Anda di halaman 1dari 54

Kelenjar Endokrin

Perifer

sEKil_As t5!
KEI-Ehr.iAR Tin$tD KHLEN-IAR'I"IRSIM
I Anatomi kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus jaringan endo-
I Hormon tiroid
krin yang dihubungkan di tengah oleh suatu bagian
KE I-EN.J;\ii{ ADRf; NdAL sempit kelenjar sehingga organ ini tampak seperti
I Anatomi kelenjar adrenal dasi kupu-kupu (Gambar 19-1a). Kelenjar bahkan
I Mineralokortikoid adrenokorteks terletak di tempat yang sesuai untuk dasi kupu-
I Glukokortikoid adrenokorteks kupu, berada di atas trakea tepat di bawah laring.
I Hormon seks adrenokorteks
I Katekolamin medula adrenal
fi*5Ftlrd5 sT[qE5 TE[irPAi]U
I Sel utama yang mengeluarkan hormon
tiroid tersusun membentuk folikel-folikel
KO i! i-R(] L F i\ nC i.i'?$ i! iti E't ;tiiU !-! 5 i'*i F LiF{iiA["\' hiAKl"lt

I Metabolisme, anabolisme, katabolisme


berisi koloid.
I Penyimpanan energi Sel-sel sekretorik utama tiroid, yang dikenal sebagai
I Keadaan absorptif dan pascaabsorpsi sel folikel, tersusun membentuk bola-bola berongga
I Pankreas endokrin: insulin dan glukagon yang masing-masing membentuk saru unir fungsio-
I Efek metabolik hormon lain nal yang dinamai folikel. Pada potongan mikros-
K(-t f{Tf{0 i- E {{ L}# Ki{l N fvl Fl r\#{j l-i 5 lM E KAIS I L! lVl kopik (Gambar 19-1b), folikel tampak sebagai cincin
I Homeostasis kalsium dan keseimbangan kalsium sel-sel folikel mengelilingi suaru lumen di bagian
I Remodeling tulang dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi
I Hormon paratiroid sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk hor-
I Kalsitonin mon tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam lu-
I Vitamin D men folikel bersifat ekstrasel (yaiu di luar sei tiroid),
I Hubungan metabolisme fosfat dan metabolisme kalsium meskipun terletak di dalam bagian interior folikel.
Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan eks-
trasel yang mengelilingi folikel, serupa dengan danau
di tengah pulau yang tidak berhubungan langsung
dengan lautan yang mengelilingi pulau tersebut.
Konstituen utama koloid adalah suatu molekul
protein besar yang dikenal sebagai tiroglobulin (Tg),
yang berikatan dengan hormon-hormon tiroid dalam
berbagai stadium sintesis. Sel folikel menghasilkan
dua hormon yang mengandung iodium yang berasal
dari asam amino tirosin: tetraiodotironin (T, atau
tirolrsin) dan triiodotironin (Tr). Awalan tetra dan
rriserta huruf bawah 4 dan 3 menunjukkan jumlah
atom iodium yang terdapat di masing-masing hor-
mon ini. Kedua hormon, yang secara kolektif disebut
hormon tiroid, adalah regulator penting laju meta-
bolik basal (BMR) keseluruhan.
Di ruang interstisium di antara folikel-folikel
terselip sel C, tipe sel sekretorik lain, yang diberi

757
y^ng membahas kontrol endokrin aras keseimbangan
kalsium.

I Hormon tiroid disintesis dan disimpan di


molekul tiroglobulin.
Bahan dasar untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan
iodium, di mana keduanya harus diserap dari darah oleh sel
folikel. Tirosin, suaru asam amino, dibentuk dalam jumlah
memadai oleh tubuh sehingga bukan suatu zat esensial dalam
makanan. Sebaliknya, iodium yang dibutuhkan untuk sin-
tesis hormon tiroid harus diperoleh dari makanan._ pem-
bentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid melibat-
kan langkah-langkah berikut:

1. Semua tahap pembentukan hormon tiroid berlangsung


di molekul tiroglobulin di dalam koloid. Tiroglobulin
itu sendiri diproduksi oleh kompleks Golgi/retikulum
endoplasma sel folikel tiroid. Asam amino tirosin masuk
ke dalam molekul tiroglobulin yang jauh lebih besar
sewaktu yang terakhir ini sedang diproduksi. Setelah
terbentuk, tiroglobulin yang sudah mengandung tirosin
diekspor dari sel folikel ke dalam koloid melalui proses
eksositosis (langkah 1 di Gambar 19-2).
Lobus kanan Trakea Lobus kiri
2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindah-
(a) kannya ke dalam koloid melalui pompa iodium-protein-
protein pengangkut yang kuat dan memerlukan energi
Sel folikel Koloid
di membran luar sel folikel (langkah 2). Hampir semua
iodium di tubuh dipindahkan melawan gradien konsen-
o trasi untuk disimpan di tiroid untuk membentuk hormon
E
o
o tiroid. Iodium tidak memiliki fungsi lain di tubuh.
o .). Di dalam koloid, iodium cepat dilekatkan ke tirosin di
.9
C
o
dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan satu iodium ke
o
! tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT) (langkah
o 3a). Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan
G diiodotirosin (DIT) (langkah 3b).
t= 4. Kemudian, terjadi proses penggabungan antara mole-
c
kui-molekul tirosin yang telah beriodium unruk mem-
.N
r bentuk hormon riroid. Penggabungan satu MIT (dengan

(b)
satu iodium) dan satuDIT (dengan dua iodium) meng-
hasilkan tiiodotironin atau T, (dengan tiga iodium)
Gambar 19-1 (langkah 4a). Penggabungan dua DIT (masing-masing
Anatomi kelenjar tiroid. (a) Anatomi makroskopik keienjar mengandung dua atom iodium) menghasilkan tetrai-
tiroid, pandangan anterior. Kelenjar tiroid terletak di atas odotironin (Tn atau tiroksin), yaitu bentuk hormon
trakea tepat di bawah laring dan terdiri dari dua lobus yang
tiroid dengan empat iodium (langkah 4b). Antara dua
dihubungkan oleh sebuah berkas tipis yang dinamai rsmus.
(b) Gambaran kelenjar tiroid di bawah mikroskop cahaya. molekul MIT tidak terjadi penggabungan.
Kelenjar tiroid terutama terdiri dari lingkaran-lingkaran berisi
koloid yang dikelilingi oleh satu lapisan sel folikel. Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin.
Hormon tiroid tetap tersimpan dalam bentuk ini di koloid
sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormon tiroid yang
tersimpan normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh
untuk beberapa bulan.

nama demikian karena mengeluarkan hormon peptida I Untuk mensekresikan hormon tiroid, selfolikel
kalsitonin. Kalsitonin berperan dalam metabolisme kalsium
memfagosit koloid penuh tiroglobulin.
serta sama sekali tidak berkaitan dengan dua horrnon tiroid
utama lainnya. Di sini kita membahas T, dan T, serta Pelepasan hormon tiroid. ke dalam sirkulasi sistemik adalah
membicarakan kalsitonin kemudian, dalam suatu bagian suatu pl:oses yang agak rumit karena dua alasan. pertama,

758 Bab 19
sebelum pembebasannya, T, dan T, masih terikat di dalam yang inaktif, MIT dan DIT (langkah 6). Hormon tiroid,
molekr-rl tiroglobulin. Kedua, kedua hormon tersimpan di karena sangat lipofilik, mudah melewati membran luar sel
tempat ekstrasel, lumen folikel, sehingga harus diangkut folikel dan masuk ke dalam darah (langkah 7a).
menembus sel folikel untuk mencapai kapiler yang berjalan MIT dan DIT tidak memiliki nilai endokrin. Sel-sel
di ruang interstisium di antara folikel-folikel. folikel mengandung suatu enzim yang secara cepat
Pada proses sekresi hormon tiroid, sel folikel "menggigit mengeluarkan iodium dari MIT dan DIT sehingga iodium
putr-Ls" sepotongkoloid, menguraikan molekul tiroglobulin yang telah bebas ini dapat didaur ulang untuk membentuk
menjadi bagian-bagiannya, dan "meludahkan'To dan T,yang lebih banyak hormon (langkah 7rb). Enzim yang sangar
telah dibebaskan ke dalam darah. Pada stimulasi yang sesuai spesifik ini akan mengeluarkan iodium hanya dari MIT dan
untuk sekresi hormon tiroid, sel-sel folikel menginternalisasi DIT, bukan dari T. atau T..'.
sebagian kompleks tiroglobulin-hormon dengan memfagosit Setelah dikeluarkan ke dalam darah, molekul-molekul
sepotong koloid (langkah'5 di Gambar 19-2). Di dalam seI, hormon tiroid yang sangat lipofilik (dan karenanya tak larut
butir-butir koloid terbungkus membran menyatu dengan li- air) berikatarr dengan beberapa protein plasma. Sebagian
sosom, yang enzim-enzimnya memisahkan hormon-hormon besar T. dan T., diangkut oleh thyroxine-binding globulin
tiroid, yang aktif secara biologis, T. dan T.,,, serta iodotirosin (TBG, globulin pengikat tiroksin), suatu protein plasma yang

Tg = tiroglobulin DIT = diiodrotirosin


I = iodium T: = tri-iodotironin
MIT = monoiodotirosin T. = tetraiodotironin (tiroksin)
*Gambar organel tidak sesuai dengan skala. Kompleks Golgi/retikulum endoplasma jauh
lebih kecil

(D tn yang mengandung tirosin di dalam sel folikel tiroid diangkut ke dalam koloid melalui proses eksositosis

o lodium secara aktif dipindahkan dari darah ke dalam koloid oleh sel folikel.

Perlekatan satu iodium ke tirosin di dalam molekul Tg menghasilkan MlT.


@
Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan DlT.
@
Penggabungan satu MIT dan satu DIT menghasilkan T..
@
Penggabungan dua DIT menghasilkan
@ To.

o Pada perangsangan yang sesuai, sel folikel tiroid menelan sebagian dari koloid yang mengandung Tg melalui proses fagositosis.

o Lisosom menyerang vesrkel yang ditelan tersebut dan memisahkan produk-produk beriodium dari Tg.

@ T. dan To berdifusi ke dalam darah.

@ MIT dan DIT mengalami deiodinasi, dan iodium yang bebas didaur ulang untuk membentuk hormon baru.

Gambar 19-2
Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid.

Kelenjar Endokrin Perifer 759


berikatan hanya dengan hormon tiroid. Kurang
secara selektif menjadi glikogen, bentuk simpanan glukosa, dipermudah
dari 0,lo/o T,dan kurang dari lo/o T, tetap berada dalam oleh hormon tiroid dalam jumlah kecil, tetapi kebalikan-
bentuk bebas (tak terikat). Hal ini luar biasa mengingat hanya nya-pemecahan glikogen menjadi glukosa-terjadi pada jum-
bentuk bebas dari keseluruhan hormon tiroid, yang rnemiliki lah hormon yang tinggi. Demikian juga, hormon tiroid
akses ke reseptor sel sasaran dan menimbulkan efek. dalam jumlah adekuat penting untuk sintesis protein yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan normal tubuh namun pada
dosis tinggi, misalnya pada hipersekresi tiroid, hormon tiroid
I Sebagian besar To yang disekresikan diubah cenderung menyebabkan penguraian protein.
menjadiT, di luar tiroid.
EFEK SIMPATOMIMETIK
Sekitar 90o/o dari produk sekretorik yang dibebaskan dari
kelenjar tiroid adalah dalam bentuk T, namun T, memiliki Setiap efek yang serupa dengan yang ditimbulkan oleh sistem
aktivitas biologik empat kali lebih kuat. Meskipun demikian, saraf simpatis dikenal sebagai efek simpatomimetik ("me-
sebagian besar dari T nyang disekresikan diubah menjadi T,, nyerupai simpatis"). Hormon tiroid meningkatkan responsi-
ata;: diaktiJhan, ditanggalkan satu iodiumnya di luar kelenjar vitas sel sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepi-
tiroid, terutama di hati dan ginjal. Sekitar 80% T, dalam nefrin), pembawa pesan kimiawi yang digunakan oleh sistem
darah berasal dari T, yang telah mengalami proses "penang- saraf simpatis dan medula adrenal. Hormon tiroid melaksa-
galan" di perifer. Karena itu, T, adalah bentuk hormon tiroid nakan efek permisif ini dengan menyebabkan proliferasi re-
utama yang aktif secara biologis di tingkat sel, meskipun septor sel sasaran spesifik katekolamin (lihat h. 730). Karena
kelenjar tiroid terutama menghasilkan T,. pengaruh ini, banyak dari efek yang diamati ketika sekresi
hormon tiroid meningkat adalah serupa dengan yang me-
nyertai pengaktifan sistem saraf simparis.
I Hormon tiroid adalah penentu utama laju
metabolik basal dan juga memiliki efek lain. EFEK PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

Dibandingkan dengan hormon lain, kerja hormon tiroid re- Melalui efek meningkatkan kepekaan jantung terhadap kate-
latif "lamban". Respons terhadap peningkatan hormon tiroid kolamin dalam darah, hormon tiroid meningkatkan kece-
baru terdeteksi setelah beberapa jam, dan respons maksimal patan .jantung dan kekuatan kontraksi sehingga curah jan-
belum terlihat dalam beberapa hari. Durasi respons juga tung meningkat (lihat h. 355). Selain itu, sebagai respons
cukup lama, sebagian karena hormon tiroid tidak cepat ter- terhadap beban panas yang dihasilkan oleh efek kalorigenik
urai tetapi juga karena respons terhadap peningkatan sekresi hormon tiroid, terjadi vasodilatasi perifer untuk membawa
terus terjadi selama beberapa hari atau bahkan minggu sete- kelebihan panas ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke
lah konsentrasi hormon tiroid plasma kembali ke normal. lingkungan (lihat h. 715).
Hampir semua jaringan di tubuh terpengaruh langsung
atau tak langsung oleh hormon tiroid. Efek T, dan T, dapat EFEK PADA PERTUMBUHAN DAN SISTEM SARAF
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yang saling Hormon tiroid penting bagi pertumbuhan normal karena
tumpang-tindih. efeknya pada hormon pertumbuhan (GH) dan IGFJ (lihat
h. 748). Hormon tiroid tidaksaja merangsang sekresi GH
EFEK PADA LAJU METABOLISME DAN PRODUKSI dan meningkatkan produksi IGF-I oleh hati tetapi juga men-
PANAS dorong efek GH dan IGF-I pada sintesis protein struktural
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal kese- baru dan pada pertumbuhan tulang. Anak dengan defisiensi
luruhan tubuh, atau "laju langsam" (lihat h.702). Hormon tiroid mengalami hambatan pertumbuhan y^ng dapat di-
ini adalah regulator terpenting laju konsumsi O, dan penge- pulihkan dengan terapi sulih tiroid. Namun, ddak seperti
luaran energi tubuh pada keadaan istirahat. kelebihan GH, kelebihan hormon tiroid tidak menyebabkan
Efek metabolik hormon tiroid berkaitan erar dengan pertumbuhan yang berlebihan.
efek kalorigenik ("penghasil panas"). Peningkatan aktivitas Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan
metabolik menyebabkan peningkatan produksi panas. normal sistem saraf, klususnya SSf; suatu efek yang ter-
ganggu pada anak dengan defisiensi tiroid sejak lahir. Hor-
mon tiroid juga esensial untuk aktivitas normal SSP pada
EFEK PADA METABOLISME ANTARA
orang dewasa.
Selain meningkatkan laju metabolik secara keseluruhan,
hormon tiroid juga memodulasi kecepatan banyak reaksi
spesifik yang berperan dalam metabolisme bahan bakar. Efek I Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus-
hormon tiroid pada bahan bakar metabolik memiliki banyak hipofisis-tiroid.
aspek; hormon ini tidak saja dapat mempengaruhi pemben-
tukan dan penguraian karbohidrat, lemak, dan protein tetapi Tbyro id-stimalating honnone (T SH), hormon tropik tiroid
hormon dalam jumlah sedikit atau banyak dapat menimbul- dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologik terpenting
kan efekyang sebaliknya. Sebagai contoh, perubahan glukosa sekresi hormon tiroid (Gambar 19-3) (lihat h. 735).Hampir

750 Bab 19
setiap tahap dalam sintesis dan pelepasan hormon tiroid
dirangsang oleh TSH. [=ei]l tKeadaan dilxgml
I pada bayi ]
tt--a
Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH juga
mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa
adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya ber-
kurang) dan mengeluarkan hormon tiroid dalam jumlah
c-
Hipotalamus
I

sangat rendah. Sebaliknya, kelenjar mengalami hipertrofi


(peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan hiperplasia (pe-
ningkatan jumlah sel folikel) sebagai respons terhadap TSH
yang berlebihan.
Tbyro*opin-releasing hormone (TRH) hipotalamus,

l
meialui efek tropiknya, "menyalakan' sekresi TSH oleh hipo-
fisis anterior (iihat h. 736), sementara hormon tiroid, melalui
mekanisme umpan balik negatif "memadamkan" sekresi Hipofisis anterior
TSH dengan menghambat hipofisis anrerior. Seperti leng-
kung umpan balik lainnya, mekanisme antara hormon tiroid
dan TSH ini cenderung mempertahankan kestabilan sekresi Thyroid-stimulating
hormon tiroid. hormone (TSH)
Umpan balik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior
melaksanakan regulasi kadar hormon tiroid bebas sehari-
hari, sementara hipotalamus memerantarai penyesuaian j ang-
l.
Kelenjar tiroid
ka panjang. Tidak seperti kebanyakan sistem hormon lain-
nya, hormon-hormon di aksis tiroid pada orang dewasa tidak

_.1
mengalami perubahan sekresi yang mendadak dan lebar.
Sekresi hormon tiroid yang relatiftetap sesuai dengan respons Hormon tiroid
lambat dan berkepanjangan yang diinduksi oleh hormon ini; (T. dan Tr;
peningkatan atau p€nurunan mendadak kadar hormon tiroid
tidak memiliki manfaat adaptif,
Satu-satunya faktor yang diketahui meningkatkan se- i,
kresi TRH (dan, karenanya, sekresi TSH dan hormon tiroid)
t ,t u,lu *"tauotifr:Oan, proOuf<s1 p,a ; . , , , 'ri
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan
adalah pajanan ke cuaca dingin pada bayi baru iahir, suatu SSP; peningkatan aktivitas simpatis
mekanisme yang sangat adaptif. Para ilmuwan berpikir bah-
wa peningkatan drastis sekresi hormon tiroid yang meng- Garnbar 19-3
hasilkan panas membantu mempertahankan suhu tubuh Regulasi sekresi hormon tiroid
sewaktu penurunan mendadak suhu lingkungan saat lahir
ketika bayi keluar dari tubuh ibunya yang hangat ke udara
lingkungan yang lebih dingin. Respons TSH serupa terhadap dapat diperkirakan berdasarkan pengetahuan renrang
pajanan dingin tidak terjadi pada orang dewasa, meskipun fungsi hormon tiroid.
secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada bebe-
HIPOTIROIDISME
rapa jenis hewan percobaan.
Berbagai jenis stres menghambat sekresi TSH dan hor- Hipotiroidisme dapat terjadi (1) karena kegagalan primer
mon tiroid, mungkin melalui pengaruh saraf pada hipotala- itu sendiri; (2) sekunder karena defisiensi
kelenjar tiroid
mus, meskipun makna adaptif inhibisi ini masih belum TRH, TSH, atau keduanya; atau (3) karena kurangnya
jelas. asupan iodium dari makanan.
Gejala hipotiroidisme umumnya disebabkan oleh penu-
runan aktivitas metabolik secara keseluruhan. Seorang pasien
I Kelainan fungsi tiroid mencakup hipotiroidisme dengan hipotiroidisme anrara lain mengalami penurunan
dan hipertiroidisme. laju metabolik basal; memperlihatkan penurunan toleransi
terhadap dingin (kurangnya efek kalorigenik); memiliki
CATAIAN KLINIS. Kelainan fungsi tiroid adalah salah kecenderungan mengalami pertambahan berat berlebihan
satu gangguan endokrin yang paling sering ditemukan. (pembakaran bahan bakar berlangsung lambat); mudah lelah
Kelainan ini tergolong ke dalam dua kategori urama- (produksi energi menurun); memiliki nadi yang lambat dan
hipotiroidisme dan hipertiroidisme-yang masing- lemah (akibat berkurangnya kecepatan dan kekuatan kon-
masing mencerminkan defisiensi dan kelebihan sekresi traksi jantung dan berkurangnya curah janrung); dan mem-
hormon tiroid. Se.jumlah penyebab spesifik dapat menye- perlihatkan perlambatan refleks dan responsivitas mental
babkan masing-masing keadaan tersebut (Tabel 19-l). (karena efek pada sistem saraf). Efek mental ditandai oleh
Apapun penyebabnya, konsekuensi dari sekresi hormon berkurangnya kesigapan, berbicara perlahan, dan penurunan
tiroid yang terlalu sedikit atau terlalu banyak umumnya daya ingat.

Kelenjar Endokrin Perifer 761


Tabel 19-'l
Jenis Disfungsi Tiroid

DISFUNGSI KONSENTRASI HORMON GONDOK


TIROID PENYEBAB RELEVAN DALAM PLASMA ADA?

Hipotiroidisme Kegagalan primerkelenjartiroid JT, dan To, trsu Ya


Sekunder karena kegagalan hipotalamus atau hipofisis JT. dan To, JTRH dan/atau Tidak
anterior JrsH
Kurangnya iodium dalam makanan JT, dan To, trsu Ya
H!pertiroidisme Adanya long-acting thyroid stimulator (LATS) (penyakit tT, dan To, Jrsu Ya
G raves)
Sekunder karena sekresi berlebihan hipotalamus atau fT. dan To, fTRH dan/atau Ya
hipofisis anterior trsu
Tumor tiroid dengan hipersekresi tT. dan To, JrsH Tidak

Karakteristik lain yang mudah dikenal adalah kondisi metaboiik namun berat tubuh biasanya turun karena tubuh
kulit oleh molekul-molekr-rl kar-
edematosa akibat infiltrasi menggunakan bahan bakar jauh lebih cepat. Terjadi pengurai-
bohidrat kompleks penahan air, yang diperkirakan terjadi an netto simpanan karbohidrat, lemak, dan protein. Ber-
akibat gangguan metabolisme. Gambaran sembab yang ter- kurangnya protein otot menyebabkan tubuh lemah. Berbagai
jadi, terutama di wajah, tangan, dan kaki, dikenal sebagai keiainan kardiovaskular dilaporkan berkaitan dengan hiperti-
miksedema. Pada kenyataannya, kata mibsedema sering di- roidisme, disebabkan baik oleh efek langsung hormon tiroid
gunakan sebagai sinonim untuk hipotiroidisme pada orang maupun interaksinya dengan katekolamin. Kecepatan denyut
dewasa, karena menonjolnya gejala ini. dar.r kekuatan kontraksi dapat meningkat sedemikian besar
Pada orang dengan hipotiroidisme sejak lahir timbul sehingga individu mengalami palpitasi (jantung berdebar-
suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme. Karena kadar debar). Pada kasus yang parah, jantung mungkin tidak sang-
hormon tiroid yang memadai esensial untuk pertumbuhan gup memenuhi kebutuhan metabolik tubuh meskipun curah
normal dan perkembangan SSP maka kretinisme ditandai jantung meningkat. Efek pada SSP ditandai oleh peningkatan
oleh tubuh cebol (dwarfsm) dan retardasi mental serta gejala- berlebihan kewaspadaan mental hingga ke titik di mana pasien
gejala umum lain defisiensi tiroid. Retardasi mental dapat mudah tersinggung, tegang, cemas, dan sangat emosional.
dicegah jika terapi sulih segera diberikan, tetapi tidak lever- Gambaran mencolok pada penyakit Graves tetapi tidak
sibel jika telah terbentuk selama beberapa bulan setelah lahir, dijumpai pada hipertiroidisme jenis lain adalah elsoftalmos
meskipun kemudian diberi hormon tiroid. (mata menonjol) (Gambar 19-5). Terjadi pengendapan kar-
Terapi hipotiroidisme, dengan satu pengecualian, beru- bohidrat kompleks penahan air di belakang mara, meskipun
pa terapi sulih dengan memberikan hormon tiroid eksogen. mengapa hal ini dapat terjadi masih belum diketahui. Retensi
Pengecualiannya adalah hipotiroidisme karena defisiensi cairan yang terjadi mendorong bola mata ke depan sehingga
iodium yang diobati dengan pemberian iodium adekuat da- menonjol dari tulang orbita. Boia mata dapat menonjol se-
lam makanan, demikian jauh sehingga kelopak tidak dapat menutup sem-
purna yang kemudialr dapat menyebabkan mata kering, ter-
HIPERTIROIDISME iritasi, dan renran mengalami ulkus kornea. Bahkan setelah
kondisi hipertiroidnya diperbaiki, gejala mata yang meng-
Penyebab tersering hipertiroidisme adaiah penyakit Graves.
ganggu ini dapat menetap.
Ini adalah suatu penyakit otoimun di mana tubuh secara salah
Tiga metode umum terapi dapat menekan kelebihan
menghasilkan long-acting thyro:id stimulator (LATS), suatu
sekresi hormon tiroid: pengangkatan dengan pembedahan
antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid.
sebagian dari kelenjar tiroid yang sekresinya berlebihan;
IAIS merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid mirip
pemberian iodium radioaktif yang setelah dipekatkan di ke-
dengan yang dilakukan oleh TSH. Namun, tidak seperti TSH,
lenjar tiroid oleh pompa iodium, secara selektif merusak
LATS tidak dipengaruhi oleh inhibisi umpan balik hormon
jaringan kelenjar tiroid; dan pemakaian obat antitiroid yang
tiroid sehingga sekresi dan pertumbuhan tiroid berlanjut
secara spesiflk mengganggu sintesis hormon tiroid.
tanpa kendali (Gambar 19-4). Meskipun lebih jarang, hiperti-
roidisme dapat terjadi karena kelebihan TRH atau TSH atau
berkaitan dengan tumor tiroid dengarr hipersekresi. I Gondok terjadijika kelenjar tiroid menerima
Seperti diperkirakan, pasien hipertiroid mengalami pe-
rangsangan yang berlebihan.
ningkatan laju metabolik basal. Meningkatnya produksi panas
menyebabkan keringat berlebihan dan intoleransi panas. Mes- CATAIAN KLINIS. Gondok (goiter) adalah pembesaran
kipun nafsu makan dan asupan makanan meningkat yang kelenjar tiroid. Karena tiroid terletak di atas trakea maka
terjadi sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan gondok mudah diraba dan biasanya terlihat (Gambar 19-6).

762 Bab 19
dan jumlah sel folikel dan untuk meningkatkan laju
Hipofisis anterior
sekresinya. Jika sel tiroid tidak dapat mengeluarkan hor-
mon karena kurangnya enzim esensiai atau iodium, maka
Long-acting thyroid seberapapun jumlah TSH tidak akan mampu menginduksi
stimulator (LATS) sel-sel ini untuk mengeluarkan T, dan Tr. Namun, TSH
tetap dapat menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia tiroid,
dengan konsekuensi terjadinya pembesaran paradoks ke-
lenjar (yaitu, gondok) meskipun produksi kelenjar tetap
kurang.
Kelenjar tiroid
Demikian juga, gondok mungkin menyertai hipertiroidisme
mungkin juga tidak:
I
I Sekresi TSH yang berlebihan akibat defek hipotalamus
atau hipofisis anterior akan jelas disertai oleh gondok dan
sekresi berlebihan T, dan T, karena stimulasi pertumbuhan
Gambar 19-4
tiroid yang berlebihan. Karena kelenjar tiroid dalam situasi
Peran Iong-acting thyroid stimulator pada penyakit Graves.
Long-acting thyroid stimulator (LATS), suatu antibodi yang
ini juga mampu berespons terhadap kelebihan TSH disertai
secara salah diproduksi pada penyakit otoimun Graves, peningkatan sekresi hormon maka pada gondok ini terjadi
berikatan dengan reseptor TSH di kelenjar tiroid dan secara hipertiroidisme.
terus-menerus merangsang sekresi hormon tiroid di luar I Pada penyakit Graves, terjadi gondok dengan hiperse-
sistem kontrol umpan balik negatif yang normal.
kresi karena LAIS mendorong pertumbuhan tiroid sei<aligus
meningkatkan sekresi hormon tiroid. Karena tingginya kadar
T- dan T, menghambat hipofisis anrerior, maka sekresi TSH
5
itu sendiri rendah. Pada semua kasus di mana terjadi gondok,
U; kadar TSH meninggi dan berperan langsung menyebabkan
o
'o
o pertumbuhan berlebihan tiroid.
I Hipertiroidisme yang terjadi karena aktivitas berlebihan
d
C
C
tiroid tanpa overstimulasi, misalnya karena rumor tiroid yang
6
E
P)
tak terkendali, tidak disertai oleh gondok. Sekresi spontanT.
m dan T, dalam jumlah berlebihan akan menekan TSH se-
o hingga tidak ada sinyal stimulatorik yang mendorong per-
o tumbuhan tiroid.
J

Gambar 19-5
Pasien dengan eksoftalmos. Retensi abnormal cairan di
belakang bola mata menyebabkan bola mata menonjol ke
depan.

Gondok dapat terjadi apabila TSH atau LAIS merangsang


secara berlebihan kelenjar tiroid. Dari Thbel 19-1 dapat
diketahui bahwa gondok dapat menyertai hipotiroidisme
atau hipertiroidisme, tetapi keadaan ini tidak harus ada pada
kedua penyakit tersebut. Dengan mengetahui sumbu hipo-
talamus-hipofisis-tiroid dan kontrol umpan balik, kita dapat
memperkirakan dpe disfungsi tiroid apa yang akan menye-
babkan gondok. Marilah mula-mula kita membahas hipo-
tiroidisme.
s
I Hipotiroidisme akibat kegagalan hipotalamus atau lt
.q
hipofisis anterior tidak akan disertai oleh gondok, karena o
kelenjar tiroid tidak dirangsang secara adekuat, apalagi di- cd

rangsang secara berlebihan. c


G
I Pada hipotiroidisme yang disebabkan oleh kegagalan E
o
kelenjar tiroid atau kekurangan iodium, gondok terjadi m

karena kadar horrnon tiroid dalam darah sedemikian ren- o

dah sehingga tidak terdapat inhibisi umpan balik negatif l

di hipofisis anrerior, dan karenanya sekresi TSH mening- Gambar 19-6


kat. TSH bekerja pada tiroid untuk meningkatkan ukuran Pasien gondok.

Kelenjar Endokrin Perifer 763


memiliki kemampuan menghasilkan mineralokortikoid atau
KELENJAR ADRENAL glukokortikoid. Sebaliknya, hormon seks adrenal, yang |uga
diproduksi oleh dua zona kortei<s paling dalam, diproduksi
Terdapat dua kelenjar adrenal, terbenam di atas masing- jauh lebih banyak di gonad.
masing ginjal dalam suatu kapsul lemak (ad artinya "di Karena lipofilik maka hormon adrenokorteks semua
samping" ; re na I artinya "ginj al") (Gambar 19 -7 a) . diangkut dalam darah dalam keadaan terikat ke protein
plasma. Kortisol terikat terutama ke protein plasma yang
spesifi k untuknya yang dinamai corticbsteroid- binding glo-
I Setiap kelenjaradrenal terdiri dari korteks yang b ulin (transkortin), sementara aldosteron dan dehidroepi-
menghasilkan steroid dan medula yang androsteron umumnya terikat ke albumin, yang secara non-
menghasi lkan katekolamin, spesifik mengikat berbagai hormon lipofilik lain.

