Anda di halaman 1dari 17

3.1 Deskripsi Cabai Merah (Capsicum annum L.

3.1.1 klasifikasi tanaman cabai merah Klasifikasi Menurut (Dalimartha, 2003)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Subdivision : Angiospermae

Klas : Dicotyledonae

Sub klas : Sympetalae

Ordo : Tubiflora

Family : solanaceae

Genus : Capsium

3.1.2 Kandungan Nutrisi Buah Cabai

Cabai mengandung kurang lebih 1,5% (biasanya antara 0,1-1%) rasa pedas. Rasa

pedas tersebut terutama disebabkan oleh kandungan capsaicin dan

dihidrocapsaicin (Lukmana, 2004). Selain itu cabai juga mengandung berbagai

kandungan gizi (Tabel 1).

Cabai Merah Cabai Hijau

Air % 90 93,3

Energi (kal) 32 23,0

Protein (g) 0,5 0,7

Lemak (g) 0,3 0,2

Karbohidrat (g) 7,8 5,4

20
Serat (g) 1,6 1,5

Abu (g) 0,5 0,4

Kalsium (mg) 29,0 12,0

Fosfor (mg) 45 18,0

Besi (mg) 0,5 0,4

Vitamin A (IU) 470 260

Vitamin C (mg) 18 84

Tiamin (mg) 0,05 0,05

Riboflavin (mg) 0,06 0,03

Niasin (mg) 0,9 0,5

Asam askorbat (mg) 18,0 84,0

Tabel 1. Kandungan gizi buah cabai (per 100 gram)

3.1.3 undang-undang yang mengatur tentang farmakologi obat

Menurut undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang

dimaksud dengan obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi

yang digunakan mempengaruhi sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencengahan, penyembuhan, pemulihan,peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Menurut undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang

dimaksud dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewani, bahan mineral,sediaan (galenik),campuran dari bahan

tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

21
3.1.4 Kegunaan Buah Cabai Merah

Buah cabai merah umumnya digunakan sebagai bumbu masak. Selain

bumbu masak buah cabai juga dapat dimanfaatkan untuk terapi kesehatan dan

bahan ramuan tradisional. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa buah

cabai merah dapat membantu penyembuhan kejang otot, rematik, sakit

tenggorokan, dan alergi. Buah cabai merah juga dapat membantu melancarkan

sirkulasi darah dalam jantung. Selain itu, buah cabai merah dapat digunakan

sebagai obat oles kulit untuk meringankan rasa pegal dan dingin akibat rematik

dan encok karena buah cabai merah bersifat analgesik (Wiryanta 2002).

Berbagai khasiat buah cabai merah tersebut disebabkan oleh senyawa

Capsaisin (C18H27NO3). Buah cabai merah mengandung lima senyawa

kapsaisinoid yaitu, nordihidrokapsaisin, kapsaisin, dihidrokapsaisin,

homokapsaisin, dan homodihidrokapsaisin (Wiryanta ,2010).Buah cabai merah

juga mengandung kapsikidin yang terdapat dalam biji yang berguna untuk

memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan.

Senyawa lain yang terdapat dalam buah cabai adalah kapsikol yang berfungsi

sebagai pengganti minyak kayu putih untuk mengurangi pegal-pegal, rematik,

sakit gigi, sesak napas, dan gatal-gatal (Wiryanta, 2002).

22
Gambar 2. Tanaman cabai merah (Capsicum annum L.)

3.1.5 Manfaat kandungan cabai dibidang kesehatan

Capsaisin adalah zat utama yang mengakibatkan rasa pedas pada cabai.

Capsaisin yang telah diekstraksi dari cabai akan diperoleh dalam bentuk oleoresin.

Oleoresin adalah suatu ekstrak berbentuk gel atau pasta yang memiliki kandungan

utama dari bahan yang diekstrak. Selain digunakan sebagai bahan pangan yaitu

sebagai flavour, oleoresin capsaicin juga dapat dimanfaatkan dibidang farmasi

dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Penggunaan oleoresin dapat mengurangi

biaya transportasi karena volum per satuan berat akan berkurang dan

penyimpanannya lebih mudah.

