Anda di halaman 1dari 2

Lampiran Protokol AML – Indonesia 2013

Diagnosis:

Diagnosis berdasarkan klinis dan laboratorium yang meliputi:


 Morfologi
 Sitokimia
 Imunofenotyiping
 Sitogenetik
Penegakan diagnosis tergantung dari kemampuan/ketersediaan alat/perangkat diagnostic di masing
masing senter.
(Sedang diwacanakan untuk bisa diusulkan ke kemenkes melalui UKK hematologi/onkologi-IDAI untuk pemeriksaan
immunophenotyping dalam skala nasional)

KEMOTERAPI

Minggu 1
Hari 1: Doxorubicin 50 mg/m2/hari diberikan secara i.v selama 1 jam.
Mtx, Hydrokortison dan Ara-C. Intra thecal (atau seadanya sediaan, mengingat
tidak semua senter bias mendapatkan semua obat i.t.)

Hari 3: Doxorubicin: idem


Cytarabine: diberikan dengan dosis 150 mg/m 2 secara i.v selama 24 jam.
Pemberian/pengenceran dengan NaCl, disesuaikan dengan kebutuhan cairan harian
pasien. Pemberian Cytarabin ini di lakukan pada hari ke 3, 4 dan 5.

Hari 5: Doxorubicin: idem

Minggu 2 – 4 : No chemotherapy.
Penting dalam fase ini diperhatikan supportive care nya:
 Perawatan semi steril (bila memungkinkan)
 Budaya cuci tangan utk siapa saja
 Monitor darah tepi (idealnya 2x seminggu, perhatikan ANC)
 Pemberian antibiotik / anti jamur profilaksis
 Support untuk nutrisi

Pade fase ini diberikan profilaksis berupa:


 Amoxyclav 10mg/kgBB/kali p.o (2 kali sehari), dan
 Ketokonasol 5 mg/kg/hari p.o.

Mengingat pada fase ini rentan terhadap infeksi sebagai akibat dari kemoterapi minggu
sebelumnya (1). Periksa darah rutin 2x seminggu.
Doxorubicin dan Cytarabine adalah kemoterapi yang bersifat myelosupresif dan mencapai nadir
nya pada hari 12 -28. Sehingga sangat penting utk memonitor dan menghindari infeksi di fase ini.
BMP pada akhir minggu ke 4 (sebelum mulai fase ke 2 kemoterapi/ minggu ke 5), wajib
dilakukan, untuk mengevaluasi kondisi sumsum tulang.
Bila remisi(Blast Sumsum Tulang <5%), maka lanjutkan dengan kemoterapi sesuai protokol (catt:
Doxorubicin dosis 30 mg/m2. Bila tidak remisi, ulangi protokol dari awal. Bila setelah induksi ke
dua tetap tidak tercapai remisi, disrankan terapi paliatif atau menggunakan protokol lain
(diserahkan masing2 senter)

Minggu 5:

Hari 1:
 Doxorubicin 30 mg/m2/hari diberikan secara i.v selama 1 jam
 Obat2 Intrathecal: Mtx, Hydrokortison dan Ara-C. (atau seadanya sediaan,
mengingat tidak semua senter bias mendapatkan semua obat i.t.)
 Cytarabine: diberikan dengan dosis 150 mg/m 2 secara i.v selama 24 jam.
Pemberian/pengenceran dengan NaCl, disesuaikan dengan kebutuhan cairan
pasien.

Hari 2 – 5:
 Cytarabine: diberikan dengan dosis 150 mg/m 2 secara i.v selama 24 jam.
Pemberian/pengenceran dengan NaCl, disesuaikan dengan kebutuhan cairan
pasien.
Hari 3 dan hari 5:
 Doxorubicin 30 mg/m2/hari diberikan secara i.v selama 1 jam

Minggu 6 – 8 : No chemotherapy (idem minggu 2 – 4)

Minggu 9 :
Hari 1 – 3 :
 Cytarabine: 500mg/m2 iv 3 hrs every 12, selama 3 hari (hari 1- 3).
Pemberian/pengenceran dengan NaCl,
 Etoposide 125 mg/m2/hari diberikan secara iv, selama 1 jam.

Minggu 10 – 12 : No chemotherapy (idem minggu 2 – 4)

Minggu 13 :
Hari 1 – 3 :
 Cytarabine: diberikan dengan dosis 500 mg/m 2 / kali secara i.v selama 3 jam.
Diberikan 2 kali sehari selama 3 hari (hari 1- 3). Pemberian/pengenceran
dengan NaCl,
 Etoposide 125 mg/m2/hari diberikan secara iv, selama 1 jam.

Minggu 14 akhir: Dilakukan BMP evaluasi.

Yogyakarta 5 Mei 2013


Tim evaluasi protokol AML

Anda mungkin juga menyukai