Setiap kelenjar adrenal terdiri dari dua organ endokrin, satu


mengelilingi yang lain. Lapisan luar yang terdiri dari korteks I Efek utama mineralokortikoidadalah pada
adrenal mengeluarkan beragam hormon steroid; bagian keseimbangan Na* dan K* serta homeostasis
dalam, medula adrenal, mengeluarkan katekolamin. Karena tekanan darah.
itu, korteks dan medula adrehal mengeluarkan hormon-
hormon yang berbeda kategori kimiawinya dengan fungsi, Kerja dan regulasi mineralokortikoid adrenokortel$ utama,
mekanisme kerja, dan regulasi yang sama sekali berbeda. Kita aldosteron, dijelaskan secara lebih mendaiam di bagian lain
pertama akan mengulas korteks adrenal sebelum mengalih- (Bab 14 dan 15). Tempat kerja utama aldosteron adalah di
kan perhatian ke medula adrenal. tubulus distal dan koligentes ginjal, tempat hormon ini men-
dorong retensi Na* dan meningkatkan eliminasi Kt sewaktu
proses pembentukan urin. Retensi Na. oleh aldosteron akan
I Korteks adrenal mengeluarkan secara sekunder menginduksi retensi amotik HrO, mening-
mineralokortikoid, glukokortikoid, dan katkan volume CES, yang penting dalam regulasi jangka
hormon seks. panjang tekanan darah.
Mineralokortikoid bersifat esensial antuh hidup. Tanpa
Korteks adrenal terdiri dari tiga lapisan atarzorai zona glo- aldosteron, orang akan segera meninggal akibat syok sirkulasi
merulosa, lapisan terluar; zona fasikulata, lapisan tengah karena penurunan mencolok volume plasma akibat penge-
dan terbesar; dan zona retikularis, lapisan paling dalam luaran berlebihan Nat penahan HrO. Pada sebagian besar
(Gambar l9-7b). Korteks adrenal mengeluarkan sejumlah defisiensi hormon lain, kematian tidak langsung terjadi, mes-
hormon adrenokorteks, yang semuanya adalah steroid yang kipun defisiensi kronik hormon akhirnya dapat menyebab-
berasal dari molekul prekursor bersama, yaitu kolesterol kan kematian dini.
(lihat h. 127).Yariasi kecil dalam struktur berbagai hormon Sekresi aldosteron ditingkatkan oleh (1) pengaktifan sis-
adrenokorteks menyebabkan kemampuan masing-masing tem renin-angiotensin-aldosteron oleh faktor-faktor yang
hormon berbeda. Berdasarkan efek kerja primernya, steroid berkaitan dengan penurunan Na. dan tekanan darah serta
adrenal dapat dibagi menjadi tiga kategori: (2) stimulasi langsung korteks adrenal oleh peningkatan
konsentrasi K- plasma (lihat Gambar \4-22, h. 580). Selain
1. Mineralokortikoid, terutama aldosteron, mempenga-
efeknya pada sekresi aldosteron, angiotensin mendorong
ruhi keseimbangan mineral (elektrolit), khususnya kese-
pertumbuhan zona glomerulosa, dengan cara serupa dengan
imbangan Na. dan K-.
efek TSH pada tiroid. Hormon adrenokortikotropik
2. Glukokortikoid, terutama kortisol, berperan besar da-
(ACTH) dari hipofisis anterior terutama mendorong sekresi
lam metaboiisme glukosa serta metabolisme protein dan
kortisol, bukan aldosteron. Karena itu, tidak seperti regulasi
lemak.
kortisol, reguiasi sekresi aldosteron umumnya tidak bergan-
3. Hormon selis identik atau serupa dengan yang dihasil-
tung pada kontrol hipofisis anterior.
kan oleh gonad (testis pada pria, ovarium pada wanita).
Hormon seks adrenokorteks yang paling banyak dan
penting secara fisiologis adalah dehidroepiandrosteron, I Glukokortikoid memiliki efek metabolik dan
suatu hormon seks "pria'.
berperan kunci dalam adaptasi terhadap stres.
Tiga kategori steroid adrenal diproduksi di bagian-
bagian korteks adrenal yang berbeda akibat perbedaan Kortisol, glukokortikoid utama, berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein; memiliki efek
distribusi enzim-enzim yang diperlukan untuk mengatalisis
jalur-jalur biosintetik yang menyebabkan terbentuknya permisif signifikan bagi aktivitas hormon lain; dan mem-
bantu tubuh menahan stres.
steroid-steroid ini. Dari dua hormon adrenokorteks utama,
aldosteron dihasilkan secara eksklusif di zona glomerulosa
sedangkan sintesis kortisol terbatas di dua lapisan terdalam EFEK METABOLIK
korteks, dengan zona fasikulata adalah sumber utama gluko- Efek keseluruhan dari pengaruh kortisol pada metabolisme
kortikoid ini. Tidak ada jaringan steroidogenik lain yang adalah peningkatan konsentrasi glukosa darah dengan

764 Bab 19
Kapsul
teii4SAn LKat
Zona
glomerulosa

Zona
fasikulata
'Korteks
I

Zona
retikularis

(a) (b)

Garirban tr 9-7
Anatomi kelenjar adrenal. (a) Lokasi dan struktur kelenjar adrenal. (b) Lapisan-lapisan korteks adrenal.

mengorbankan simpanan lemak dan protein. Secara spesifik, bahan bakar metabolik. Efek ini ikut berperan meningkatkan
kortisol melakukan fungsi-fungsi berikut: konsentrasi glukosa darah yang ditimbulkan oleh glukoneo-
genesis.
I Merangsang glukoneogenesis di hati, perubahan
sumber-sumber nonkarbohidrat (yaitu asam amino) menjadi
I Merangsang penguraian protein di banyak jaringan,
khususnya otot. Dengan menguraikan sebagian dari protein
karbohidrat di dalam hati Qluko arrinya "glukosa'; neo
^rti-
nya "baru"; genesis artinya "produksi"). Antara waktu makan
otot menjadi konstituennya (asam amino), kortisol mening-
katkan konsentrasi asam amino darah. Asam-asam amino
atau selama puasa, ketika tidak ada nutrien baru yang diserap
yang dimobilisasi ini tersedia untuk glukoneogenesis atau di
ke dalam darah untuk digunakan dan disimpan, glikogen
(glukosa simpanan) di hati cenderung berkurang karena di- manapun mereka dibutuhkan, misalnya untuk memperbaiki
jaringan yang rusak atau sintesis struktur sel baru.
uraikan untuk membebaskan glukosa ke dalam darah. Glu-
koneogenesis adalah faktor penting untuk mengganti sim-
I Mempermudah lipolisis, penguraian simpanan lemak
(lipid) di jaringan adiposa sehingga asam-asam lemak di-
panan glikogen hati dan karenanya mempertahankan kadar
bebaskan ke dalam darah (lisis artinya "penguraian'). Asam-
glukosa darah tetap normal di antara waktu makan. Hal ini
asam lemak yang dimobiiisasi ini tersedia sebagai bahan
penting karena otak hanya dapat menggunakan glukosa se-
bakar metabolik alternatif bagi jaringan yang dapat meng-
bagai bahan bakar metabolik, namun jaringan saraf sama
sekali tidak dapat menyimpan glikogen. Karena itu, konsen-
gunakan sumber energi ini sebagai pengganti glukosa se-
hingga glukosa dihemat untuk otak.
trasi glukosa dalam darah harus dipertahankan pada tingkat
yang sesuai agar otak yang bergantung pada glukosa men-
dapat nutrien yang memadai. EFEK PERMISIF
I Menghambat penyerapan dan pemakaian giukosa oleh Kortisol sangat penting karena sifat permisifnya (lihat h. 731).
banyak jaringan, kecuali otak, sehingga glukosa tersedia bagi Sebagai contoh, kortisol harus ada dalam jumlah memadai
otak yang membutuhkan bahan ini secara mutlak sebagai agar katekolamin dapat menimbulkan vasokonstriksi. Orang

Kelenjar Endokrin Perifer 765


yang kekurangan kortisol, jika tidak diobati, dapat meng- yang diterapi obat ini mengalami keterbatasan kemampuan
alami syok sirkulasi pada situasi penuh stres yang membu- untuk menahan infeksi. Kedua, selain efek antiinflamasi dan
tuhkan vasokonstriksi luas dalam waktu cepat. imunosupresi yang jelas terlihat pada kadar farmakologis,
efek lain yang kurang menguntungkan juga dapat ditemukan
pada pemakaian jangka panjang glukokortikoid dalam dosis
PERAN DALAM ADAPTASI TERHADAP STRES
yang lebih tinggi daripada normal. Efek-efek ini mencakup
Kortisol berperan kunci dalam adaptasi terhadap stres. Segala timbuinya tukak lambung, tekanan darah tinggi, aterosklero-
jenis stres merupakan rangsangan utama bagi peningkatan sis, ketidakteraturan haid, dan penipisan tulang. Ketiga, glu-
sekresi kortisol. Meskipun peran persis kortisol dalam adap- kokortioid eksogen dosis tinggi bekerja secara umpan balik
tasi terhadap stres belum diketahui namun penjelasan yang negatif untuk menekan sumbu hipotalamus-hipofisis yang
spekulatif tetapi masuk akal adalah sebagai berikut. Manusia men.ialankan sekresi normal glukokortikoid dan memperra-
primitif atau hewan yang terluka atau menghadapi situasi hankan integritas korteks adrenal. Penekanan berkepan.iang-
yang mengancam nyawa harus bertahan tanpa makan. Per- an sumbu ini dapat menyebabkan atroft ireversibel sel-sel
geseran dari penyimpanan protein dan lemak ke peningkatan penghasii kortisol kelenjar adrenal sehingga tubuh dapat
simpanan karbohidrat dan ketersediaan glukosa darah yang secara permanen tidak mampu menghasilkan kortisolnya
ditimbulkan oleh kortisol akan membantu melindungi otak sendiri.
dari malnutrisi selama periode puasa terpaksa tersebut. Juga,
asam-asam amino yang dibebaskan oleh penguraian protein
akan menjadi pasokan yang siap digunakan untuk memper-
baiki jaringan jika terjadi cedera fisik. Karena itu, terjadi I Sekresi kortisol diatur oleh sumbu hipotalamus-
peningkatan cadangan glukosa, asam amino, dan asam lemak hipofisis-korteks adrenal.
yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Sekresi kortisol oleh korteks adrenal diatur oleh sistem umpan
balik negatif yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis
EFEK ANTIINFLAMASI DAN IMUNOSUPRESIF anterior (Gambar 19-8). ACTH dari hipofisis anterior me-
CATAIAN KLINIS. Ketika kortisol atau senyawa sintetik rangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol.
mirip kortisol diberikan untuk menghasilkan konsentrasi glu- ACTH berasal dari sebuah molekul prekursor besar, pro-
kokortikoid yang lebih tinggi daripada normal (yaitt kadar opiomelanokortin, yang diproduksi di dalam retikulum
endoplasma sel penghasil ACTH hipofisis anterior (lihat h.
farmakokgis) maka tidak saja semua efek metabolik menguat
tetapi beberapa efek baru yang tidak terlihat pada kadar 25). Sebelum sekresi, prekursor besar ini dipotong menjadi
fisiologik normal juga muncul. Efek farmakologis glukokor- ACTH dan beberapa pepdda lain yang aktif secara biologis,
tikoid yang paling penting adalah efeh antiinflamasi dan yanr, melanoqtte4timulating hormone (MSH) (lihar h. 734)
imunosupresif(lihat h. 454). (Meskipun kedua efek ini secara dan suatu bahan mirip-morfin, p-endorfin (lihat h. 211).
tradisional dianggap terjadi hanya pada kadar farmakologis Kemungkinan arti dari kenyataan bahwa berbagai produk
namun studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa kortisol sekretorik ini berasal dari satu molekul prekursor akan di-
dapat menimbulkan efek antiinflamasi bahkan pada kadar bahas kemudian.
fisiologik normal). Telah diciptakan berbagai glukokortikoid Karena bersifat tropik bagi zona fasikulata dan zona re-
sintetik yang memaksimalkan efek antiinflamasi dan imuno- tikularis maka ACTH merangsang pertumbuhan dan sekresi
supresif steroid dan meminimalkan efek metaboliknya. kedua lapisan dalam korteks ini. Jika ACTH tidak terdapat
Pemberian glukokortikoid dalam jumlah besar meng- dalam jumlah memadai maka lapisanJapisan ini menciut
hambat hampir semua tahap respons peradangan, menye- dan sekresi kortisol merosot drastis. Ingatlah bahwa yang
babkan steroid menjadi obat yang efektif untuk mengatasi mempertahankan ukuran zona glomerulosa adalah angioten-
kondisi-kondisi di mana respons peradangan itu sendiri yang sin, bukan ACTH. Seperti kerja TSH pada kelenjar tiroid,
bersifat merusak, misalnya artritis rematoll. Glukokortikoid ACTH meningkatkan banyak langkah dalam sintesis korti-
yang digunakan dengan cara ini tidak mempengaruhi proses so1.

penyakit yang mendasari; obat ini hanya menekan respons Sel penghasil ACTH, selanjutnya, hanya mengeluarkan
tubuh terhadap penyakit. Karena glukokortikoid juga me- produknya atas perintah corticotropin-releasing hormone
miliki banyak efek pada'proses imun secara keseluruhan, (CRH) dari hipotalamus. Lengkung kontrol umpan balik
misalnya "mempensiunkan" sel darah putih yang bertang- menjadi lengkap oleh efek inhibisi kortisol pada sekresi
gung jawab untuk produksi antibodi serta sel-sel yang secara CRH dan ACTH masing-masing oleh hipotalamus dan
langsung menghancurkan sel asing, maka obat ini juga ter- hipofisis anterior.
bukti bermanfaat dalam mengatasi berbagai penyakit alergik Sistem umpan balik negarif untuk kortisol memper-
dan dalam mencegah penolakan organ cangkokan. tahankan kadar sekresi hormon ini relatif konstan di sekitar
Ketika digunakan sebagai terapi, steroid harus diberikan titik patokan. Pada kontrol umpan balik negatif dasar ini
hanya sesuai indikasi dan dalam jumlah terbatas, karena terdapat dua faktor tambahan yang mempengaruhi konsen-
beberapa alasan penting. Pertama, karena glukokortikoid trasi kortisol plasma dengan mengubah itik patokan: irama
menekan respons peradangan dan imun normal yang men- diurnal dan stres, di mana keduanya bekerja pada hipotala-
jadi tulang punggung sistem pertahanan tubuh maka orang mus untuk mengubah tingkat sekresi CRH.

765 Bab 19
[G-_]_) rFffi;il PENGARUH STRES PADA SEKRESI KORTISOL
Faktor utama lain yang tidak bergantung pada, dan pada
kenyataannya dapat mengalahkan kontrol umpan balik ne-
gatif adalah stres. Peningkatan drastis sekresi kortisol, yang

-.il
Hipotalamus
diperantarai oleh susunan saraf pusat melalui peningkatan
aktivitas sistem CRH-ACTH, terjadi sebagai respons terha-
dap segala jenis situasi stres. Besar peningkatan konsentrasi
Corticotropin'releasing kortisol plasma umumnya setara dengan intensitas stimulasi
hormone {CRH}
stres; respons terhadap stres berat menyebabkan peningkatan
sekresi kortisol yang lebih besar daripada srres ringan.
l*
Hipofisis anterior
I Korteks adrenal mengeluarkan hormon seks pria
dan wanita pada kedua jenis kelamin.

Pada kedua jenis kelamin, ,kprteks adrenal menghasilkan


androgen, atau hormon seks "pria', dan esffogen, atau hormon
seks "wanita'. Tempat utama produksi hormon seks adalah
gonad: testis untuk androgen dan ovarium untuk estrogen.
Korteks adrenal
Karena itr-r, pada pria androgen darah mendominasi semen-
tara pada wanita yang menonjol adalah esrrogen. Namun,
tidak ada hormon yang bersifat unik bagi pria atau wanita
(kecuali yang berasal dari plasenta selama kehamilan), karena
korteks adrenal pada kedua jenis kelamin menghasilkan se-
jumlah kecil hormon seks jenis kelamin lawannya.
Pada keadaan normal, androgen dan estrogen adrenal
1 Glukosa darah (dengan kurang banyak atau kurang kuat untuk menginduksi efek
Bahan bakar merangsang glukoneogenesis dan
metabolik dan menghambat penyerapan glukosa)
maskulinisasi atau feminisasi. Satu-satunya hormon seks
bahan pembentuk ' Asam amino darah (dengan
adlenal yang memiliki makna biologis adalah androgen
dasar yang tersedia merangsang penguraian protein) dehidroepiandrosteron (DHEA). Produk androgen primer
untuk membantu
testis adalah resrosreron yang paling poten, tetapi androgen
menahan stres I Asam lemak darah
(dengan merangsang lipolisis)
adrenal yang paling banyak adalah DHEA yang jauh lebih
lemah. DHEA adrenal dikalahkan oleh testosteron tesris
pada pria tetapi memiliki makna fisiologis pada wanita, yang
Gambar 19-8
tidak memiliki androgen lain. Androgen adrenal ini meng-
Kontrol sekresi kortisol.
atur pros€s-proses dependen androgen pada wanita misalnya
pertumbuhan rambut pubis dan ketiak, penguatan lonjakan
pertumbuhan masa remaja, serta perkembangan dan peme-
PENGARUH IRAMA DIURNAL PADA SEKRESI liharaan dorongan seks wanira.
KORTISOL Karena enzim-enzim yang dibutuhkan untuk mengha-
Ingatlah bahwa konsentrasi kortisol plasma memperlihatkan silkan estrogen ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah
irama diurnal khas, dengan kadar tertinggi terjadi pada pagi di sel adrenokorteks maka dalam keadaan normal estrogen
hari dan terendah pada malam hari (lihat Gambar 1B-4, h. dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit dari sumber ini.
729). hama diurnal ini, yang intrinsik bagi sistem kontrol Selain mengontrol sekresi kortisol, ACTH (bukan hor-
hipotalamus-hipofisis, berkaitan terLrrama dengan siklus mon gonadotropik hipofisis) mengontrol sekresi androgen
bangun-tidur. Kadar puncak dan kadar rendah berbalik pada adrenal. Secara umum, pengeluaran kortisoi dan DHEA
orang yang bekerja malam hari dan tidur siang hari. Variasi oleh korteks adrenal sejajar satu sama lain. Namun, androgen
sekresi yang bergantung waktu ini lebih dari sekedar kepen- adrenal memberi umpan balik di luar lengkung hipotalamus-
tingan akademik, karena secara klinis ketika membaca hasil hipofisis anrerior-korreks adrenal. DHEA, bukannya meng-
suatu pemeriksaan penting diketahui kapan sampel darah hambat CRH, tetapi menghambat gonarlotropin-releasing
diambil. Pengaitan sekresi kortisol dengan pola aktivitas hormone, seperti yang dilakukan oleh androgen testis. Selain
siang-malam menimbulkan pertanyaan yang lebih serius itu, kadang-kadang sekresi androgen adrenal dan kortisol
mengenai kebiasaan pembagian jam kerja (shifi) (yaitu, pe- berbeda satu sama lain-sebagai contoh, pada saat pubertas
kerja yang selalu berpindah dinas pagi dan malam). Selain sekresi androgen adrenal mengalami lonjakan nyata, tetapi
itu, karena kortisol membantu orang menahan stres maka sekresi kortisol tidak berubah. Peningkatan sekresi ini me-
saat ini para dokter mulai memperhatikan waktu saat di- micu perubahan-perubahan dependen androgen pada wanita.
lakukannya berbagai tindakan operasi . Pada pria, hal yang sama dilakukan terurama oleh sekresi

Kelenjar Endokrin Perifer 767


andtogen testis, yang juga meningkat saat pubertas. Sifat penghasil aldosteron (hiperaldosteronisme primer, atau
sinyal pubertas ke kelenjar adrenal dan gonad masih belum sindrom Conn) atau (2) peningkatan berlebihan aktivitas
diketahui. sistem renin-angiotensin (hiperaldosteronisme sekunder).
Lonjakan sekresi DHEA dimulai saat pubertas dan me- Yang terakhir mungkin disebabkan oleh sejumlah penyakit
muncak pada usia antara 25 dan 30 tahun. Setelah usia 30 yang menyebabkan penurunan kronik aliran darah arteri ke
tahun, sekresi DHEA mulai menurun, sampai pada usia 60 ginjal sehingga terjadi pengaktifan berlebihan sistem renin-
tahun, konsentrasi DHEA plasma kurang dari l5o/o dari angiotensin-aldosteron. Salah satu contoh adalah ateroskle-
kadar puncaknya. rosis yang menyebabkan penyempitan arteri renalis.

CATAIAN KLINIS. Beberapa peneliti menduga bahwa Gejala hiperaldosteronisme primer atau sekunder ber-
penurunan DHEA dan hormon lain misalnya GH terkait kaitan dengan efek aldosteron yang berlebihan-yaitu, retensi
usia (lihat h.745) serta melatonin (lhat h.751) berperan da- Na- dalam jumlah besar (hipernanemia) dan deplesi K (hipo-
lam beberapa masalah penuaan. Studi-studi awal dengan te- kalemia). Tekanan darah tinggi (hipertensi) biasanya ada,
rapi sulih DHEA memperlihatkan beberapa perbaikan fisik, paling tidak secara parsial karena retensi Na. dan cairan yang
misalnya peningkatan massa otot tanpa lemak serta penurun- berlebihan.
an lemak, tetapi efek paling menonjol adalah peningkatan
rasa sejahtera psikologis dan perbaikan kemampuan meng- HIPERSEKRESI KORTISOL
hadapi stres. Para penganjur terapi sulih DHEA tidak menya- Sekresi kortisol yang berlebihan (sindrom Cushing) dapat
takan bahwa pemeliharaan kadar hormon ini seperd masa disebabkan oleh (1) stimulasi berlebihan korteks adrenal
muda akan memperpanjang usia tetapi menyatakan bahwa oleh CRH dan/atau ACTH kadar tinggi, (2) tumor adrenal
hal ini dapat membantu orang merasa dan berlaku lebih yang mengeluarkan kortisol secara berlebihan tanpa bergan-
muda daripada usia mereka. Para ilmuwan lain mewanti- tung pada ACTH, atau (3) tumor penghasil ACTH yang ter-
wanti bahwa bukti yang menunjang DHEA sebagai terapi letak di luar hipofisis, terutama di paru. Apapun sebabnya,
antipenuaan masih sedikit. Mereka juga khawatir mengenai gambaran yang menonjol pada sindrom ini berkaitan dengan
suplementasi DHEA sampai obat ini diteliti secara mendalam efek berlebihan glukokortikoid, dengan gejala utama adalah
akan kemungkinan efek samping yang berbahaya. Sebagai glukoneogenesis yang berlebihan. Jika terlalu banyak asam
contoh, sebagian peneliti mengisyaratkan bahwa wanita yang amino yang diubah menjadi glukosa maka tubuh mengalami
mendapat DHEA berpotensi mengalami peningkatan risiko kelebihan glukosa (glukosa darah tinggi) dan kekurangan
penyakit jantung karena terjadi penurunan HDL, yaitu koles- protein. Karena hiperglikemia dan glukosuria (glukosa di
terol "baik' (lihat h. 362).Juga, DHEA dosis tinggi dilapor- urin) yang terjadi mirip dengan pada diabetes melitus maka
kan berkaitan dengan peningkatan rambut wajah pada penyakit ini kadang disebut diabetes adrenal. Oleh sebab-
wanita. Selain itu, sebagian pakar cemas bahwa suplementasi sebab yang belum jelas, sebagian dari.glukosa ekstra ini
DHEA dapat meningkatkan kemungkinan kanker ovarium mengendap sebagai lemak tubuh di lokasi-lokasi yang khas
atau payudara pada wanita dan kanker prostat pada pria. untuk penyakit ini yaitu abdomen, di atas tulang belikat,
Yang ironis, meskipun Food and Drug Administration dan di wajah. Distribusi abnormal lemak di dua lokasi
(FDA) melarang penjualan DHEA sebagai obat bebas pada terakhir ini masing-masing disebut "b"ffob hump" (punt:k
tahun 1985 karena kekhawatiran akan risiko nyata disertai sapi) dan "moonface" (wajah bulan) (Gambar 19-9). Semen-
minimnya bukti manfaat, produk tersebut saat ini tersedia tara itu, anggota badan tetap kurus.
luas sebagai suplemen makanan yang ddak berada di bawah Selain efek-efek y*g berkaitan dengan kelebihan pro-
regulasi. DHEA dapat dipasarkan sebagai suplemen makaran dutr<si glukosa, efek lain timbul karena mobilisasi luas asam-
tanpa persetujuan FDA selama label produk tidak menyata- asam amino dari protein tubuh untuk digunakan sebagai
kan klaim medis spesifik. prekursor glukosa. Berkurangnya protein otot menyebabkan
kelemahan otot dan kelelahan. Kulit abdomen yang keku-
rangan protein dan menipis menjadi teregang berlebihan
I Korteks adrenal dapat mengeluarkan hormonnya oleh endapan lemak, membentuk garis-garis ireguler ungu
dalam jumlah terlalu banyak atau terlalu sedikit. kemerahan. Berkurangnya protein struktural di dinding
pembuluh halus menyebabkan pasien mudah memar.
CATAIAN KLINIS. Meskipun jarang, terdapat sejumlah Penyembuhan luka terhambat karena pembentukan kolagen,
gangguan yang mengenai fungsi adrenokorteks. Dapat terjadi protein struktural utama di kulit, tertekan. Selain itu, ber-
sekresi berlebihan dari ketiga kategori hormon adrenokor- kurangnya rangka kolagen tulang memperlemah tulang se-
teks. Karena itu, dapat dibedakan tiga pola utama gejala yang hingga dapat terjadi fraktur spontan atau karena cedera
ditimbulkan oleh hiperadrenalisme, bergantung pada tipe ringan.
hormon apa y^ngberlebihan: hipersekresi aldosteron, hiper-
sekresi kortisol, dan hipersekresi androgen adrenal. HIPERSEKRESI ANDROGEN ADRENAL
Kelebihan sekresi androgen adrenal, suatu penyakit yang
H I PERSEKRESI ALDOSTERON menyebabkan maskulinisasi, lebih sering daripada penyakit
Kelebihan sekresi mineralokortikoid dapat disebabkan oleh kelebihan sekresi estrogen adrenal yang menyebabkan femi-
(1) hipersekresi dari tumor adrenal yang dibentuk oleh sel nisasi dan sangat jarang dijumpai. Kedua penyakit ini disebut

758 Bab 19
o
c
o
'o
a
'to
.9
U
Gannbar 19-9
Pasien sindrom Cushing.

sindrom adrenogenital , yang menekankan menonjolnya Pada pseudopubertas prekoks, sekresi androgen dari kor-
efek kelebihan hormon seks adrenal pada genitaiia dan teks adrenal tidak disertai oieh produksi sperma atau aktivitas
karakteristik seks terkait. gonad lain karena testis masih berada dalam keadaan prapu-
Gejala yang terjadi karena sekresi androgen berlebihan bertas nonfungsional.
bergantung pada jenis kelamin dan ubia ketika hiperaktivitas ) Pada pria dewasa. Aktivitas berlebihan androgen adrenal
ini dimulai. pada pria tidak menimbulkan efek yang jelas, karena semua
efek maskuiinisasi yang dipicu oleh DHEA yang lemah,
I Pada wanita deruasa. Karena androgen menimbulkan
meskipun dalam jumlah berlebihan, tidak bermakna diban-
efek maskulinisasi maka wanita dengan penyakit ini cen-
dingkan dengan efek maskulinisasi yang ditimbulkan oleh
derung mengalami pola pertumbuhan rambut seperti laki-
testosteron testis yang lebih poten dan lebih banyak.
laki, suatu keadaan yang disebut hirsutisme. Pasien biasanya
juga memperlihatkan karekteristik seks sekunder pria misal- Sindrom adrenogenital paling sering disebabkan oleh
nya suara menjadi lebih berat serta lengan dan tungkai ber- defek enzim herediter di jalur steroidogenik kortisol. Jalur
otot. Payudara mungkin mengecil dan haid berhenti akibat untuk sintesis androgen bercabang dari jalur biosintetik nor-
supresi androgen pada jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium mal untuk kortisol (lihat Gambar 4-23,h. 128). Ketika terjadi
untuk sekresi hormon seks wanitanya sendiri. deftsiensi suatu enzim yang secara spesifik esensial untuk
I Pada bayi perempuan baru labir. Bayi perempuan baru sintesis kortisoi maka sekresi kortisol berkurang. Penurunan
lahir dengan sindrom adrenogenital memperlihatkan geni- sekresi kortisol menghilangkan efek umpan balik negatif pa-
talia eksterna mirip pria, karena sekresi androgen berlebihan da hipotalamus dan hipofisis anrerior sehingga kadar CRH
telah terjadi secara dini selama masa janin dan mempenga- dan ACTH meningkat bermakna (Gambar 19-10). Korteks
ruhi perkembangan genitalia mereka sesuai garis pria, serupa adrenal yang defektif tidak mampu berespons terhadap pe-
dengan pembentukan pria di bawah pengaruh androgen ningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi kortisol te-
testis. Klitoris, yang merupakan homolog penis pada wanita, tapi mengalihkan prekursor-prekursor kolesterolnya ke jalur
membesar di bawah pengaruh androgen dan tampak seperti androgen. Akibatnya adalah produksi DHEA yang berle-
penis sehingga pada sebagian kasus sulit mula-mula ditentu- bihan. Androgen yang berlebihan ini tidak menghambat
kan jenis kelamin bayi. Karena itu, kelainan hormon ini ada- ACTH tetapi menghambat gonadotropin. Karena produksi
lah salah satu penyebab rtama pseudohermafroditisme wanita, gamet tidak terangsang tanpa adanya gonadotropin maka
suatu keadaan di mana gonad wanita (ovarium) terbentuk orang dengan sindrom adrenogenital steril. Tentu saja mereka
tetapi genitalia eksterna mirip dengan pada pria. (Hemafrodit juga memperlihatkan gejala-gejala defisiensi kortisol.
sejati memiliki gonad kedua jenis kelamin). Gejala virilisasi adrenal, sterilitas, dan defisiensi kortisol
I Pada pria prapuberras. Sekresi androgen adrenal yang semua dapat diatasi dengan pemberian glukokortikoid. Pem-
berlebihan pada anak laki-laki prapubertas menyebabkan berian glukokortikoid eksogen menggantikan defisit kortisol
mereka mengalami pembentukan karakteristik seks sekunder dan, yang lebih drastis, menghambat hipotalamus dan hipo-
secara lebih dini-misalnya, suara menjadi lebih berat, jang- fisis anterior sehingga sekresi ACTH tertekan. Jika sekresi
gut, penis membesar, dan dorongan seks. Keadaan ini disebut ACTH telah berkurang maka korteks adrenal tidak lagi di-
pseudopubertas prekoks untuk membedakannya dari puber- rangsang secara terus-menerus dan sekresi androgen akan
tas sejati, yang terjadi karena peningkatan aktivitas t€stis. turun secara nyata. Berkurangnya androgen adrenal dalam

Kelenjar Endokrin Perifer 769


jumlah besar dari sirkulasi memungkinkan ciri maskulinisasi karena kelainan hipofisis atau hipotalamus yang menyebab-
mereda dan sekresi gonadotropin kembali normal. Thnpa kan insufisiensi sekresi ACTH. Dalam hal ini, hanya kortisol
mengetahui bagaimana sistem-sistem hormon saling ber- yang kurang, karena sekresi aldosteron tidak bergantung pada
kaitan, akan sulit dipahami bagaimana pemberian glukokor- stimulasi ACTH.
tikoid dapat secara dramatis memulihkan gejala maskulinisasi Gejala yang berkaitan dengan defisiensi aldosteron pada
dan sterilitas. penyakit Addison merupakan gejala yang paling mengancam
nyawa. Jika cukup parah, penyakit ini mematikan, karena
INSUFIS IENSI ADRENOKORTEKS aldosteron esensial untuk kehidupan. Namun, berkurangnya
Jika satu kelenjar adrenal nonfungsional atau diangkat maka
fungsi adrenal mungkin berlangsung lambat dan samar se-
organ sehat yang satunya akan mengambil alih fungsi ke- hingga sekresi aldosteron mungkin subnormal tetapi masih
duanya dengan melakukan hipertrofi dan hiperplasia. Karena ada. Pasien dengan defisiensi aldosteron memperiihatkan
itu, kedua kelenjar harus terkena sebelum terjadi insufisiensi retensi K* (hiperkalemia), akibat berkurangnya pengeluaran
adrenokorteks. K. di urin, dan deplesi Na. (hiponatremia),karenapengeluar-
Pada insuffsiensi adrenokorteks primer, yang jrga an berlebihan Na di urin. Yang pertama mengganggu irama
dikenal sebagai penyakit Addison, semua lapisan korteks jantung. Yang terakhir mengurangi volume CES, termasuk
adrenal kurang mensekresi. Keadaan ini paling sering di- volume darah, yang pada gilirannya menurunkan tekanan
sebabkan oleh perusakan otoimun korteks akibat pemben- darah (hipotensi).
tukan secara salah antibodi yang menyerang korteks adrenal, Gejala-gejala defisiensi kortisol adalah seperti yang di-
di mana dalam hal ini terjadi defisiensi aldosteron dan kor- perkirakan: kurangnya respons terhadap stres, hipoglikemia
tisol. Insuffsiensi adrenokorteks sekunder dapat terjadi (glukosa darah rendah) akibat penurunan aktivitas glukoneo-

Hipotalamus

Hipofisis anterior
'i

Gonad Korteks adrenal

I
\-r Tidak ada
/

)l ffi-
t enzim

F"""*"-l

trEll]
___>
===; = Jalur normal yang tidak terjadi FSH = Follicle stimulating hormone
ACTH = Hormon adrenokortikotropik LH = Luteinizing hormone
GnRH = Gonadotropin-releasing hormone CRH = Corticotropin-releasing hormone
l.i 1 sit h;r, r .'rl'l-.+ r*

Hubungan berbagai hormon pada sindrom adrenogenital. Sel-sel adrenokorteks yang seharusnya menghasilkan kortisol malah
menghasilkan androgen karena defisiensi enzim spesifik yang esensial untuk menghasilkan kortisol. Karena tidak terjadi sekresi
kortisol untuk melakukan umpan balik negatif maka kadar CRH dan ACTH meningkat. Korteks adrenal berespons terhadap
peningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi androgen Iebih Ianjut. Kelebihan androgen ini menimbulkan virilisasi dan
menghambatjalur gonadotropin, yang menyebabkan gonad berhenti memproduksi hormon seks dan gamet.