23
3.1.6 Kerugian kandungan cabai

Kandungan capsaicin dalam Capsicum frutescens dalam kadar tertentu

dapat bersifat toksik dan menimbulkan ancaman kesehatan. Ancaman kesehatan

tersebut dapat berupa reaksi inflamasi, gangguan fungsi sel, bahkan sampai

kematian sel.

3.1.7 Struktur kimia capsaicin

Lingga (2012) menyatakan, umumnya cabai segar mengandung 0.1-1.0%

capsaisin. Capsaisin terdapat pada biji, kulit, dan daging buah cabai. Zat ini

banyak digunakan sebagai biological pesticide dalam melawan serangga dan

rodent. Sebagai pestisida, capsaisin digunakan di dalam ruangan (karpet dan

furniture) dan juga di luar ruangan (lahan buah dan sayur). Selain itu capsaisin

digunakan dalam pembuatan gas air mata.

3.1.8 Patogenesis senyawa kimia pada cabai

Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin (8-methyl-

N-vanillyl-6-nonenamide). Selain itu, terkandung juga berbagai senyawa yang

mirip dengan capsaicin, yang dinamakan capsaicinoids (Pitojo 2003). Ketika

dimakan, senyawa-senyawa capsaicinoids berikatan dengan reseptor nyeri di

mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas. Kemudian reseptor

ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan bahwa sesuatu yang pedas

telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut jantung,

meningkatkan pengeluaran keringat, dan melepaskan hormon endorfin. Jika dikaji

lebih mendalam, proses penguraian cabai didalam tubuh ini merupakan salah satu

24
prinsip Fisika yaitu Termodinamika dan kalor.

3.1.9 Temuan klinis melalui penelitian tentang cabai dalam industri

kesehatan

Berbagai penelitian tentang tanaman obat terus dikembangkan. Tanaman

obat dipercaya sebagai sumber penting substansi kimia baru dengan kemampuan

efek terapeutik (Franthworth, 1988). Salah satunya penelitian mengenai efek

analgetik dari tanaman cabai merah untuk mengatasi nyeri. Tanaman cabai merah

merupakan salah satu tanaman obat yang berdasarkan penggunaannya secara

empiris oleh masyarakat bermanfaat untuk mengatasi nyeri dan sebagai anti

rematik. Peneliti tertarik untuk meneliti efek tanaman cabai merah sebagai

analgetik mengingat tanaman obat yang berasal dari alam bersifat alamiah

sehingga lebih aman (Poppy dan Marline, 2007).“ Uji Efek Analgetik Infusa

Buah Cabai Merah (Capsicum annum L.) Pada Mencit ( Mus musculus )

Betina “.

3.1.10 Bagian tanaman Cabai Merah yang dimanfaatkan untuk pengobatan

dan penyakit yang bisa diobati

1. Meningkatkan imunitas

Warna merah cerah pada cabai merupakan sinyal kandungan tinggi beta

karoten atau pro vitamin A. Hanya dengan dua sendok teh cabai merah,

memberikan sekitar 6% dari nilai harian untuk vitamin C. Selain itu, ditambah

dengan lebih dari 10% nilai harian vitamin A.

25
Vitamin A Sering disebut anti infeksi dan sangat penting untuk membran

mukosa yang sehat, yang melapisi saluran hidung, paru-paru, saluran pencernaan

dan saluran kemih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap patogen.

2. Menurunkan berat badan

Penelitian medis baru-baru ini telah menunjukkan bahwa kandungan

capsaicin, dihydrocapsiate, membantu meningkatkan pengeluaran energi selama

beberapa jam setelah konsumsi makanan cabai. Selain itu, rasa yang kenyang

yang diberikan, secara teknis membantu tubuh tetap dalam rencana penurunan

berat badan untuk mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.

