Anda di halaman 1dari 4

PASIEN DATANG

PASIEN MENDAFTARKAN DIRI DENGAN


MENUNJUKAN KARTU BPJS NYA

PASIEN BARU PASIEN PRB

MENGAMBIL
RUJUKAN
STABIL URGENSI EMERGRNSI

PERGI KERUMAH SAKIT SESUAI


PENYAKIT KRONIS TERDAPAT PERLU LIFE TUJUAN RUJUKAN.
DAN BUTUH FAKTOR SAVING MEMBAWA:
EVALUASI/PENGO- PEMBERAT
BATAN TAHAP SEGERA.
MENGANCAM
LANJUT
NYAWA  SURAT RUJUKAN DARI
KLINIK
 KARTU BPJS/ASKES
TERAPI DAN  KTP
OBSERVASI SELAMA RUJUK  KARTU KELUARGA
2 BULAN/2 KALI
PENGOBATAN

MENDAFTAR KE TEMPAT
PENDAFTARAN POLI RAWAT JALAN
UNTUK SELANJUTNYA DIARAHKAN
KE POLI RAWAT JALAN YANG
DITUJU
TERDAPAT TIDAK ADA
RUJUK
PERBAIKAN PERBAIKAN
KONDISI
BIASA

KEMBALI DARI RUMAH SAKIT


TERAPI PERSUASI PASIEN MEMBAWA:
TERUSKAN UNTUK
MENJADI PRB  SURAT ELIGIBILITAS
 SURAT RUJUK BALIK
 KARTU KHUSUS PRB

KEMBALI KE KLINIK UNTUK


PENDATAAN ULANG

PENGAMBILAN OBAT SECARA


MANDIRI ATAU KOLEKTIF

KLINIK AZZAHRA
MERUJUK PESERTA RUJUK BALIK
No. Dokumen:
SOP SOP/UKP/KA
No. Revisi : 00
Halaman: 0-3
KLINIK dr. HARMAINA
AZZAHRA NIP: 197205132002122003
Pengertian Pelayanan PRB adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita
penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pelayanan lanjutan
jangka panjang yang dilaksanakan di FKTP berdasarkan surat keterangan rujuk
balik dari dokter spesialis/subspesialis yang merawat. Program Rujuk Balik
(PRB) pada penyakit-penyakit kronis (diabetes mellitus, hipertensi, jantung,
asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, skizofren, stroke, dan
Sindroma Lupus Eritematosus).

Tujuan 1. Sebagai acuan tenaga medis untuk menentukan apakah seorang pasien
akan dijadikan peserta rujuk balik atau cukup ditatalaksana secara rutin
diklinik.
2. Untuk memberikan pelayanan dan pemantauan secara komprehensif dan
berkesinambungan kepada pasien yang menderita penyakit kronis baik di
FKTP atas rekomendasi dokter spesialis.

Kebijakan 1. Setiap pasien yang terindikasi menderita penyakit kronis yang


terdiagnosa pertama kali akan disrencanakan untuk menjadi peserta rujuk
balik setelah observasi terapi selama 2 minggu namun tidak ada
perbaikan.
2. Peserta rujuk balik dan akan diarahkan untuk pergi ke rumah sakit untuk
melakukan pengobatan rutin sesuai dengan rumah sakit yang ingin dituju
dan poli yang sesuai dengan diagnosa penyakitnya.
3. Pasien yang sudah rutin menjadi peserta rujuk balik di edukasi untuk
melakukan pemeriksaan secara berkala dengan rutin, minum obat teratur,
dan pergi kerumah sakit sesuai jadwal selama masih terindikasi untuk
kontrol/ kondisi belum stabil.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
3. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK/ Menkes/32/I/2014
tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
Prosedur Alur
Pasien Baru

1. Pasien datang terlebih dahulu


melakukan pendaftaran dengan
menunjukan kartu BPJK/Askes asli
kepada petugas pendaftaran atau
langsung masuk ruangan tanpa melalui Terlampir
antrian jika kondisi emergency.
2. Pasien diperiksan dokter dan dilakukan
inisial assesment apakah pasien
termasuk kategori pasien dengan
penyakit kronis.
3. Jika pasien baru pertama kali
terdiagnosa sebagai pasien dengan
penyakit kronis tanpa riwayat
pengobatan sebelumnya maka pasien
akan diterapi selama 2 minggu untuk
menilai adakah perbaikan selama
terapi. Jika tidak ada maka pasien akan
dipersuasi untuk menjadi pasien peserta
rujuk balik (PRB).
4. Pasien kembali ke pendaftaran dengan
membawa RM yang telah ditulis hasil
pemeriksaan dan rencana lanjutan rujuk
balik oleh dokter pemeriksa di klinik.
5. Pasien akan di edukasi bagaimana cara
melakukan pendaftaran di rumah sakit,
apa yang harus dibawa kerumah sakit
dan apa yang harus diterima dari rumah
sakit.
6. Pasein kembali ke klinik untuk
penyerahkan apa yang diterima dari
rumah sakit untuk proses pengambilan
obat.

