1. Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan intervensi Observasi : berhubungan dengan gagal nafas keperawatan 3x24 jam diharapkan 1) Periksa indikasi ventilator mekanik ditandai dengan klien terintubasi ventilasi spontan meningkat dengan 2) Monitor efek ventilator terhadap status terpasang ventilator mode PCV kriteria hasil: oksigenasi 1) Dipsnea menurun 3) Monitor kriteria 2) Penggunaan oto bantu pernafasan 4) Monitor efek negative ventilator menurun 5) Monitor gejala peningkatan pernafasan 3) Takikardi menurun 6) Monitor kondisi yang mengakibatka konsumsi 4) Gelisah menurun oksigen 5) Volume tidal membaik 7) Monitor gangguan mukosa oral, nasal , trakea, 6) PCO2 membaik dan laring Terapeutik: 1) Atur posisi kepala 45-60° untuk mencegah aspirasi 2) Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu 3) Lakukan perawatan mulut secara rutin 4) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 5) Lakukan penghisapan lender sesuai kebutuhan 6) Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai protocol 7) Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea, laring 8) Berikan media untuk berkomunikasi Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian ventilator 2) Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot sedative, snslgetik 3) Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi alveolus Rencana Tindakan Keperawatan
Inisial pasien : Tn. Z.L Ruangan : ICU
No. RM : 209467 Diagnosa : Post. Op Craniotomy e.c SOL
2. Resiko perfusi serebral tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan tekanan intracranial efektif ditandai dengan post keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi : operasi craniotomy atas indikasi perfusi serebral meningkat dengan 1) Identifikasi peyebab peningkatan TIK SOL kriteria hasil: (misalnya lesi, gangguan metabolism, edema 1) Tingkat kesadaran meningkat serebral) 2) Sakit kepala meningkat 2) Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK 3) Gelisah menurun (misalnya tekanan darah meningkat, tekanan 4) Demam menurun nadi melebar, bradikardia, pola nafas ireguler, 5) Tekanan intracranial membaik kesadaran menurun) 6) Tekanan darah diastole membaik 3) Monitor MAP ( mean atrial pressure) 7) Reflex saraf membaik 4) Monitor CVP (central venous pressure) 5) Monitor PAWP, jika perlu 6) Monitor PAP 7) Monitor CPP (central perfusion pressure) 8) Monitor ICP (intra cranial pressure) 9) Monitor gelombang ICP 10) Monitor status pernafasan 11) Monitor intake dan output cairan 12) Monitor cairan serebro-spinalis mis. Warna dan konsistensi Terapeutik: 1) Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang 2) Berikan posisi semifowler 3) Hindari maneuver valsava 4) Cegah terjadinya kejang 5) Hindari penggunaan PEEP 6) Hindari pemberian cairan IV hipotonik 7) Atur ventilator agar PCO2 optimal 8) Pertahankan suhu tubuh normal Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu 2) Kolaborasi pemberian diuretic osmosis, jika perlu 3) Kolaborasi pemberian pelunaktinja, jika perlu Rencana Tindakan Keperawatan
Inisial pasien : Tn. Z.L Ruangan : ICU
No. RM : 209467 Diagnosa : Post. Op Craniotomy e.c SOL
3. Risiko nfeksi ditandai dengan Setelah dilakukan intervensi Observasi : peningkatan sel darah putih keperawatan 3x24 jam diharapkan 1) Tanda dan gejala local dan sistemik tingkat infeksi menurun dengan Terapeutik: kriteria hasil: 1) Batasi jumlah pengunjung 1) Kebersihan badan meningkat 2) Berikan perrawatan kulit pada area edema 2) Demam menurun 3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 3) Nyeri menurun dengan pasien dan lingkungan pasien 4) Bengkak menurun 4) Pertahankan teknik aseptic dan pasien 5) Kadar sel darah putih membaik beresiko tinggi Edukasi : 1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar 3) Ajarkan etika batuk 4) Ajarkan cara memeriksakan kondisi luka atau luka operasi 5) Anjurkan meningkatakkan asupan nutrisi Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu