri
815–822. https://doi.org/10.1002/cpt.682
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Citraningtyas, G., Angkoauwa, L., &
Tahun 2014. Tentang Standar Pelayanan
Maalangen, T. (2020). Identifikasi
Kefarmasian di Rumah Sakit.
Medication Error di Poli Interna Rumah
Menteri Kesehatan (2017). Peraturan Menteri
Sakit X di Kota Manado. Jurnal MIPA,
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
9(1), 33.
Tahun 2017. Tentang Apotek.
https://doi.org/10.35799/jmuo.9.1.2020.2
Nesar, S., Shoaib, M., Rahim, N., Iffat, W.,
7789
Shakeel, S., & BIBI, R. (2015).
Desalegn, A. A. (2013). Assessment of drug use
Prescription writing practices and errors
pattern using WHO prescribing indicators
in prescriptions containing cardiovascular
at Hawassa University Teaching and
drugs especially ace inhibitors in Karachi,
Referral Hospital, south Ethiopia: a cross-
Pakistan. Asian Journal of
sectional study. BMC Health Services
Pharmaceutical and Clinical Research, 8,
Research, 13, 170.
53–55.
https://doi.org/10.1186/1472-6963-13-
Phalke, V. D., Phalke, D. B., Syed, M. M. A.,
170
Mishra, A., Sikchi, S., & Kalakoti, P.

242
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 238-243 Jurnal Human Care

(2011). Prescription writing practices in a Simatupang, A. (2012). Pedoman WHO


rural tertiary care hospital in tentang Penulisan Resep yang Baik
Western Maharashtra, India. The sebagai Bagian Penggunaan Obat yang
Australasian Medical Journal, 4(1), 4–8. Rasional. Majalah Kedokteran. Majalah
https://doi.org/10.4066/AMJ.2011.515 Kedokteran Universitas Kristen
Sapkota, S, Pudasaini, N., Singh, C., Sagar, G. Indonesia, 28(1), 26–36.
C., & Sapkota, S. (2011). Drug Prabowo, W.L. (2021). Teori Tentang
prescribing pattern and prescription error Pengetahuan Peresepan Obat. Jurnal
in elderly: A retrospective study of Medika Hutama.
inpatient record. Asian Journal of Wali, A., Ali, A., Siddiqui, T., & Jafri, H.
Pharmaceutical and Clinical Research, (2012). Assessing Prescription Writing
4(SUPPL. 1), 83–86. Skills of House Officers in Dental
Shrestha, R., & Prajapati, S. (2019). Teaching Hospitals of Karachi, Pakistan.
Assessment of prescription pattern and World Journal of Dentistry, 3.
prescription error in outpatient https://doi.org/10.5005/jp-journals-
Department at Tertiary Care District 10015-1176
Hospital, Central Nepal. Journal of Wijaya, T. H., Issusilaningtyas, E., & Faiqoh,
Pharmaceutical Policy and Practice, 12, M. (2019). Analisis Pengaruh Wadah,
16. https://doi.org/10.1186/s40545-019- Suhu Dan Lama Penyimpanan Minyak
0177-y Hati Ikan Cucut Botol Terhadap Bilangan
Peroksida. Jurnal Ilmiah Kefarmasian,
1(1), 23–28.

243

Anda mungkin juga menyukai