Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Akuntansi Keuangan Lanjutan dengan pembahasan “Transaksi Antar
Perusahaan – Aktiva Tetap”. Selain itu, tujuan kami dalam penulisan makalah
ini adalah untuk dapat mengidentifikasi laba / laporan konsolidasi
antarperusahaan dalam hubungan induk - anak.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,


terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan
dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan, walaupun masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa
yang akan datang.

Harapan kami, mudah - mudahan makalah yang sederhana ini benar -


benar dapat memenuhi tugas yang Ibu berikan, dan bisa berguna bagi pembaca.

Kendari, 29 April 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perusahaan merupakan suatu lembaga yang terdiri dari kumpulan orang-
orang yang mempunyai suatu tujuan di dalam organisasi. Dalam mencapai
tujuannya, perusahaan membutuhkan manajemen yang baik agar seluruh
kegiatannya dapat berjalan dengan optimal.

Ada beberapa bentuk perusahaan seperti perusahaan perseorangan,


commanditer, perseroan dan lain sebagainya. Modal suatu perusahaan berasal dari
modal sendiri dan modal asing, artinya dalam membentuk suatu perusahaan
modal tersebut tidak hanya bersumber dari pemiliknya saja akan tetapi juga dari
pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalamnya.

Apabila perusahaan tersebut berbentuk PT dan sudah bersifat Tbk, maka


ketika perusahaan tersebut memerlukan modal yang besar dalam mengembangkan
usahanya, perusahaan tersebut dapat menerbitkan saham. Saham adalah surat
tanda ikut serta penanaman modal dalam suatu perusahaan.

Laporan Konsolidasi memandang seluruh entitas dalam hubungan induk-


anak sebagai satu, sehingga setiap transaksi antar perusahaan harus di eliminasi.
Jual-beli antarperuusahaan merupakan salah satu transaksi yang harus dieliminasi
dalam kerta kerja konsolidasi. Dalam sudut pandang konsolidasi, jual-beli
antarperusahaan dipandang sebagai transfer atau pindah tangan saja.
Prinsip “arms length transaction” juga harus diterapkan dalam transaksi antara
entitas induk dan anak. Dengan prinsip ini apabila entitas induk menjual barang
dagang kepada entitas anak atau sebaliknya, harga jual antara induk – anak harus
sama dengan harga jual kepada pihak eksternal. Untuk kepentingan penyusunan
laporan konsolidasi yang menganggap induk – anak adalah satu, maka laba yg
terjadi saat penjualan dianggap laba diri sendiri sehingga harus di eliminasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN

LABA ANTAR PERUSAHAAN ATAS AKTIVA TETAP

Transaksi antar perusahaan afiliasi yang melibatkan penjualan pembelian


aktiva tetap menimbulkan laba dan rugi yang belum direaliasasi bagi entitas yang
dikonsolidasikan. Laba dan rugi yang demikian dieliminasi (ditangguhkan) dalam
pelaporan hasil operasi dan posisi keuangan entitas yang dikonsolidasikan.
Berdasarkan metode ekuitas, laba dan rugi tersebut juga dieliminasi dalam
pelaporan posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan induk. Laba atau rugi
yang belum direaliasi atas aktiva tetap mempengaruhi laporan keuangan sampai
aktiva yang bersangkutan dijual kepada pihak diluar entitas yang dikonsolidasikan
atau habis terpakai oleh afiliasi pembeli.

LABA ANTAR PERUSAHAAN ATAS AKTIVA TETAP YANG TIDAK


DAPAT DISUSUTKAN

Transfer aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan antar perusahaan


afiliasi pada harga selain nilai buku menghasilkan laba atau rugi yang belum
direaliasasi bagi entitas yang dikonsolisasikan. Keuntungan atau kerugian antar
perusahaan tampak dalam laporan laba rugi afiliasi penjual pada tahun penjualan,
dan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi harug dieliminasi dari
pendapatan investasi dalam konsolidasi satu baris oleh perusahaan induk. Arah
penjualan aktiva tetap antar perusahaan, setiap keuntungan atau kerugian atas
penjualan arus ke bawah dari induk kepada perusahaan anak, pada awalnya
termasuk dalam pendapatan perusahaan induk dan harus dieliminasi. Jumlah
eliminasi adalah 100% dengan mengabaikan persentase hak minoritas. Setiap laba
atau rugi penjualan arus ke atas dari anak ke perusahaan induk, pada awalnya
termasuk dalam akun perusahaan anak.