770 Bab 19
genesis, dan kurangnya efekpermisif untuk banyak aktivitas mon peptida atau pelepasan norepinefrin di terminal pasca-
metabolik. Bentuk primer penyakit juga menyebabkan hiper- ganglion simpatis.
pigmentasi (kulit lebih gelap) akibat sekresi berlebihan Dari seluruh katekolamin adrenomedula, terdiri dari
ACTH. Karena hipofisis normal maka penurunan sekresi epinefrin 800/o dan norepinefrin 207o. Sementara epinefrin
kortisol menyebabkan peningkatan pengeluaran ACTH. dibentuk secara eksklusifoleh medula adrenal, sebagian besar
Ingatlah bahwa ACTH dan melanocyte+timulating hormone norepinefrin dihasilkan oleh serat pascaganglion simpatis.
(MSH) diproduksi dari molekul prekursor yang sama, pro- Norepinefrin adrenomedula umumnya dikeluarkan dalam
opiomelanokortin. Akibatnya, ketika kadar ACTH tinggi jumlah yang terlalu kecil untuk menimbulkan efek signiftkan
kadar MSH juga meningkat, demikian pula melanin yang pada sel sasaran. Karena itu, untuk kepentingan praktis kita
menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. dapat menganggap bahwa efek norepinefrin terutama dipe-
Kini kita akan mengalihkan perhatian dari korteks adre- rantarai langsung oleh sistem saraf simpatis dan efek epine-
nal ke medula adrenal frin secara eksklusif ditimbulkan oleh medula adrenal.

I Medula adrenal adalah neuron pascaganglion I Epinefrindan norepinefrin berbeda afinitasnya


simpatis modifikasi. terhadap berbagai jenis reseptor adrenergik.

Medula adrenal sebenarnya adalah suatu bagian modifikasi Epinefrin dan norepinefrin memiliki afinitas berbeda ter-
dari sistem saraf simpatis. Jalur simpatis terdiri dari dua neu- hadap empat tipe reseptor: resepror adrenergik c[r, c2, pr,
ron dalam rangkaian-satu neuron praganglion yang berasal dan p, (Tabel 19-2; lihat juga h. 263). Sebagian besar sel
dari SSB yang serat aksonnya berakhir di neuron pasca- sasaran memiliki reseptor cr,, sebagian memiliki hanya ur,
ganglion (neuron kedua) yang terletak di perifer, yang selan, sebagian hanya B,, sebagian memiliki baik o, m"upu.r B.,
jutnya berakhir di organ efektor (lihat h. 758). Neurotrans- dan reseptor F, nyaris hanya ditemukan di jantung. Secara
miter yang dibebaskan oleh serat pascaganglion simparis umum, respons yang dipicu oleh pengaktifan resetor cr, dan
adalah norepinefrin, yang berinteraksi secara lokal dengan 0, adalah eksitatorik, sementara respons terhadap stimulasi
organ yang disarafi melalui pengikatan dengan resepror cr, dan B, umumnya inhibitorik.
sasaran spesifik yang dikenal sebagai reseptor adrenergik. Norepinefrin rerurama berikatan dengan resepror c[
Medula adrenal terdiri dari neuron simpatis pasca- dan B, yang terletak dekat dengan terminal serat simpatis
ganglion modifikasi. Tidak seperti neuron simpatis pasca- pascaganglion. Hormon epinefrin, yang dapat mencapai se-
ganglion biasa, neuron di medula adrenal tidak memiliki se- mua reseptor a dan B, melalui sirkulasi, berinteraksi dengan
rat akson yang berakhir di organ efektor. Pada stimulasi oleh reseptor yang sama dengan kekuatan hampir sama seperti
serat praganglion, badan sel ganglion di dalam medula adre- neurotransmiter norepinefrin (meskipun norepinefrin me-
nal mengeluarkan bahan peranrara kimiawi langsung ke da- miliki afinitas lebih besar untuk reseptor cr). Karena itu,
Iam darah (lihat Gambar 7-4, h. 263). Dalam hal ini, bahan epinefrin dan norepinefrin menimbulkan efek serupa di
perantara (transmiter) ini dianggap sebagai hormon bukan banyak jaringan, dengan epinefrin umumnya memperkuat
neurotransmiter. Seperti serat simpatis, medula adrenal aktivitas saraf simpatis. Selain itu, epinefrin mengaktifkan
mengeluarkan norepinefrin, tetapi produk sekresi utamanya res€ptor B,, sementara pengaruh sistem saraf simpatis pada
adalah suatu pembawa pesan kimiawi serupa yang dinamai reseptor ini sangat kecil. Banyak dari reseptor p, yang pada
epinefrin. Baik epinefrin maupun norepinefrin rermasuk hakikatnya eksklusif unruk epinefrin terletak ii j"ii"g""
dalam golongan katekolamin, yang berasal dari asam amino yang bahkan tidak mendapat persarafan simpatis tetapi di-
tirosin (lihat h. 125). Epinefrin dan norepinefrin adalah sama capai oleh epinefrin melalui darah. Salah satu contoh adalah
kecuali bahwa epinefrin juga memiliki satu gugus metil. otot rangka, di mana epinefrin menimbulkan efek metabolik
misalnya mendorong penguraian simpanan glikogen.
PENYIMPANAN KATEKOLAMIN DALAM GRANULA Kadang epinefrin, melalui pengaktifan eksldusif reseptor

KROMAFIN B,, menimbulkan efek berbeda dari yang ditimbulkan oleh


norepinefrin dan epinefrin melalui pengaktifan bersama resep-
Katekolamin dibentuk hampir seluruhnya di dalam sitosol tor adrenergik lain. Sebagai contoh, norepinefrin dan epinefrin
sel sekretorik adrenomedula. Setelah diproduksi, epinefrin menimbulkan efek vasokonstriksi generalisara yang diperan-
dan norepinefrin disimpan dalam granula kromaffn, yang tarai oleh resepror cr,. Sebaliknya, epinefrin menyebabkan
serupa dengan vesikel penyimpanan transmirer di ujung
vasodilatasi pembuluh darah yang mengaliri otot rangka dan
saraf simpatis. Pemisahan katekolamin dalam granula kroma- jantung melalui pengaktifan resepror 0, Gihat h. 386).
fin melindungi bahan ini dari kerusakan oleh enzim-enzim Namun, perlu disadari bahwa epinefrin berfungsi
sitosol sewaktu penyimpanan.
hanya pada kerja sistem saraf simpatis, yang bertanggung
jawab atas stimulasi sekresinya dari medula adrenal. Sekresi
SEKRESI KATEKOLAMIN DARI MEDULA ADRENAL epinefrin selalu menyertai lepas muatan sistem saraf simpatis
Katekolamin disekresikan ke dalam darah oleh eksositosis generalisata sehingga aktivitas simpatis secara rak langsung
granula kromafin. Pelepasan bahan ini analog dengan meka- mengontrol kerja epinefrin. Dengan memiliki lebih banyak
nisme pelepasan vesikel sekretorik yang mengandung hor- epinefrin yang setiap saar dapar diaktifkan, sistem saraf sim-

Kelenjar Endokrin Perifer 771


Tabel 19-2
Jenis Reseptor Adrenergik dan Respons yang Ditimbulkan oleh Norepinefrin
(NE) dan Epinefrin (E)

TIPE AFINIT,AS
RESEPTOR KATEKOLAMIN RESPONS
ADRENERGIK LOKASI UNTUK NE DAN E TIPIKAL CONTOH RESPONS YANG DITIMBULKAN

ut Sebagian besar sel NE>E Eksitatorik Vasokonstri ksi arteriol genera isata
I

sasaran simpatis (tkontraksi otot polos)


u,2 Sistem pencernaan NE>E lnhibitorik Menurunkan motilitas saluran cerna
(lkontraksi otot polos)
[]' Jantung NE = E Eksitatorik Meningkatkan kecepatan dan kekuatan
kontraksi otot jantung
l)r Otot rangka; otot polos Hanya E lnhibitorik Menguraikan glikogen di otot rangka;
sebagian pembuluh dilatasi bronkiolus dan vasodilatasi arteriol
darah dan organ di otot rangka dan jantung (,lkontraksi otot
polos)

patis memiliki cara untuk memperkuat efek neurotrans- Epinefrin (tetapi bukan norepinefrin) menyebabkan di-
miternya sendiri ditambah cara untuk menimbulkan efek latasi saluran napas untuk mengurangi resistensi yang di-
pada jaringan yang ddak disaraftnya secara langsung. hadapi oleh aliran udara masuk dan keluar paru. Epinefrin
dan norepinefrin juga mengurangi aktivitas pencernaan dan
menghambat pengosongan kandung kemih, yaitu dua akti-
I Epinefrinmemperkuat sistem saraf simpatis dan vitas yang dapat "ditunda' selama situasi lawan atau lari.
memiliki efek metabolik lain.
EFEK METABOLIK
Hormon-hormon adrenomedula tidak esensial untuk hidup
Epinefrin memiliki beberapa efek metabolik penting. Secara
tetapi hampir semua organ di tubuh dipengaruhi oleh kate-
umum, epinefrin menyebabkan mobilisasi cepat simpanan
kolamin ini. Hormon-hormon ini berperan penting dalam
karbohidrat dan lemak untuk menyediakan energi yang da-
melaksanakan respons stres, mengatur tekanan darah arteri,
pat digunakan oleh otot yang sedang aktif. Secara spesifik,
dan mengontrol metabolisme bahan bakar. Bagian berikut
epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah melalui bebe-
akan membahas efek-efek utama epinefrin, baik dalam kerja
rapa mekanisme berbeda. Pertama, hormon ini merangsang
sama dengan transmiter simpatis norepinefrin maupun sen-
glukoneogenesis dan glikogenolisis di hati, dengan yang rer-
dirian untuk melengkapi respons simpatis langsung.
akhir adalah penguraian simpanan glikogen menjadi glukosa
yang kemudian dibebaskan ke dalam darah. Epinefrin juga
EFEK PADA SISTEM ORGAN merangsang glikogenolisis di otot rangka. Namun, karena
Bersama-sama, sistem saraf simpatis dan epinefrin adreno- terdapat perbedaan dalam kandungan enzim antara hati dan
medula memobilisasi sumber daya tubuh untuk menunjang otot maka glikogen otot tidak dapat diubah langsung men-
aktivitas fisik puncak dalam situasi darurat atau penuh stres. jadi glukosa. Penguraian glikogen otot membebaskan asam
Efek simpatis dan epinefrin membentuk respons lawan atau laktat ke dalam darah. Hati mengeluarkan asam laktat dari
lari yang mempersiapkan seseorang menghadapi suatu lawan darah dan mengubahnya menjadi glukosa, sehingga efek
atau lari dari bahaya (lihat h. 260). Secara spesifik, sistem epinefrin pada otot rangka secara tak langsung membantu
simpatis dan epinefrin meningkatkan kecepatan dan kekuatan meningkatkan kadar glukosa. Epinefrin dan sistem saraf
kontraksi jantung, meningkatkan curah jantung, dan menye- simpatis juga dapat memperkuat efek hiperglikemik ini
babkan vasokonstriksi generalisata yang menyebabkan pe- dengan menghambat sekresi insulin, hormon pankreas yang
ningkatan resistensi perifer total. Bersama-sama, efek-efek terutama bertanggung jawab untuk memindahkan glukosa
tersebut meningkatkan tekanan darah sehingga tersedia cu- dari darah, dan dengan merangsang glukagon, hormon pan-
kup gaya dorong untuk memaksa darah ke organ-organ yang kreas lainnya yang mendorong glikogenolisis dan glukoneo-
paling vital dalam menghadapi situasi darurat. Sementara genesis hati. Selain meningkatkan kadar glukosa darah, epi-
itu, vasodilatasi arteri koronaria dan pembuluh darah otot nefrin juga meningkatkan kadar asam lemak darah dengan
rangka yang dipicu oleh epinefrin dan faktor metabolik lokal mendorong lipolisis.
menggeser darafr ke jantung dan otot rangka dari bagian Efek metabolik epinefrin sesuai untuk situasi lawan
tubuh lain yang mengalami vasokonstriksi. atau lari. Peningkatan kadar glukosa dan asam lemak meng-
Karena pengaruhnya yang besar pada jantung dan pem- hasilkan tambahan bahan bakar untuk menjalankan aktivitas
buluh darah maka sistem simpatis dan epinefrin juga ber- otot yang diperlukan dalam situasi ini dan juga menjamin
peran penting dalam pemeliharaan tekanan darah arteri. kecukupan nutrisi bagi otak saar krisis ketika tidak ada

772 Bab 19
nutrien baru yang dikonsumsi. Otot dapat menggunakan emosional (rasa cemas, ketakutan, kesedihan); dan sosial (kon-
asam lemak untuk menghasilkan energi tetapi otak tidak. flik perorangan, perubahan gaya hidup).
Karena efeknya yang luas maka epinefrin juga mening-
katkan laju metabolik keseluruhan. Di bawah pengaruh epi-
nefrin, banyak jaringan melakukan metabolisme secara lebih I Respons stres adalah pola umum reaksi
cepat. Sebagai contoh, kerja jantung dan otot pernapasan terhadap setiap situasi yang mengancam
meningkat, dan kecepatan metabolisme di hati bertambah. homeostasis,
Karena itu, epinefrin serta hormon tiroid dapat meningkat-
kan laju metabolik. Berbagai stresor dapat menimbulkan respons spesifik yang
khas untuk stresor tersebut; sebagai contoh, respons spesifik
EFEK LAIN
tubuh terhadap pajanan dingin adalah menggigil dan vaso-
konstriksi kulit, sementara respons spesifik terhadap invasi
Epinefrin mempengaruhi susunan saraf pusat untuk me-
bakteri mencakup peningkatan aktivitas fagositik dan produksi
nimbulkan keadaan terjaga dan meningkatkan kewaspadaan
antibodi. Namun, selain respons spesifik tersebur, semua srre-
SSP Hal ini memungkinkan kita "berpikir cepat" untuk
sor menyebabkan respons generalisata nonspesifik yang sama
membantu mengatasi ancaman kedaruratan. Banyak obat (Gambar 9-11). Kumpulan respons yang umum terhadap se-
yang digunakan sebagai perangsang atau sedatif menimbul-
gala rangsangan yang merugikan disebut sindrom adaptasi
kan efek dengan mengubah kadar katekolamin di SSP
umum. Ketika tubuh mengenali adanya stresor, timbul res-
Baik epinefrin maupun norepinefrin menyebabkan
pons saraf dan hormon yang melakukan tindakan-tindakan
pengeluaran keringat, yang membantu tubuh membuang
defensif untuk menghadapi keadaan darurat. Hasilnya adalah
panas tambahan yang dihasilkan oleh aktivitas otot. Epinefrin
keadaan siaga dan mobilisasi sumber daya biokimiawi.
juga bekerja pada otot polos di dalam mata untuk menye-
Untuk memahami manfaat respons stres multiaspek
babkan dilatasi pupil dan pendataran lensa. Efek-efek ini me-
ini, bayangkan seorang manusia gua purba yang baru melihat
nyesuaikan mata untuk penglihatan yang lebih luas sehingga
seekor hewan buas mengintip dalam kegelapan. Kita akan
gambaran ancaman keseluruhan dapat cepat diketahui.
membahas respons saraf dan hormon yang berlangsung da-
lam skenario ini. Tirbuh berespons dengan cara yang sama
terhadap stresor zaman modern. Anda sudah mengetahui
I Stimulasi simpatis
medula adrenal merupakan semua respons ini. Saat ini kita hanya akan meneliti bagai-
satu-satunya penyebab pelepasan epinefrin. mana respons-respons tersebut bekerja sama.

Sekresi katekolamin oleh medula adrenal dikontrol seluruh-


nya oleh sinyal simpatis ke kelenjar tersebut. Ketika sistem PERAN SISTEM SARAF SIMPATIS DAN EPINEFRIN
simpatis diaktifkan oleh kondisi takut atau stres, kondisi DALAM STRES
tersebut juga memicu lonjakan pelepasan katekolamin adre- Respons saraf utama terhadap rangsangan stres adalah peng-
nomedula. Konsentrasi epinefrin dalam darah dapat me- aktifan sistem saraf simpatis generalisata. Peningkatan curah
ningkat hingga 300 kali daripada normal, dengan jumlah jantung dan ventilasi serta pengalihan aliran darah dari bagian
epinefrin yang dibebaskan bergantung pada jenis dan inten- yang aktivitasnya ditekan dan mengalami vasokonstriksi,
sitas rangsangan. misalnya saluran cerna dan ginjal, ke otot rangka dan jantung
Karena kedua komponen kelenjar adrenal berperan luas yang lebih aktif;, yang mempersiapkan tubuh melakukan res-
dalam respons terhadap stres maka ada baiknya faktor-faktor pons lawan atau lari. Secara bersamaan, sistem simpatis meng-
utama yang berperan dalam respons stres dibahas secara aktifkan penguatan hormon dalam bentuk pengeluaran besar-
menyeluruh. besaran epinefrin dari medula adrenal. Epinefrin memperkuat
respons simpatis dan mencapai tempat-tempat yang tidak
disarafi oleh sistem saraf simpatis untuk melakukan fungsi lain,
misalnya mobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak.
RESPONS STRES TERPADU
Stres adalah respons nonspesifik generalisata tubuh terhadap
setiap faktor yang mengalahkan, atau mengancam untuk
mengalahkan kemampuan kompensasi tubuh untuk mem-
pertahankan homeostasis. Berbeda dari pemakaian kata ini
['-Jl Respons spesifik khas untuk
I

t;-l
oleh orang awam, agen penginduksi respons secara tepat di- jenis stresor
sebut sebagai stresor, sementara stres merujuk kepada keadaan
yang ditimbulkan oleh srresor. Jenis-jenis rangsangan yang
mengganggu berikut ini menggambarkan ragam faktor yang Respons umum nonspe$ifik
apapun jenis stresornl{a =,
dapat menginduksi respons stres: fsik (trauma, pembedahan, fespons $tr6s
panas atau dingin hebat); kimia (penurunan pasokan O,,
ketidakseimbangan asam-basa); fsiologih (olahraga berat, Gambar 9-11
syok hemoragik, nyeri); infehsi (invasibakterl); psikologis atau Efek stresor pada tubuh.

Kelenjar Endokrin Perif er 773


PERAN SISTEM CRH-ACTH-KORTISOL DALAM STRES presin. Selain perubahan-perubahan hormon yang memobi-
Selain epinefrin, sejumlah hormon lain berperan dalam res- lisasi simpanan energi selama stres, hormon-hormon lain
pons stres secara keseluruhan (Thbel l9-3). Respons hormon secara bersamaan diaktifkan untuk mempertahankan volume

utama adalah pengaktifan sistem CRH-ACTH-kortisol. darah dan tekanan darah selama keadaan darurat. Sistem
Ingatlah bahwa peran kortisol dalam membantu tubuh simpatis dan epinefrin berperan besar dalam bekerja langsung
menghadapi stres diperkirakan berkaitan dengan efek meta- pada jantung dan pembuluh darah untuk memperbaiki
boliknya. Kortisol menguraikan simpanan lemak dan protein fungsi sirkulasi. Selain itu, sistem renin-angiotensin-aldo-
sembari memperbanyak simpanan karbohidrat dan mening- steron juga diaktifkan sebagai konsekuensi penurunan aliran
katkan ketersediaan glukosa darah. Asumsi logis adalah bah- darah ke ginjal yang dipicu oleh sistem simpatis (lihat h.
wa terjadi peningkatan cadangan glukosa, asam amino, dan 570). SeL<resi vasopresin juga meningkat selama situasi stres
asam lemak yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, misal- (lihat h. 613). Secara bersama-sama, hormon,hormon ini
nya untuk mempertahankan nutrisi ke otak dan menyedia- meningkatkan volume plasma dengan mendorong retensi
kan bahan baku untuk memperbaiki jaringan yang rusak. garam dan HrO. Peningkaran volume plasma diperkirakan
berfungsi sebagai tindakan protektif untuk membantu mem-
Selain efek kortisol dalam sumbu hipotalamus-hipo-
fisis-korteks adrenal, ACTH juga dapat berperan dalam me- pertahankan tekanan darah seandainya terjadi kehilangan
cairan plasma melalui perdarahan atau berkeringat berlebih-
nahan stres. ACTH adalah salah satu dari beberapa pepdda
yang mempermudah proses belajar dan mempengaruhi peri-
laku. Karena itu, peningkatan ACTH selama stres psikologis
mungkin membantt-l tubuh menghadapi stresor serupa di Tabel 19-3
masa depan dengan mempermudah proses mempelajari res- Perubahan Utama Hormon Selama Respons Stres
pons perilaku yang sesuai. Selain itu, ACTH bukan merupa-
HORMON PERUBAHAN TUJUAN
kan satu-satunya bahan yang dikeluarkan dari vesikel sim-
panan hipofisis anterior. Penguraian molekul prekursor besar Epinefrin Memperkuat sistem saraf
simpatis dalam menyiapkan
pro-opiomelanokortin menghasilkan tidak saja ACTH tetapi
tubuh untuk "lawan atau
juga B-endorfin yang mirip morfin, yang disekresikan ber- lari"
sama dengan ACTH pada stimulasi oleh CRH selama srres. Memobilisasi simpanan
Sebagai opiat endogen yang poren, B-endorffn mungkin ber- energi lemak dan
peran menyebabkan analgesia (berkurangnya persepsi nyeri) karbohidrat; meningkatkan
glukosa darah dan asam
jika selama stres terjadi cedera fisik (lihat h. 211).
lemak darah
CRH-ACTH- 1 Memobilisasi simpanan
PERAN RESPONS HORMON IAIN DATAM STRES Kortisol energi dan bahan baku
metabolik untuk
Selain sistem CRH-ACTH-kortisol, sistem hormon lain digunakan sesuai
berperan kunci dalam respons stres, sebagai berikut: kebutuhan; meningkatkan
gukosa darah, asam amino
I Peninghatan gluhosa dan asam lemah darah melalui penu- darah, dan asam lemak
runan insulin dan peningkatan gluhagon. Baik sistem saraf darah
simpatis maupun epinefrin yang disekresikan keduanya ACTH mempengaruhi
menghambat insulin dan merangsang glukagon. Perubahan kemampuan belajar dan
hormon ini bekerja sama untuk meningkatkan kadar glukosa perilaku
dan asam lemak darah. Epinefrin dan glukagon, yang kadar B-endorfin yang
dikeluarkan bersama ACTH
dalam darahnya meningkar saar srres, mendorong glikoge- memerantarai analgesia
nolisis hati dan (bersama kortisol) glukoneogenesis hati. Glukagon t Bekerja bersama untuk
Namun, insulin yang sekresinya tertekan selama stres, me- lnsulin J meningkatkan glukosa
lawan penguraian simpanan glikogen hati. Semua efek ini darah dan asam lemak
membantu meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Rang- darah
sangan utama untuk selresi insulin adalah meningkatnya Renin- t Menahan garam dan HrO
Angiotensin- untuk meningkatkan
glukosa darah; sebaliknya, efek primer insulin adalah menu-
Aldosteron volume plasma; membantu
runkan glukosa darah. Jika insulin tidak dengan sengaja di- mempertahankan tekanan
hambat selama respons srres maka hiperglikemia yang di- darah ketika terjadi
timbulkan oleh stres akan merangsang sekresi insulin yang kehilangan akut volume
plasma
menurunkan glukosa darah. Akibatnya, peningkatan glukosa
darah tidak dapat dipertahankan. Respons-respons hormon
Vasopresin t Angiotensin ll dan
vasopresin menyebabkan
terkait stres juga mendorong pembebasan asam lemak dari vasokonstriksi arteriol
simpanan lemak, karena epinefrin, glukagon, dan kortisol untuk meningkatkan
mendorong lipolisis semenrara insulin menghambatnya. tekanan darah
I Pemeliharaan uolume darah dan tehanan darah meklui Vasopresin mempengaruhi
kemampuan belajar
peninghatan abtiuitas renin-angiotensin-aldosteron dan uaso-

774 Bab 19
an selama periode bahaya. Vasopresin dan angiotensin juga (Gambar 19-12). Hipotalamus menerima masukan stresor
memiliki efek vasopresor langsung, yang dapat bermanfaat fisik atau emosi dari hampir semua bagi.an otak dan dari
dalam mempertahankan tekanan arteri jika terjadi kehilang- banyak resepror di seluruh tubuh. Sebagai respons, hipo-
an darah akut (lihat h. 386). Vasopresin juga d.ipercayai talamus secara langsung mengaktifkan sisrem saraf simpatis,
mampu mempermudah proses belajar, yang berdampak pada mengeluarkan CRH untuk merangsang pengeluaran ACTH
adaptasi terhadap stres di mana mendatang. dan kortisol, serta memicu pelepasan vasopresin. Stimulasi
simpatis, pada gilirannya menyebabkan sekresi epinefrin,
yang sama-sama memiliki efek pada Sekresi insulin dan glu-
I Berbagai aspek respons stres dikoor:dinasikan kagon oleh pankreas. Selain itu, vasokonstriksi arteriol aferen
oleh hipotalamus. ginjal oleh katekolamin secara tak langsung merangsang
sekresi renin dengan mengurangi aliran darah beroksigen ke
Masing-masing respons terhadap stres yang baru dijelaskan ginjal. Renin, selanjutnya, mengaktifkan sistem renin-angio-
dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh hiporalamus tensin-aldosteron. Dengan cara ini, hipotalamus menginte-

l.

f ,
Sel penghasil glukagon
- Sel:penghasil insulin

ffi,"ffi Vasokonstriksi

I
J Aliran darah
ke ginjal

Gambar 19-12
lntegrasi respons stres oleh hipotalamus

Kelenjar Endokrin Perifer 775


grasikan respons sistem saraf simpatis dan sistem endokrin
selama stres. KONTROL ENDOKRIN
METABOLISME tsAI{AN BAKAR
I Pengaktifan respons stres oleh stresor Kita baru membahas perubahan metabolik yang terpicu
psikososial kronik mungkin meruEikan. Kini kita akan berkonsenrrasi pada pola
selama respons stres.
metaboiik yang terjadi ranpa stres, termasuk faktor hormon
Percepatan aktivitas kardiovaskular dan pernapasan, retensi
yang mengatur metabolisme normal ini.
garam dan HrO, serta mobilisasi bahan bakar metabolik dan
bahan baku dapat bermanfaat sebagai respons terhadap stre-
sor fisik, misalnya pada pertandingan atletik. Namun, se- I Metabslisme bahan bakar mencakup
bagian besar stresor dalam kehidupan kita sehari-hari bersifat anabolisme, katabolisme, dan interkonversl di
psikososial namun menimbulkan respons serupa. Stresor antara molekul-molekul organik kaya energi.
misalnya cemas menghadapi ujian, konflik dengan pacar,
atau ketidaksabaran menghadapi kemacetan dapat memicu Kata metabolisme merujuk kepada semua reaksi kimia yang
respons stres. Meskipun merupakan hal yang pantas dalam terjadi di dalam sel tubuh. Reaksi-reaksi yang melibatkan
menghadapi cedera fisik yang mengancam atau nyata, na- penguraian, sintesis, dan transformasi ketiga kelas molekul
mun mobilisasi cepat berbagai sumber daya tubuh merupa- organik kaya energi-protein, karbohidrat, dan lemak-secara
kan respons yang tidak sesuai terhadap stres nonfisik. Jika kolektif dikenal sebagai metabolisme antara atau metabo-
tidak ada kebutuhan akan tambahan energi, tidak ada ke- lisme bahan bakar (Thbel 19-4).
rusakan jaringan, dan tidak ada kehilangan darah maka Selama proses pencernaan, molekul nutrien besar (ma-
penguraian simpanan tubuh dan retensi cairan akan menjadi kromolekul) diuraikan menjadi subunit-subunit yang lebih
sia-sia, bahkan mungkin merugikan bagi individu yang ber- kecil dan dapat diserap sebagai berikut: protein diubah men-
sangkutan. Pada kenyataannya, terdapat bukti tak langsung jadi asam amino, karbohidrat kompleks menjadi monosaka,
yang kuat tentang keterkaitan pajanan kronik ke srresor psi- rida (terutama glukosa), dan trigliserida (lemak makanan)
kososial dengan timbulnya keadaan-keadaan patologis misal- menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Unit-unit
nya tekanan darah tinggi, meskipun belum dibuktikan ada- yang dapat diserap ini dipindahkan dari lumen.saluran cerna
nya hubungan sebab-akibat yang pasti. Akibat respons srres ke dalam darah, baik langsung atau melaiui pembuluh limfe
yang "tidak digunakan' ini maka dapatkah hipertensi terjadi (Bab 16).
karena vasokonstriksi simpatis yang berlebihan? Akibat re-
tensi garam dan HrO yang berlebihan? Akibat peningkatan ANABOLISM E DAN KATABOLISM E
berlebihan aktivitas vasopresin dan angiotensin? Kombinasi Molekul-molekul organik ini
secara rerus-menerus diper-
dari berbagai faktor tersebut? Faktor lain? Ingatlah bahwa tukarkan antara darah dan sel tubuh. Reaksi-reaksi kimia di
hipertensi dapat timbul akibat pajanan berkepanjangan ke dalam sel di mana molekul organik ikut serta dibagi menjadi
glukokortikoid kadar farmakologis. Mungkinkah pening- dua proses merabolik: anabolisme dan katabolisme (Gambar
katan kortisol kadar rendah jangka panjang, seperti yang 19-13). Anabolisme adalah pembentukan arau sintesis ma-
terjadi ketika terdapat stresor psikososial yang berkepan- kromolekul organik yang lebih besar dari subunit molekul
jangan, menimbulkan hal yang sama, namun berlangsung organik kecil. Reaksi anabolik umumnya memerlukan asup-
lebih lambat? Harus dilakukan banyak penelitian untuk an energi dalam bentuk AIP Reaksi-reaksi ini menghasilkan
mengevaluasi kontribusi stresor yang kita hadapi sehari-hari (1) pembentukan bahan yang diperlukan oleh sel misalnya
dalam pembentukan penyakit. protein struktural sel atau produk sekretorik; atau (2) pe-

Tabel 19-4
Ringkasan Reaksi dalam Metabolisme Bahan Bakar

PROSES METABOLIK REAKSI KCINSEKt,En'lSl

Glikogenesis Glukosa --> glikogen JGlukosa darah


Glikogenolisis Glikogen -+ glukosa tGlukosa darah
Glukoneogenesis Asam amino -+ glukosa tGlukosa darah
Sintesis protein Asam amino -+ protein JAsam amino darah
Penguraian protein Protein + asam amino tAsam amino darah
Sintesis Lemak {Lipogenesis atau Sintesis TriEliserida) Asam lemak dan gliserol -+ trigliserida .l.Asam lemak darah
Penguraian Lernak (l-ipolisis atau Penguraian Trigliserida) Trigliserida -+ asam lemak dan gliserol tAsam lemak darah

VVe' tsab 19
nyimpanan nutrien yang berlebihan yang tidak segera di- Sebagai alternatif untuk memproduksi energi, subunit-
butuhkan untuk menghasilkan energi atau sebagai bahan subunit organik multipotensial yang berukuran lebih kecil
baku struktur sel. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk dan berasal dari hidroiisis intrasel dapat dibebaskan ke dalam
glikogen (bentuk simpanan untuk glukosa) atau reservoar le- darah. Molekul glukosa, asam lemak, dan asam'amino yang
mak. Katabolisme adalah penguraian atau degradasi molekul dibebaskan ini kemudian dapat digunakan sesuai kebutuhan
organik besar di dalam tubuh. Katabolisme mencakup dua untuk menghasilkan energi atau sintesis sel di bagian lain
tingkat penguraian: (1) hidrolisis (lihat h. 643) makromolekul tubuh,
organik besar sel menjadi subunit-subunit yang lebih kecil,
serupa dengan proses pencernaan kecuali bahwa reaksi ber-
Pada orang dewasa, Iaju anabolisme dan katabolisme
langsung di dalam sel dan bukan di lumen saluran cerna umumnya seimbang sehingga tubuh orang dewasa berada
(misainya, pelepasan glukosa oleh katabolisme simpanan dalam keadaan stabil dinamis dan tampak tidak berubah
glikogen); dan (2) oksidasi subunit yang lebih kecil, misalnya meskipun molekul-molekul organik yang menentukan struk-
glukosa, untuk menghasilkan energi untuk produksi ATP tur dan fungsi secara terus-menerus diperbarui. Selama per-
(lihat h. 39). tumbuhan, anabolisme melebihi katabolisme.

Karbohidrat makanan Lemak trigliserida makanan

ffi I
i-"'-"*-l F;**t
I I

t,

Oksidasi menjadi
CO, + Hrg + ATP (energi)
Simpanan glikogen
di hati dan otot i
Ekspirasi
dari

Trigliserida
dijaringan
lemak

.-}- =Anabolisme
+ = Katabolisme
Gambar 19-13
Ringkasan jalur-jalur utama yang melibatkan molekul nutrien organik.