3. Mengatasi Diabetes

Tingkat insulin yang tinggi berhubungan langsung dengan timbulnya

diabetes tipe 2. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan memasukkan 24% cabai

secara teratur dimasukkan ke dalam makanan. Peptida juga mendorong hati agar

lebih mampu terhadap kelebihan insulin dengan adanya cabai.

4. Menyehatkan pencernaan

Kita semua sering mendengar keluhan bahwa makanan pedas akan

mengganggu perut atau karena membuat mulas. Pada kenyataannya, banyak

penelitian telah membuktikan bahwa cabai pedas sebenarnya dapat mencegah

gangguan pencernaan kronis, membunuh bakteri penyebab tukak lambung,

memicu fungsi peristaltik usus dan bahkan tidak menyebabkan penyakit refluks

asam. Manfaat cabai mengandung kapsikin yang mampu merangsang

mikroorganisme baik pada pencernaan yang meningkatjan penyerapan nutrisi

untuk sumber metabolisme.

26
5. Meredakan Rasa Sakit

Capsaicin topikal sekarang menjadi pilihan pengobatan yang diakui untuk

sakit osteoarthritis. Beberapa studi evaluasi meredakan nyeri tampaknya daftar

manfaat capsaicin topikal untuk mengurangi rasa sakit yang terkait dengan

menonaktifkan kondisi ini.

6. Menghentikan penyebaran kanker prostat

Capsaicin cabai adalah senyawa yang bertanggung jawab menghentikan

penyebaran sel-sel kanker prostat melalui berbagai mekanisme. Sebuah penelitian

yang diterbitkan dalam 15 Maret 2006, Capsaicin membunuh kedua jenis utama

dari sel kanker prostat dan merangsang pertumbuhan hormon laki-laki agar tidak

terpengaruh.

7. Meredakan sakit kepala

Di antara banyak uji klinis sukses yang telah dilakukan, capsaicin yang

dikemas dalam cream Zostrix telah terbukti zap nyeri dipicu oleh sakit kepala

cluster dengan memblokir P neuropeptida Zat otak (yang mentransmisikan yang

akrab tua ‘aduh’ perasaan) – terutama bila diterapkan dalam lubang hidung dua

kali sehari.

8. Mengurangi pegal-pegal

Pada cabe terdapat senyawa kapsisikol yang memberikan rasa hangat

alami cabe. Keistimewaan inilah yang dapat membantu bagi penderita pegal-pegal

akibat pekerjaan berat. Hal ini membuat cabai, dibuat menjadi obat dalam bentuk

koyo yang memudahkan kita untuk mendapat manfaat cabai.

27
9. Melancarkan pernafasan

Capsaicin tidak hanya mengurangi rasa sakit, tapi rasa panas dan pedas

juga merangsang sekresi yang membantu membersihkan lendir dari hidung dan

mengatasi paru-paru sesak.

3.1.11 Mekanisme cabai dalam mengobati rhinitis akut

Lauren Vogelbaum, menjelaskan bahwa kandungan capsaicin dan allyl

isothiocyanate yang terdapat pada cabai memiliki kemampuan untuk membuat

selaput hidung menghasilkan lebih banyak lendir. Capsaicin juga mampu

'mengikat' protein dalam indra perasa yang bertanggung jawab untuk merasakan

sensasi panas di lidah."Ketika ikatan ini terjadi, neuron sensorik Anda mengirim

pesan berupa rasa nyeri ke otak. Hal ini dilakukan untuk membuat Anda sadar

bahwa ada sesuatu yang panas," imbuh profesor kimia di University of Cincinnati,

Christopher Gulgas, Phd, seperti dikutip dari Men's Health.S dan setelah makan

pedas biasnya orang akan mengeluhkan muncul cairan mirip ingus dari hidungnya

Dilanjutkan oleh Vogelbaum, capsaicin juga cenderung 'mengiritasi'

selaput lendir di mulut, hidung, tenggorokan, dan sinus. Selaput lendir adalah

lapisan yang melindungi paru-paru dari agen infeksi seperti jamur, bakteri dan

virus.ketika Anda mengonsumsi makanan pedas dan capsaicin menimbulkan

reaksi pada selaput hidung, maka lendir akan diproduksi lebih banyak sebagai

mekanisme pertahanan alami tubuh. Ini adalah cara tubuh untuk mencegah sensasi

nyeri dan panas yang ditimbulkan oleh capsaicin mencapai sistem pernapasan.