Perusahaan induk hanya mengakui bagiannya atas pendapatan perusahaan


anak, maka hanya bagian perusahaan induk atas laba yang belum direalisasi yang
harus dieliminasi. Pengaruh laba yang belum direaliasi pada laba rugi konsoliasi
adalah sama seperti untuk perusahaan induk.

Penjualan Downstream Tanah

Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 19X5 Park Corporation membeli 90% saham perusahaan
Stan Corporation dengan harga $270.000. Biaya investasi sama dengan nilai
buku dan nilai wajar kepemilikan yang diperoleh. Laba bersih Stan Co. tahun
19X5 $70.000 dan pendapatan Park Co. diluar pendapatan dari Stan Co.
$90.000. Pendapatan Park Co. termasuk laba yang belum direalisasisi atas tanah
$10.000, yang mempunyai harga perolehan $40.000 dan dijual kepada Stan Co.
dengan harga $50.000.

Diminta : Buat jurnal Park Co. per 31 Des 19X5

Jawab :

a. Investasi dalam Stan

Investment in Stan $63.000


Income from Stan $63.000

(Untuk mencatat 90% dari $70.000 pendapatan yang dilaporkan oleh PT. Stan)

B Laba dari Stan.

Income from Stan $10.000

Investment in Stan $10.000

(Untuk mengeliminasi laba yang belum direaliasi atas penjualan tanah kepada PT.
Stan )
Point a dan point b digabungkan dalam laporan konsolidasi, sehingga
nilainya menjadi point b digabungkan dalam laporan konsolidasi, sehingga
nilainya menjadi $53.000 dan dalam adj dan eliminasinya menjadi point b.

Kelebihan harga jual tanah terhadap perusahaan anak akan meningkatkan


laba bagi perusahaan induk dan laba ini harus dieliminasi pada saat terjadi
konsolidasi, sehingga akan mengurangi jumlah investasi perusahaan induk
terhadap perusahaan anak.

c. Minority interest (beban) 7.000

Dividen -

Minority interest (hak) 7.000

Keuntungan hasil penjualan tanah ini seharusnya tidak nampak dalam


laporan konsolidasi, maka pendapatan ini harus dieliminasi sebesar laba yang
diperoleh oleh perusahaan induk supaya nilai dari tanah tersebut mencerminkan
nilai yang sebenarnya, dan jurnal eliminasi ini hanya dibuat pada tahun terjadinya
transaksi penjualan tanah tersebut. Maka jurnal eliminasinya:

d. Gain on sale of land 10.000

Land 10.000

Jurnal Investasi dan equity:

e. CS-Stan 200.000
RE-Stan 100.000 (lihat RE awal)
Investment in Stan 270.000
Minority Interest 30.000 (10% x (200.000 + 100.000)
Working Paper 31 Des. 19x5

90 % Adj &
Park Stan Elim. Minotiry Consolidat
Interes Statement
Income Statement
Sales 380.000 220.000 600.000
Income From Stan 53.000 b. 53.000
Gain on sale of
10.000 d. 10.000
land
Expense (Inc.
(300.000) (150.000) (450.000)
CGS)
Minority Interest
(10% x 70.000) c. 7.000 (7.000)
Net Income 143.000 70.000 143.000
RETAINED
EARING
RE-Park 207.000 207.000
RE-Stan 100.000 e.100000
Add: Net Income 143.000 70.000 143.000
RE, Dec.31 19x5 350.000 170.000 350.000
BALANCE SHEET
Cash 477.000 350.000 827.000
Land 50.000 d. 10.000 40.000
Interesment In Stan 323.000 b. 53.000
e. 270.000
TOTAL 800.000 400.000 867.000
Liabilities 50.000 30.000 80.000
CS 400.000 200.000 e. 200.000 400.000
RE 350.000 170.000 350.000
TOTAL 800.000 400.000
Minority Interest
Jan. 1 19x5 e. 30.000 30.000
Minority Interest
Dec. 31 19x5 37.000 37.000
867.000
Penjualan Tanah Arus ke Atas (Upstream Sale of Land)

Contoh:
Park co. Membeli tanah dari Stan co. , kepemilikan saham Park co. 90%
terhadap Stan co.Laba bersih Stan co. $70.000 dan pendapatan Park co. Diluar
pendapatan dari Stan $90.000. Akan tetapi laba yang belum terealisasi atas
penjualan tanah antar perusahaan $10.000, sekarang termasuk dalam
pendapatan Stan co., bukan Park co.
Diminta : Buat jurnal yang dicatat oleh Park co.

Jawab:

a. Investment in Stan $63.000

Income from Stan $63.000

(Untuk mencatat 90% dari $70.000 pendapatan yang dilaporkan oleh Stan Co.)

b. Income from Stan $9.000

Investment in Stan $9.000

(Untuk mengeliminasi 90% dari 10.000 laba yang belum direaliasi atas tanah yang
dibeli dari Stan co.)

