Anda di halaman 1dari 4

Pra anestesi di kamar operasi

a. Persiapan pasien
Pemeriksaan fisik pra anestesi 6B yaitu:
1) Breath
2) Blood
3) Brain
4) Bowel
5) Blader
6) Bone
b. Persiapan dokumen
Semua pemeriksaan penunjang yang mendukung, inform concent
c. Persiapan alat dan obat
1) Scope: stetoskop dan laringoskop
2) Tube: ETT, LMA
3) Airway: OPA, NPA, face mask
4) Tape: plaster utk fiksasi
5) Introducer: stilet
6) Connector: konektor di sirkuit ventilator dan valve pd BVM
7) Suction
d. Persiapan ruangan

1. Focus intra anestesi


1) Waktu pemberian anestesi
2) Jenis tekhnik anestesi yang diberikan
Terdapat beberapa pertimbangan dlm penentuan jenis anestesi (umur,
jenis kelamin, status fisik, jenis operasi, ketrampilan operator dan
peralatan yang dipakai, status rumah sakit, dan permintaan pasien)
3) GA: premedikasi, induksi, pengelolaan jalan napas, maintenance
4) RA: jenis RA, obat, efek anestesinya
5) Posisi pembedahan
Mengatur posisi pasien sesuai tinakan yang diperlukan serta
pemasangan bantalan pd bagian tubuh yang mengalami penekanan
langsung dengan meja operasi.
6) Monitoring intra operasi/ anestesi
Monitoring meliputi airway, breathing, circulation, disability, exposure
7) Durante operasi: cairan masuk dan keluar, jumlah perdarahan
Hitung estimasi kebutuhan cairan, output cairan termasuk evaporasi.
Jumlah perdarahan perlu dihitung untuk menentukan substansi cairan
yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien.
perdarahan kurang dari 20% EBV masih dapat digantikan dgn cairan
kristaloid (2-3 x jumlah perdarahan). Perdarahan yang lebih dari 20%
dari EBV harus digantikan dengan produk darah dengan perbandingan
1:1.
8) Pengakhiran anestesi
Proses anestesi diakhiri ketika operasi selesai, pasien sudah bisa
bernapas spontan dan tidal volume sudah terpenuhi.

2. Komplikasi anestesi
a. GA
1) Cidera jalan napas
2) Respirasi
a) Obstruksi saluran napas atas
b) Obstruksi saluran napas bawah
c) Atelektaksis dan infeksi
d) Sleep apneu: karena obstruksi saluran napas dan depresi pusat
pernapasan
e) Barotrauma dan pneumothorax
3) Kardiovaskular
a) Aritmia
b) Tromboemboli : pulmonari emboli dan DVT
c) Infark, iskemik miokard
d) Hipertensi dan hipotensi
4) Neurologi
Cidera saraf perifer yang paling sering terjadi adalah neuropati ulnar
(lebih dari 24 jam post op)
5) gangguang keseimbangan cairan dan elektrolit
6) komplikasi GI
Mual muntah atau PONV
b. Regional
Reaksi alergi, sakit kepala, kejang penurunan tekanan darah

3. List alat alat double set up


a. Persiapan Alat (STATICS):
1) Scope : Laringoscope, Stetoscope 11
2) Tubes : Endotrakheal Tube (ETT) sesuai ukuran
3) Airway : Pipa orofaring / OPA atau hidung-faring/NPA
4) Tape : Plester untuk fiksasi dan gunting
5) Introducer : Mandrin / Stylet, Magill Forcep
6) Conector : Penyambung antara pipa dan pipa dan peralatan anestesi.
7) Suction : Penghisap lendir siap pakai.
8) Bag dan masker oksigen
9) Sarung tangan steril
10) Xylocain jelly/ Spray 10%
11) Gunting plester
12) Spuit 10 cc untuk mengisi cuff
13) Bantal kecil setinggi 12 cm
14) Obat- obatan (premedikasi, induksi/sedasi, relaksan, analgesi dan
emergency).
b. Regional
1) Spuit 3cc, 5cc, 10 cc
2) Jarum spinal
3) Kasa dan duk streril
4) Betadin 10%
5) Alcohol 70%
6) Plester
7) Sarung tangan streril

Anda mungkin juga menyukai