Keienjar Endokrin Perifer 777


PERTUKARAN DI ANTARA MOLEKUL-MOLEKUL selama makan dan disimpan untuk digunakan selama periode
ORGANIK puasa di antara waktu makan, ketika makanan sebagai sum-
ber bahan bakar tidak tersedia (Thbel 19-5).
Selain mampu membentuk kembali molekul organik yang
telah dikatabolisasi menjadi jenis molekul yang sama, banyak I Kelebihan glukosa dalam darah disimpan di hati dan
sel tubuh, khususnya sel hati, dapat mengubah sebagian besar otot sebagai glikogen, suatu molekul besar yang terdiri dari
tipe molekul organik kecil menjadi tipe lain-misalnya, peng- molekul-molekul glukosa yang saling berhubungan. Karena
ubahan asam amino menjadi glukosa atau asam lemak. Ka- glikogen merupakan simpanan energi irang relatif kecil maka
rena interkonversi inilah maka nutrisi yang adekuat dapat jumlah energi yang tersimpan dalam bentuk ini hanya dapat
dihasilkan oleh beragam molekul yang terdapat di aneka jenis digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh kurang dari
makanan. Namun, terdapat keterbatasan. Nutrien esensial, satu hari. Jika simpanan glikogen hati dan otot sudah "penuh",
misalnya asam amino esensial dan vitamin, tidak dapat di- maka glukosa sisanya diubah menjadi asam lemak dan gli-
bentuk di tubuh dari konversi molekul organik tipe lain. serol, yang digunakan untuk membentttk trigliserida (gliserol
Nasib utama dari karbohidrat dan lemak yang dimakan dengan tiga asam lemak melekat padanya), terutama di ja-
adalah dikatabolisasi untuk menghasilkan energi. Asam ami- ringan adiposa (lemak).
no terutama digunakan untuk sintesis protein tetapi dapat I Kelebihan AsAm lemale dalam darah yang berasal dari
digunakan untuk menghasilkan energi setelah diubah men- makanan juga diubah menjadi trigliserida.
jadi karbohidrat atau lemak. Karena itu, ketiga kategori ba-
I Kelebihan asam amino dalam darah yang tidak diperlu-
han makanan dapat digunakan sebagai bahan bakar dan ke-
kan untuk sintesis protein tidak disimpan sebagai protein
lebihan setiap jenis bahan makanan dapat disimpan. seperti
ekstra tetapi diubah menjadi glukosa dan asam lemak, yang
yang seg€ra akan anda ketahui.
akhirnya disimpan sebagai trigliserida. Karena itu, tempat
Sekilas metabolisme bahan bakar tampak relatif sederhana:
utama penyimpanan kelebihan energi dari ketiga kelas ter-
jumlah nutrien dalam makanan harus cukup untuk memenuhi
sebut adalah jaringan lemak. Dalam keadaan normal, trigli-
kebutuhan'tubuh akan produksi energi dan sintesis sel. Namun,
serida yang tersimpan di tubuh cukup untuk menghasilkan
hubungan yang tampak sederhana ini ternyata menjadi rumit
energi untuk kebutuhan sekitar dua bulan, lebih lama pada
oleh dua faktor penting: (1) nutrien yang diserap dari makanan
orang dengan kelebihan berat. Karena itu, selama masa puasa
harus disimpan dan kemudian dibebaskan di antara waktu
yang lama, asam-asam lemak yang dibebaskan dari katabo-
makan, dan (2) otak harus terus-menerus diberi glukosa. Mari-
lisme trigliserida berfungsi sebagai sumber primer energi bagi
lah kira kaji dampak masing-masing.
kebanyakan jaringan. Katabolisme trigliserida simpanan
membebaskan gliserol serta asam lemak, tetapi dari segi
I Karena asupan rnakanan bersifat interrniten kuantitatif, asam lemak jauh lebih penting. Katabolisme le-
maka nutrien harus tlisimpan untuk digunakan di mak simpanan menghasilkan 90o/o asam le mak dan 10% gli-
serol berdasarkan berat. Gliserol (bukan asam lemak) dapat
antara waktu makan.
diubah menjadi glukosa oleh hati dan ikut berperan, meski-
Asupan bahan bakar dari makanan bersifat intermiten, tidak pun kecil, dalam mempertahankan glukosa darah selama
terus-menerus. Akibatnya, kelebihan energi harus diserap puasa.

Tabel 19-5
Bahan Bakar Metabolik Simpanan di Tubuh

PERSENTASE
DARI
KANDUNGAN
BAHAN BENTUK TEMPAT EilIERGITUBUH
BAKAR DALAM BENTUK PENYIMPANAN TOTAL (DAN KAPASITAS
METABOLIK DARAH SIMPANAN UTAMA KALORT*) RESERVOAR PERAN

Karbohidrat Glukosa Glikogen Hati, otot 1% (1500 kalori) Mengandung energi Sumber energi
untuk kebutuhan pertama; esensial
kurang dari sehari bagi otak
Lemak Asam Trigliserida Jaringan lemak 77o/o (143.000 Mengandung energi Cddangan eneigi
lemak kalori) untuk kebutuhan utama; sumber
bebas sekitar dua bulan energi selama puasa
Protein Asam Protein Otot 22% (41.000 Kematian terjadi Sumber glukosa
amino tubuh kalori) jauh sebelum untuk otak selama
kapasitas digunakan puasa; cadangan
secara penuh karena terakhir untuk
gangguan struktural memenuhi kebutuh-
dan fungsional an energi lain

778 Bab 19
. Sebagai cadangan energi ketiga, energi dalam jumlah Nutrien tambahan yang tidak segera digunakan untuk energi
substansial tersimpan dalam protein snuktural, terutama di atau perbaikan stuktural disalurkan menjadi simpanan dalam
otot, yaitu massa protein paling banyak di tubuh. Namun, bentuk glikogen atau trigliserida.
protein bukan pilihan perrama untuk digunakan sebagai
sumber energi karena protein memiliki fungsi esensial yang
KEADAAN PASCA-ABSORPTIF
Iain; sebaliknya, cadangan glikogen dan trigliserida semata-
mata digunakan sebagai depo energi. Makanan yang masuk biasanya diserap secara runtas dalam
waktu sekitar empar jam. Karena itu, pada pola makan tiga
kali sehari tidak ada nutrien yang diserap dari saluran cerna
I Otak harus terus-menerus diberi glukosa. pada siang (menjelang makan) dan sore hari serta sepanjang
malam. Pada waktu-waktu ini terjadi keadaan pasca-
Faktor kedua yang memperumit metabolisme bahan bakar absorptif, atau puasa. Selama keadaan ini, simpanan energi
selain asupan nutrien yang intermiten sehingga nutrien perlu endogen dimobilisasi untuk menghasilkan energi, sementara
disimpan adalah bahwa otak dalam keadaan normal ber- glukoneogenesis dan penghematan glukosa mempertahankan
gantung pada penyaluran glukosa darah dalam jumlah me- glukosa pada kadar yang sesuai untuk memberi makan otak.
madai sebagai satu-satunya sumber energi. Karena itu, kon- Sintesis protein dan lemak dihentikan. Simpanan molekul-
sentrasi glukosa darah harus dipertahankan di atas suatu batas molekul organik ini dikatabolisasi masing-masing untuk
kritis. Konsentrasi glukosa darah biasanya adalah 100 mg membentuk glukosa dan menghasilkan energi. Sintesis karbo-
glukosa/l00 ml plasma dan normalnya dijaga dalam kisaran hidrat tetap terjadi melalui glukoneogenesis, tetapi pema-
sempit 70 sampai 110 mg/100 mlr. Glikogen hati adalah ca- kaian glukosa untuk energi sangar berkurang.
dangan utama untuk mempertahankan glukosa darah selama
Perhatikan bahwa konsentrasi nutrien dalam darah
masa puasa sihgkat. Namun, glikogen hati cepat habis se-
tidak banyak berfluktuasi antara keadaan absorptif dan
hingga pada puasa yang lebih lama mekanisme lain harus pasca-absorptif, Selama keadaan absorptif nutrien berlimpah
memenuhi kebutuhan energi otak yang dependen glukosa yang diserap cepar dikeluarkan dari darah dan disimpan;
tersebut. Pertama, ketika tidak ada glukosa makanan yang selama keadaan pasca-absorptif, simpanan ini dikatabolisasi
masuk ke darah, jaringan yang tidak harus menggunakan
untuk mempertahankan kadar pada tingkat yang sesuai un-
glukosa akan mengubah mekanisme metaboliknya untuk tuk memenuhi kebutuhan jaringan.
membakar asam lemak, mencadangkan glukosa hanya untuk
otak. Asam-asam lemak disediakan melalui katabolisme
simpanan trigliserida sebagai sumber energi alternatif bagi PERAN JARINGAN KUNCI DALAM STATUS METABOLIK
jaringan yang tidak dependen glukosa. Kedua, asam-asam Selama perubahan sratus metabolik (absorptif dan pasca-
amino dapat diubah menjadi glukosa oleh glukoneogenesis, absorptif) ini, berbagai jaringan melakukan peran berbeda
sementara asam lemak tidak. Karena itu, jika simpanan gli- seperti diringkaskan berikut ini:
kogen terkuras meskipun glukosa telah dihemat maka pasok-
I Hati berperan besar dalam mempertahankan kadar glu-
an baru glukosa untuk otak berasal dari katabolisme protein
kosa darah yang normal. Hati menyimpan glikogen keiika
tubuh dan perubahan asam amino bebas menjadi glukosa.
terjadi kelebihan glukosa, membebaskan glukosa ke dalam
darah saat dibutuhkan, dan merupakan rempar utama inrer-
I Bahan bakar metabolik disirnpan selama konversi metabolik misalnya glukoneogenesis.

keadaan absorptif dan dimobilisasi selama I Jaringan lemak berftngsi sebagai rempat penyimpanan
energi utama dan penting untuk mengatur kadar asam lemak
keadaan pasca-absorptif.
dalam darah.
Dari pembahasan sebelumnya seyogianya telah jelas bahwa I Otot adalah tempar urama penyimpanan asam amino
disposisi molekul-molekul organik bergantung pada kebutuhan dan merupakan pemakai energi yang utama.
metabolik tubuh. Terdapat dua keadaan metabolik fungsional- I Otak dalam keadaan normal hanya dapat menggunakan
keadaan absorptif dan keadaan pasca-a bso rpif-masing-masing glukosa sebagai sumber energi namun jaringan ini tidak
berkaitan dengan siklus makan dan puasa (Thbel 19-6). menyimpan glikogen sehingga kadar glukosa harus diper-
tahankan,
KEADAAN ABSORPTIF
Setelah makan, nutrien yang masuk diserap dan masuk ke
dalam darah (keadaan absorptif atau kenyang). Selama I Sumber energiyang lebih kecil digunakan sesuai
periode ini, glukosa berlimpah dan berfungsi sebagai sumber kebutuhan.
energi utama. Hanya sedikit lemak dan asam amino yang
diserap digunakan untuk energi selama keadaan absorptif Beberapa zat antara organik lain ikut berperan, meskipun
karena kebanyakan sel menggunakan glukosa jika tersedia. kecil, sebagai sumber energi-yaitu, gliserol, asam laktat, dan
lKonsentrasi glukosa darah kadang badan keton.
dinyatakan dalam molaritas,
dengan kadar normal glukosa darah berkisar sekitar 5
mM (lihat h. I Seperti telah disebutkan, gliserolberasal dari hidrolisis
A-i0) trigliserida (bahan ini merupakan tulang punggung tempat

Kelenjar Endokrin Perifer 779


menjauhi tahap kegagalan fatal tersebut selama mungkin se-
Tabel 19-6 waktu kelaparan, otak mulai menggunakan keton sebagai
Perbandingan Keadaan Absorptif dan Pasca-absorptif sumber energi utama sehingga pemakaian glukosa berkurang.
Pemakaian asam lemak "remah-remati' oleh otak sisa dari
BAHAN
KEADAAN PASCA- "makanan" yang disantap hati ini membatasi keharusan mo-
BAKAR KEADAAN
METABOLIK ABSORPTIF ABSORPTIF bilisasi protein untuk menghasilkan glukosa guna memberi
makan otak. Kedua adaptasi metabolik terhadap kelaparan
Karbohidrat Glukosa menjadi Penguraian dan deplesi
sumber energi glikogen berkepanjangan ini-penurunan katabolisme protein dan
utama pemakaian keton oleh otak-menjadi penyebab tingginya
Sintesis dan Penghematan glukosa kadar keton dalam darah. Otak menggunakan keton hanya
penyimpanan untuk menyediakan ketika kadar keton darah tinggi. Kadar keton yang tinggi juga
glikogen glukosa bagi otak secara langsung menghambat penguraian protein di otot.
Kelebihan diubah Pembentukan glukosa Karena itu, keton menghemat protein tubuh sekaligus me-
dan disimpan baru melalui
glukoneogenesis menuhi kebutuhan energi otak.
sebagai lemak
trigliserida
Lemak Sintesis dan Katabol isme tri gliserida
penyimpanan Asam lemak menjadi I Hormon pankreas,insulin dan glukagon, sangat
trig liserida sumber energi utama penting untuk mengatur metabolisme bahan
untuk jaringan yang bakar.
tidak dependen glukosa
Protein Sintesis protein Katabolisme protein Bagaimana tubuh "mengetahui" kapan mengubah proses
Kelebihan diubah Asam amino digunakan metabolik dari sistem anabolisme netto dan penyimpanan
dan disimpan untuk glukoneogenesis
nutrien menjadi sistem katabolisme netto dan penghematan
sebagai lemak
trigliserida glukosa? Aliran nutrien organik sepanjang jalur-jalur meta-
bolik dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk insulin,
glukagon, epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
Pada umumnya, hormon pankreas, insulin dan glukagon,
melekatnya ranrai asam lemak) yang dapat diubah menjadi adalah regulator hormon dominan yang mengubah jalur-
glukosa di hati. ,
jalur metabolik maju mundur dari anabolisme netto menjadi
I Demikian juga, asam laktat, yang dihasilkan dari kata- katabolisme netto dan penghematan glukosa, masing-masing
bolisme tak sempurna glukosa melalui glikolisis di otot (lihat bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan makan
h.299), juga dapat diubah menjadi glukosa di hati. atau puasa.
I Badan keton adalah sekelompok senyawa yang dihasil-
kan oleh hati selama penghematan glukosa. Tidak seperti PULAU LANGERHANS
jaringan lain, ketika hati menggunakan asam lemak sebagai Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan ekso-
sumber energi, organ ini mengoksidasi asam lemak tersebut krin dan endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan
hanya sampai asetil koenzim A (asetil KoA) dan tidak mampu encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus pan-
memproses lebih lanjut melalui siklus asam sitrat untuk eks- kreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Di antara sel-sel
traksi lebih banyak energi. Karena itu, hati tidak mengurai- eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok,
kan asam lemak hingga CO, dan HrO untuk menghasilkan atau "pulau', sel endokrin yang dikenal sebagai palau(islets)
energi maksimal. Organ ini mengekstraksi secara parsial Langerhans (lihat Gambar 16-12, h. 668). Sel endokrin
energi yang tersedia dan mengubah molekul asetil KoA men- pankreas yang terbanyak adalah sel B $eta), rempar sintesis
jadi badan keton, yang kemudian dibebaskan ke dalam da- dan sekresi insulin, dan sel cr (alfa), yang menghasilkan
rah. Badan keton berfungsi sebagai sumber energi alternatif glukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang, adaiah tempat
untuk jaringan yang mampu mengoksidasi bahan ini lebih sintesis somatostatin. Sel pulau Langerhans yang paling ja-
lanjur melalui sildus asam sirrat. rang, sel PP, mengeluarkan polipeptida pankreas, yang mung-
kin berperan dalam mengurangi nafsu makan dan asupan
Selama kelaparan yang lama, otak mulai menggunakan
makanan tetapi tidak akan dibahas lebih lanjut. Kita akan
badan keton menggantikan glukosa sebagai sumber energi
secara singkat membahas somatostatin sekarang dan kemu-
utama. Karena kematian akibat kelaparan biasanya lebih di-
dian beralih ke insulin dan glukagon, yaitu hormon-hormon
sebabkan oleh terkurasnya protein daripada hipoglikemia
terpenting dalam regulasi metabolisme bahan bakar.
(penurunan gula darah), untuk mempertahankan hidup pada
keadaan tanpa asupan kalori, maka glukoneogenesis perlu
dijaga minimal selama kebutuhan energi untuk otak tidak SOMATOSTATIN
t€rganggu. Protein sel, dalam persentase yang bermakna, da- Somatostatin pankreas menghambat saluran cerna dalam
pat dikatabolisasi tanpa menyebabkan malfungsi sel yang berbagai cara, dengan efek keseluruhan adalah menghambat
serius, tetapi akhirnya akan tercapai tahap di mana sel yang pencernaan nutrien dan mengurangi penyerapannya. Soma-
dikanibal tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Untuk tostatin dikeluarkan oleh sel D pankreas sebagai respons

780 Bab 19
menjauhi tahap kegagalan fatal tersebut selama mungkin se-
Tabel 19-6 waktu kelaparan, otak mulai menggunakan keton sebagai
Perbandingan Keadaan Absorptif dan Pasca-absorptif sumber energi utama sehingga pemakaian glukosa berkurang.
Pemakaian asam lemak "remah-remah" oleh otak sisa dari
BAHAN
"makanan' yang disantap hati ini membatasi keharusan mo-
BAKAR KEADAAN KEADAAN PASCA-
METABOLIK ABSORPTIF ABSORPTIF bilisasi protein untuk menghasilkan glukosa guna memberi
makan otak. Kedua adaptasi metabolik terhadap kelaparan
Karbohidrat Glukosa menjadi Penguraian dan deplesi
sumber energi glikogen berkepanjangan ini-penurunan katabolisme protein dan
utama pemakaian keton oleh otak-menjadi penyebab tingginya
Sintesis dan Penghematan glukosa kadar keton dalam darah. Otak menggunakan keton hanya
penyimpanan untuk menyediakan ketika kadar keton darah tinggi. Kadar keton yang tinggi juga
glikogen glukosa bagi otak secara langsung menghambat penguraian protein di otot.
Kelebihan diubah Pembentukan glukosa Karena itu, keton menghemat protein tubuh sekaligus me-
dan disimpan baru melalui
glukoneogenesis
menuhi kebutuhan energi otak.
sebagai lemak
trigliserida
Sintesis dan Katabolisme trigliserida
penyimpanan Asam lemak menjadi I Hormon pankreas,insulin dan glukagon, sangat
trigliserida sumber energi utama penting untuk mengatur metabolisme bahan
untuk jaringan yang bakar.
tidak dependen glukosa
Protein Sintesis protein Katabolisme protein Bagaimana tubuh "mengetahui" kapan mengubah proses
Kelebihan diubah Asam amino digunakan metabolik dari sistem anabolisme netto dan penyimpanan
dan disimpan untuk glukoneogenesis nutrien menjadi sistem katabolisme netto dan penghematan
sebagai lemak
trigliserida glukosa? Aliran nutrien organik sepanjang jalur-jalur meta-
bolik dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk insulin,
glukagon, epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
Pada umumnya, hormon pankreas, insulin dan glukagon,
adalah regulator hormon dominan yang mengubah jalur-
melekatnya rantai asam lemak) yang dapat diubah menjadi
jalur metabolik maju mundur dari anabolisme netto menjadi
glukosa di hati.
I Demikian juga, asam laktat, yang dihasilkan dari kata- kataboiisme netto dan penghematan glukosa, masing-masing
bergantung pada apakah tubuh berada dalam keaclaan makan
bolisme tak sempurna glukosa melalui glikolisis di otot (lihat
atau Puasa.
h.299),juga dapat diubah menjadi glukosa di hati.
I Badan keton adalah sekelompok senyawa yang dihasil-
kan oleh hati selama penghematan glukosa. Tidak seperti PULAU LANGERHANS
jaringan lain, ketika hati menggunakan asam lemak sebagai Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan ekso-
sumber energi, organ ini mengoksidasi asam iemak tersebut krin dan endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan
hanya sampai asetil koenzim A (asetil KoA) dan tidak mampu encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus pan-
memproses lebih lanjut melalui siklus asam sitrat untuk eks- kreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Di antara sei-sel
traksi lebih banyak energi. Karena itu, hati tidak mengurai- eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok,
kan asam lemak hingga CO, dan HrO untuk menghasilkan atau "pulau", sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (zslers)
energi maksimal. Organ ini mengekstraksi secara parsial Langerhans (lihat Gambar 16-12, h. 668). Sel endokrin
energi yang tersedia dan mengubah molekul asetil KoA men- pankreas yang terbanyak adalah sel B (beta), tempat sintesis
jadi badan keton, yang kemudian dibebaskan ke dalam da- dan sekresi insulin, dan sel cr (alfa), yang menghasilkan
rah. Badan keton berfungsi sebagai sumber energi alternatif gluhagon. Sel D (delta), yatrg lebih jarang, adalah tempat
untuk jaringan yang mampu mengoksidasi bahan ini lebih sintesis szmatostatin. Sel pulau Langerhans yang paling ja-
lanjur melalui siklus asam sirrat. rang, sel PP, mengeluarkan polipeptida pankreas, yang mung-
kin berperan daiam mengurangi nafsu makan dan asupan
Selama kelaparan yang lama, otak mulai menggunakan
makanan tetapi tidak akan dibahas lebih lanjut. Kita akan
badan keton menggantikan glukosa sebagai sumber energi
secara singkat membahas somatostatin sekarang dan kemu-
utama. Karena kematian akibat kelaparan biasanya lebih di-
dian beralih ke insulin dan glukagon, yaitu hormon-hormon
sebabkan oleh terkurasnya protein daripada hipoglikemia
terpenting dalam regulasi metabolisme bahan bakar.
(penurunan gula darah), untuk mempertahankan hidup pada
keadaan tanpa asupan kalori, maka giukoneogenesis perlu
SOMATOSTATIN
dijaga minimal selama kebutuhan energi untuk otak tidak
terganggu. Protein sel, dalam persentase yang bermakna, da- Somatostatin pankreas menghambat saluran cerna daiam
pat dikatabolisasi tanpa menyebabkan malfungsi sel yang berbagai cara, dengan efek keseluruhan adalah menghambat
serius, tetapi akhirnya akan tercapai tahap di mana sel yang pencernaan nuuien dan mengurangi penyerapannya. Soma-
dikanibal tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Untuk tostatin dikeluarkan oleh sel D pankreas sebagai respons

780 Bab 19
langsung terhadap peningkatan glukosa darah dan asam EFEK PADA KARBOHIDRAT
amino darah selama penyerapan makanan. Dengan menim-
Memelihara homeostasis glukosa darah merupakan salah
bulkan efek inhibisi, somarosrarin pankreas bekerja melalui
satu fungsi penring pankreas. Konsentrasi glukosa dalam
mekanisme umpan balik negatif untuk mengerem kecepatan
darah ditentukan oleh keseimbangan antara proses-proses
pencernaan dan penyerapan makanan sehingga kadar nutrien
berikut (Gambar 19-14): penyerapan glukosa dari saluran
dalam plasma tidak berlebihan. Somatosratin pankreas juga
cerna, pemindahan glukosa ke dalam sel, produksi glukosa
berperan parakrin dalam mengatur sekresi hormon pankreas.
oleh hati, dan (secara abnormal) ekskresi glukosa di urin.
Keberadaan lokal somatosrarin mengurangi sekresi insulin,
Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar
glukagon, dan somarostatin iru sendiri, tetapi makna ftsiolo-
glukosa darah dan mendorong penyimpanan karbohidrat:
gik fungsi parakrin ini belum jelas.
Somatostatin juga dihasilkan oleh sel-sel yang melapisi 1. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam se-
bagian dalam saluran cerna rempat zat ini bekerja lokal secara bagian besar sel. (Mekanisme peningkatan penyerapan
parakrin untuk menghambar sebagian besar proses pencer- glukosa ini dijelaskan setelah efek lain insulin dalam
naan (lihat h. 663). Selain itu, somatosratin (alias GHIH) menurunkan glukosa darah dicantumkan).
diproduksi oleh hipotalamus, tempar zat ini menghambat 2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan gliko-
sekresi hormon pertumbuhan dan TSH (lihat h.738). gen dari glukosa, di otot rangka dan hati.
Kita selanjutnya akan membahas insulin kemudian 3. Insuiin menghambat glikogenolisis, penguraian gliko-
glukagon, diikuti oleh diskusi tentang bagaimana insulin gen menjadi glukosa. Dengan menghambat penguraian
dan glukagon berfungsi sebagai unit endokrin untuk meng- glikogen menjadi glukosa maka insulin cenderung me-
ubah proses metabolik antara keadaan absorptif dan pasca- nyebabkan penyimpanan karbohidrat dan mengurangi
absorptif. pengeluaran glukosa oleh hati.
4. Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati
I lnsulin rnenurunkan kadar glukosa, asam lemak, dengan menghambat glukoneogenesis, perubahan asam
amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukannya
dan asam arnino darah serta mendorong
dengan mengurangi jumlah asam amino di darah yang
penyimpanannya.
tersedia bagi hati untuk glukoneogenesis dan dengan
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohi- menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan untuk
drat, lemak, dan protein. Hormon ini menurunkan kadar mengubah asam amino menjadi glukosa.
glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendo- Karena itu, insulin mengurangi konsentrasi glukosa
rong penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul darah dengan mendorong penyerapan glukosa oleh sel dari
nutrien ini masuk ke darah selama keadaan absorptif, insulin darah untuk digunakan dan disimpan, dan secara bersamaan
mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan peng- menghambat dua mekanisme pembebasan glukosa oleh hati
ubahannya masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, ke dalam darah (glikogenolisis dan glukoneogenesis). Insulin
dan protein. Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan adalah satu-satunya hormon yang mampu menurunkan ka-
mempengaruhi transpor nutrien darah spesifik masuk ke da- dar glukosa darah. Insulin mendorong penyerapan glukosa
lam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang berperan oleh sebagian besar sel melalui rekrutmen pengangkut gluko-
dalam jalur-jalur metabolik rertenru. sa, suatu topik yang sekarang akan kita bahas.

Faktcr yang meningkatk*n glukasa darair Fak{or yang menurunkan glukosa darah

:: :::

I
:',.t,il::,l r li'];l':i::'+i::ri,::'r'+.':ii,i;.:': :iirrir:tr..i :-;:::.;1.:;:'=rrl.:
Transpor glukosa ke dalam sel;
Digunakan untuk menghasilkan energi
,:i1:F.en$+.i€i.a'4$J-q j, -

l_
Disimpan
::::1 ::..i:'i:a:
,. .:it..,,r.r-:it..,:.. j:. :..
::: :l:'rtli:: lli:::.:iri:.-ii::::l+:
:r-:i:r:: r::r:-iirt:! :::::: :::: i: ::;; - . sebagai glikogen melalui glikogenesis
. sebagai trigliserida

I l_ Ekskresi glukosa melalui urin (terjadi


secara abnormal. ketika kadar glukosa
darah sangat tinggi sehingga melebihi
kemampuan reabsorptif tubulus ginjal
selama pembentukan urin)

l- -- ---:--1
t l=
Faktor yang dikontrol secara hormonal untuk mempertahankan kadar glukosa darah

Gambar 19-14
Faktor yang mempengaruhi konsentrasi glukosa darah.

Kelenjar Endokrin Perifer 781


Pengangkutan glukosa antara darah dan sel dilaksana- dalam metabolisme glukosa, fosforilasi glukosa untuk mem-
kan oleh suatu pembawa/pengangkut membran plasma yang bentuk glukosa-6-fosfat. Fosforilasi glukosa yang masuk ke
dikenal sebagai pengangkut glukosa (gluc o s e tTansp orter, dalam sel menjaga konsentrasi glukosa "polos" intrasel rendah
GLUT). Grdapat enam bentuk pengangkut glukosa yang sehingga gradien yang mempermudah difusi terfasilitasi glu-
telah diketahui dan dinamai sesuai urutan penemuannya- kosa ke dalam sel dipertahankan.
GLUT-I, GLUT-2, dstnya. Pengangkut glukosa ini melak- Insulin juga memiliki efek penting pade lemak dan
sanakan difusi pasif terfasilitasi glukosa melewati membran protein.
plasma (lihat h. 76) dan berbeda dari pembawa kotranspor
Na--glukosa yang berperan dalam transpor aktif sekunder EFEK PADA LEMAK
glukosa melewati epitel ginjal dan usus (lihat h. 79,574, dan
Insulin memiliki banyak efek untuk menurunkan asam le-
682). Setiap anggota dari famili GLUT memiliki fungsi yang
mak darah dan mendorong penyimpanan trigliserida: .
sedikit berbeda. Sebagai contoh, GLUT:I memindahkan
glukosa menembus sawar darah-otak, GLUT-2 memindah- 1. Insulin meningkatkan pemasukan asam lemak dari da-
kan glukosa yang masuk ke sel ginjal dan usus ke aliran darah rah ke dalam sel jaringan lemak.
sekitar melalui pembawa kotranspor, dan GLUT-3 adalah 2. Insulin meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel
pengangkut utama glukosa ke dalam neuron. Pengangkut jaringan lemak melalui rekrutmen GLUT:4. Glukosa
glukosa yang bertanggung jawab atas sebagian besar penye- berfungsi sebagai prekursor untuk pembentukan asam
rapan glukosa oleh mayoritas sel tubuh adalah GLUT-4,yang lemak dan gliserol, yaitu bahan mentah untuk mem-
bekerja hanya setelah berikatan dengan insulin. Molekul bentuk trigliserida.
glukosa tidak dapat dengan mudah menembus membran 3. Insulin mendorong reaksi-reaksi kimia yang akhirnya
sebagian besar sel tanpa adanya insulin sehingga kebanyakan menggunakan turunan asam lemak dan glukosa untuk
jaringan bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa sintesis trigliserida.
dari darah dan menggunakannya. GLUT-4 sangat banyak 4. Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak),
terdapat di jaringan yang paling banyak menyerap glukosa mengurangi pembebasan asam lemak dari jaringan le-
dari darah selama keadaan absorptifyaitu otot rangka dan sel mak ke dalam darah.
jaringan lemak.
Secara kolektil efek-efek ini cenderung mengeluarkan
GLUT-4 adalah satu-satunya jenis pengangkut glukosa asam lemak dan glukosa dari darah dan mendorong penyim-
yang berespons terhadap insulin. Tidak seperti jenis molekul panan keduanya sebagai trigliserida.
GLUT lainnya, yang selalu ada di membran plasma di
tempat mereka melaksanakan fungsinya, GLUT-4 akan di-
EFEK PADA PROTEIN
keluarkan dari membran plasma jika tidak terdapat insulin.
Insulin mendorong penyerapan glukosa melalui proses rek- Insulin menurunkan kadar asam amino darah dan mening-
rutmen pengangkut. Sel-sel dependen insulin memperta- katkan sintesis protein melalui beberapa efek:
hankan vesikel-vesikel intrasel yang mengandung GLUT:4. 1. Insulin mendorong transpor aktii asam amino dari da-
Insulin memicu vesikel-vesikel ini bergerak ke membran rah ke dalam otot dan jaringan lain. Efek ini menurun-
plasma dan menyatu dengannya sehingga GLUT:4 dapat kan kadar asam amino dalam darah dan menyediakan
disisipkan ke dalam rnembran plasma. Dengan cara ini, pe- bahan-bahan untuk membentuk protein di dalam sel
ningkatan sekresi insulin menyebabkan peningkatan pesat 2. Insulin meningkatkan laju inkorporasi asam amino
penyerapan glukosa 10 sampai 30 kali lipat oleh sel-sel de- menjadi protein oleh perangkat pembentuk protein
penden insulin. Ketika sekresi insulin berkurang, pengangkut yang ada di sel.
glukosa tersebut diambil kembali dari membran plasma dan 3. lnsulin menghambar penguraian protein.
dikembalikan ke dalam vesikel.
Hasil keseluruhan dari efek-efek ini adalah efek ana-
Beberapa jaringan tidak bergantung pada insulin untuk
bolik protein. Karena itu,"insulin esensial bagi pertumbuhan
menyerap glukosa-yaitu, otak, otot yang sedang aktif, dan
normal.
hati. Otak, yang memerlukan pasokan konstan glukosa un-
tuk kebutuhan energinya setiap saat, bersifat permeabel bebas
terhadap glukosa setiap waktu melalui molekul GLUT:I dan RINGKASAN EFEK INSULIN
GLUT:-3. Saat olahraga, sel-sel otot rangka tidak bergantung Secara singkat, insulin terutama menimbulkan efek dengan
pada insulin untuk menyerap glukosa, meskipun saat isti- beker.ia pada otot rangka inaktif, hati, dan jaringan lemak.
rahat mereka memerlukannya. Kontraksi otot memicu pe- Hormon ini merangsang jalur-jalur biosintetik yang menye-
nyisipan GLUT-4 ke membran plasma sel otot yang aktif babkan peningkatan pemakaian glukosa, peningkatan pe-
meskipun tidak terdapat insulin. Kenyataan ini penting da- nyimpanan karbohidrat dan lemak, serta meningkatkan sin-
Iam menangani diabetes melitus (defisiensi insulin), seperti tesis protein. Jadi hormon ini menurunkan kadar glukosa,
dijelaskan kemudian. Hati juga tidak bergantung pada insu- asam lemak, dan asam amino darah. Pola metabolik ini khas
lin untuk menyerap glukosa karena organ ini tidak meng- untuk keadaan absorpsi. Memang, sekresi insulin meningkat
gunakan GLUT:4. Namun, insulin meningkatkan metabolis- pada keadaan ini dan menyebabkan jalur-jalur metabolik
me glukosa oleh hati dengan merangsang langkah pertama bergeser ke arah anabolisme.