Pengaruh dari ayat jurnal di atas:

1. Pendapatan investasi park $54.000 ($63.000-9.000), digabungkan.

2. Pendapatan investasi park $54.000 terdiri 90% x 60.000 (70.000 laba bersih
stan yang dilaporkan – 10.000 laba yang belum direalisasikan).

3. Jadi laba bersih Park co. $144.000 terdiri dari $90.000 laba yang diperoleh dari
luar Stan co. Dan $54.000 berasal dari Stan co.

Jurnal eliminasi:

a. Jurnal gabungan point a dan point b

Investment in Stan $54.000


Income from Stan $54.000

b. Gain on sale of land 10.000

Land 10.000

Gain on sale of land 10.000 merupakan gain yang belum terealisasi dari hasil
penjualan tanah antara induk dan anak perusahaan. Kepemilikan saham park pada
Stan sebesar 90%, maka laba bagi perusahaan park $9.000 (90% x $10.000) dan
ini akan menambah jumlah investasi perusahaan park, sedangkan yang $1.000
(10% x $10.000) merupakan hak minoritas perusahaan Stan. Maka jurnal untuk
mengurangi akun tanah menjadi harga perolehannya dan menyesuaikan akun
investasi dan hak minoritas awal untuk membentuk resiprositas dengan akun
ekuitas Stan pada awal periode, sbb:

Investment in Stan $9.000

Minority Interest 1.000

Land 10.000

Jurnal investasi dan equity:

c. CS-Stan 200.000
RE-Stan 100.000 (lihat RE awal)

Investment in Stan 270.000

Minority Interest 30.000 (10% x (200.000 + 100.000)

90 % Adj &
Park Stan Elim. Minotiry Consolidat
Interes Statement
Income Statement
Sales 390.000 210.000 600.000
Income From Stan 54.000 b. 54.000
Gain on sale of
10.000 d. 10.000
land
Expense (Inc.
(300.000) (150.000) (450.000)
CGS)
Minority Interest
(10% x 70.000) c. 6.000 (6.000)
Net Income 144.000 70.000 144.000
RETAINED
EARING
RE-Park 207.000 207.000
RE-Stan 100.000 e.100000
Add: Net Income 144.000 70.000 144.000
RE, Dec.31 19x5 351.000 170.000 351.000
BALANCE SHEET
Cash 427.000 400.000 827.000
Land 50.000 d. 10.000 40.000
Interesment In Stan 323.000 b. 54.000
e. 270.000
TOTAL 801.000 400.000 867.000
Liabilities 50.000 30.000 80.000
CS 400.000 200.000 e. 200.000 400.000
RE 351.000 170.000 351.000
TOTAL 801.000 400.000
Minority Interest
Jan. 1 19x5 e. 30.000 30.000
Minority Interest
Dec. 31 19x5 36.000 36.000
867.000

Penjualan Tanah Pada Tahun Berikutnya Kepada Entitas Luar (Sale In


Subsequent Year To Outside Entity)
Contoh:
Park telah menggunakan tanah selama 3 tahun dan pada tahun 19x9 dijual tanah
tersebut seharga $65.000, Park memperoleh keuntungan $15.000 (65.000-
50.000). Tetapi keuntungan yang terkonsolidasi $25.000, yang dialokasikan
kepada pemegang saham Park $24.000 {($15.000 + ($10.000 x 0.9)} dan saham
Stan $1.000. Maka jurnal penyesuaian pendapatan investasi oleh Park, untuk
mengakui laba atas penjualan tanah antar perusahaan yang sebelumnya
ditangguhkan adalah sbb:
Investment in Stan $9.000

Income from Stan $9.000

Keuntungan atas penjualan tanah $15.000 ditambah dengan peningkatan


pendapatan investasi $9.000, akan mempengaruhi jumlah laba bersih $24.000.

Jurnal yang kedua yang perlu dibuat adalah berkaitan dengan keuntungan sebesar
$15.000 dan mencatat keuntungan konsolidasi atas penjualan tanah, yaitu
$25.00011

Jurnal :

Investment in Stan $9.000

Minority Interest 1.000

Gain on sale of land 10.000

LABA ANTARPERUSAHAAN ATAS AKTIVA TETAP YANG DAPAT


DISUSUTKAN

Penjualan aktiva tetap antarperusahaan yang terkena penyusutan, deplesi


atau amortisasi yang menghasilkan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasikan disajikan dalam akun perusahaan afiliasi penjualan. Perusahaan
harus mengeliminasi pengaruh keuntungan dan kerugian tersebut dari laporan
keungan perusahaan induk dan kosolidasisampai entitas konsolidasi
merealisasikannya melalui penjualan kepada entitas lain atau melalui penggunaan
dalam entitas konsolidasi.