Pasien sudah PRB Rutin.


Terlampir
1. Pasien datang dan melakukan
pendaftaran di petugas pendaftaran.
2. Pasien masuk keruang periksa dokter
untuk dilakukan evaluasi pengobatan
dan gaya hidup secara verbal.
3. Pasien diperiksa sesuai dengan
diagnosa penyakitnya (hipertensi, DM,
atau yang lain).
4. Pasien kembali ke pendaftaran dengan
membawa RM yang telah ditulis hasil
pemeriksaan dan rencana lanjutan rujuk
balik oleh dokter pemeriksa di klinik.
5. Pasien akan kembali kerumah sakit
sesuai yang tertera pada surat rujuk
balik dengan membawa persaratan
seperti biasanya.
6. Pasein kembali ke klinik untuk
penyerahkan apa yang diterima dari
rumah sakit untuk proses pengambilan
obat.

Unit Terkait 1. Pendaftaran


2. BP
3. Farmasi
“ SELEKSI RUJUKAN DAN KUALITAS LAYANAN”

Dalam merujuk pasien Klinik Azahra melakukan beberapa inovasi agar pasien tidak menjadi
“ketergantungan” untuk di rujuk.

ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

1. Meningkatkan fasilitas dan kualitas layanan. untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan


rujukan terutama kasus non spesialistik, maka harus meningkatkan kualitas layanan.
contoh : ketersediaan obat, ketersediaan alat. sehingga kasus-kasus seperti lipoma,
ekstraksi kuku, kista aterom, clavus, veruka vulgaris dapat ditangani di klinik tanpa harus
dirujuk ke Sp.Bedah. selain itu variasi jenis obat akan membuat pilihan yang beraneka
ragam dengan tujuan dosis dan generasi obat dapat ditingkatkan jika pengobatan pertama
belum menemui efek maksimal.
2. edukasi dan persuasi. banyak pasien yang datang hanya untuk meminta dirujuk dengan
kasus yang masuk level kompetensi 4A, seperti diare tanpa dehidrasi, dyspepsia, atau
bronchitis akut. pentingnya edukasi sangat berpengaruh pada niat pasien untuk diterapi di
klinik FKTP tempat kartu BPJS nya terdaftar. misal: menyampaikan bahwa penyakitnya
merupakan penyakit yang harusnya merupakan komptensi 4A, dan dapat ditangani di
klinik. sehingga dicoba penanganan di klinik terlebih dahulu, jika dalam 2 kali
pengobatan tidak berhasil baru direncakan untuk dirujuk sesuai bagian yang
berkompeten.
nah, disitulah tantangan bagi dokter praktek untuk “show up” kompetensinya.
3. Bagaimana jika pasien memaksa??? di edukasi dan disampaikan bahwa diagnosa ini
dapat ditangani (poin 2). jika tetap meminta dirujuk dan secara kriteria TACC tidak
termasuk, maka pasien di sarankan untuk rujuk menggunakan fasilitas pribadi (mandiri)
dengan hanya diberikan pengantar tertulis.
4. Bagaimana dengan kasus emergency?? Pasien dengan kasus emergency akan dirujuk ke
fasilitas yang memadai. Namun tetap dilakukan penanganan awal semaksimal fasilitas
klinik. Misal pada pasien asma berat, atau kecelakaan dengan luka robek, dll.
5. Bagaimana Dengan pasien Penyakit kronis??? pasien-pasien dengan penyakit kronis
seperti DM, hipertensi, asma, PPOK akan ditangani terlebih dahulu selama 2 bulan dan
dipantau berkala bada lembar konsul dan RM pasien. jika terbapat perbaikan maka akan
dilanjutkan terapi. namun jika tidak ada perbaikan atau terdapat faktor penyulit lain untuk
pasien dapat kontrol secara rutin, maka akan dipersuasi untuk menjadi peserta rujuk
balik. dengan dijelaskan terlebih dahulu kelebihan dari menjadi peserta rujuk balik.
6. Selain adanya peningkatan kualitas dan kapasitas klinik, adanya koordinasi yang baik
antara dokter-perawat dan admin dapat membantu pengelolaan rujukan dengan baik.
selain itu penjelasan dari BPJS terkait kasus non spesialistik dan rujukan TACC juga
sangat membantu pengelolaan rujukan secara baik dan benar. Sehingga pasien dapat
dikelola sesuai dengan ranah diagnosanya..

Anda mungkin juga menyukai