782 Bab 19
Ketika sekresi insulin rendah, efek kebalikannya yang keadaan yang biasanya menyebabkan pengaktifan simpatis
terjadi. Laju pemasukan glukosa ke dalam sel berkurang dan generalisata-yaitu, stres (lawan atau lari) dan olahraga. pada
terjadi katabolisme nerro melebihi sintesis glikogen, kedua situasi ini diperlukan bahan bakar tambahan untuk
trigliserida, dan protein. Pola ini mengingatkan kita pada aktivitas otot yang meningkat.
keadaan pasca-absorpsi; memang, sekresi insulin berkurang
selama keadaan pasca-absorpsi. Namun, hormon pankreas
utama lainnya, glukagon, juga berperan besar dalam I Gejala diabetes melitus adalah khas keadaan
menggeser poia metabolisme dari absorpsi ke pasca-absorpsi, pasca-absorpsi yang berlebihan.
sePerti akan dijelaskan.
CATAIAN KLINIS. Diabetes melitus sejauh ini adalah
penyakit endokrin yang paling sering ditemukan. Gejala-
I Perangsang utama peningkatan sekresi insulin gejala akut diabetes melitus disebabkan oleh kurang ade-
adalah peningkatan konsentrasi glukosa darah. kuatnya kerja insulin. Karena insulin adalah satu-sarunya
hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah
Pengontrol utama sekresi insulin adalah sistem umpan balik maka salah satu gambaran menonjol pada diabetes melitus
negatif langsung antara sel B pankreas dan konsentrasi glu- adalah peningkatan kadar glukosa darah, atau hiperglikemia.
kosa dalam darah yang mengalirinya. Peningkatan kadar Diabetes secara harfiah artinya "mengalirkan" , yang menun-
glukosa darah, seperti selama penyerapan makanan, secara jukkan pengeluaran urin dalam jumlah besar pada penyakit
langsung merangsang sel B untuk membentuk dan menge- ini. Pengeluaran urin berlebihan dijumpai pada diabetes
luarkan insulin. Peningkatan insulin menurunkan kadar glu- melitus (akibat insufisiensi insulin) dan diabetes inspidus
kosa darah ke normal dan mendorong pemakaian serra (karena defisiensi vasopresin). Melitus artinya.manis"; insi-
penyimpanan nutrien ini. Sebaliknya, penurunan glukosa da- pidus artinya "tidak terasa". Urin pasien dengan diabetes
rah di bawah normal, misalnya sewaktu puasa, secara lang- melitus rerasa manis karena banyaknya glukosa yang manik
sung menghambat sekresi insulin. Penurunan Iaju sekresi ke dalam urin, semenrara urin pasien diabetes insipidus tidak
insulin menggeser metabolisme dari pola absorptif ke pasca- mengandung gula sehingga tidak terasa. (Tidakkah anda ber-
absorptifl Karena itu, sistem umpan balik negatif sederhana syukur bahwa anda bukan petugas kesehatan pada zaman
sudah dapat mempertahankan pasokan glukosa yang relatif kedua penyakit ini dibedakan berdasarkan rasa urinnya?)
konstan ke jaringan ranpa memerlukan partisipasi saraf atau Diaberes melitus memiliki dua varian urama, berdasar,
hormon lain. kan kemampuan pankreas mengeluarkan insulin: Diabetes
Selain konsentrasi glukosa darah, masukan lain yang ripe l, yang ditandai oleh kurangnya sekresi insulin, dan
mengatur sekresi insulin adalah sebagai berikut (Gambar 2, yang ditandai oleh sekresi insulin yang nor-
Diabetes tipe
1 9-1 5): mal atau bahkan meningkat tetapi sensitivitas sel ."."r"r,
terhadap insulin berkurang. (Untuk pembahasan lebih lanjut
I Peningkatan kadar asam amino darah, misalnya setelah
ciri-ciri kedua jenis diabetes melitus ini, lihatlah fitur boks
makan makanan tinggi protein, secara langsung merangsang
penyerta di h. 785-788, Konsep, Thntangan, dan Kontro-
sel B untuk meningkatkan sekresi insulin. Melalui mekanis-
versi).
me umpan balik negatif, peningkatan insulin meningkatkan
Konsekuensi akut diabetes melitus dapat dikelompok-
masuknya asam-asam amino ke dalam sel sehingga kadar
kan sesuai efek kurangnya kerja insulin pada metabolisme
asam amino darah berkurang sementara sintesis protein me-
karbohidrat, lemak, dan protein (Gambar 19-16). Gambar
ningkat.
ini mungkin tampak sulit tetapi angka-angkanya, yang sesuai
I Hormon saluran cerna yang dikeluarkan sebagai respons
dengan angka di pembahasan berikut, membantu anda
terhadap adanyamakanan, l<hususnya glucose-dep endent insu-
menelusuri penyakit kompleks ini tahap demi tahap.
linotropic peptide (GIP) (lihat h. 694), merangsang pankreas
mengeluarkan insulin selain memiliki efek regulatorik lang-
sung pada sistem pencernaan. Melalui kontrol ini, sekresi KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
insulin ditingkatkan melalui mekanisme "umpan", atau PADA M ETABOLISME KARBOHI DRAT
antisipatorik, bahkan sebelum penyerapan nutrien mening- Karena penurunan aktivitas insulin, maka perubahan-
katkan konsentrasi glukosa dan asam amino darah.
perubahan yang terjadi pada diabetes melitus adalah pola
I Sistem saraf otonom juga secara langsung mempenga- metabolik pasca-absorpsi yang berlebihan, kecuali hipergli-
ruhi sekresi insulin. Pulau-pulau Langerhans memiliki kemia. Pada keadaan puasa yang biasa, kadar glukosa daiah
banyak persarafan parasimpatis (vagus) dan simpatis. pening- sedikit di bawah normal. Hiperglikemia, tanJa utama dia-
katan aktivitas parasimpatis yang terjadi sebagai respons rer- betes melitus, terjadi karena berkurangnya penyerapan glu-
hadap makanan di saluran cerna merangsang pengeluaran kosa oleh sel, disertai oleh peningkatan pengeluar"oglr.rko."
insulin. Hal ini juga merupakan respons feedforward sebagai oieh hati (:1. di Gambar i.9-16). Karena pros.r-proses gliko-
antisipasi penyerapan nurrien. Sebaliknya, stimulasi simpatis genolisis dan glukoneogenesis yang menghasilkan glukosa
dan peningkatan epinefrin yang menyertainya menghambat berlangsung tanpa kendali karena tidak adanyainsulin maka
sekresi insulin. Penurunan kadar insulin memungkinkan ka- pengeluaran glukosa oleh hati meningkat. Karena banyak sel
dar glukosa naik, suatu respons yang sesuai dengan keadaan- tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan

Kelenjar Endokrin Perifer 783


t Konsentrasi
glukosa darah
I Hormon I Konsentrasi
saluran cerna asam amino darah

Stimulasi Stimulasi simpatis


Sel F pulau Langerhans
parasimpatis (dan epinefrin)

I
Sekresi insulin

I
Glukosa darah
Asam lemak darah
Asam amino darah
Sintesis protein
Simpanan bahan bakar
Gannbar 19-1 5
Faktor yang mengontrol sekresi insulin.

insulin maka terjadi keiebihan glukosa ekstrasel bersamaan KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
dengan defisiensi giukosa intrasel yang ironis-"kelaparan di PADA METABOLISME LEMAK
tengah lumbung padi". Meskipun otak, yang tidak bergan- Sintesis trigliserida berkurang sementara lipolisis meningkat,
tung pada insulin, mendapat nutrisi yang adekuat pada
menyebabkan mobilisasi besar-besaran asam-asam lemak
diabetes melitus, namun konsekuensi-konsekuensi lebih lan-
dari simpanan trigliserida 12. Peningkatan asam lemak darah
jut dari penyakit ini akhirnya menyebabkan disfungsi otak, sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi
seperti yang akan segera anda ketahui. alternatif. Peningkatan pemakaian asam lemak oleh hati
Ketika glukosa darah meningkat ke kadar di mana jum- menyebabkan pelepasan badan-badan keton secara berle-
lah glukosa yang tersaring melebihi kemampuan sel tubuius bihan ke dalam darah, menyebabkan ketosis TS. Badan-badan
melakukan reabsorpsi maka glukosa muncul di urin Qluko' keton mencakup beberapa jenis asam, misalnya asam ase-
suria) 2. Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang toasetat, yang terbentuk karena penguraian lemak secara
menarik HrO bersamanya, menyebabkan diuresis osmotik tidak sempurna sewaktu produksi energi oleh hati. Karena
yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih) 3. Besarnya itu, ketosis yang terjadi ini menyebabkan asidosis metabolik
cairan yang keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi 4, progresif 14. Asidosis menekan otak dan, jika cukup parah,
yang selanjutnya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi dapat menyebabkan koma diabetes dan kematian 15.
perifer karena berkurangnya volume darah secara mencolok Tindakan kompensatorik untuk asidosis metabolik ada-
5. Kegagalan sirkulasi ini, jika tidak diperbaiki, dapat me- lah meningkatkan ventilasi untuk mengeluarkan lebih banyak
nyebabkan kematian karena berkurangnya aliran darah ke CO, pembentuk asam 16. Pengeluaran salah satu badan keton,
otak 6 atau gagal ginjal sekunder akibat kurangnya tekanan aseton, melalui hembusan napas menyebabkan napas berbau
filtrasi 7. Lebih lanjut, sel-sel kehilangan air sewaktu tubuh "buah" kombinasi permen Juicy Fruit dan pembersih kuteks.
mengalami dehidrasi akibat pergeseran osmotik air dari sel Kadang, karena bau ini, orang yang kebetulan lewat salah
ke dalam cairan ekstrasei yang hipertonik 8. Sel-sei otak menyangka pasien yang kolaps pada koma diabetes sebagai
sangat peka terhadap penciutan sehingga dapat terjadi mal- pemabuk yang pingsan karena minuman keras. (Situasi ini
fungsi sistem saraf 9 (lihat h. 613). Gejala khas lain pada menggambarkan pentingnya pasien memiliki tanda pengenal
diabetes melitus adalah polidipsia (rasa haus berlebihan) 10, untuk kewaspadaan medis). Pengidap diabetes tipe 1 jauh le-
yang sebenarnya adalah mekanisme kompensasi untuk me- bih rentan mengalami ketosis daripada pengidap tipe 2.
lawan dehidrasi.
Kisah ini belum lengkap. Pada defisiensi glukosa intra-
KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
sel, nafsu makan meningkat sehingga terjadt polifagia (asupan
makanan berlebihan) ,1'1,. Namun, meskipun asupan makan- PADA M ETABOLISME PROTEI N
an bertambah terjadi penurunan berat akibat efek defisiensi Efek kurangnya insulin pada metabolisme protein adalah per-
insulin pada metabolisme lemak dan protein. geseran netto menuju katabolisme protein. Penguraian protein-

784 Bab 19
l*'";-_-1
I trigliserida !-,*'*l J Penyerapan asam
amino oleh sel
[;;;;I
I Protein

#l )t
I I

t )
,l E+ {@ @+
t otoi
P*''61
I
ol [ffi;i ]

l"ffif
i

-T- @l
I

E;;;;;l
I

I I
F-*.ffi*l [r-.--''"*l alternatif
I
I
tf"r"r"r"nl
I ueiat
"
1

o+
['"-F=l I

I Glukoneogenesis

ol @-;*;;--l @l -l
I Dehidrasi
l-l F--"*
_)
t
@+
[;;;-_-l@G""*;;;-l
metanorix ventira"si
I l* | I

@l --l
[*-r,
aiuo"t".
I ]

I
Kematian

Garnkrar 19-'16
Efek akut diabetes melitus. Konsekuensi-konsekuensi akut diabetes melitus dapat dikelompokkan sesuai efek kurangnya
pengaruh insulin pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Efek-efek ini akhirnya menyebabkan kematian melalui
berbagai jalur. Lihat h. 783-785 untuk penjelasan mengenai angka-angka dalam lingkaran.

protein otot menyebabkan otot rangka lisut dan lemah r!:,7 dan, rumit yang dapat mengganggu metabolisme karbohidrat,
pada anak yang mengidap diabetes, penurunan pertumbuhan lemak, dan protein serta keseimbangan cairan dan asam-
secara keseluruhan. Berkurangnya pengambilan asam amino basa. Penyakit ini .juga dapat berdampak pada sisrem per-
disertai meningkatnya penguraian protein menyebabkan jum- napasan, ginjal, sistem sirkulasi, dan sistem saraf.
lah asam amino dalam darah berlebih 18. Peningkatan asarn
amino darah ini dapat digunakan untuk glukoneogenesis PENYULIT JANGKA PANJANG
sehingga hiperglikemia menjadi bertambah parah I.9. Selain konsekuensi-konsekuensi akut yang berpotensi dmbul
Seperti yang dapat dengan mudah anda pahami dari pada diabetes yang tidak diobati, yang dapat dijelaskan
gambaran ringkas ini, diabetes melitus adalah suatu penyakit berdasarkan efek metabolik jangka pendek insulin, banyak

Kelenjar Endokrin Perifer 785


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Pengidap Diabetes dan lnsulin: Ada yang Punya dan Ada yang Tidak
Terdapat dua jenis diabetes melitus mampu mengidentifikasi secara pasti lemak dapat secara tidak langsung
(lihat tabel penyerta). Diabetes melitus penyebabnya. memicu apoptosis (bunuh diri sel; lihat
tipe 1 (tergantung insulin, atau awitan h. 132) sel B.
remaja), yang berjumlah sekitar 10% Defek Mendasar pada Diabetes Tipe 2
Pada awal pembentukan penyakit,
dari semua kasus diabetes, ditandai Pengidap diabetes tipe 2 memang
penurunan kepekaan terhadap insulin
oleh kurangnya sekresi insulin. Karena mengeluarkan insulin tetapi pasien ini
diatasi oleh peningkatan sekresi
sel B pankreas mereka tidak atau memperlihatkan resistensi i nsu I i n.
insulin. Namun, pengaktifan berlebih-
sangat sedikit menghasilkan insulin Masalah mendasar pada diabetes tipe
an pankreas yang terus-menerus
maka pengidap diabetes tipe I 2 bukan kekurangan insulin tetapi
akhirnya menghabiskan kapasitas
memerlukan insulin eksogen untuk
penurunan kepekaan sel-sel sasaran
sekresi sel B yang secara genetis telah
bertahan hidup. Karena itu penyakit terhadap keberadaan insulin. Berbagai
lemah. Meskipun sekresi insulin
bentuk ini memiliki nama alternatif faktor genetik dan gaya hidup
mungkin normal atau agak meningkat
diabetes melitus tergantung insulin. tampaknya penting dalam pembentuk-
namun timbul gejala insufisiensi insulin
Pada diabetes melitus tipe 2 (tidak an diabetes tipe 2. Obesitas adalah
karena jumlah insulin tetap kurang
tergantung insulin, atau awitan faktor risiko terbesar; 90% pengidap
memadai untuk mencegah hiperglike-
dewasa), sekresi insulin mungkin diabetes tipe 2 mengalami obesitas.
mia signifikan. Gejala pada diabetes
normal atau bahkan meningkat, tetapi Banyak pengidap diabetes tipe 2
melitus tipe 2 biasanya muncul lebih
sel sasaran insulin kurang peka mengalami sindrom metabolik, atau
lambat dan lebih ringan daripada tipe 1.
terhadap h6rmon ini dibandingkan sindrom X, sebagai pendahulu
dengan sel normal. Sembilan puluh diabetes. Sindrom metabolik menca- Terapi Diabetes
persen pengidap diabetes mengalami kup sekelompok gambaran yang Terapi konvensional untuk diabetes
diabetes melitus tipe 2. Meskipun menyebabkan seseorang rentan tipe 1 adalah keseimbangan terkontrol
kedua tipe dapat muncul pada semua mengalami diabetes tipe 2 dan penyuntikan insulin secara teratur di
usia namun tipe 'l lebih sering pada aterosklerosis (lihat h. 359). Gambaran sekitar waktu makan, pengaturan
anak sedangkan tipe 2 umumnya ini mencakup obesitas, lingkar jumlah dan jenis makanan yang
muncul pada masa dewasa, jadi nama pinggang yang besar (yaitu bentuk dikonsumsi, dan olahraga. lnsulin
keduanya berkaitan dengan usia.
"apel", lihat h. 709). kadar trigliserida diberikan melalui suntikan karena jika
Kedua tipe diabetes saat ini yang tinggi. kadar HDL (kolesterol ditelan maka hormon peptida ini akan
mengenai lebih dari 20 juta orang di "baik"; lihat h. 362) yang rendah, dicerna oleh enzim-enzim proteolitik di
Amerika Serikat, menelan biaya sekitar kadar glukosa yang tinggi, dan lambung dan usus halus. Olahraga juga
132 milyar $ per tahun untuk perawat- tekanan darah tinggi. Diperkirakan bermanfaat untuk mengatasi kedua
an kesehatannya. Penyakit ini meng- 20% populasi AS mengalami sindrom jenis diabetes melitus, karena otot
habiskan 10% dari dana perawatan metabolik, dengan angka yang yang aktif tidak dependen insulin. Otot
kesehatan di Amerika Serikat. Angka meningkat menjadi 45% untuk mereka yang aktif akan menyerap dan
yang berusia lebih dari 50 tahun. menggunakan sebagian dari kelebihan
kematian terkait diabetes di AS telah
meningkat 30% sejak tahun 1980, Penyebab paling mendasar pada glukosa dalam darah, mengurangi
terutama karena insidens penyakit ini diabetes tipe 2 masih belum diketahui kebutuhan insulin secara keseluruhan.
meningkat. Menurut World Health meskipun telah dilakukan penelitian Sementara pengidap diabetes tipe 1
Organization, 176 juta orang di seluruh intensif, tetapi para peneliti telah bergantung seumur hidup pada insulin,
dunia saat ini mengidap diabetestipe mengidentif ikasi sejumlah keterkaitan pengidap diabetes tipe 2 mungkin
2, dan angka ini diperkirakan berlipat antara obesitas dan penurunan hanya memerlukan kontrol diet dan
dua dalam 25 tahun ke depan. Karena sensitivitas terhadap insulin. Studi-studi penurunan berat badan untuk
diabetes sedemikian prevalen dan terakhir menunjukkan bahwa responsi- mengatasi seluruh gejala. Karena itu,
menimbulkan beban ekonomi yang vitas otot rangka dan hati terhadap diabetes tipe 2 juga dikenal sebagai
sangat besal disertai oleh kenyataan insulin dapat dimodifikasi oleh diabetes tidak fergantu ng i nsu I i n. Saat
bahwa penyakit ini memaksa perubah- adipokin (hormon yang dikeluarkan ini tersedia empat golongan obat oral
an gaya hidup para pasien dan menem- oleh sel lemak) darah. Peran adipokin untuk digunakan jika dibutuhkan
patkan mereka pada risiko tinggi berbeda dari leptin (hormon yang dalam menangani diabetes tipe 2
mengalami berbagai penyulit yang dikeluarkan oleh sel lemak dan bersama dengan diet dan olahraga.
mengg3nggu dan bahkan mengancam . berperan mengontrol asupan makan- Obat-obat ini membantu tubuh
'an) (lihat h. 704). Sebagai contoh, pasien menggunakan insulinny sendiri
nyawa, maka banyak riset dilakukan
jaringan lemak mengeluarkan hormon secara lebih efektif, masing-masing
untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik serta penanganan dan resistin, yang mendorong resistensi dengan mekanisme berbeda, sebagai
pencegahan kedua tipe penyakit. insulin dengan mengganggu kerja berikut:
insulin. Produksi resistin meningkat
Defek Mendasar pada Diabetes Tipe 'l pada obesitas. Sebaliknya, adiponektin, 1. Dengan merangsang sel B untuk
Diabetes tipe 1 adalah suatu proses adipokin lainnya, meningkatkan mengeluarkan lebih banyak insulin
otoimun yang melibatkan destruksi sensitivitas terhadap insulin dengan daripada yang dilakukannya sendiri
selektif sel p pankreas oleh limfosit T meningkatkan efek insulin, tetapi (su lfoni I u rea, m isalnya G I ucotro I)
aktif (lihat h.475). Penyebab pasti produksi hormon ini berkurang pada 2. Dengan menekan produksi glukosa
serangan imun yang merusak diri obesitas. Selain itu, asam-asam lemak oleh hati (metformin, misalnya
sendiri ini masih belum jelas. Beberapa bebas yang dikeluarkan dari jaringan Glucophage)
pasien memiliki kerentanan genetik lemak dapat menumpuk secara 3. Dengan menghambat enzim-enzim
untuk mengidap diabetes tipe 1. Faktor abnormal di otot dan mengganggu yang mencerna karbohidrat
lingkungan juga tampaknya berperan kerja insulin di otot. Bukti juga kompleks sehingga penyerapan
penting tetapi para peneliti belum mengisyaratkan bahwa kelebihan asam glukosa ke dalam darah lebih

786 Bab'19
sebagian besar tidak menggunakan
Perbandingan Diabetes Melitus Tipe 'l dan Tipe 2
metode penyuntikan yang banyak
ditakuti oleh pasien:
KARAKTERISTIK 1
DIABETES TIPE DIABETES TIPE 2 Beberapa metode yang sedang
Kadar Sekresi lnsulin Tidak ada atau hampir Mungkin normal atau di atas dikembangkan berupaya menghin-
tidak ada normal
dari keharusan penyuntikan insulin
dengan menggunakan rute
Usia Awitan Tipikal Anak Dewasa alternatif pemberian yang
Persentase Pengidap 10a/o - 20s/o B0% - 90% memintas enzim-enzim saluran
Defek Mendasar Kerusakan sel Berkurangnya kepekaan sel cerna. Metode ini mencakup
B
sasaran insulin pemakaian bubuk insulin yang
dihirup dan ultrasound untuk
Terapi Penyuntikan insulin; Kontrol diet dan penurunan mendorong insulin masuk ke dalam
pengaturan diet; olah berat; olahraga; kadang obat kulit dari suatu koyo yang
raga hipoglikemik oral mengandung insulin.
Beberapa peneliti sedang mencari
pada hewan menunjukkan bahwa cara untuk melindungi tablet insulin
lambat dan tidak terjadi lonjakan
Byetta bahkan merangsang regenerasi dari perusakan oleh enzim saluran
glukosa segera setelah makan
(i n h i bito r a lfa-g I i kosi dase, misalnya sel B pankreas. cerna, dan yang lain menemukan
Karena tidak satupun dari obat- pengganti oral untuk insulin-yaitu,
Precose)
obat ini yang memberi insulin baru suatu bahan kimia nonpeptida yang
4. Dengan membuat sel lemak dan
berikatan dengan reseptor insulin
otot lebih peka terhadap insulin bagi tubuh maka mereka tidak dapat
(yaitu, dengan mengurangi menggantikan suntikan insulin bagi dan memicu respons intrasel ydng
pengidap diabetes tipe 'l . Selain itu, serupa dengan yang ditimbulkan
resistensi insulin) (tiazolidinedion,
kadang sel B yang telah melemah pada oleh insulin. Karena bukan protein
misalnya Avandia).
pengidap diabetes tipe 2 akhirnya maka bahan ini tidak akan dirusak
Satu golongan baru obat belakang- rusak dan tidak lagi dapat mempro- oleh enzim pencernaan proteolitik
an ini disetujui untuk mengobati jika diminum sebagai pil.
duksi insulin. Pada kasus semacam ini,
pengidap diabetes tipe 2, incretin pasien yang semula non-dependen Harapan lain adalah transplan sel
mimetic. lnkretin adalah kelompok insulin harus mendapat terapi insulin pulau Langerhans pankreas. Para
hormon yang dikeluarkan oleh saluran seumur hidup. ilmuwan telah mengembangkan
cerna untuk menurunkan glukosa beberapa tipe alat yang mengisolasi
darah, misalnya GIP, yang telah anda Pendekatan Baru dalam sel-sel pulau Langerhans donor dari
kenal (lihat h. 694 dan 783). lncretin Penatalaksanaan Diabetes sistem imun penerima. lmunoisolasi
mimetic adalah obat yang kerjanya Saat ini tersedia beberapa pendekatan sel-sel ini akan memungkinkan
mirip dengan hormon inkretin yang baru untuk pengidap diabetes pemakaian tandur (graft) dari
terdapat secara alami tersebut. Obat tergantung insulin, yang membebas- hewan lain, mengatasi keterbatasan
pertama dari golongan ini yang ada di kan mereka dari keharusan melakukan sel donor manusia. Sel pulau
pasaran, Byetta, menyerupai hormon satu atau dua kali penyuntikan insulin Langerhans babi akan menjadi
glucagon-like peptide 7 (GLP-1) yang setiap hari. sumber yang sangat baik karena
dikeluarkan oleh usus. GLP-1 dibebas- insulin babi hampir identik dengan
kan dari sel L usus halus sebagai I Pompa insulin yang ditanam di insulin manusia.
respons terhadap asupan makanan dan tubuh dapat menyalurkan insulin Beberapa peneliti berharap bahwa
memiliki berbagai efek yang menurun- dalam jumlah yang telah ditentukan mereka akan mampu mengarahkan
kan glukosa darah. GLP-1 itu sendiri secara teratur, tetapi pemakainya sel punca untuk membentuk sel
hidup terlalu singkat untuk dapat harus menentukan waktu makan penghasil insulin yang kemudian
dianggap obat. Byetta, yaitu versi dengan cermat agar sesuai dengan dapat diimplantasikan.
suatu peptida yang ditemukan dalam penyaluran otomatis insulin Dalam suatu pendekatan terkait,
bisa monster Gila yang beracun, harus tersebut. para ilmuwan beralih ke rekayasa
disuntikkan. Seperti GLP-1, obat ini I Transplantasi pankreas saat ini juga genetik dengan harapan mereka
merangsang sekresi insulin oleh sel B lebih sering dilakukan dengan dapat membuat pengganti sel B
ketika glukosa darah tinggi tetapi angka keberhasilan meningkat. Di pankreas. Salah satu contoh adalah
tidak ketika glukosa berada dalam sisi buruknya, penerima cangkok pemrograman ulang sel endokrin
kisaran normal. Byetta juga menekan pankreas harus memakai obat usus halus yang menghasilkan
produksi glukagon (yang meningkat- imunosupresif seumur hidup untuk gI ucose-d e pe n d ent i nsu I i notro pi c

kan glukosa) dan memperlambat mencegah penolakan organ donor. hormone (GlP). lngatlah bahwa
pengosongan lambung sehingga laju Pasokan organ donor juga terbatas. dalam keadaan normal GIP
pencernaan dan penyerapan nutrien mendorong pelepasan insulin
diperlambat. Dengan menimbulkan Riset-riset di berbagai bidang saat secara umpan ketika makanan
rasa kenyang, Byetta mengurangi ini dapat secara dramatis mengubah berada di saluran cerna. Tujuannya
asupan makanan dan dalam jangka pendekatan terhadap terapi diabetes adalah agar sel-sel non-p ini
panjang menyebabkan penurunan di masa mendatang. Terapi-terapi baru mengeluarkan insulin dan GIP saat
berat badan (lihat h. 705). Studi-studi berikut ini sudah mulai dicoba, makan.
(berlanjut)

Kelenjar Endokrin Perifer 787


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Pengidap Diabetes dan lnsulin: Ada yang Punya dan Ada yang Tidak (lanjutan)
I Pendekatan lain yang sedang I Di bidang lain, ilmuwan berharap I Peneliti lain berupaya keras untuk
dikembangkan adalah "pankreas suatu saat mereka dapat dapat mengungkapkan jalur-jalur
artif isial" pendeteksi glukosa dan mengembangkan imunoterapi yang yang terganggu yang mendasari
penghasil insulin yang ditanam di secara spesifik menghambat diabetes tipe 2 dengan tujuan
tubuh yang akan secara terus- serangan sistem imun terhadap sel p menemukan sasaran terapetik baru
menerus memantau kadar glukosa sehingga diabetes tipe 'l dapat untuk mencegah, menghentikan,
darah pasien serta menyalurkan diobati atau dicegah. atau memulihkan penyakit ini.
insulin sesuai kebutuhan.

penyulit jangka panjang penyakit ini timbul setelah 15 sam- muncul dalam dua cara berbeda. Pertama, kelebihan insulin
pai 20 tahun meskipun pasien diberi terapi untuk mengatasi dapat terjadi pada pasien diabetes ketika insulin disuntikkan
efek jangka pendek. Komplikasi-komplikasi kronik ini, yang terlalu banyak untuk asupan kalori dan tingkat olahraga pa-
menjadi penyebab memendeknya usia harapan hidup pengi- sien, menimbulkan apa yang disebut sebagai syok insulin.
dap diabetes, terutama melibatkan degenerasi pembuluh Kedua, kadar insulin darah dapat meningkat abnormai pada
darah dan saraf. Lesi kardiovaskular adalah penyebab ter- orang nondiabetes yang mengidap tumor sel B atau yang sel
sering kematian dini pasien diabetes. Insidens penyakit jan- B-nya terlalu peka terhadap glukosa, suatu kondisi yang di-
tung dan stroke lebih tinggi pada pasien diabetes dibanding- sebut hipoglikemia reaktif. Sei p ini mengeluarkan insulin
kan pada orang tanpa diabetes. Karena lesi vaskular sering jauh iebih besar daripada yang dibutuhkan, sebagai respons
timbul di ginjal dan rerina mata maka diabetes adalah pe- terhadap peningkatan glukosa darah setelah diet tinggi kar-
nyebab utama gagal ginjal dan kebutaan di Amerika Serikat. bohidrat. Insulin yang berlebih ini mendorong sebagian besar
Gangguan penyaluran darah ke ekstremitas dapat menye- glukosa masuk ke dalam sel sehingga terjadi hipoglikemia.
babkan jaringan mengalami gangren, dan jari kaki atau bah- Konsekuensi kelebihan insulin terurama adalah mani-
kan keseluruhan tungkai mungkin perlu diamputasi. Selain festasi efek hipoglikemia pada otak. Ingatlah bahwa otak
masalah sirkulasi, lesi degeneratif di saraf menimbulkan neu- memerlukan pasokan glukosa yang rerus-menerus sebagai
ropati multipel yang menyebabkan disfungsi otak, medula nutrisinya dan bahwa penyerapan glukosa oleh otak tidak
spinalis, dan saraf perifer. Yang terakhir umumnya ditandai bergantung pada insulin. Pada kelebihan insulin, glukosa
oleh nyeri, baal, dan kesemutan, khususnya di ekstremitas. yang terdorong masuk ke dalam sel-sel dependen insulin jauh
Terpajannya jaringan secara terus-menerus ke glukosa lebih banyak daripada seharusnya. AJ<ibatnya adalah penu-
darah yang tinggi dalam waktu lama menyebabkan perubah- runan kadar glukosa darah sehingga tidak tersedia cukup
an jaringan yang menjadi penyebab penplit degeneratif glukosa di darah untuk disalurkan ke otak. Pada hipoglike-
vaskular dan saraf. Karena itu, penanganan terbaik untuk mia, otak pada hakikatnya mengalami kelaparan. Karena itu,
diabetes melitus adalah terus menjaga kadar glukosa darah gejala terutama berkaitan dengan depresi fungsi otak yang,
dalam batas-batas normal untuk mengurangi insidens ber- jika cukup parah, dapat cepat berkembang menjadi kehi-
bagai kelainan kronik ini. Namun, kadar glukosa darah pada langan kesadaran dan kematian. Orang dengan sel p yang
pengidap diabetes yang mendapat terapi tradisional biasanya terlalu peka biasanya tidak mengalami hipoglikemia hingga
sangat berfluktuasi dalam kisaran lebar sehingga jaringan tahap yang serius tetapi mereka rerap memperlihatkan
tubuh terpajan ke kadar glukosa yang agak tinggi paling tidak gejala-gejala depresi ringan aktivitas SSP
selama beberapa jam dalam sehari. Untungnya, berbagai Insidens sebenarnya dari hipoglikemia reaktif masih
kemajuan dalam pemahaman tentang bagaimana memanipu- diperdebatkan, karena pengukuran laboratoiium untuk
lasi defek molekular mendasar pada diabetes memberi memastikan adanya glukosa darah yang rendah saat gejala
harapan bahwa akan tercipta rerapi yang lebih efektifdalam timbul tidak dilakukan pada sebagian besar orang yang
dekade ini sehingga penyakit yang sudah timbul dapat di- didiagnosis mengidap kelainan ini. Pada kasus ringan, gejala
kelola atau bahkan disembuhkan dan kasus baru mungkin hipoglikemia, misalnya tremor, rasa lelah, mengantuk, dan
dapat dicegah. (Lihat fitur boks tenrang diabetes untuk kesulitan berkonsentrasi, bersifat non,spesifik. Karena gejala
strategi-strategi terapi yang ada sekarang dan kemungkinan- juga dapat ditimbulkan oleh masalah emosi arau faktor lain
nya di masa mendatang). maka diagnosis pasti sulit ditegakkan jika hanya didasarkan
pada gejaia.
Insidens sebenarnya hipoglikemia reaktif merupakan
I Kelebihan insulin menyebabkan hipoglikemia sebuah kontroversi, karena pemeriksaan laboratorium untuk
yang mempengaruhi otak. mengkonfirmasi adanya kadar glukosa darah yang rendah
sewaktu timbulnya gejala, tidak dilakukan pada sebagian
CATAIAN KLINIS. Marilah kita melihat hal yang berla- besar pasien yang didiagnosis mengalami gangguan tersebut.
wanan dengan diabetes melitus, kelebihan insulin, yang di- Pada kasus ringan, gejala-gejala hipoglikemia seperti gemetar,
tandai oleh hipoglikemia (glukosa darah rendah) dan dapat lemah, mengantuk, serta tidak bisa berkonsentrasi bersifat