Pembahasan tentang penjualan aktiva tetap antarperusahaan dalam bagian


ini dibatasi pada aktiva tetap yang dapat disusutkan, tetapi analisis dan prosedur
yang di ilustrasikan dapat juga diterapkan pada aktiva yang harus di deplesi atau
diamortisasi
Penjualan Downsteam Aktiva Tetap yang Dapat Disusutkan

Laba antarperusahaan atas aset tetap yang memiliki umur tidak terbatas
hanya akan terealisasi apabila aset tetap tersebut telah berpindah tangan ke pihak
ke-3 yang biasanya terjadi melalui proses penjualan. Laba antarperusahaan atas
aset tetap yang memiliki umur terbatas dapat terealisasi dengan dua cara yaitu :
1. Pindah tangan kepihak eksternal (biasanya melalui proses penjualan).
2. Masa pemakaian atau umur ekonomis aset tetap tersebut telah habis. Laba
antarperusahaan akan terealisasi selama terdapat aset entitas induk atau
anak yang berasal dari transaksi antarperusahaan. Apabila aset tersebut
sudah tidak lagi dimiliki pihak pembeli, laba antarperusahaan sudah
terealisasi. Aset tetap yang sudah habis masa pakainya secara akuntansi
sudah bernilai nol, sekalipun secara fisik aset tersebut masih ada. Apabila
nilai buku aset tersebut telah nol, itu berartinya aset tersebut sudah tidak
terdapat lagi dalam hubungan induk – anak melalui proses alamiah (peny
usutan), sehingga laba perusahaan juga sudah terealisasi secara alamiah.

Contoh :
Terjadi jual beli aset tetap perusahaan dengan laba penjualan sebesar Rp.
50.000.000,- Aset tetap tersebut berumur 10 tahun dan tidak dijual hingga habis
umur ekonomisnya. Apabila jual beli aset tersebut dilakukan pada akhir tahun,
penundaan dan realisasi laba antarperusahaan ditunjukan seperti :
Dan jika jual beli aset dilakukan pada awal tahun, realisasi laba antarperusahaan
sudah direalisasi pada tahun pertama :

II. LABA ANTARPERUSAHAAN & PENDAPATAN INVESTASI

Laba antarperusahaan tidak diakui untuk kepentingan penyusunan laporan


konsolidasi, sehingga harus dieliminasi. Pendapatan investasi menurut metode
ekuitas berasal dari laba entitas anak. Kesalahan dalam perhitungan laba entitas
anak akan menyebabkan entitas induk melakukan kesalahan dalam pencatatan
pendapatan investasi yang memerlukan koreksi. Laba antarperusahaan
menyebabkan laba tercatat berlebih sehingga pendapatan investasi juga dicatat
terlalu besar dan harus dikoreksi sebagai berikut :

Pendapatan Investasi xxx


Investasi dalam Saham xxx

Apabila pada tahun berikutnya laba antarperusahaan terealisasi karena pihak


pembeli dalam hubungan induk-anak telah menjual aset tersebut kepada pihak
eksternal, maka laba yang telah ditunda pada tahun lalu direalisasi. Entitas induk
harus mengembalikan nilai investasi yang telah dikurangi pada tahun lalu dengan
jurnal penyesuaian (adjustment) berikut :

Investasi dalam saham biasa xxx


Pendapatan Investasi xxx

Dampak laba antarperusahaan terhadap pendapatan investasi dan nilai investasi


secara detail dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendapatan investasi dan nilai investasi dalam saham berkurang
- Bila terdapat persediaan akhir yang berasal dari transaksi
antarperusahaan
- Keuntungan penjualan aset tetap antarperusahaan tahun berjalan
baik yang memiliki umur ekonomis maupun tidak memiliki umur
ekonomis.
b. Pendapatan investasi dan nilai investasi bertambah
- Bila terdapat persediaan awal antarperusahaan (penjualan tahun
berjalan berasal dari persediaan awal)
- Pada saat penjualan aset antarperusahaan yang tidak memiliki umur
ekonomis kepada pihak eksternal.
- Jika laba antarperusahaan diamortisasi untuk aset tetap
antarperusahaan yang memiliki umur ekonomis.