Menurut Vogelbaum, reaksi ini justru sebenarnya membantu seseorang

beradaptasi dengan sensasi pedas dari cabai, seperti dikutip dari Medical Daily,

28
Makanan pedas memang menjadi favorit bagi sebagian besar orang Indonesia.

Rasa pedas itu mampu membangkitkan nafsu makan dan menimbulkan rasa puas

setelah memakannya. Tetapi ketika sedang asyik makan ini sering kali ada hal

yang sangat mengganggu kenikmatan Anda ini, yaitu hidung yang tiba-tiba berair.

Hal ini tentu sangat menyebalkan, jika tidak diusap maka air ini dapat menetas ke

mulut sedangkan mengusapnya dapat membuat hidung Anda terkena sambal yang

menempel di tangan Anda. Pertanyaan yang paling utama adalah mengapa hidung

dapat berair ketika makan makanan pedas?

Dilansir dari Live Science, rasa pedas itu berasal dari kandungan capsaicin

yang dimiliki oleh tanaman-tanaman yang memiliki rasa pedas. Selain capsaicin,

rasa pedas juga dapat muncul allyl isothiocyanate, sebuah minyak yang dapat

memberi rasa pedas di mulut. Kuedua kandungan zat ini yang terdapat didalam

cabai yaitu mengonsumsi capsaicin dan allyl isothiocynate terjadi kondisi iritasi

pada berbagai selaput yang melindungi paru-paru dan berbagai lubang di tubuh.

Terbukanya berbagai lubang ini dapat menyebabkan berbagai jamur, bakteri, dan

virus masuk ke tubuh.Pada lubang hidung untuk mencegah masuknya hal-hal

inilah maka diproduksi ingus dalam jumlah cukup banyak. Ingus dapat mencegah

masuknya berbagai hal asing ke dalam tubuh. Hanya saja karena kandungan

bakteri dalam tubuh yang masih cukup rendah sehingga ingus yang keluar

cenderung lebih encer dan menyerupai air. Ketika air yang keluar dari hidung ini

menandakan bahwa ekanisme perlindungan diri dari tubuh untuk mencegah

masuknya berbagai hal asing ke tubuh.

29
Capsaicin dan allyl isothiocyanate yang masuk ke mulut dapat mengiritasi selaput

lendir. Awalnya lendir di produksi sesuai kebutuhan untuk melindungi saluran

pernapasan Anda dari agen infeksi, seperti jamur, bakteri, dan virus. Namun,

adanya iritasi dari capsaicin dan allyl isothiocynate merangsang produksi lendir

jadi lebih banyak. Kelebihan lendir inilah yang membuat hidung meler saat makan

makanan pedas. Namun pada dasarnya hal ini juga sebagai bentuk perlindungan

tubuh terhadap benda-benda asing dari luar hidung.Bukan hanya membuat hidung

berair, tapi juga membuat mata berair karena capsaicin atau allyl isothiocyanate

juga membuat membran di mata mengeluarkan air. Ketika terpapar suhu panas

saat dimasak, capsaicin akan menyeruak keluar dan bercampur dengan udara

sekitar yang membuat senyawa ini masuk ke hidung.