788 Bab 19
tidak spesifik. Karena gejala-gejala tersebut dapat terjadi oleh hati sehingga kadar glukosa darah meningkat. Glukagon
akibat masalah emosional atau faktor lain, sehingga diagnosis melaksanakan efek hiperglikemiknya dengan menurunkan
definitif hanya berdasarkan gejala tidak mungkin ditegak- sintesis glikogen, mendorong glikogenolisis, dan merangsang
kan. glukoneogenesis.
Terapi hipoglikemia bergantung pada penyebabnya.
Saat munculnya randa awal serangan hipoglikemia akibat EFEK PADA LEMAK
kelebihan dosis insulin, pengidap diabetes harus makan atau
Glukagon juga melawan efek insulin pada metabolisme le-
minum yang manis. Hipoglikemia berat harus segera diterapi
mak dengan mendorong penguraian lemak serta inhibisi sin-
untuk mencegah kerusakan otak. Perhatikan bahwa pengidap
tesis trigliserida. Glukagon meningkatkan produksi keton
diabetes dapat kehilangan kesadaran dan meninggal karena
hati (ketogenesis) dengan mendorong perubahan asam le-
koma ketoasidosis diabetik akibat defisiensi insulin yang
mak menjadi badan keton. Karena iru, kadar asam lemak
berkepanjangan atau hipoglikemia akut karena syok insulin.
dan keton darah meningkat di bawah perigaruh glukagon.
Untungnya, gejala dan tanda lain cukup berbeda di antara
kedua keadaan sehingga petugas kesehatan dapat memberi
terapi yang sesuai, insulin atau glukosa. Sebagai contoh, EFEK PADA PROTEIN
koma ketoasidosis disertai oleh bernapas dalam dan cepat Glukagon menghambat sintesis protein di hati serta men-
(sebagai kompensasi untuk asidosis metabolik) dan napas dorong penguraian protein hati. Stimulasi glukoneogenesis
berbau buah (dari ekshalasi badan keton), sementara syok juga memperkuat efek katabolik glukagon pada metabolisme
insulin tidak. protein hati. Glukagon mendorong katabolisme protein di
Yang ironis, meskipun hipoglikemia reaktif ditandai hati tetapi tidak berefek nyata pada kadar asam amino darah
oleh kadar glukosa darah yang rendah, namun orang dengan karena hormon ini tidak mempengaruhi protein otot,
gangguan ini diterapi dengan pembatasan asupan gula dan simpanan protein utama di tubuh.
karbohidrat lain penghasil glukosa untuk mencegah sel B
bereaksi berlebihan terhadap asupan glukosa yang tinggi.
Dengan asupan karbohidrat yang rendah, glukosa darah ti- I Sekresi glukagon meningkat selama keadaan
dak meningkat banyak selama keadaan absorptif. Karena pasca-absorptif.
peningkatan glukosa darah adalah regulator utama sekresi
insulin maka sel p tidak terlalu terangsang oleh diet rendah Dengan mengetahui berbagai efek katabolik glukagon
karbohidrat dibandingkan dengan diet biasa. Jadi hipogli- pada simpanan energi, anda akan benar jika beranggapan
kemia reaktif lebih kecil kemrJngkinannya terjadi. Memberi- bahwa sekresi glukagon meningkat selama keadaan pasca-
kan sesuatu yang manis pada orang yang memperlihatkan absorptif dan menurun selama keadaan absorptif, tepat
gejala hipoglikemia reaktif akan mengatasi gelala secara tem- berlawanan dengan sekresi insulin. Pada kenyataannya,
porer. Kadar glukosa darah secara transien pulih ke normal insulin kadang disebut sebagai "hormon pesta' dan glu-
sehingga kebutuhan energi otak kembali terpenuhi. Namun, kagon sebagai "hormon puasa' Insulin cenderung menye-
segera setelah glukosa ekstra ini memicu pelepasan insulin babkan penyimpanan nutrien ketika kadarnya di darah
lebih lanjut, situasi malah menjadi lebih parah. tinggi, misalnya setelah makan, sementara glukagon men-
dorong katabolisme simpanan nurrien di antara waktu
makan untuk menjaga kadar nutrien dalam darah, khusus-
I Glukagon pada umumnya melawan efek insulin, nya glukosa darah.
Seperti pada sekresi insulin, faktor utama yang meng-
Meskipun insulin berperan kunci dalam mengontrol penye-
atur sekresi glukagon adalah efek langsung. konsenrrasi
suaian metabolik antara keadaan absorptif dan pasca-
glukosa darah pada pankreas endokrin. Dalam hal ini, sel cr
absorptif namun produk sekretorik sel a pulau Langerhans
pankreas meningkatkan sekresi glukagon sebagai respons ter-
pankreas, glukagon, juga sangat penting. Banyak ahli ilmu
hadap penurunan glukosa darah. Efek hiperglikemik hormon
faal memandang sel p penghasil insulin dan sel cr penghasil
ini cenderung meningkatkan kadar glukosa kembali ke nor-
glukagon sebagai sistem endokrin berpasangan yang kombi-
mal. Sebaliknya, peningkatan konsenrrasi glukosa darah,
nasi sekresinya adalah faktor utama dalam mengatur meta-
misalnya setelah makan, menghambat sekresi glukagon,
bolisme bahan bakar
yang cenderung menurunkan kadar glukosa darah kembali
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolik ke normal.
yangjuga dipengaruhi oleh insulin, tetapi pada kebanyakan
kasus efek glukagon adalah berlawanan dengan efek insulin.
Tempat utama kerja glukagon adalah hati, tempat hormon
ini menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohi-
I lnsulin dan glukagon
bekerja sebagai satu tim
untuk mempertahankan kadar glukosa dan asam
drat, lemak, dan protein.
lemak darah.
EFEK PADA KARBOHIDRAT Demikianlah, terdapat hubungan umpan balik negatif lang-
Efek keseluruhan glukagon pada metabolisme karbohidrat sung antara konsentrasi glukosa darah dan laju sekresi sel p
menyebabkan peningkatan produksi dan pelepasan glukosa dan sel cr, tetapi dalam arah berlawanan. Peningkatan kadar

Kelenjar Endokrin Perifer 789


glukosa darah merangsang sekresi insulin tetapi menghambat
sekresi glukagon, sementara penurunan kadar glukosa darah
I Kelebihan glukagon dapat memperparah
menyebabkan penurunan sekresi insulin dan peningkatan hiperglikemia pada diabetes melitus.
sekresi glukagon (Gambar 19-17). Karena insulin menurun-
CATAIAN KLINIS. Belum diketahui adanya kelainan
kan dan glukagon meningkatkan glukosa darah maka per-
klinis yang disebabkan hanya oleh defisiensi atau kele-
ubahan sekresi kedua hormon pankreas ini sebagai respons
bihan glukagon. Namun, diabetes melitus sering disertai
terhadap perubahan glukosa darah bekerja sama secara
oleh kelebihan sekresi glukagon, karena insulin diperlukan
homeostatis untuk memulihkan kadar glukosa darah ke
untuk masuknya glukosa ke dalam sel cr, tempat zat ini
normal.
dapat melakukan kontrol atas sekresi glukagon. Akibat-
Demikian juga, penurunan konsentrasi asam lemak
nya, pengidap diabetes sering memperlihatkan peningkat-
darah secara langsung menghambat pengeluaran insulin dan
an laju sekresi glukagon bersamaan dengan defisiensi
merangsang pengeluaran glukagon oleh pankreas, di mana
insulin karena peningkatan glukosa darah tidak dapat
keduanya adalah mekaniSme kontrol umpan balik negatif
menghambat sekresi glukagon seperti dalam keadaan nor-
untuk memulihkan kadar asam lemak darah ke normal.
mal. Karena glukagon adaiah hormon yang meningkatkan
Efek berlawanan yang ditimbulkan oleh konsentrasi
glukosa darah maka kelebihan glukagoh akan memper-
glukosa dan asam lemak dalam darah pada sel o dan p pan-
parah hiperglikemia pada diabetes melitus. Karena itu,
kreas adalah sesuai untuk mengatur kadar molekul-molekul
sebagian pengidap diabetes tergantung insulin berespons
nutrien ini dalam darah, karena efek insulin dan glukagon pa-
baik terhadap kombinasi terapi insulin dan somatostarin.
da metabolisme karbohidrat dan lemak saling berlawanan.
Dengan menghambat sekresi glukagon, somarosratin se-
Efek konsentrasi asam amino darah pada sekresi kedua hor-
cara tak langsung membantu penurunan konsentrasi glu-
mon ini adalah cerita yang berbeda. Peningkatan konsentrasi
kosa darah lebih baik daripada yang dapat dicapai hanya
asam amino darah merangsang sekresi baik insulin maupun
oleh terapi insulin.
glukagon. Mengapa hal ini tampak paradoks, karena glukagon
tidak berpengaruh apapun pada konsentrasi asam amino da-
rah? Efek identik kadar asam amino yang tinggi pada sekresi
insulin dan glukagon masuk akal jika anda memperhatikan I Epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan
efek kedua hormon ini pada kadar glukosa darah (Gambar 19- juga memiliki efek metabolik.
18). Jika selama penyerapan makanan kaya protein, pening-
katan asam amino darah hanya merangsang sekresi insulin Hormon-hormon pankreas adalah regulator terpenring
maka dapat ter.iadi hipoglikemia. Karena hanya sedikit tersedia metabolisme bahan bakar normal. Namun, beberapa hormon
karbohidrat untuk diserap setelah konsumsi diet tinggi protein lain juga memiliki efek metabolik langsung, meskipun
maka peningkatan sekresi insulin yang dipicu oleh asam amino kontrol sekresinya dikaitkan dengan faktor-faktor di luar
akan mendorong sebagian besar glukosa masuk ke dalam sel transisi dalam metabolisme antara keadaan kenyang dan
sehingga terjadi penurunan mendadak kadar glukosa darah. puasa (Thbel 19-7).
Namun, peningkatan simultan selresi glukagon yang dipicu Hormon-hormon stres, khususnya epinefrin dan kor-
oleh peningkatan kadar asam amino darah meningkatkan tisol, meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah
produi<si glukosa oleh hati. Karena efek hiperglikemik gluka- melalui berbagai efek metabolik. Selain itu, kortisol me-
gon melawan efek hipoglikemik insulin, maka hasil akhir mobilisasi asam amino dengan mendorong katabolisme
adalah terpeliharanya kadar normal glukosa darah (dan pen- protein. Kedua hormon tidak berperan penting dalam
cegahan kelaparan hipoglikemik otak) seiama absorpsi makan- mengatur metabolisme bahan bakar pada kondisi istirahat,
an yang kaya protein tetapi rendah karbohidrat. namun keduanya penring untuk respons metabolik ter-

J Glukosa darah

-
trffi4iF
t--l .
Irilrr
P
ffir \
f=!rFiir
I I I I
flr-'**
-l
tl*-"*;-l t-t';l
Gambar 19-17
lnteraksi komplementer glukagon
dan insulin
i
F"--r"-"1

I Glukosa
-
darah
ke normal
i t
-
clukosa darah
ke normal

79O Bab 19
,_ _t
tl \_
,l
la i+

i lnsulin I Glukagon'

Mendorong pengambilan J Pengambilan J Pengeluaran


dan asimilasi asam glukosa oleh sel glukosa oleh hati
amino oieh sef

Hipoglikemia

I tEfek saling meniadakan) )


t r-
Glukosa darah
tetap normal

Gambar 19-18
Efek berlawanan glukagon dan insulin pada glukosa darah selama penyerapan makanan tinggi protein

hadap stres. Selama kelaparan jangka panjang, kortisol juga Perhatikan bahwa, kecuali efek anabolik GH pada meta-
tampaknya membantu mempertahankan konsentrasi glu- bolisme protein, semua eFek merabolik hormon-hormon ini
kosa darah. berlawanan dengan efek insulin. Insulin sendirian dapat me-
Hormon pertumbuhan (GH) memiliki efek anabolik nurunkan kadar glukosa dan asam lemak darah, semenrara
di otot. Pada kenyataannya, ini adalah salah satu dari karak- glukagon, epinefrin, kortisol, dan GH semua meningkatkan
teristik hormon ini yang merangsang pertumbuhan. Meski- kadar nutrien-nutrien ini-dalam darah. Karena itu, hormon-
pun dapat meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak hormon lain ini dianggap sebagai antagonis insulin. Dengan
darah namun GH dalam keadaan normal kurang penting demikian, alasan utama diabetes melitus menimbulkan kon-
untuk regulasi keseluruhan metabolisme bahan bakar. Tidur sekuensi metabolik yang sangat merugikan adalah bahwa
lelap, stres, olahraga, dan hipoglikemia berat merangsang tidak ada lagi mekanisme pengontrol yang mendorong ana-
sekresi GH, mungkin untuk menyediakan asam lemak se- bolisme ketika aktivitas insulin kurang memadai sehingga
bagai sumber energi dan menyisakan glukosa untuk otak reaksi-reaksi katabolik yang digerakkan oleh hormon-
pada keadaan-keadaan di atas. GH, seperti kortisol, tampak- hormon lain tersebut berlangsung tanpa kendali. Satu-saru-
nya ikut membantu mempertahankan konsentrasi glukosa nya pengecualian adalah anabolisme protein yang dirangsang
darah selama kelaparan. oleh GH.
Meskipun hormon tiroid meningkatkan laju metabolik
keseluruhan dan memiliki efek anabolik dan katabolik na-
mun perubahan sekresi hormon tiroid biasanya tidak penting
dalam homeostasis bahan bakaq karena dua alasan. Pertama,
kontrol sekresi hormon tiroid tidak ditujukan untuk mem- KONTROL ENDOKRIN
pertahankan kadar nutrien dalam darah. Kedua, mula-kerja METABOLISME KALSIUM
hormon tiroid terlalu lambat untuk menimbulkan efek ber-
makna pada penyesuaian cepat yang diperlukan untuk mem- Selain mengatur konsentrasi molekul nutrien organik dalam
pertahankan kadar nutrien darah dalam batas normal. darah dengan memanipulasi jalur anabolik dan katabolik,

Kelenjar Endokrin Perifer 791


Tabel 19-7
Ringkasan Kontrol Hormon pada Metabolisme Bahan Bakar

EFEK METABOLIK UTAMA KONTROL SEKRESI

Efek pada Efek pada Rangsangan Peran Utama


Efek pada Asam Lemak Asam Amino Efek pada untuk
Utama dalam
HORMON Glukosa Darah Darah Darah Protein Otot Sekresi Metabolisme
lnsulin J J J f tctukosadarah Regulator utama
+Pengambilan +Sintesis +Penyerapan +Sintesis protein 'lAsam amino siklus absorptif dan
glukosa "
trigliserida asam amino -Penguraian darah pasca-absorptif
+Glikogenesis -Lipolisis protein
-Glikogenolisis
-G lu koneogenesis

Glukagon 1 t tidak ada efek Tidak ada eJek JGlukosa darah Regulasi siklus
+Glikogenolisis +Lipolisis lAsam amino absorptif dan
+G lu ko neogenesis -Sintesis darah pasca-absorptif
-Glikogenesis trigliserida bersama dengan
insulin; proteksi
terhadap
hipoglikemia
Epinefrin t t Tidak ada efek Tidak ada efek Stimulasi simpa- Menyediakan
+Glikogenolisis +Lipolisis tis saat stres energi untuk
+G lukoneogenesis dan olahraga keadaan darurat
-Sekresi insulin dan olahraga
+Sekresi glukagon
Kortisol 1 f t J Stres Mobilisasi bahan
+G lukoneogenesis +Lipolisis +Penguraian +Penguraian bakar metabolik
-Penyerapan protei n protein dan bahan baku
glukosa oleh selama adaptasi
jaringan selain terhadap stres
otak;
penghematan
glukosa
Hormon t t J
,|
Tidur lelap Mendorong
pertumbuhan -Penyerapan +Lipolisis +Penyerapan +Sintesis protein Stres pertumbuhan;
glukosa oleh asam amino -Penguraian Olahraga dalam keadaan
otot; peng- protein Hipoglikemia normal berperan
hematan +Sintesis DNA kecil dalam
glukosa dan RNA metabolisme;
mobilisasi bahan
bakar plus
penghematan
glukosa dalam
meringankan
kondisi-kondisi
tersebut.

f=meningkat J=menurun

sistem endokrin juga mengatur konsentrasi sejumlah elek-


trolit inorganik dalam plasma. Seperti yang sudah anda ke- I Ca2* plasma harus diatur secara ketat untuk
tahui, aldosteron mengontrol konsentrasi Na- dan K- dalam mencegah perubahan eksitabilitas neuromuskulus.
CES. Tiga hormon lain-hormon ?aratiroid, kalsitonin, dan
uitamin D-mengontrol metabolisme kalsium (Ca2-) dan fos- Sekitar 99o/o Caz- di tubuh berada dalam bentuk kristal di
fat (POo3). Hormon-hormon ini melakukan regulasi atas tulang dan gigi. Dari sisa 1olonya, sekitar 0,9%o ditemukan di
Ca2. plasma dan, dalam prosesnya, POr3- plasma juga diper- dalam sel jaringan lunak; kurang dari 0,1% terdapat di CES.
tahankan. Konsentrasi Ca2- plasma adalah salah satu variabel Sekitar separuh dari Ca2t CES terikat ke protein plasma dan
yang dikontrol paiing ketat di tubuh. Perlunya regulasi Ca2. karenanya terbatas di plasma atau berikatan dengan POr3'
plasma yang ketat ini berakar dari pengaruhnya yang besar sehingga tidak bebas ikut serta dalam reaksi-reaksi kimia.
pada banyak aktivitas tubuh. Separuh Ca':- CES lainnya dapat berdifusi bebas dan mudah

192 Bab'19
berpindah dari plasma ke dalam cairan inrerstisium dan ber- 4. Pemeliharaan taut erat antara sel-sel. Kalsium mem-
interaksi dengan sel. Ca2- bebas dalam plasma dan cairan bentuk bagian dari semen intrasel yang menyatukan sel-
interstisium dianggap sebagai satu cadangan. Hanya Ca2- sel tertentu secafa erat,
CES bentuk bebas inilah yang secara biologis aktifdan ber- 5. Pembekuan darah. Kalsium berfungsi sebagai kofaktor
ada di bawah kontrol; jumlah ini membentuk kurang dari dalam beberapa rahap pada jenjang reaksi yang menye-
seperseribu Ca2t total di tubuh. babkan pembekuan darah.
Fraksi Ca2. bebas dalam CES yang kecil ini berperan
penting dalam sejumlah aktivitas esensial, termasuk yang
Seiain fungsi Ca'?- CES bebas di atas, Ca2* intrasel ber-

berikut:
fungsi sebagai pembawa pesan kedua di banyak sel dan
berperan dalam motilitas dan gerakan silia. Yang terakhir,
l. Eksitabilitas neuromuskulus. Bahkan variasi minor kon- Ca2- di tulang dan gigi merupakan unsur esensial bagi inte-
sentrasi Ca2. bebas CES dapat menimbulkan dampak gritas struktural dan fungsional kedua jaringan ini.
yang besar dan segera pada sensitivitas jaringan peka Karena besarnya efek penyimpangan Ca2- bebas,
rangsang. Penurunan Ca't bebas menyebabkan saraf khususnya pada eksitabilitas neuromuskulus, maka konsen-
dan otot sangat mudah rerangsang; sebaliknya, pening- trasi elektrolit ini dalam plasma diatur dengan ketepatan
katan Ca2* bebas menekan eksitabilitas neuromuskulus. yang luar biasa. Marilah kita lihat bagaimana.
Efek-efek ini terjadi karena pengaruh Ca2- pada per-
meabilitas membran terhadap Nat. Penurunan Ca2. be-
bas meningkatkan permeabilitas Na-, yang menyebab-
I Kontrol metabolisme Ca2* mencakup regulasi
kan influks Nat dan bergesernya potensial istirahat
homeostasis Ca2* dan keseimbangan Ca2*.
mendekati ambang. Akibatnya, pada hipokalsemia (C*-
darah yang rendah), jaringan peka rangsang dapat Pemeliharaan konsentrasi Ca2. bebas dalam plasma berbeda
dibawa ke ambang oleh rangsangan fisiologis yang dari regulasi Nat dan K. dalam dua aspek penring. Home-
normalnya tidak efektif sehingga otot rangka melepas- ostasis Na* dan K. dipertahankan rerutama dengan mengarur
kan muatan dan berkontraksi (mengalami spasme) "se- ekskresi kedua elektrolit ini di urin sehingga pengeluaran
cara spontan" (tanpa rangsangan normal). Jika cukup yang terkontrol menyamai pemasukan yang tak terkontrol.
parah maka kontraksi spasdk oror pernapasan menye- Meskipun ekskresi Ca2. di urin dikontrol oleh hormon
babkan kematian akibat asfiksia. Hiperkalsemia (peni.tg- namun, berbeda dari Na. dan K-, tidak semua Ca2. yang ter-
katan Ca2- darah) juga mengancam nyawa karena me- telan akan diserap oleh saluran cerna; tingkat penyerapan
nyebabkan aritmia jantung dan penurunan umum dikontrol oleh hormon dan bergantung pada status Ca2r
eksitabilitas neuromuskulus. tubuh. Selain itu, tulang berfungsi sebagai reservoar Ca2*
2. Penggabungan ehsitasi-kontraksi di otot jantung dan orot yang besar yang dapat diambil untuk mempertahankan kon-
polos. Maswknya Ca2. CES ke dalam sel otot jantung sentrasi Ca2t plasma dalam batas-batas sempit yang sesuai
dan otot polos, akibat peningkatan permeabilitas Ca2- dengan kehidupan seandainya asupan dari makanan terlalu
sebagai respons terhadap suaru potensial aksi, memicu rendah. Pertukaran Ca2* antara CES dan tulang juga berada
mekanisme kontraksi. Kalsium juga dibutuhkan untuk di bawah kontrol hormon. Simpanan dalam tubuh seperti
penggabungan eksitasi-kontraksi di serat otot rangka, itu tidak dimiliki oleh Na. dan K..
tetapi dalam hal ini Ca2- dibebaskan dari simpanan Ca2- Regulasi metabolisme Ca2- bergantung pada kontrol
intrasel sebagai respons terhadap potensial aksi. Seba- hormonal pertukaran antara CES dan tiga kompartemen
gian dari peningkatan Ca2. di sitosol sei otot jantung ini lain: tulang, ginjal, dan usus. Kontrol metabolisme Ca2r men-
juga berasal dari simpanan internal. cakup dua aspek:
Perhatikan bahwa peningkatan Cd- sitosol di dalam
otot menyebabkan kontraksi, semettua ?eningkatan
sel I Pertama, regulasi homeostasis kalsium melibatkan
Cd- bebas dalam CES menurunkan eksitabilitas neuro- penyesuaian-penyesuaian cepat yang diperlukan wntrtk mem-
muskulus serta mengurangi kemungkinan kontraksi. pertahanhan konsentrasi Ca" bebas plasma lang konstan dari
menit ke menit. Hal ini terutama dilaksanakan oleh per-
Jika hal ini tidak selalu diingat maka akan sulit dipahami
mengapa kadar Ca2- plasma yang rendah memicu hiper- tukaran cepat antara tulang dan CES serta, dengan tingkat
aktivitas otot padahal Ca'?- diperlukan untuk mengaktif- yang lebih rendah, oleh modifikasi ekskresi Ca2. di urin.
kan perangkat kontraktil. Kita berbicara tentang dua I Kedua, regulasi keseimbangan kalsium melibatkan
kompartemen Ci- yang berbeda, yang memiliki efek penyesuaian-penyesuaian yang berlangsung lebih lambat
berlainan. yang diperlukan untuk mempertahankan jumlah total Cd- di
tubuh yang honstan. Kontrol keseimbangan Ca2- menjamin
3. Pengabungan rangsangan-sehrrsl. Masuknya Ca2t ke dalam
bahwa asupan Ca2. ekivalen dengan ekskresi Ca2- dalam
sel sekretorik, yang disebabkan oleh peningkatan per-
jangka panjang (mingguan hingga buianan). Keseimbangan
meabilitas terhadap Ca2t sebagai respons terhadap rang-
sangan yang sesuai, memicu pelepasan produk sekretorik
kalsium dipertahankan oleh penyesuaian dalam tingkat
penyerapan Ca2. di usus dan ekskresi Ca2- di urin.
melalui proses eksositosis. Proses ini penting untuk sekresi
neuroffansmiter oleh sel saraf serta untuk sekresi hormon Hormon parariroid (PTH), regulator utama metabo-
peptida dan katekolamin oleh sel endokrin. lisme Ca2-, bekerja secara langsung dan tak langsung pada

Kelenjar Endokr:in Perifer 793


ketiga tempat efektor tersebut. PTH adalah hormon utama
Tabel 1,9,-8,. ,,:.,, ':
yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan homeostasis ,:

Ca2. dan esensial untuk mempertahankan keseimbangan Fungsi Tulang

Ca2., meskipun vitamin D juga berperan dalam keseimbang- Penunjang


an Catt. Hormon ketiga yang mempengaruhi Ca2., kalsito-
Pelindung organ internal vital
nin, tidak esensial untuk mempertahankan homeostasis atau
keseimbangan Ca2t.Hormon ini berfungsi sebagai cadangan Membantu pergerakan tubuh dengan memberi perlekatan
bagi otot dan membentuk tuas
pada keadaan hiperkalsemia ekstrim yang jarang terjadi. Kita
akan meneliti efek-efek spesifik masing-masing dari sistem Pembentuk sel darah (sumsum tulang)
hormon ini secara lebih detil. Depo penyimpanan untuk Ca2* dan PO43", yang dapat
dipertukarkan dengan plasma untuk mempertahankan
konsentrasi kedua elektrolit ini dalam plasma
I Hormon paratiroidmeningkatkan kadar Ca2*
bebas plasma melalui efeknya pada tulang, ginjal,
dan usus.
remodeling, tulang manusia dewasa diganti seluruhnya setiap
Hormon paratiroid (PTH) adalah hormon peptida yang di- sekitar 10 tahtn. Remodelingtulangmemiliki dua tujuan: (1)
sekresikan oleh kelenjar paratiroid, empat kelenjar seukuran
menjaga tulang agar tetap efektif dalam fungsi mekanisnya,
buiir padi yang terletak di permukaan belakang kelenjar dan (2) membantu mempertahankan kadar Ca2- plasma.
tiroid, satu di setiap sudut. Seperti aldosteron, PTH adalah Marilah kita teliti secara lebih rinci mekanisme yang men-
esensial bagi kehidupan. Efek keseluruhan PTH adalah me- dasari dan faktor pengontrol untuk masing-masing tujuan
ningkatkan konsentrasi Ca2- plasma (dan CES keseluruhan)
tersebut.
sehingga mencegah hipokalsemia. Jika PTH tidak ada sama
Ingatlah bahwa di tulang terdapat tiga j€nis sel tulang
sekali maka kematian timbul dalam beberapa hari, biasanya (lihat h.
7 42). Osteoblas mengeluarkan matriks organik ekstra-
akibat asftksia karena spasme hipokalsemik otot-otot per- sel tempat mengendapnya kristal Car(POr)r. Osteosit adalah
napasan. Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus, PTH "pensiunan' osteoblas yang terperangkap di dalam dinding
meningkatkan kadar Ca2. plasma saat kadar tersebut mulai
bertulang yang diendapkannya sendiri. Osteoklas menyerap
turun sehingga dalam keadaan normal hipokalsemia dan tulang sekitar dengan mengeluarkan asam yang melarutkan
segala efeknya dapat dicegah. Hormon ini juga menurunkan
kristal Ca,(PO,,), dan enzim yang menguraikan matriks orga-
konsentrasi POr3' plasma. Kita akan membahas masing- nik. Karena itu, di tulang terjadi "tarik-tambang" sel yang
masing mekanisme ini, dimulai dari gambaran singkat terus-menerus, dengan osteoblas pembentuk tulang melawan
remodeling ulang dan efek PTH pada tulang.
upaya osteoklas menghancurkan tulang. Kedua sel pem-
bentuk dan penghancur tulang ini, yang bekerja berdam-
p ingan, secara terus- menerus melak :ukan rem o d e ling trtlang.
I Tulang terus-menerus mengalami
Hampir sepanjang usia dewasa, laju pembentukan dan re-
remodeling.
sorpsi tulang hampir sama sehingga massa tulang total relatif
Karena 99o/o dari Ca2. tubuh ada di tulang maka tulang konsran selama periode ini.
berfungsi sebagai depo penyimpanan untuk Ca'z. (Lihat Osteoblas dan osteoklas berasal dari sumsum tulang.
Tabel 19-8 untuk fungsi lain tulang). Tirlang adalah suatu Osteoblas berasal dari sel stroma, sejenis sel jaringan ikat di
jaringan hidup yang terdiri dari matriks ekstrasel organik sumsum tulang sedangkan osteoklas berdiferensiasi dari
yang dibubuhi oieh kristal hidroksiapatit yang terutama makrofag, yaitu turunan monosit (sejenis sel darah putih)
terdiri dari endapan garam Car(POa), (kaisium fosfat) (lihat yang berada di jaringan (lihat h. 433). Dalam suatu sistem
h. 742). Dalam keadaan normal, garam Car(POr), larut komunikasi yang unik, osteoblas dan prekursor-prekursor
dalam CES, tetapi kondisi-kondisi di dalam tulang sesuai imaturnya menghasilkan dua sinyal kimiawi yang mengatur
untuk garam ini mengendap (mengkristal) di sekitar serat perkembangan dan aktivitas osteoklas dalam cara yang ber-
kolagen dalam matriks. Dengan memobilisasi sebagian dari Iawanan-ligan RANK dan osreoprotegerin-sebagai berikut
simpanan Ca2t di tulang ini, PTH meningkatkan konsentrasi (Gambar 19-19):
Ca2- plasma saat konsentrasi tersebut mulai turun. I Ligan RANK (RANKL) meningkatkan aktivitas oste-
oklas. (Ligan adalah molekul kecil yang berikatan dengan
REMODELINGTULANG molekul protein yang lebih besar; salah satu contoh adalah
Meskipun tulang tampak seperti benda mati namun pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang berikatan dengan
konstituen-konstituennya secara terus-menerus diperbarui. reseptor di membran plasma). Seperti diisyaratkan oleh
Pengendapan tulang (pembentukan) dan resorpsi tulang namanya, ligan RANK berikatan dengan RANK (untuk akti-
(pengeluaran) dalam keadaan normal berlangsung bersamaan vator reseptor NF tcB), suatu protein reseptor di permukaan
sehingga tulang secara terus-rnenerus mengalami remodeling, membran makrofag sekitar. Pengikatan ini memicu makrofag
seperti orang merenovasi bangunan dengan merobohkan untuk berdiferensiasi menjadi osteoklas dan membantunya
dinding dan menggantinya dengan yang baru. Melalui hidup lebih lama dengan menekan apoptosis (bunuh diri sel;