III. LABA ANTARPERUSAHAAN – PENJUALAN DOWNSTREAM &


UPSTREAM

Koreksi atas pendapatan investasi harus dilakukan karena laba antarperusahaan


jumlahnya sama dengan dampak laba antarperusahaan terhadap pendapatan
investas. Dampak laba antarperusahaan atas pendapatan investasi berbeda antara
penjualan downstream dan penjualan upstream.

Laba antarperusahaan atas penjualan downstream menyebabkan entitas


induk memiliki laba laba atas aset antarperusahaan milik entitas anak.
Misalkan PT. Indira memiliki 90% saham biasa PT. Andika. Pada tahun 2012, PT.
Andika mengumumkan laba sebesar Rp. 200.000.000,- dan terjadi penjualan
antarperusahaan – downstream yang menghasilkan laba antarperusahaan atas aset
sebesar Rp. 40.000.000,-. Hingga tanggal laporan konsolidasi, aset tersebut masih
dimiliki pihak pembeli (PT. Andika).

Laba entitas induk sebesar Rp. 40.000.000,- dalam penjualan downstream ini
memerlukan koreksi karena aset antarperusahaan masih berada diperusahaan anak
pada tanggal laporan konsolidasi. Laba antarperusahaan ini seluruhnya dikoreksi
dengan mengurangkannya dari pendapatan investasi karena laba tersebut berasal
dari entitas induk. Jadi, koreksi pendapatan investasi dalam penjualan downstream
merupakan laba antarperusahaan. Jurnal penyesuaian (adjustment) entitas induk
atas laba antarperusahaan ini adalah sebagai berikut :

Pendapatan investasi Rp. 40.000.000,-


Investasi Saham PT. Andika Rp. 40.000.000,-
Laba antarperusahaan upstream berarti laba tersebut adalah laba entitas anak
atas aset entitas induk. Laba antarperusahaan dari penjualan upstream akan
mempengaruhi pendapatan investasi sebesar persentase kepemilikan entitas induk
atas saham entitas anak, sehingga pendapatan investasi harus dikoreksi sebesar :

Laba antarperusahaan x Persentase kepemilikan entitas induk

Dalam kasus tersebut, bila laba antarperusahaan berasal dari penjualan upstream,
pendapatan investasi dikoreksi sebesar Rp. 36.000.000,- (90% x Rp. 40.000.000,-
). Laba entitas anak (sebagai pihak penjual) mempengaruhi pendapatan investasi
90%, sehingga koreksi laba antarperusahaan yang berasal dari entitas anak akan
mengharuskan entitas induk mengoreksi pendapatan investasi 90% dari laba
antarperusahaan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

Pendapatan investasi Rp. 36.000.000,-


Investasi dalam saham PT. Andika Rp. 36.000.000,-

Dampak laba antarperusahaan dalam penjualan downstream dan penjualan


upstream diperlihatkan seperti :

IV. TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN – ASET DAN KERTAS KERJA


KONSOLIDASI

A. Transaksi Antarperusahaan – Barang Dagang dan Aset Tetap


Kertas kerja konsolidasi harus mengeliminasi setiap transaksi antarperusahaan dan
dampaknya sehingga laporan konsolidasi menggambarakan kesatuan entitas
indukdan anak. Transaksi aset antarperusahaan menyebabkan keterkaitan akun
akun laporan keuangan entitas induk dan akan dalam kertas kersa konsolidasi.
Keterkaitan akun akun antarperusahaan itu didasarkan pada jenis aset. Penjualan
barang dagang bagi pihak penjual menimbulkan akun “penjualan”, sedangkan
bagi pihak pembeli menimbulkan akun“pembelian” jika perusahaan
menggunakan metode periodik, dan akun “persediaan” jika perusahaan
menggunakan metode perpetual. Penjualan aset tetap tidak dicatat sebagai
penjualan melainkan dengan pengkreditan akun “aset tetap”, sedangkan
pembelian aset tetap dicatat dengan menimbulkan akun “aset tetap” bagi pihak
pembeli. Karena perbedaan pencatatan transaksi jual beli barang dagang dan aset
tetap, pengeliminasian akun antarperusahaan juga berbeda bagi transaksi jual beli
antar perusahaan atas kedua jenis aset tersebut.