Sumber gambar: http://id.wikihow.com/

30
3.1.12. Pengaruh Mengkonsumsi Cabai terhadap kejadian Tuli

Michael Goldrich seorang ahli otolaringologi dari Robert Wood Johnson

University Hospital di New Jersey mengatakan dengan mengkonsumsi berlebihan

senyawa kimia capsain dari tanaman cabai akan menimbulkan sensasi tuli

sementara,sensasi itu sebenarnya mirip dengan “bindeng” saat flu. Hanya saja,

sumbatan ingus lebih banyak sehingga tak hanya “bindeng” tetapi sampai

menyebabkan tuli. Kemungkinan lain seseorang mengalami tuli sementara setelah

mengonsumsi makanan pedas adalah kerena mendapatkan stimulus yang

berlebihan pada saraf trigeminal, yaitu saraf pada bagian mulut dan wajah yang

berhubungan dengan saraf koklea di telinga. Akibatnya, akan terjadi perubahan

aliran darah di bagian koklea sehingga menyebabkan hilangnya pendengaran

sementara, ungkap Sam Marzo, kepala Department of Otolaryngology di Loyola

Medicine.

Tak hanya memicu tuli sementara, capsaicin ternyata juga memicu sekresi

endorphin, hormon yang meredakan stress dan memicu rasa bahagia. Maka, tak

mengerankan jika setelah makan makanan pedas, manusia bisa lebih

rileks. Hilang pendengaran akibat makanan pedas biasanya hanya berlangsung

sebentar. Jika bertahan berhari-hari, maka penderita harus segera ke dokter.

Mereka mengatakan bahwa ini terjadi ketika gangguan terjadi pada saluran antara

tenggorokan dan telinga, yang dikenal sebagai tabung Eustachius.

31
Saluran tersebut fungsinya membantu menyamakan tekanan di telinga bagian

dalam."Ketika hidung mulai menghasilkan banyak lendir akibat efek dari

makanan pedas, produksi lendir yang banyak tersebut bisa menghalangi saluran

Eustachius," jelas Michael Goldrich, dari Johnson University Hospital di Amerika

Serikat.Efek dari penyumbatan tersebut akan membuat orang merasa bahwa

fungsi pendengaran mereka menurun.

3.1.13. Proses termodinamika yang terjadi pada saat mengkonsumsi cabai

(Capnisum Annum)

.Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan panas, kerja, dan

energi dan secara khusus perubahan panas menjadi kerja. Semua mahluk hidup

melakukan pekerjaan. Tumbuh-tumbuhan melakukan pekerjaan ketika

mengangkat air dari akar ke cabang-cabangnya, hewan melakukan pekerjaan

ketika berenang, merayap, berlari, terbang, dan sebagainya. Kerja juga terjadi

ketika pemompaan darah melalui pembuluh darah dalam tubuh dan pada

pemompaan ion-ion melewati dinding sel. Semua kerja ini diperoleh dari

pengeluaran energi kimia yang disimpan dalam makanan yang dikonsumsi oleh

mahluk hidup.

Pengaturan temperatur adalah suatu pengaturan secara kompleks dari suatu

proses fisiologi dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan

kehilangan panas, sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.

Organisme homotermal secara umum memiliki temperatur tubuh yang konstan

walaupun suhu lingkungan berubah.

32
Hal ini terjadi karena ada interaksi berantai antara pembentukan panas dan

kehilangan panas. Kedua proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya diatur

oleh susunan syaraf pusat yang mengatur metablisme, sirkulasi darah, respirasi

dan kerja otot-otot skeletal. Kontraksi otot banyak menghasilkan panas, rumusnya

dapat ditulis:

K = W/H

Dimana K = Efisiensi

H = Energi total ( dalam kalori) pada waktu kerja

W = Usaha dinyatakan dalam KgM

Dengan mengetahui temperatur kulit rata-rata, dapat ditentukan temperatur

tubuhnya. Kuantitas temperatur tubuh ini berkaitan dengan panas yang

tertampung di dalam tubuh manusia ( heat storage ). Untuk menghitung

banyaknya panas yang tertampung dalam tubuh manusia harus menghitung

perubahan temperatur tubuh rata-rata dikalikan dengan panas spesifik dan massa

tubuh, maka akan diperoleh persamaan:

Heat storage = temperatur change x spesifik heat x massa

3.1.14. Pengaruh Konsumsi Cabai dalam Metabolime Tubuh

Makanan mempunyai hubungan dengan aktifitas kelenjar keringat,

makanan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan sebagai pemicu

keluarnya keringat. Makanan yang masuk ke dalam darah mempengaruhi proses

metabolisme sel tubuh. Proses tersebut bisa berlangsung lebih cepat jika makanan

yang masuk tergolong merangsang. Misalnya, makanan pedas atau makanan

bersuhu tinggi.