794 Bab 19
lihat h. 132). Akibatnya, resorpsi tulang ditingkatkan dan mekanisme yang digunakan oleh hormon ini mempertahan-
massa tulang berkurang. kan massa tulang.
I Osteoprotegerin (OPG), sebaliknya, menekan perkem-
bangan dan aktivitas osteoklas. OPG disekresikan ke dalam
matriks dan berfungsi sebagai resepror pengecoh yang ber- I Stres mekanis mendorong pengendapan
ikatan dengan RANKL. Dengan memperdayai RANKL dan tulang.
menyebabkannya tidak dapat berikatan dengan reseptornya
yang sejati (RANK), OPG mencegah RANKL mengaktikan Sewaktu anak tumbuh, pembentuk tulang berjalan lebih
aktivitas osteoklas meresorpsi tulang. Alibatnya, osteoblas cepat daripada penghancur tulang di bawah pengaruh GH
penghasil tulang mengalahkan osteoklas penyerap tulang se- dan IGF-I (lihat h. 742-744).
hingga massa tulang bertambah. Karenanya, keseimbangan Stres mekanis juga menggeser keseimbangan ke arah
antara RANKL dan OPG adalah penentu penting densitas pengendapan tulang, menyebabkan massa tulang bertambah
tulang. Jika osteoblas menghasilkan lebih banyak RANKL dan tulang menjadi lebih kuat. Faktor mekanis menyesuai-
maka aktivitas osteoklas meningkat dan massa tulang berku- kan kekuatan tulang sebagai respons terhadap beban yang
rang. Jika osteoblas lebih banyak menghasilkan OPG maka dihadapinya. Semakin besar srres dan tekanan fisik yang di-
aktivitas osteoklas berkurang dan massa tulang bertambah. terima oleh suatu tulang, semakin tinggi kecepatan peng-
Yang penting, para ilmuwan saar ini berupaya mengungkap- endapan tulang. Sebagai contoh, tulang atlet lebih kuat dan
kan berbagai faktor yang mempengaruhi keseimbangan ini. lebih masif daripada orang yang tidak banyak beraktivitas
Sebagai contoh, hormon seks wanira estrogen merangsang tlslk.
aktivitas gen penghasil OPG di osteoblas, yaitu salah satu Sebaliknya, massa tulang berkurang dan tulang me-
lemah jika resorpsi tulang mengalahkan pengendapan tulang
sebagai respons terhadap hilangnya stres mekanis. Sebagai
contoh, massa tulang berkurang pada orang yang menjalani
tirah baring berkepanjangan atau mereka yang berada di
ruang angkasa. Astronot-asrronor dulu kehilangan hingga
200/o dari massa tuiang mereka sewaktu berada di orbit. Olah
raga terapetik dapat mengurangi atau mencegah pengurang-
an tulang tersebut.
RANK CATAIAN KLINIS. Massa tulang juga dapat ber.
I Ligan
(RANKL)
i tq*!p,"!tqt ,rl kurang seiring dengan penuaan. Kepadatan tulang memun-
L. ) 1fi" torel;-_1
tt. cak pada usia 30-an, kemudian mulai turun setelah usia 40

trc
. ----*) a tahun. Pada usia 50 sampai 60 tahun, resorpsi tulang sering

1
6 melebihi pembentukan tulang. Akibatnya adalah penurunan
massa tulang yang dikenal sebagai osteoporosis (berarti "tu-
I lang berpori"). Keadaan penipisan tulang ini ditandai oleh
TRANKL yu"sl berkurangnya pengendapan matriks tulang lebih karena me-
I
terikat ke OPG
tidak dapat
I
nurunnya aktivitas osteoblas dan/atau peningkatan aktivitas
I berikatan I

osteoklas daripada kelainan kalsifikasi tulang. Kausa yang


(dipicu oleh
I dengan RANK
I

I mendasari osteoporosis masih belum diketahui. Kadar Ca2.


pengikatan RANKL I

dengan RANK) dan POr3'plasma normal, demikian juga PTH. Osteoporosis


+
terjadi lebih sering pada wanira pascamenopause karena ber-
f".-"",*'l
Rnrux
t<erja
kurangnya estrogen yang memelihara tulang. (Untuk kete-
I I
rangan lebih detil tentang osteoporosis, lihat fitur dalam boks
dih.797, Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
I
tl;,,ffi]
I osteoklas I
I PTH meningkatkan Ca2* plasma dengan menarik
Ca2* dari bank tulang.
I I
trr"k *""il] [Ek*""tr.*] Selain faktor-faktor yang ditujukan untuk mengontrol efek-
I mengalahkan I
Imengalahkan I tivitas mekanis tulang, sepanjang hidup PTH menggunakan
I efek osteoblas I efek osteoblas
I I tulang sebagai "bank' untuk menarik Ca2* sesuai kebutuhan
i I agar kadar Ca2. plasma dapat dipertahankan. Hormon para-

@ffi;l ffi---E l
tiroid memiliki dua efek besar pada tulang yang meningkatkan
konsentrasi Ca2t plasma. Pertama, hormon ini memicu efluks
Gambar'19-19 cepat Ca2* ke dalam plasma dari cadangan labil Ca2, yang
Peran osteoblas dalam mengatur perkembangan dan aktivitas jumlahnya terbatas di cairan tulang. Kedua, dengan me-
osteoklas rangsang disolusi tulang, hormon ini mendorong pemindahan

Kelenjar Endokrin Perifer 795


Ca2. dan POn3' secara perlahan dari cadangan stabil mineraJ diendapkan di sekitar eskosit-eskosit tersebut (Gambar 19-
tulang di dalam tulang itu sendiri ke dalam plasma. Akibatnya, 20). Osteon biasanya berjalan sejajar dengan sumbu panjang
remodeling tulang bergeser ke arah resorpsi tuiang dibanding- tulang. Pembuluh darah menembus tulang dari permukaan
kan pengendapan tulang. Marilah kita teliti secara lebih men- luar atau rongga sumsum dan berjalan melalui kanalis sen-
dalam efek PTH dalam memobilisasi Ca2- dari cadangan labil tralis. Osteoblas terdapat di sepanjang permukaan luar tulang
dan cadangan stabil di tulang. dan di sepanjang permukaan daiam yang melapisi kanalis
sentralis. Osteoklas juga terdapat di permukaan tulang yang
sedang mengalami resorpsi. Osteoblas permukaan dan os-
I Efek langsung PTH adalah mendorong teosit yang terkubur tersebut dihubungkan oleh anyaman
pemindahan Ca2* dari cairan tulang ke dalam ekstensif saluran-saluran halus berisi cairan, kanalikulus,
plasma. yang memungkinkan pertukaran bahan antara osteosit yang
terperangkap tersebut dan sirkulasi. Saluran-saluran halus ini
Sebagian besar tulang tersusun membentuk unit-unit osteon, juga mengandung juluran-juluran panjang halus dari osteosir
yang masing-masing terdiri dari satu kanalis sentralis yang dan osteoblas yang berhubungan satu sama lain, seolah-olah
dikelilingi oleh lamela yang tersusun konsentrik. Lamela sel-sel tersebut saling "berpegangan tangan". Anyaman sel
adalah lapisan osteosit yang terkubur di dalam tulang yang yang saling berhubungan ini, yang disebut membran tulang

tlll,i'.,;;
':, ...1 i

.s' Kanalis
..

s:t?l Osteosit sentralis


:
ll r j

Lamela

i!::r'

Osteon

Pembuluh darah
dari sumsum tulang

Kanalis
sentralis

Pembuluh di kanalis sentralis

Garnbar 19-20
Organisasi tulang menjadi osteon-osteon. (a) Osteon, unit struktural sebagian besar tulang, terdiri dari lamela konsentrik
(lapisan osteosit yang terkubur oleh tulang yang diendapkan sendiri di sekitar oskosit-oskosit tersebut) mengelilingi sebuah
kanalis sentralis. Sebuah cabang pembuluh darah halus menelusuri kanalis sentralis. (b) Pembesaran lamela di dalam sebuah
osteon. Suatu anyaman saluran halus, kanalikulus, menghubungkan osteosit-osteosit satu sama lain dan dengan kanalis
sentralis. Dari osteosit menjulur prosesus sitoplasma panjang ke osteosit di dalam kanalikulus ini.
(Sumber: Dimod if ikasi da n digamba r u lang dengan ijin dari A Spence dan E Mason, Human Anatomy and Physiology, 3'd ed. Hak
cipta O 1987 oleh Benjamin-Cummings Publishing Company. Dicetak ulang dengan ijin dari Pearson Education, lnc.).

796 Bab 19
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Osteoporosis: Penyebab Kerapuhan Tulang
Osteoporosis, penurunan kepadatan
tulang akibat berkurangnya peng-
endapan matriks organik tulang (lihat
gambar yang menyertai), adalah suatu
masalah kesehatan besar yang
mengenai 38 juta orang di Amerika
Serikat. Keadaan ini terutama banyak
dijumpai pada wanita perimenopause
dan pascamenopause. (Peri menopause E
adalah masa peralihan dari siklus haid !;

normal ke penghentian haid akibat co


menurunnya fungsi ovarium. Meno- o
pause adalah penghentian haid secara (.o
o
permanen). Selama waktu ini, wanita
co
mulai kehilangan 1% atau lebih L
J
densitas tulangnya per tahun. Kepadat- I
a
an tulang wanita lanjut usia biasanya o
o
hanya 50% sampai B0% dari kepadat-
I
an puncak mereka pada usia 35 tahun, ci
sementara tulang pria lanjut usia
mempertahankan 80% sampai 90% Tulang normal Tulang osteoporosis
dari kepadatan masa muda mereka. Perbandingan tulang normal dan osteoporotik. perhatikan berkurang-
Osteoporosis adalah penyebab nya kepadatan tulang osteoporotik dibandingkan dengan tulang
tingginya insidens fraktur tulang pada normal.
wanita berusia lebih dari 50 tahun
dibandingkan populasi pada umum-
nya. Karena massa tulang berkurang penyakit kardiovaskular; dan pemberi- reseptor estrogen di luar sistem
maka tulang menjadi lebih rapuh dan reproduksi, misalnya di tulang.
an Ca2* saja tidak efektif dalam
lebih rentan patah akibat jatuh, menghentikan penipisan tulang seperti Melalui pengikatan reseptor yang
terpukul, atau mengangkat sesuatu semula diharapkan. selektif ini, raloksifen meniru efek
yang normalnya tidak akan mem- positif estrogen pada tulang untuk
The Food and Drug Administration
pengaruhi tulang normal. Untuk setiap menghasilkan proteksi terhadap
baru-baru ini menyetujui penggunaan
pengurangan 10% massa tulang, risiko osteoporosis dengan menekan
empat obat baru untuk mengobati
fraktur berlipat dua. Osteoporosis osteoporosis: alendronat, kalsitonin aktivitas osteoklas sembari meng-
adalah penyebab yang mendasari dalam bentuk semprot hidung, hindari kemungkinan efek samping
sekitar 1,5 juta fraktur setiap tahun, raloksifen, dan teriparatid; dan estrogen pada organ reproduksi
dengan 530.00 di antaranya adalah yang berbahaya, misalnya pening-
beberapa obat Iain juga memberi
fraktur vertebra dan 221.000 fraktur harapan: katan risiko kanker payudara.
panggul. Biaya perawatan dan Teriparatid (Forteo), adalah obat
rehabilitasinya adalah 14 milyar $ per I Alendronat (Fosamax) adalah obat osteoporosis terbaru dan
tahun. Biaya nyeri, penderitaan, dan osteoporosis nonhormonal pertama. merupakan terapi pertama yang
hilangnya independensi tak terhitung. Obat ini bekerja dengan meng- merangsang pembentukan tulang,
Separuh dari wanita Amerika meng- hambat efek perusakan tulang bukan mencegah pengurangannya
alami nyeri dan deformitas tulang osteoklas. seperti yang dilakukan oleh obat
belakang pada usia 75 tahun. I Kalsitonin (Miacalcin), hormon sel C lain. Teriparatid, yang harus
tiroid yang memperlambat aktivitas disuntikkan, adalah fragmen aktif
Terapi Obat untuk Osteoporosis osteoklas, digunakan untuk hormon paratiroid (PTH). Meskipun
Terapi sulih estrogen, suplementasi mengobati osteoporosis stad ium pajanan berkepanjangan ke pTH,
Ca2*, dan program olahraga angkat lanjut, tetapi obat ini harus seperti pada hiperparatiroidisme,
beban yang teratur, secara tradisional disuntikkan setiap hari, suatu meningkatkan aktivitas osteoklas
telah menjadi pendekatan terapetik kendala bagi kepatuhan pasien. Kini dan mendorong penguraian tulang,
yang paling sering dilakukan untuk kalsitonin tersedia dalam bentuk namun bukti-bukti mengisyaratkan
memperkecil atau memulihkan semprot hidung yang lebih disukai sebaliknya, bahwa pemberian
kerapuhan tulang. Estrogen memper- pasien (Forticol). intermiten PTH (atau fragmen
lambat kehilangan tulang dengan I Raloksifen (Evista) tergolong dalam teriparatidnya yang aktif)
menghambat aktivitas osteoklas dan suatu kelompok baru obat yang meningkatkan pembentukan
memperlama usia osteoblas dengan dikenal sebagai selective estrogen osteoblas dan memperlama usia
menekan apoptosis (bunuh diri sel; rece pto r mod u lators (SERMs). sel-sel pembentuk tulang ini dengan
lihat h. 132). Namun, terapi estrogen Raloksifen tidak berikatan dengan menghambat apoptosis osteoblas.
dilaporkan berkaitan dengan pening- reseptor estrogen di organ repro- Go lon ga n statin (contoh ny a Li p ito r)
katan risiko kanker payudara dan duksi tetapi berikatan dengan adalah kelompok obat lain yang

(berlanjut)

Kelenjar Endokrin Perifer 797


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Osteoporosis: Penyebab Kerapuhan Tulan g (lanjutan)
memberi harapan dalam peng- jalur sinyal sitoplasma estrogen bahwa ketiadaan gravitasi menyebab-
obatan osteoporosis. Statin telah untuk menghambat apoptosis kan penurunan densitas tulang.
umum digunakan sebagai obat osteoblas. Kata ANGELS merujuk Studi-studi pada atlet, sebaliknya,
penurun kolesterol. Obat golongan kepada pengaktifan jalur nongen memperlihatkan bahwa aktivitas fisik
ini juga merangsang aktivitas ini, yang berbeda dari SERMs, yang yang menimbulkan beban meningkat-
osteoblas, mendorong pemben- mengaktifkan jalur tradisional kan kepadatan tulang. Di dalam
tukan tulang dan mengurangi estrogen di tulang. kelompok-kelompok atlet, densitas
angka fraktur; yaitu manfaat lain tulang berkorelasi langsung dengan
selain efeknya pada kolesterol. Obat Manfaat Olahraga bagi Tulang beban yang harus dipikul tulang. Jika
ini belum secara spesif ik disetujui Meskipun terdapat kemajuan dalam kita melihat tulang paha (femur) atlet,
untuk digunakan dalam terapi osteoporosis namun terapi densitas tulang tertinggi ditemukan
pencegahan kerapuhan tulang. tersebut umumnya kurang memuas- pada atlet angkat beban, diikuti secara
I ANGELS (activators of nongenomic kan, dan semua obat saat ini berkaitan berurutan oleh pelontar martil, pelari,
estroge n-l ike sig na I i ng) adalah kelas dengan efek samping. Karena itu, pemain bola, dan akhirnya perenang.
baru obat osteoporosis yang sedang pencegahan sejauh ini masih merupa- Pada kenyataannya, densitas perenang
dikembangkan, Sebagian besar efek kan pendekatan terbaik untuk tidak berbeda dari kontrol nonatlet.
estrogen ditimbulkan oleh peng- menangani penyakit ini. Tindakan Berenang tidak menimbulkan beban
ikatan estrogen ke reseptornya di pencegahan terbaik tampaknya adalah bagi tulang. Densitas tulang pada
nukleus sel sasaran. Pengikatan ini pembentukan tulang yang kuat lengan aktif pemain tenis pria
kemudian mengaktifkan gen-gen sebelum menopause melalui olahraga ditemukan lebih besar 35% daripada
tertentu, seperti yang dilakukan yang adekuat dan diet kaya Ca2*. lengannya yang tak bermain; pemain
oleh semua steroid (lihat h. 132). Besarnya cadangan tulang pada usia tenis wanita terbukti memiliki densitas
Namun, para ilmuwan baru-baru ini pertengahan memperlambat manifes- lengan bermain 28% lebih besar
menemukan bahwa estrogen tasi klinis osteoporosis pada usia lanjut, daripada lengan satunya. Satu
menghambat apoptosis osteoblas Aktivitas f isik yang berlanjut seumur penelitian mendapatkan bahwa
dengan menggunakan jalur yang hidup tampaknya memperlambat atau aktivitas yang sangat ringan penghuni
berbeda. Pada jalur sinyal sitoplas- mencegah pengeroposan tulang, panti wreda, yang usianya rerata 82
ma alternatif ini, untuk menimbul- bahkan pada usia lanjut. tahun, tidak hanya memperlambat
kan efeknya estrogen berikatan Telah banyak dibuktikan bahwa pengurangan tulang tetapi bahkan
dengan suatu reseptor di sitoplasma osteoporosis dapat disebabkan oleh menyebabkan peningkatan tulang
dan bukan berikatan dengan disuse - yaitu, akibat berkurangnya selama periode 36 bulan. Karena itu,
reseptor di nukleus. Esfren, obat beban mekanis pada tulang. Perjalanan olahraga adalah cara terbaik untuk
ANGELS pertama, mengaktifkan di luar angkasa jelas memperlihatkan melawan osteoporosis.

osteositik-osteoblastik, memisahkan tulang bermineral itu berkurang. Melalui cara ini, PTH menarik keluar Ca2- dari
sendiri dari plasma di dalam kanalis sentralis (Gambar 19- "ATM" bank tulang dan cepat meningkatkan kadar Ca2.
21a). Cadangan labil C*' yang terbatas ini berada di cairan plasma tanpa benar-benar masuk ke dalam bank (yaitu. tanpa
tulang yang berada di antara membran tulang ini dan tulang menguraikan tulang yang telah mengalami mineralisasi itu
di dekatnya di kanalikulus dan sepanjang permukaan kanalis sendiri). Pada keadaan normal, pertukaran ini jauh lebih
sentralis. penting untuk mempertahankan konsentrasi Ca2. plasma
Kerja paling awal PTH adalah mengaktifkan pompa daripada pertukaran lambat.
Ca2- terikat membran di membran plasma osteosit dan os-
teoblas. Pompa ini mendorong perpindahan Ca2*, tanpa di-
sertai oleh POr3-, dari cairan tulang ke dalam sel-sel tersebut. I Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi
Dari sini, Ca'z. dipindahkan ke dalam plasma di kanalis sen- lokaltulang untuk membebaskan Ca2* ke dalam
tralis. Karena itu, PTH merangsang pemindahan Ca2t dari plasma.
cairan tulang menembus membran osteositik-osteoblas ke
dalam plasma. Perpindahan Ca'- keluar dari cadangan labil Pada kondisi-kondisi hipokalsemia kronik, seperti yang ter-
menembus membran tulang menghasilkan pertukaran cepat jadi pada defisiensi Ca2. dalam diet, PTH mempengaruhi
antara tulang dan plasma (Gambar l9-2lb). Karena luasnya pertukaran lambat Ca2* antara tulang itu sendiri dan CES
permukaan membran osteositik-osteoblastik maka perpin- dengan mendorong disolusi lokal tulang. Hormon ini me-
dahan Ca2- yang jumlahnya sedikit menembus masing- lakukannya dengan merangsang osteoklas untuk menelan
masing sel diperbanyak menjadi flula Ca2- besar-besaran tulang, meningkatkan pembentukan lebih banyak osteoklas,
antara cairan tulang dan plasma. dan secara transien menghambat aktivitas osteoblas. Tulang
Setelah Ca'. dipompa keluar, cairan tulang diganti mengandung sedemikian banyak Ca'?- dibandingkan dengan
dengan Ca2. dari tulang yang mengalami mineralisasi parsial plasma (lebih dari 1000 kali lebih banyak) sehingga meski-
di sepanjang permukaan tulang sekitar. Karena itu, pertu- pun PTH mendorong peningkatan resorpsi tulang namun
karan cepat Ca'z- tidak melibatkan resorpsi tulang yang telah tidak terlihat efek nyata yang segera pada tulang karena pro-
mengalami mineralisasi sempurna, dan massa tulang tidak porsi tulang yang terkena amatlah kecil. Namun, jumlah Ca2.

798 Bab 19
Membran tulang
osteositik-
Osteoblas Osteosit
Osteoblas

Kanalis sentralis

Kanalikulus Gairan tulang

-<___=---_>--
Lamela
(a)

Di kanalikulus Di kanalis sentralis


. Pada pertukaran cepat,
Ca2- dipindahkan dari
labile pool di cairan tulang
ke dalam plasma melalui
pompa Ca2. yang diaktifkan
oleh PTH yang terletak di
membran tulang osteositik-
osteoblastik.

. Pada pertukaran lambat,


Ca'?- dipindahkan dari stable
pool di tulang yang
Membran tulang osteositik-osteoblastik termineralisasi ke dalam
(dibentuk oleh juluran sitoplasma osteosit dan osteoblas plasma melalui disolusi
yang membentuk lembaran dan saling berhubungan) tulang yang dipicu oleh PTH
F = Pompa ca'z*
terikat membran

(b)
Gambar 19-21
Pertukaran cepat dan lambat Ca'z* menembus membran tulang osteositik-osteoblastik. (a) Gambaran skematik membran
tulang
osteositik-osteoblastik. osteosityang terkubur dan osteoblas permukaan saling berhubungan melalui tonjolan panjang
sitoplasma yang menjulur dari sel-sel ini dan saling berhubungan di dalam kanllikulus. nriyaman sel yang-saling berhr-bungan
ini, membran tulang osteositik-osteoblastik, memisahkan tulang termineralisasi dari plasma di kanalis sentralis.'Cairan tulaig
terletak antara membran dan tulang termineralisasi. (b) Gambaran skematik pertukaran Ca2* antara tulang dan plasma yang'
berlangsung cepat dan lambat.

yang "dipinjam" dari bank tulang, meskipun sangat kecil, PTH mengh4dapi dilema ini dengan pengaruhnya pada
dapat menyelamarkan nyawa karena memulihkan kadar Ca2. ginjal, suatu topik yang sekarang akan kita bahas.
plasma ke normal. Ca'- yang dipinjam kemudian kembali
diendapkan di tulang di lain waktu ketika pasokan Ca2- iebih
berlimpah. Semenrara itu, kadar Ca2- plasma tetap diper- I PTH bekerjapada ginjal untuk menghemat Ca2*
tahankan tanpa mengorbankan integritas tulang. Namun,
dan mengeluarkan POo3'.
sekresi berlebihan PTH yang rerus-menerus (berbulan arau
bertahun) akhirnya menyebabkan terbentuknya rongga- Hormon paratiroid merangsang konservasi Ca2* dan men-
rongga di seluruh tulang yang terisi oleh osteoklas yang dorong eliminasi POr3-oleh ginjal selama pembentukan urin.
sangat besaf. Di bawah pengaruh PTH, ginjal dapat meningkatkan re-
Ketika PTH mendorong larutnya kristal Ca,(POr), di absorpsi Ca2- yang terfiltrasi sehingga Ca2. yang lolos ke urin
tulang untuk mengambil kandungan Cattnya, baik ear- lebih sedikit. Efek ini meningkatkan kadar Ca2- plasma dan
maupun POr3' dibebaskan ke dalam plasma. Peningkatan menurunkan pengeluaran Ca2t di urin. (Akan sia-sia jika
POr3' plasma merupakan hal yang tidak diinginkan, tetapi tulang diresorpsi untuk mempercileh lebih banyak Ci. yang,

Kelenjar Endokrin Perifer 799


kemudian keluar melaiui urin). Sebaliknya, PTH menurunkan hubungan ini membentuk lengkung umpan balik negatif
reabsorpsi POr3' sehingga ekskresi PO43' di urin meningkat. sederhana untuk mengontrol sekresi PTH tanpa melibatkan
Akibatnya, PTH menurunkan kadar POr3'plasma bersamaan intervensi saraf atau hormon lain (Gambar 19-22).
dengan efeknya yang meningkatkan konsentrasi Ca2*.
Pengeluaran PO.,3' ekstra yang dipicu oleh PTH dari
cairan tubuh ini penting untuk mencegah pengendap an Cat*
I Kalsitonin menurunkan konsentrasi Ca2* plasma
yang dibebaskan dari tulang. Karena karakteristik kelarutan tetapi tidak penting dalam kontrol normal
garam Car(POr),, maka hasil kali konsentrasi Ca2- plasma metabolisme Ca2*.
dan konsentrasi POrs' plasma harus kira-kira sama. Karena
Kalsitonin, suatu hormon yang diproduksi oleh sel C kelen-
itu, terdapat hubungan terbalik antara konsentrasi Ca2t dan
jar tiroid, juga memiliki pengaruh pada kadar Ca2- plasma.
POr3' plasma; sebagai contoh, ketika kadar POr3' plasma
Seperti PTH, kalsitonin memiliki dua efek pada tulang, te-
meningkat, sebagian Ca't plasma dipaksa kembali masuk
tapi dalam hal ini kedua efekmenurunkankadar Cat- plasma.
tulang melalui pembentukan kristal hidroksiapatit sehingga
Pertama, dalam jangka pendek kalsitonin menurunkan per-
kadar Ca2- berkurang dan produk kalsium fosfat dijaga
pindahan Ca2- dari cairan tulang ke dalam plasma. Kedua,
konstan. Hubungan terbalik ini terjadi karena konsentrasi
dalam jangka panjang kalsitonin menurunkan resorpsi tulang
ion Ca2* dan POr3' di CES berada dalam keseimbangan
dengan menghambat aktivitas osteoklas. Penekanan resorpsi
dengan kristal tulang.
tulang menurunkan kadar POr3- serta mengurangi konsen-
Ingatlah bahwa baik Ca2t maupun PO..,3' dibebaskan
trasi Ca2* plasma. Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik
dari tulang ketika PTH mendorong disolusi tulang. Karena
kalsitonin seluruhnya disebabkan oieh efek hormon ini pada
PTH disekresikan hanya jika Ca2- plasma turun di bawah
tulang. Hormon ini tidak berefek pada ginjal atau usus.
normal maka Ca'. yang dibebaskan diperlukan untuk me-
Seperti pada PTH, regulator utama peiepasan kalsitonin
mulihkan Ca2t plasma ke normal, sedangkan POr3-yang di-
adalah konsentrasi Ca2* bebas dalam plasma, tetapi berbeda
bebaskan cenderung menaikkan kadar POr3-plasma melebihi
dengan efeknya pada pelepasan PTH, peningkatan Ca2. plas-
normal. Jika kadar POr3'dibiarkan meningkat melebihi nor-
ma merangsang sekresi kalsitonin dan penurunan Catt plasma
mal maka sebagian dari Ca2. yang dibebaskan akan harus
menghambat sekresi kalsitonin (Gambar 19-22). Karena kal-
diendapkan kembali ke tulang bersama dengan POr3- agar
sitonin menurunkan kadar Ca2- plasma, maka sistem ini
produk kalsium fosfat konstan. Redeposisi Catt ini akan me-
membentuk kontrol umpan balik negatif sederhana kedua
nurunkan Ca2- plasma, yaitu efek yang berlawanan dari yang
atas konsentrasi Ca2. plasma, sistem yang berlawanan dengan
diinginkan. Karena itu PTH bekerja pada ginjal untuk
sistem PTH.
menurunkan reabsorpsi POr3 oleh tubulus ginjal. Hal ini
Namun, sebagian besar bukti mengisyaratkan bahwa
meningkatkan ekskresi PO43- di urin dan menurunkan kon-
peran kalsitonin tidak banyak atau tidak ada dalam kontrol
sentrasinya dalam plasma, meskipun terjadi pembebasan
normal metabolisme Ca2* atau POrl. Meskipun kalsitonin
POr3- ekstra dari tulang ke dalam darah.
melindungi tubuh dari hiperkalsemia namun kondisi ini
Efek penting ketiga PTH pada ginjal (selain mening-
jarang terjadi pada keadaan normal. Selain itu, pengangkatan
katkan reabsorpsi Ca2- dan menurunkan reabsorpsi POn3-)
tiroid atau tumor penghasil kalsitonin tidak mengubah kadar
adalah meningkatkan pengaktifan vitamin D oleh ginjal.
Ca2. atau POr3', mengisyaratkan bahwa hormon ini dalam
keadaan normal tidak esensial untuk mempertahankan
I PTH secara tak langsung mendorong penyerapan
Ca2* dan POo3-oleh usus.

:1.
I ca'- plasma
Meskipun PTH tidak memiliki efek langsung pada usus na-
mun hormon ini secara tak langsung meningkatkan penye-
rapan Ca2* dan POr3' dari usus halus dengan membantu
mengaktifkan vitamin D. Vitamin ini, sebaliknya, secara
langsung meningkatkan penyerapan Ca2t dan POr3- di usus,
suatu topik yang akan segera kita bahas secara lebih lengkap.
.l
Kelenjar paratiroid Sel C tiroid

I Regulator utama sekresi PTH adalah konsentrasi


Ca2* bebas. I PTH

Semua efek PTH meningkatkan konsentrasi Ca2. plasma.


Karena itu, sekresi PTH meningkat sebagai respons terhadap
J Ca'z- plasma
penurunan konsentrasi Ca2. plasma dan menurun oleh pe-
ningkatan kadar Ca2- plasma. Sel-sel sekretorik kelenjar para- Gannhar 19-22
tiroid peka terhadap perubahan kadar Ca2. bebas dalam plas- Lengkung umpan balik negatif yang mengontrol sekresi
ma. Karena PTH mengatur konsentrasi Ca2- piasma maka hormon paratiroid (PTH) dan kalsitonin

800 Bab 19
homeostasis Ca'* atau POr3-. Namun, kalsitonin mungkin D adalah suatu hormon. Namun, secara tradisional pembawa
berperan dalam melindungi integritas tulang kedka terjadi pesan kimiawi ini dianggap sebagai vitamin, karena dua
peningkatan besar kebutuhan akan Ca2., misalnya sewaktu ini perrama kali ditemukan dan diisolasi
alasan. Pertama, zat
kehamilan atau menyusui. Selain itu, sebagian pakar berspe- dari sumber makanan dan dinamai vitamin. Kedua, meski-
kulasi bahwa kalsitonin mungkin mempercepar penyim- pun kulit akan mampu menghasilkan vitamin D dalam
panan Ca2* yang baru diserap setelah makan. Hormon- jumlah memadai jika terpajan ke sinar matahari yang cukup
hormon saluran cerna yang disekresikan selama pencernaan namun berdiam diri dalam ruangan dan memakai baju ka-
terbukti merangsang pelepasan kalsitonin. rena udara dingin dan kebiasaan sosial di Amerika Serikat
dan di banyak bagian lain di dunia hampir setiap waktu tidak
memungkinkan kulit terpajan ke sinar matahari. Karena itu,
I Vitamin D sebenarnya adalah suatu hormon paling tidak sebagian dari vitamin D yang esensial ini harus
yang meningkatkan penyerapan kalsium di usus. berasal dari makanan.

Faktor terakhir yang terlibat dalam pengaturan metabolsime


Ca2. adalah kolekalsiferol, atau vitamin D, suatu senyawa PENGAKTIFAN VITAMIN D
mirip steroid yang esensial bagi penyerapan Ca2* di usus. Dari manapun sumbernya, vitamin D secara biologis inaktif
Vitamin D seyogianya dinggap sebagai suatu hormon karena ketika pertama kali masuk ke dalam darah dari kulit atau
tubuh dapat memproduksinya di kulit dari prekursor yang saluran cerna. Zat ini harus diaktifkan oleh dua proses bio-
berkaitan dengan kolesterol (7-dehidrokolesterol) pada kimiawi berurutan yang melibatkan penambahan dua gugus
pajanan ke sinar matahari. Zatini kemudian dibebaskan ke hidroksil (-OH) (Gambar 19-23). Reaksi-reaksi pertama
dalam darah untuk bekerja di tempat jauh, usus. Karena itu, terjadi di hati dan yang kedua di ginjal. Hasil akhir adalah
kulit sebenarnya adalah suatu kelenjar endokrin dan vitamin produksi vitamin D bentuk aktif, 1,25-(OH).-aitamin Iy,

Wtamin Dts

Gugus hidroksil (OH)

25-OFJ-rritamin D"

PTHtica2.ptasma

J Pooo plasma

Gambar 19-23
Pengaktifan vitamin D.

Kelenjar Endokrin Perifer 801


yang juga dikenal sebagai kalsitriol. Enzim-enzim ginjal yang dengan pengeluaran Ca'z.. Jika asupan Ca2- dari makanan
terlibat dalam tahap kedua pengaktifan vitamin D dirang- berkurang maka penurunan transien kadar Ca2- plasma me-
sang oleh PTH sebagai respons terhadap penurunan Ca2* rangsang sekresi PTH. Peningkatan PTH memiliki dua efek
plasma. Dalam tingkat yang lebih rendah, penurunan POr3- penting untuk mempertahankan keseimbangan Ca2.: (1) me-
plasma juga meningkatkan proses pengaktifan ini. rangsang reabsorpsi Ca2. oleh ginjal sehingga pengeluaran
Ca'. berkurang; dan (2) mengaktifkan vitamin D, yang me-
FUNGSIVITAMIN D ningkatkan efisiensi peny€rapan Ca2* makanan. Karena PTH
Efek paling dramatik dari vitamin D aktif adalah peningkatan juga mendorong resorpsi tulang maka akan terjadi pengu-
penyerapan Ca2- di usus. Tidak sepefti kebanyakan konstituen rangan substansial mineral tulang jika asupan Ca2t berkurang
makanan, Ca2t dalam makanan tidak diserap secara serta merta untuk waktu yang lama, meskipun tulang tidak secara lang-
oleh usus. Pada kenyataannya, sebagian besar Ca2- yang ter- sung terlibat dalam mempertahankan pemasukan dan penge-
telan biasanya tidak diserap dan keluar melalui tinja. Di bawah luaran Ca2* dalam keseimbangan.
pengaruh vitamin D, lebih banyak Ca'* makanan yang diserap Riset terakhir menunjukkan bahwa fungsi vitamin D
ke dalam plasma ketika dibutuhkan. Bentuk aktif vitamin D, jauh lebih luas daripada efeknya pada penyerapan Ca2- dan
terlepas dari efeknya pada transpor Catt, juga meningkatkan PO*3- makanan. Vitamin D, pada konsentrasi darah yang
penyerapan POr3-. Selain itu, vitamin D meningkatkan ke- lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk melindungi
pekaan tulang terhadap PTH. Karena itu, vitamin D dan PTH tulang, tampaknya menambah kekuatan otot dan juga pen-
sangat saling rergantung (Gambar 19-24). ting dalam metabolisme energi dan sistem imun. Vitamin D
PTH terutama bertanggung jawab mengontrol home- membantu menghambat terjadinya diabetes melitus, me-
vitamin D terlalu lambat untuk ber-
ostasis Ca2*, karena efek lawan beberapa tipe kanker, dan menghambat penyakit oto-
peran secara substansial dalam regulasi kontinyu konsentrasi imun misalnya sklerosis multipel melalui mekanisme yang
Ca2t plasma. Namun, baik PTH maupun vitamin D esensial belum diketahui. Berdasarkan efek-efek yang baru diketahui
bagi keseimbangan Ca2., proses yang menjamin bahwa dalam ini, para ilmuwan dan ahli gizi kini melakukan evaluasi ulang
jangka panjang, pemasukan Ca2- ke dalam tubuh ekivalen terhadap kecukupan harian anjuran (recommended dietary

Mengatasi
I Ua' prasma

l*
Kelenjar paratiroid

I
1 prn

-------.>
Meningkatkan
kepekaan tulang
terhadap PTH

J Reabsorpsi Ca2- Mobilisasi Ca2.


tubulus ginjal dari tulang

l.