Barang Dagang

Jual beli barang menimbulkan akun “penjualan” bagi pihak penjual. Sementara
itu, penjualan kredit akan memunculkan piutang usaha yang dicatat dengan jurnal
sebagai berikut :

Piutang Usaha xxx


Penjualan xxx

Apabila perusahaan menggunakan metode perpetual, maka arus keluar persediaan


dicatat sebagai berikut :

Hpp xxx
Persediaan xxx

Sedangkan dari sisi pembeli, jual beli barang dagang memunculkan akun
pembelian yang dicatat dengan metode periodic sebagai berikut :

Pembelian xxx
Utang Usaha xxx
Apabila perusahaan menggunakan metode perpetual, pencatatannya adalah
sebagai berikut :

Persediaan xxx
Utang Usaha xxx

Transaksi jual beli antarpersahaan menyebabkan keterkaitan akun akun


perusahaan dalam hubungan induk-anak :
1. Akun “penjualan” dan akun “pembelian (jika diterapkan metode
periodik)” atau “HPP (jika diterapkan metode perpetual)”
2. Akun “Utang usaha” dan akun “Piutang” atas penjualan –
pembelian yang belum dilunasi.
3. Laba antarperusahaan dan persediaan. Laba antarperusahaan atas
persediaan pada akhir tahun dieliminasi dengan mengurangi nilai
persediaan pada harga pokoknya. Laba penjualan akan mengecil jika
HPP bertambah, sehingga laba penjualan dieliminasi dengan mendebet
HPP.

Jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut :

HPP xxx
Persediaan xxx

Aset Tetap

Pihak yang melakukan penjualan aset akan


mengkredit “aset” dan “keuntungan” serta
mendebet “kas” atau “piutang” dan “rugi penjualan” pada saat transaksi
penjualan terjadi. Pihak pembeli akan mendebet “aset” dalam pembukuannya dan
mengkredit “kas”atau “utang”.

Transaksi jual beli aset antarperusahaan menyebabkan aset tetap hasil penjualan
menjadi akun hubungan induk-anak. Keuntungan penjualan aset tetap dieliminasi
dari laporan laba-rugi pihak penjual dengan mengurangi nilai aset tetap pada
harga pokoknya.

Aset Tetap yang tidak disusutkan

Contoh :
Terjadi penjualan downstream tanah antara PT. Indah dengan PT. Andi, yaitu
perusahaan anak yang dikuasai 80%, pada tanggal 1 Maret 2012 dengan harga
penjualan Rp. 500.000.000,- dimana harga pokoknya bagi PT. Andi adalah Rp
400.000.000,-. Pencatatan PT. Indah pada tanggal 1 Maret 2012 adalah ssebagai
berikut :
Kas Rp 500.000.000,-
Tanah Rp 400.000.000,-
Keuntungan Rp 100.000.000,-

PT. Andi akan melakukan pencatatan pada tanggal 1 Maret 2012 sebagai berikut:

Tanah Rp 500.000.000,-
Kas Rp 500.000.000,-

Laporan keuangan individu PT. Andi yang berakhir 31 Desember 2012 mencatat
tanah senilai Rp 500.000.000,- sedangkan dalam laporan keuangan PT. Indah
terdapat keuntungan sebesar Rp 100.000.000,- Kertas kerja konsolidasi harus
mengeliminasi keuntungan sebesar Rp 100.000.000,- tersebut dengan mengurangi
nilai tanah menjadi sebesar harga pokoknya bagi pihak penjual, yaitu dengan
jurnal eliminasi sebagai berikut :

Keuntungan Rp 100.000.000,-
Tanah Rp 100.000.000,-

Aset Tetap yang Memiliki Umur Ekonomis

Aset yang memiliki umur ekonomi akan mengalami penyusutan, sehingga dalam
jangka panjang waktu tertentu nilai bukunya akan menjadi nol atau terhapus dari
neraca sekalipun aset tersebut tidak dijual. Jadi, transaksi aset antarperusahaan
yang memiliki umur ekonomis hanya akan mempengaruhi kertas kerja konsolidasi
maksimum selama umur ekonomis aset tersebut, jika tidak dijual kepada pihak
eksternal sebelum umur ekonomisnya habis.

Contoh :
Pada tanggal 1 Juli 2013 terjadi transaksi penjulaan downstream atas peralatan
seharga Rp 600.000.000,- antara PT. Impal dan PT. Abia, yaitu perusahaan anak
yang sahamnya dikuasai 90% oleh PT. Impal, dimana harga pokoknya bagi pihak
penjual adalah Rp 450.000.000,- .