33
Salah satu komponen yang ada dalam cabai dikenal dengan nama

capsaicin. Komponen kimiawi tersebut bersifat merangsang atau menstimulasi

reseptor saraf pada mulut manusia dan mempengaruhi proses persarafan

berikutnya dengan informasi kimiawi bahwa tubuh berada dalam keadaan panas.

Hal tersebut selanjutnya akan membuat tubuh seakan berada ditengah panas

matahari terik dan pengatur suhu alami tubuh kemudian akan dipicu untuk

bereaksi melalui sinyal tubuh untuk mengaktifasi kelenjar keringat. Kulit

kemudian akan berkeringat sebagai reaksi lebih lanjut yang juga dikenal sebagai

efek diaforetik atau meluruhkan keringat termasuk sisa-sisa metabolisme tubuh.

Salah satu sifat fisik dan kimia dari capsain adalah mudah larut dalam eter,

benzen, kloroform dan air panas. Capsaisin (8-metil-N-vanilil-6-nonenamida)

sebagai salah satu senyawa kimia yang terkandung di dalam cabai selain dapat

memicu keluarnya keringat, senyawa ini juga dapat menyebabkan iritasi pada

lidah berupa rasa panas. Inilah apa yang kita sebut sebagai “ rasa “ panas. Skala

Scoville adalah skala yang diciptakan sebagai ukuran tingkat kepedasan suatu

senyawa yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.

Dilihat dari bentuk senyawanya, walaupun terdapat beberapa gugus yang

dapat menimbulkan ikatan hidrogen intermolekular, karena rantai karbon dan

adanya gugus benzena yang menjadi dominan dari senyawa ini, senyawa

capsaisin tidak mudah larut dalam air, melainkan dalam pelarut non polar.

34
Itulah sebabnya jika merasa pedas, meminum air putih tidak dapat banyak

membantu untuk menghilangkan rasa pedas ini. Larutan yang paling tepat untuk

melarutkan senyawa ini pada tubuh manusia adalah larutan yang dapat diterima

oleh tubuh berupa emulsi asosiatif. Contoh dari zat ini adalah susu, dimana susu

mengandung Kasein yang larut dalam air maupun senyawa non polar.

Jika proses metabolisme sel tubuh berlangsung cepat karena

mengkonsumsi makanan pedas, suhu tubuh akan meningkat. Sitokin (salah satu

protein) pun terpicu muncul. Salah satu bahan yang tergolong sitokin adalah

kalikrein (Hendaryono dan Wijayani 1994). Bahan itu berpengaruh terhadap

pelebaran pembuluh darah yang menuju kelenjar keringat di kulit.

Pengendalian suhu tubuh pada manusia terletak di hypotalamus (salah satu

bagian otak). Bila hypotalamus dirangsang bahan tertentu, termostat di

hypotalamus bisa naik atau malah turun. Parasetamol, sitokin dan

antiprostaglandin bisa menurunkan set poin di hypotalamus. Akibatnya, tubuh

berkeringat dan suhu tubuh turun. Keringat akan dikeluarkan lebih banyak jika

seseorang makan pada lingkungan dengan suhu udara serta kelembapan yang

tinggi, termasuk mengkonsumsi makanan atau minuman hangat yang suhunya

lebih tinggi daripada suhu tubuh. Makanan pedas atau makanan yang mengandung

bahan pemacu metabolisme akan membuat tubuh bereaksi, tubuh akan

menetralisasi kondisi yang berubah dengan cepat tersebut dengan mengeluarkan

keringat, sehingga terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan

panas, sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.

35
.

36

Anda mungkin juga menyukai