I Ekskresi ca2t I Absorpsi Ca,.


di urin di usus

Gambar 19-24
lnteraksi antara PTH dan vitamin D
dalam mengontrol kalsium plasma. .. '.,,.i:lir*afi plas&a,,;',..'

802 Bab 19

-t
allowance, RDA) untuk vitamin D dalam makanan, khusus- berkurangnya PTH maka reabsorpsi PO43- di ginjal mening-
nya jika pajanan sinar matahari kurang memadai. RDA ke- kat, mengembalikan konsentrasi POr3- plasma ke arah normal.
mungkinan akan ditingkatkan, tetapi nilai optimalnya masih Kedua, penurunan POr3- plasma juga meningkatkan peng-
perlu ditentukan dengan studi-studi lebih lanjut. aktifan vitamin D, y*g kemudian mendorong penyerapan
PO43- di usus. Hal ini ikut membanru mengatasi hipofosfate-
mia pemicu. Perhatikan bahwa perubahan-perubahan ini tidak
I Metabolisme fosfat dikontrol oleh mekanisme mengganggu keseimbangan Ca2-. Meskipun peningkatan vita-
yang sama dengan yang mengontrol min D aktif merangsang penyerapan Ca2*, namun penurunan
metabolisme Ca2*. PTH yang kemudian terjadi menghasilkan peningkatan kom-
pensatorik ekskresi Ca2. di urin karena reabsorpsi C*. yang
Konsentrasi POr3' plasma tidak dikontrol seketat konsentrasi terfiltrasi berkurang.
Ca2. plasma. Fosfat diatur secara langsung oleh vitamin D dan
secara tak langsung oleh lengkung umpan balik Ca'Z- plasma-
PTH. Sebagai gambaran, penurunan konsentrasi POo3- plasma I Gangguan metabolisme Ca2* dapat terjadi
menimbulkan efek ganda untuk membantu meningkatkan akibat kelainan kadar PTH atau vitamin D.
kadar POr3 kembali ke normal (Gambar 19-25). Pertama,
karena hubungan terbalik antara konsentrasi POrs'dan Ca2" di CATAIAN KLINIS. Gangguan primer yang mempengaruhi
plasma, maka penurunan POr3- plasma meningkatkan Ca2. metabolisme Ca'zt adalah PTH yang terlalu banyak atau
plasma, yang secara langsung menekan sekresi PTH. Dengan terlalu sedikit atau defisiensi vitamin D.

Mengatasi Gannbar'!9-25
Kontrol fosfat plasma.

(Karena hubungan terbalik antara


konsentrasi POrl dan Caz- plasma
akibat karakteristik kelarutan garam
kalsium fosfat)

Kelenjar paratiroid

I prn

Jq
J Reabsorpsi POos
oleh ginjal
I Reabsorpsi Ca'z-
oleh ginjal

1 Ekskresi Ca'z-
di urin

I rsalino meniadakan r I

J Ekskresi Poos
t{- f Absorpsi POos
di urin Tidak ada perubahan pada Ca2* plasma di usus

Kelenjar Endokrin Perifer 803


HIPERSEKRESI PTH penyerapan Ca2-, PTH memperrahankan kadar Ca2- dengan
Kelebihan sekresi PTH, atau hiperparatiroidisme, yang mengorbankan tulang. Akibatnya, matriks tulang mengalami
biasanya disebabkan oleh tumor dengan hipersekresi di salah gangguan mineralisasi karena tidak tersedia garam-garam
Ca2* untuk diendapkan. Tulang yang mengalami deminera-
satu kelenjar paratiroid, ditandai oleh hiperkalsemia dan
hipofosfatemia. Pasien mungkin asimtomatik atau gejala da- lisasi menjadi lunak dan berubah bentuk, melengkung di
pat parah, bergantung pada besarnya masalah. Yang berikut bawah tekanan beban, khususnya pada anak. Keadaan ini
adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi: dikenal sebagai rakitis pada anak dan osteomalasia pada
dewasa.
I Hiperkalsemia menurunkan eksitabilitas jaringan saraf
dan otot, menyebabkan gangguan sarafdan kelemahan otot,
termasuk penurunan kewaspadaan, kurangnya daya ingat,
dan depresi. Juga dapat terjadi gangguan jantung. PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
I Mobilisasi berlebihan Ca'. dan POr3-dari simpanan di HOMEOSTASIS
tulang menyebabkan penipisan tulang, yang dapat menye-
babkan cacat tulang dan peningkatan insidens fraktur. Sejumlah kelenjar endokrin yang terletak di perifer
I Grjadi peningkatan insidens batu ginjal yang mengan- berperan kunci dalam mempertahankan homeostasis, ter-
dung Ca2t karena Ca2* yang terfiltrasi dalam jumlah besar utama melalui pengaruhnya pada laju berbagai reaksi
dapat mengendap dan membentuk batu. Batu ini dapat metabolik dan pada keseimbangan elektrolit. Kelenjar-
mengganggu fungsi ginjal. Mengalirnya batu melalui ureter kelenjar endokrin ini mengeluarkan hormon sebagai res-
menyebabkan nyeri hebat. Karena berbagai kemungkinan ini pons terhadap rangsangan spesifik. Hormon-hormon ter-
maka hiperparatiroidisme dinamai penyakit " bones, stones, sebut, selanjutnya, menimbulkan efek yang bekerja secara
and abdominal groani' (tulang, batu, dan sakit perut). umpan balik negatif untuk menahan perubahan yang
I Yang juga menyebabkan "abdominal groan" tersebut memicu sekresinya, sehingga stabilitas lingkungan inter-
adalah bahwa hiperkalsemia dapat menyebabkan gangguan nal dapat dipertahankan. Kontribusi spesifik kelenjar
pencernaan misalnya tukak peptik, mual, dan konstipasi. endokrin perifer untuk homeostasis mencakup yang
berikut:
HIPOSEKRESI PTH
f Dua hormon terkait erat yang disekresikan oleh ke-
Karena hubungan anatomik kelenjar paratiroid yang berdekatan lenjar tiroid, tetraiodotironin (Tr) dan triiodotironin (Tr),
dengan tiroid maka kausa tersering defisiensi sekresi PTH atau meningkatkan laju metabolik keseluruhan. Efek ini tidak
hipoparatiroidisme dahulu adalah pengangkatan tak sengaja saja mempengaruhi laju pemakaian molekul nutrien dan O,
kelenjar paratiroid (sebelum dokter mengetahui keberadaannya) oleh sel di dalam lingkungan internal tetapi juga meng-
sewakru pengangkatan kelenjar tiroid (untuk mengobati penya- hasilkan panas, yang membantu mempertahankan suhu
kit tiroid). Jika semua jaringan paratiroid terangkat maka pasien tubuh.
tentu saja meninggal karena PTH esensial bagi kehidupan. Para I Korteks adrenal mengeluarkan tiga kelas hormon.
dokter bingung mengapa sebagian pasien meninggal segera AJdosteron, mineralokortikoid utama, esensial untuk kese-
setelah tiroid mereka diangkat meskipun tidak terlihat adanya imbangan Na. dan K*. Karena efek osmotik Na. maka
penyulit bedah. Kini setelah lokasi dan peran kelenjar paratiroid keseimbangan Na- sangat penring untuk mempertahankan
diketahui, para ahli bedah lebih berhati-hati untuk menyisakan volume CES yang sesuai dan tekanan darah arteri. Efek ini
jaringan paratiroid ketika mengangkat tiroid. Meskipun jarang, esensirl bagi kehidupan. Thnpa efek aldosteron yang meng-
hiposekresi PTH dapat terjadi karena serangan otoimun ter- hemat Na- dan HrO, akan sangat banyak plasma yang keluar
hadap kelenj ar paratiroid. di urin sehingga segera menyebabkan kematian. Pemelihara-
Hipoparatiroidisme menyebabkan hipokalsemia dan an keseimbangan K. adalah esensial bagi homeostasis karena
hiperfosfatemia. Gejala terutama disebabkan oleh mening- perubahan pada K- ekstrasel antara lain berpengaruh besar
katnya eksitabilitas neuromuskulus akibat berkurangnya pada eksitabilitas neuromuskulus dan mengganggu fungsi
kadar Ca'. bebas dalam plasma. Jika PTH sama sekali tidak normal jantung.
ada maka pasien akan cepat meninggal akibat spasme hipo- I Kortisol, glukokortikoid utama yang disekresikan
kalsemik otot-otot pernapasan. Pada defisiensi relatif PTH oleh korteks adrenal, meningkatkan konsentrasi glukosa,
(bukan ketiadaan total), muncul gejala-gejala ringan pening-
asam lemak, dan asam amino plasma di atas normal.
katan eksitabilitas neuromuskulus. Kram dan kedutan otot Meskipun mendestabilisasi konsentrasi molekul-molekul
timbul akibat aktivitas spontan di saraf motorik, sementara tersebut dalam lingkungan internal namun efek-efek ini
kesemutan dan sensasi seperti ditusuk terjadi karena aktivitas secara tak langsung ikut berperan dalam homeostasis
spontan saraf sensorik. Perubahan mental mencakup iritabi- dengan segera menyediakan molekul-molekul sebagai
litas dan paranoia. sumber energi atau bahan baku untuk perbaikan jaringan
yang membantu tubuh beradaptasi menghadapi situasi
DEFISIENSIVITAMIN D stres.
Konsekuensi utama defisiensi vitamin D adalah gangguan I Hormon seks yang dikeluarkan oleh korteks adrenal
penyerapan Cal di usus. Dalam menghadapi penurunan tidak berperan dalam homeostasis.

804 Bab 19
I - Hormon utama yang disekresikan oleh medula adrenal, I Dua hormon utama oleh pankreas endokrin, insulin
epinefrin, umumnya memperkuat aktivitas sistem saraf dan glukagon, penring untuk mengubah jalur metabolik
simpatis. Hormon ini ikut serta dalam homeostasis melalui antara keadaan absorptif dan pasca-absorptif, yang memper-
perannya dalam regulasi tekanan darah. Epinefrin juga ber- tahankan kadar molekul nutrien dalam plasma.
kontribusi untuk homeostasis secara tak langsung dengan I Hormon paratiroid dari kelenjar paratiroid sangat pen-
membantu tubuh mempersiapkan diri untuk respons fisik ting untuk mempertahankan konsentrasi Ca2. plasma. PTH
puncak dalam situasi lawan atau lari. Hal ini mencakup esensial untuk hidup karena efek Ca2. pada eksitabilitas
peningkatan konsentrasi glukosa dan asam lemak di atas neuromuskulus. Thnpa PTH, kematian segera terjadi akibat
normal yang menyediakan tambahan sumber energi bagi asfiksi yang ditimbulkan oleh spasme hebat otot-otot per-
aktivitas fisik yang akan meningkat. napasan.

RINGKASAN BAB
Kelenjar Tiro id, (h. 7 57 -7 64) Aldosteron mengatur keseimbangan Nat dan K. dan pen-
I Kelenjar tiroid mengandung dua jenis sel sekretorik ting untuk homeostasis tekanan darah, yang dicapai se-
endokrin: (1) sel folikel, yang menghasilkan hormon yang cara sekunder oleh efek osmorik Nat dalam memperta-
mengandung iodium, T, (tiroksin atau tetraiodotironin) hankan volume plasma, suatu efek yang menyelamatkan
dan T, (triiodotironin), ymg secara kolektif dikenal se- nyawa.
bagai hormon tiroid; dan (2) sel C, yang mensintesis hor- Kontrol sekresi aldosteron berkaitan dengan keseimbang-
mon pengatur Ca2t, kalsitonin. (Lihatlah Gambar l9-l). an Na* dan K- serta dengan regulasi rekanan darah dan
I Semua tahap dalam sintesis hormon tiroid berlangsung di tidak dipengaruhi oleh ACTH.
molekul besar tiroglobulin di dalam koloid, suatu lokasi Kortisol membantu tubuh mengatur metabolisme bahan
ekstrasel "inland'yang terletak di bagian interior folikel bakar dan penting dalam adaptasi stres. Hormon ini me-
tiroid. Hormon tiroid disekresikan melalui proses fago- ningkatkan kadar glukosa, asam amino, dan asam lemak
sitosis sepotong koloid oleh sel folikel yang menyebabkan darah serta mencadangkan glukosa untuk digunakan oleh
pembebasan T, dan T. yang lalu berdifusi menembus otak yang dependen glukosa. Molekui-molekul organik
membran plasma dan masuk ke dalam darah. (Lihatlah yang dimobiiisasi ini tersedia untuk digunakan sebagai
Gambar 19-l dan 19-2). sumber energi atau untuk memperbaiki jaringan yang
I Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik rwak. (Lihatlah Gambar 19-8 dan Tabel 19-3, h. 774)
keseluruhan tubuh. Dengan mempercepat laju metabolik Sekresi kortisol diatur oleh lengkung umpan balik negatif
sebagian besar jaringan, hormon ini meningkatkan pro- yang melibatkan CRH hipotalamus dan ACTH hipofisis.
duksi panas. Hormon tiroid juga meningkatkan kerja Stres adalah perangsang paling kuat untuk peningkatan
mediator-mediator kimiawi sistem saraf simpatis. Melalui aktivitas sumbu CRH-ACTH-kortisol. Kortisol juga mem-
cara ini dan cara lain, hormon tiroid secara tak langsung perlihatkan irama diurnal 14tas. (Lihatlah Gambar 18-3,
meningkatkan curah jantung. Yang terakhir, hormon ti- h. 728; 18-4, h. 729; 19-8, h. 767; tlan t9-12, h. 771.
roid esensial bagi pertumbuhan normal serta perkem- Dehidroepiandrosteron mengarur dorongan seks dan per-
bangan dan fungsi sistem saraf. tumbuhan rambut pubis pada wanita.
I Sekresi hormon tiroid diatur oleh sistem umpan balik Medula adrenal terdiri dari neuron-neuron pascaganglion
negatif antara TRH hipotalamus, TSH hipofisis anterior, simpatis yang telah mengalami modifikasi. Bagian ini
dan T, dan T, kelenjar tiroid. Lengkung umpan balik ini mengeluarkan katekolamin epinefrin ke dalam darah se-
mempertahankan kadar hormon tiroid relatif konstan. bagai respons terhadap stimulasi simpatis. Umumnya epi-
Pajanan dingin pada neonatus adalah satu-satunya sinyal nefrin memperkuat efek sistem saraf simpatis dalam
ke hipotalamus yang diketahui efektif meningkatkan menghasilkan respons "lawan atau lari" sistemik dan da-
TRH dan selanjutnya meningkatkan sekresi hormon lam mempertahankan tekanan darah arteri. Epinefrin ju-
tiroid. (Liharlah Gambar 19-3). ga memiliki efek metabolik penting, yaitu meningkatkan
glukosa dan asam lemak darah. (Lihatlah Gambar 7-4, h.
Kelenjar Adrenal (h. 764-773) 263, dan Tabel 19-2, h. 772).
I Masing-masing (dari sepasang) kelenjar adrenal terdiri Perangsang utama peningkatan sekresi adrenomedula
dari dua organ endokrin berbeda-korteks adrenal di se- adalah pengaktifan sistem simpatis oleh stres (Lihatkh
belah luar yang menghasilkan steroid dan medula adrenal Tabel 19-3 dan Gambar 19-12).
di sebelah dalam yang menghasilkan katekolamin. (Lihat-
lah Gambar l9-7. Respons Stres Terpadu (h.773-776)
I Korteks adrenal mengeluarkan tiga kategori hormon I Kata stres mer$uk kepada respons nonspesifik generali-
steroid: mineralokortikoid (terutama aldosteron), gluko- sata tubuh terhadap setiap faktor yang mengalahkan, atau
kortikoid (terutama kortisol), dan hormon seks adrenal mengancam untuk mengalahkan, kemampuan kompen-
(terutama androgen lemah, dehidroepiandrosteron). sasi tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Kata

Kelenjar Endokrin Perifer 805


s.tresormefl4uk kepada semua rangsangan pengganggu tersebut masing-masing menjadi glikogen, trigliserida,
yang memicu respons stres. dan protein. Dalam melakukannya, hormon ini menu-
I Selain respons spesifik terhadap berbagai stresor, semua runkan konsentrasi molekul-molekul organik kecil ini
stresor menimbulkan respons stres generalisata yang se- dalam darah.
rupa: (1) pengaktifan sistem saraf simpatis disertai oleh I Sekresi insulin meningkat selama keadaan absorptif, ter-
sekresi epinefrin, yang bersama-sama mempersiapkan tu- utama oleh efek langsung peningkatan glukosa darah ter-
buh untuk respons lawan atau larl; (2) pengaktifan sistem hadap sel p, dan terurama bertanggung jawab untuk
CRH-ACTH-kortisol, yang membantu tubuh mengha- mengarahkan lalu lintas molekul organik ke dalam sel
dapi stres terutama dengan memobilisasi sumber daya selama keadaan ini. (Lihatlah Gambar 19-14 sampai t9-
metabolik; (3) peningkatan glukosa dan asam lemak da- 18).
rah melalui penurunan sekresi insulin dan peningkatan I Glukagon memobilisasi molekul kaya energi dari sim-
sekresi glukagon; dan (4) pemeliharaan volume dan panannya selama keadaan pasca-absorptif. Glukagon,
tekanan darah melalui peningkatan aktivitas sistem renin- yang disekresikan sebagai respons terhadap efek langsung
angiotensin-aldosteron bersama dengan peningkatan se- penurunan glukosa darah pada sel cr pankreas, umumnya
kresi vasopresin. Semua efek ini dikoordinasikan oleh melawan efek insulin. (Lihatlah Gambar j9-17 dan 19-
hipotalamus. (Lihatlah Gambar 19-11 dan 19-12 serta 18).
Tabel 19-3).
Kontrol Endokrin Metabolisme Kalsium (h. 791-804)
Kontrol Endokrin Metabolisme Bahan Bakar (h. 776-791) I Perubahan konsentrasi Ca2- bebas dalam plasma, yaitu
I Metabolisme antara atau bahan bakar, secara kolektif, bentuk aktif biologis ion ini, menimbulkan efek yang
adalah sintesis (anabolisme), penguraian (katabolisme), besar dan membahayakan, terutama pada eksitabilitas
dan transformasi ketiga kelas nutrien organik kaya neuromuskulus. Hiperkalsemia menurunkan kepekaan
energi-karbohidrat, lemak, dan protein-di dalam tubuh. terhadap rangsang, sementara hiperkalsemia menyebab-
(Lihatlah Tabel 19-4 dan Gambar 19-13). kan eksitabilitas berlebihan pada saraf dan otot. Jika eksi-
I Glukosa dan asam lemak yang masing-masing berasal tabilitas berlebihan ini cukup parah maka dapat terjadi
dari karbohidrat dan lemak, terutama digunakan sebagai kontraksi spastik mematikan otot-oror pernapasan.
bahan bakar metabolik, sementara asam amino yang ber- I Tiga hormon mengarur konsentrasi Ca2- plasma (dan
asal dari protein terutama untuk sinresis protein struktu- secara bersamaan mengatur POn3-)-hormon paratiroid
ral dan enzim. (Lihatlah Tabel 19-fl. (PTH), kalsitonin. dan viramin D.
I Selama keadaan absorptif setelah makan, nutrien yang I PTH, yang sekresinya secara langsung ditingkatkan oleh
diserap dan berlebihan serra tidak segera digunakan untuk penurunan konsentrasi Ca2- plasma, bekerja pada tulang,
menghasilkan energi atau sintesis protein akan disimpan ginjal, dan usus untuk meningkatkan konsentrasi Ca2*
hingga jumlah terbatas sebagai glikogen di hati dan otot plasma. Dalam melakukannya, hormon ini esensial untuk
tetapi umumnya sebagai trigliserida di jaringan lemak. hidup dengan mencegah konsekuensi fatal hipokalsemia.
(Liharlah Tabel t9-Q. Efek spesifik PTH pada tulang mendorong perpindahan
f Selama keadaan pasca-absorptif antara waktu makan Ca2. dari cairan tulang ke dalam plasma dalam jangka
ketika tidak ada nutrien baru yang masuk ke darah, pendek dan mendorong disolusi lokal tulang dengan me-
simpanan glikogen dan trigliserida dikatabolisasi untuk ningkatkan aktivitas osreoklas (sel pelarut tulang) dalam
membebaskan molekul nutrien ke dalam darah. Jika di- jangka panjang. (Lihatlah Gambar 19-19 sampai 19-22).
butuhkan, protein tubuh diuraikan untuk membebaskan I Disolusi kristal tulang kalsium fosfat menyebabkan pem-
asam amino untuk diubah menjadi glukosa. Konsentrasi bebasan POr3-dan Ca2- ke dalam plasma. PTH bekerja
gukosa darah harus dipertahankan di atas batas kritis pada ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi Ca2t yang ter-
bahkan dalam keadaan pasca-absorptif, karena otak ber- filtrasi sehingga ekskresi Ca'z- di urin berkurang dan kon-
gantung pada glukosa darah sebagai sumber energinya. sentrasinya dalam plasma meningkat. Secara bersamaan,
Jaringan yang ddak bergantung pada glukosa beralih ke PTH mengurangi reabsorpsi POr3-ginjai, dengan cara ini
asam lemak sebagai bahan bakar metaboliknya sehingga meningkatkan ekskresi POr3- dan menurunkan kadar
glukosa disisakan hanya untuk otak. (Lihatlah Tabel POr3' plasma. Hal ini penting karena peningkatan POr3-
r9-6). plasma akan memicu pengendapan sebagian dari C*-
I Pergeseran dalam jalur metabolik antara keadaan absorp- plasma kembali ke tulang.
tif dan pasca-absorptif ini dikontrol oleh hormon. Hor- I Selain itu, PTH mempermudah pengaktifan vitamin D,
mon terpenring dalam hal ini adalah insulin. Insulin yang pada gilirannya merangsang penyerapan Ca2- dan
disekresikan oleh sel B pulau Langerhans, bagian endo- POn3'dari usus. (Lihatlah Gambar 19-23 dan l9-24).
krin dari pankreas. Hormon pankreas utama lainnya, I Vtamin D dapat disintesis dari turunan kolesterol di kulit
glukagon, disekresikan oleh sel o pulau Langerhans. jika terpajan ke sinar matahari, tetapi sumber endogen ini
(Lihathh Tabel t9-7, h. 792). biasanya kurang memadai sehingga vitamin D harus
I Insulin adalah suatu hormon anabolik; hormon ini men- didapatkan dari makanan. Dari kedua sumber ini, vitamin
dorong penyerapan glukosa, asam lemak, dan asam D mula-mula harus diaktifkan oleh hati dan kemudian
amino oleh sel dan meningkatkan perubahan zat-zat oleh ginjal (tempat regulasi pengaktifan vitamin D oleh

806 Bab 19
PTH) sebelum zat ini dapat melakukan kerjanya di usus. sekresikan sebagai respons terhadap peningkatan konsen-
(Lihatkh Gambar I 9-23). trasi Ca2* plasma dan bekerja menurunkan kadar Ca2-
I Kalsitonin, suatu hormon yang diproduksi oleh sel C plasma dengan menghambat aktivitas osteoklas tulang.
kelenjar tiroid, adalah faktor ketiga yang mengatur Ca2.. Kalsitonin kurang penting kecuali pada keadaan hiper-
Melalui mekanisme umpan balik negatif, kalsitonin di- kalsemia yang jarangterjadi. (Lihatlah Gambar 19-22).

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-60) c. aldosteron
1. Respons terhadap hormon tiroid dapat dideteksi dalam d.kortisol
beberapa menit setelah sekresinya. (Benar atau salah?) e.hormon tiroid
2. Hipersekresi androgen adrenal biasanya disebabkan oleh 16. Tirnjukkan bentuk primer dalam sirkulasi dan bentuk
defisiensi suatu enzim yang penting untuk sintesis penyimpanan ketiga kelas nutrien organik ini
kortisol. (Benar atau salah?) Bentuk utama Bentuk utama
3. Hormon seks "pria' diproduksi baik oleh pria maupun dalam sirkulasi dalam penyimpanan
wanita di korteks adrenal. (Benar atau salah?)
Lemak 1. 2.
4. Konsekuensi paling mengancam nyawa dari hipokalsemia
Protein
adalah berkurangnya pembekuan darah. (Benar atau
Karbohidrat 5. 6.
sakh?)
5 Kelebihan glukosa dan asam amino serta asam lemak Pertanyaan Esai
dapat disimpan sebagai trigliserida. (Benar atau salah?) 1. Jelaskan tahap-tahap sintesis hormon tiroid!
6. Insulin adalah satu-satunya hormon yang dapat 2. Apa efek T, dan Tr? Mana yang lebih kuat? Dari mana
menurunkan kadar glukosa darah. (Benar atau salah?) sebagian besar T, dalam darah berasal?
7. Kristal tulang Car(POr), membentuk cadangan labil 3. Jelaskan regulasi hormon tiroid!
tempat Ca2- dapat dengan cepat dieksktraksi di bawah 4. Bahaslah penyebab dan gejala hipotiroidisme dan hiper-
pengaruh PTH. (Benar atau salah?) tiroidisme. Untuk setiap penyebab, tunjukkan apakah
Semua Ca2' yang ditelan akan diserap tanpa pandang timbul gondok atau tidak, dan jelaskan mengapal
bulu di usus. (Benar atau salah?) 5. Apa hormon-hormon yang dikeluarkan oleh korteks
Molekul prekursor besar bersama yang menghasilkan adrenal? Apa fungsi dan kontrol masing-masing hormon
ACTH, MSH, dan p-endorfin dikenal sebagai ... tersebut?
10. Lumen folikel tiroid terisi oleh ..., yang protein besar 6. Bahaslah penyebab dan gejala masing-masing jenis dis-
utama pembentuknya adalah ... fungsi adrenokorteks!
11. Tiga jaringan utama yang tidak bergantung pada insulin 7. Apa hubungan medula adrenal dengan sistem saraf
untuk menyerap glukosa adalah ..., ...., dan ... simpatis? Apa fungsi epinefrin? Bagaimana pengeluaran
12. ... adalah perubahan giukosa menjadi glikogen. ... epinefrin dikontrol?
adalah perubahan glikogen menjadi glukosa. ... adalah 8. Definisikan streslJelaskan respons saraf dan hormon ter-
perubahan asam amino menjadi glukosa. hadap stresorl
t3. Tiga kompartemen yang melakukan pertukaran Ca'. 9. Definisikan metabolisme bahan bahar, anabolisme, dan
dengan CES adalah
dan ... katabolisme!
t4. Mana dari yang berikut adalah karakteristik keadaan 10. Bedakan antara keadaan absorptif dan pasca-absorptif
pasca-absorpt iQ (Tunj u k k an s emua ! ang te rmas u k) dalam kaitannya dengan penanganan molekul nutrient!
a. glikogenolisis 11. Sebutkan dua jenis utama sel di pulau Langerhans, dan
b. glukoneogenesis sebutkan produk hormon masing-masingl
c. lipolisis 12. Bandingkan fungsi dan kontrol sekresi insulin dengan
d. glikogenesis fungsi dan kontroi sekresi glukagon!
e. sintesis protein 13. Apa konsekuensi diabetes melitus? Bedakan antara dia-
f sintesis trigliserida betes melitus tipe 1 dan tipe 2!
g. penguraian protein 14. Mengapa Ca2. plasma harus diatur secara ketat?
h. peningkatan sekresi insulin 15. Jelaskan bagaimana osteoblas mempengaruhi fungsi
i. peningkatan sekresi glukagon osteoklas!
j. penghematan glukosa 16. Bahaslah kontribusi hormon paratiroid, kaisitonin, dan
15. Mana dari hormon berikut yang tidak memiliki efek vitamin D terhadap metabolisme Ca'z-! Jelaskan sumber
metabolik langsung? dan kontrol masing-masing hormon inil
a. epinefrin 17. Bahaslah gangguan-gangguan utama pada metabolisme
b. hormon pertumbuhan Ca2-!

Kelenjar Endokrin Perifer 807


UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-60) seringai khas di sisi wajah tersebut. Kelainan endokrin
1. Iodium secara alami terdapat di air laut dan banyak ap a y ang dapat menimbulkan yang diseb ut sebagai
ditemukan di tanah sepanjang pantai. Ikan dan kerang ^pa
tanda Chuostek ini?
yang hidup di laut dan tumbuhan yang tumbuh di pe- 5. Segera setelah teknik pengukuran kadar Ca2- plasma di-
sisir menyerap iodium dari lingkungannya. Air rawar kembangkan pada tahun 1920-an, para dokter meng-
tidak mengandung iodium, dan tanah semakin keku- amati bahwa hiperkalsemia terjadi pada berbagai kanker.
rangan besi jika terletak semakin jauh dari laut. Dengan Para peneliti terdahulu menyarankan bahwa hiperkal-
mengetahui hal ini, jelaskan mengapa Amerika Serikat semia terkait keganasan ini berasal dari sel tumor meta-
bagian midwestern dahulu dikenal sebagai daerah gon- statik (lihat h. 478) yangmenginvasi dan merusak tulang
dok endemik. Mengapa daerah ini tidak lagi menjadi sehingga terjadi pembebasan Ca2* ke dalam darah. Pan-
daerah gondok endemik meskipun tanahnya masih ke- dangan ini disangkal ketika dokter mengamati bahwa
kurangan iodium? hiperkalsemia sering terjadi tanpa adanya kelainan tu-
2. Mengapa dokter menganjurkan bahwa orang yang lang. Selain itu, pasien kanker sering memperlihatkan
alergi terhadap sengatan lebah dan karenanya berisiko hipofosfatemia selain hiperkalsemia. Temuan ini men-
mengalami syok anafilaktik (lihat h. 484) membawa dorong para peneliti mencurigai bahwa tumor mungkin
ampul epinefrin untuk segera disuntikkan jika mereka menghasilkan bahan mirip PTH. Jelaskan bagaimana
tersengat lebah? mereka sampai pada kesimpulan ini. Pada tahun 1987,
3. Mengapa suatu infeksi cenderung meningkatkan kadar bahan ini teridentifikasi dan dinamai parathJtroid
glukosa darah pada orang diabetes? ltormone-related peptide (PTHTP), yang berikatan dan
4. Pengetukan nervus fasialis di sudut rahang pada pasien mengaktifkan reseptor PTH.
dengan hiposekresi moderat hormon tertentu memicu

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-6f) Najma mengalami hiperglikemia. Dokternya mengarakan
Najma G pergi berobat setelah siklus haidnya berhenti dan ia bahwa ia mengidap suatu penyakit endokrin yang dijuluki
mulai mengalami pertumbuhan rambut wajah yang ber- "diabetes of bearded ladiei'. Berdasarkan gejalanya dan
lebihan. Ia juga menjadi lebih haus daripada biasanya dan pengetahuan anda tentang sistem endokrin, apa defek yang
sering berkemih. Evaluasi klinis mengungkapkan bahwa menurur anda mendasari kondisi Najma ini?

SU M BER BAEAAN PIjY5IOEDGE


Situs PhysioEdge kenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk bab ini
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang lihatlah: Case History 4: Staruation in the Midst of Plenty; Case
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih History 5: Eighr Years Later.
lanjut dan riset. Masuklah ke:
Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoThac'College
http ://biolog;r. brookscole.com/sherwoodhp6
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
Pilihlah Chapter 19 dari menu drop-tlown atanklik salah satu InfoTiac College Edition, perpusrakaan riser online anda di
dari banyak pilihan, termasuk Case llistories, yang memper- http://infotrac.thomsonlearning.com.

808 Bab 19
Sistem Reproduksi

$isterm'tr,*fu4;*l
i.tllfi
- .:. rnem$}er*a!'lankare
.t:: hornenstasis
j]"-.*

P'9*s'Xne{3s€&$i$
,{ *semsietr *}eS;
k*langsumgax
hie$up se$

$el rmt*xmh*mtaxk
sistes'$"? tu{*a;*l

Fungsi normal sistem reproduksi tidak ditujukan untuk reproduksi, cetak biru genetik yang kompleks masing-masing
homeostasis dan tidak esensial bagi hidup seseorang tetapi spesiesdapat bertahan melebihi lama hidup masing-masing
penting bagi kelangsungan hidup spesies. Hanya melalui anggota spesies tersebut.

810

Anda mungkin juga menyukai