Aset tetap tersebut masih memiliki umur ekonomis 6 tahun, dan disusutkan
dengan metode garis lurus. Dalam penyusutan kertas kerja konsolidasi per 31
Desember 2013, eliminasi dilakukan sebagai berikut :
Keuntungan Rp 150.000.000,-
Peralatan Rp 150.000.000,-

Keuntungan penjualan sebesar Rp 150.000.000,- yang melekat dalam peralatan


pada neraca pihak pembeli menyebabkan penyusutan per tahun tercatat terlalu
besar Rp 150.000.000,- / 6 tahun = Rp 25.000.000,- atas transaksi aset
antarperusahaan tersebut. Karna konsolidasi memandang transaksi aset
antarperusahaan sebagai transfer aset, maka harus dilakukan koreksi penyusutan
sebesar Rp 25.000.000,- per tahun. Jadi kertas kerja konsolidasi harus mengurangi
akumulasi penyusutan Rp 25.000.000,-/tahun. Untuk tahun 2013, koreksi
akumulasi penyusutan Rp 12.500.000,- untuk setengah tahun karena transaksi
jual-beli dilakukan pada pertengahan tahun dengan jurnal :

Akumulasi penyusutan Rp 12.500.000,-


Beban penyusutan Rp 12.500.000,-

Dalam penyusunan kertas kerja per 31 Desember 2014, beban penyusutan harus
dikoreksi satu tahun penuh sebesar Rp 25.000.000,- dengan juranl :

Akumulasi penyusutan Rp 25.000.000,-


Beban penyusutan Rp 25.000.000,-

Selain koreksi beban penyusutan, kertas kerja tahun 2014 juga harus mengoreksi
laba antarperusahaan yang terdapat dalam peralatan. Laba antarperusahaan telah
teramortisasi sebesar Rp 12.500.000,- pada tahun lalu, sehingga laba
antarperusahaan kini bersaldo Rp 137.500.000,- .

Laba antarperusahaan yang ditunda ini menyebabkan catatan investasi entitas


induk lebih kecil, sehingga harus dikoreksi pada nilai peralatan pada jurnal :

Investasi dalam saham Rp 137.500.000,-


Akumulasi penyusutan Rp 12.500.000,-
Peralatan Rp 150.000.000,-

Pada tahun – tahun berikutnya, laba antarperusahaan akan terus diamortisasi


hingga mencapai nol ketika umur ekonomisnya habis, seperti tabel diatas. Jurnal
eliminasi pada kertas kerja per 31 Desember 2016 adalah :

Akumulasi penyusutan Rp 25.000.000,-


Beban penyusutan Rp 25.000.000,-

Investasi dalam saham Rp 87.500.000,-


Akumulasi penyusutan Rp 62.500.000,-
Peralatan Rp 150.000.000,-

V. PENYUSUNAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI

Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai dampak transaksi


antarperusahaan, berikut ini disajikan contoh aplikasi transaksi antarperusahaan
dalam penjualan downstream dan upstream atas barang dagang serta aset tetap.

Sebagai contoh, PT Lucia mengakuisisi 90% saham PT Angelica pada tanggal 31


Desember 2012. Kekayaan PT Angelica pada tanggal tersebut:

Modal
Saham Rp 400.000.000.000,-
Agio Saham Rp 100.000.000.000,-
Laba Ditahan Rp 80.000.000.000,-
Total kekayaan pemegang saham Rp 580.000.000.000,-

Akuisisi dilakukan dengan total harga perolehan Rp 531.000.000.000,- atas 90%


dari harga yang wajar. Selsih harga perolehan dan nilai buku disebabkan oleh
goodwill. Penurunan nilai (impairment) goodwill terjadi 20% pada tahun 2014.

Hubungan induk-anak antara PT. Lucia dan PT. Angelica terjadi sejak tangggal
31 Desember 2012. Harga akuisisi yang wajar atas kekayaan PT. Angelica adalah
Rp 531.000.000.000,- / 90%, yakni Rp 590.000.000.000,- . Harga akuisisi tersebut
menimbulkan Goodwill sebesar Rp 10.000.000.000,- yang dialokasikan ke entitas
induk 90% atau Rp 9.000.000.000,- . Nilai buku yang diperoleh pada tanggal
akuisisi sebesar persentase kepemilikan yakni 90% x Rp 580.000.000.000,- = Rp
522.000.000.000,-

Penurunan nilai Goodwill baru terjadi pada tahun 2014 sebesar 20% atau Rp
2.000.000.000,- yang dialokasikan ke entitas induk Rp 1.800.000.000,- .
Pendapatan investasi PT. Lucia tahun 2014 dipengaruhi oleh Goodwill yang
diimpair Rp 2.000.000.000,- serta laba antarperusahaan dalam persediaan awal
dan akhir atas penjualan downstream, keuntungan penjualan tanah upstream, dan
realisasi laba antarperusahaan atas peralatan yang transaksinya terjadi pada tahun
lalu.

Laba perusahaan yang ditangguhkan terdapat dalam persediaan akhir, tanah dan
peralatan, tetapi laba antarperusahaan dalam peralatan telah teramortisasi 2 tahun
sehingga nilainya berkurang karena telah terealisasi. Nilai investasi PT. Lucia
dalam saham PT. Angelica per 31 Desember 2014 :
Akun & transaksi eliminasi :
Investasi
Akun investasi dielimiasi dengan ekuitas entitas anak
Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul
kepentingan nonpengendali
Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam
konsolidasi (nilai wajar yang dikonsolidasi)
Goodwill muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
Akun => Utang – Piutangyang muncul antara anak dan induk harus
dieliminasi
Transaksi => Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak
ketiga, transaksi anak dan induk harus dieliminasi
Persediaan
Penjualan dan harga pokok penjualan
Jika barang belum terjual makalaba yang belum direalisasi harus
dikurangkan dari nilai inventory dan mempengaruhi laba yang
telah diakui.
Aset tetap
Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian
dari transaksi tersebut
Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
Nilai penyusutan => disesuaikan
Obligasi
Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.
Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi

Jurnal eliminasi dibuat sebagai berikut :


1. Eliminasi atas pendapatan investasi (induk) dan laba yang dibagi anak

Pendapatan investasi 78.600.000.000


Dividen 72.000.000.000
Investasi dalam saham 6.600.000.000
2. Alokasi laba kepentingan nonpengendali. Laba kepentingan
nonpengendali dipengaruhi oleh keuntungan penjualan upstream tanah
sebesar Rp 5.000.000.000,- yang harus ditangguhkan, dan realisasi laba
antarperusahaan Rp 1.000.000.000,- dari penjualan upstream tahun lalu.
Laba kepentingan nonpengendali adalah :
Jurnal alokasi laba kepentingan nonpengendali adalah sebagai berikut :

Laba kepentingan nonpengendali 9.400.000.000


Dividen 8.000.000.000
Kepentingan nonpengendali 1.400.000.000

3. Eliminasi saldo awal. Nilai Investasi per 01/01/2014 adalah Rp


532.700.000.000,- tetapi nilai ini disesuaikan dengan dampak realisasi laba
antarperusahaan dalam persediaan awal sebesar Rp 10.000.000.000,- pada
jurnal eliminasi dan laba antarperusahaan dalam peralatan sebesar Rp
6.300.000.000,- yang meningkatkan saldo
investasi sehingga nilai investasi yang
harus dieliminasi berjumlah
Rp 549.000.000.000,-

Modal Saham 400.000.000.000,-


Agio Saham 100.000.000.000,-
Laba ditahan 100.000.000.000,-
Goodwill 10.000.000.000,-
Investasi dalam saham biasa 549.000.000.000,-
Kepentingan nonpengendali 61.000.000.000,-

4. Penurunan nilai goodwill pada tahun 2014 sebesar Rp 2.000.000.000,-


Beban operasi 2.000.000.000,-
Goodwill 2.000.000.000,-

5. Penjualan antarperusahaan sebesar Rp 400.000.000.000,-

Penjualan 400.000.000.000,-
HPP 400.000.000.000,-

6. Utang-piutang usaha antarperusahaan sebesar Rp 100.000.000.000,-

Utang usaha 100.000.000.000,-


Piutang usaha 100.000.000.000,-

7. Realisasi laba antarperusahaan dalam persediaan awal sebesar Rp


10.000.000.000,- (40% x Rp 25.000.000.000,-)

Investasi dalam saham 10.000.000.000,-


HPP 10.000.000.000,-

8. Pengeliminasian laba antarperusahaan dalam persediaan akhir sebesar Rp


16.000.000.000,- (40% x Rp 40.000.000.000,-)

HPP 16.000.000.000,-
Persediaan 16.000.000.000,-

9. Laba antarperusahaan dalam tanah atas penjualan upstream tahun


berjalan sebesar Rp 5.000.000.000,-

Keuntungan penjualan tanah 5.000.000.000,-


Tanah 5.000.000.000,-
10. Pengembalian nilai investasi akibat laba antarperusahaan sebesar Rp
6.300.000.000,-dan kepentingan nonpengendali Rp 700.000.000,- akibat
laba antarperusahaan tahun lalu atas peralatan sebesar Rp 8.000.000.000,-
yang telah terealisasi Rp 1.000.000.000,-

Akumulasi penyusutan 1.000.000.000,-


Investasi dalam saham 6.300.000.000,-
Kepentingan nonpengendali 700.000.000,-
Peralatan 8.000.000.000,-

11. Amortisasi laba antarperusahaan dalam peralatan sebesar Rp


8.000.000.000,- / 8 tahun

Akumulasi penyusutan 1.000.000.000,-


Beban penyusutan 1.000.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai