Anda di halaman 1dari 5

Scene 1

Dikisahkah ada seorang penjelajah belanda bernama baron sekeber. Seorang pemuda albino tampan
yang ingin merubah nasibnya dengan ambisi menguasai tanah jawa. Air berombak ber mil mil jauhnya
rela ditempuh hanya untuk mewujudkan ambisinya di tanah orang,yang tanpa disadari membawa ia
lebih dekat ke kematian nya.

Baron sekeber:"good morning panembahan senapati,the king of mataram"

Panembahan senapati"mau apa kamu datang kemari orang albino"

Baron sekeber"ow ow ow,calm down please,saya kemari sebenarnya tidak ingin macam macam,hanya
saja...,saya ingin menguasai tanah jawa ini"

Panembahan senapati"hahaha jangan bermimpi wahai orang albino,kau,tidak akan bisa menguasai
tanah jawa,apalagi tanah mataram ini. "

Baron sekeber"tidak bisa menguasai tanah sekecil ini ? Are you kidding me ? Lets prove it now,"

Pertarungan pun tak terelakkan,mereka saling adu kekuatan dan kesaktian yang berujung dengan
kekalahan baron sekeber. Meski memiliki baju zirah yang begitu ia banggakan nyatanya ia belum
mampu menandingi kekuatan raja mataram.

Baron sekeber "ohh ternyata anda sangat kuat panembahan senapati,tapi sayangnya kau tidak begitu
kuat untuk bertarung denganku dilain waktu,dan rasanya pun sangat tidak terhormat bila kau
menyerang orang yang tidak memiliki senjata."

Panembahan senapati "kau meremehkanku ? Baiklah,untuk sementara waktu,diantara kau dan aku,tak
boleh ada senjata apapun yang saling menyerang satu sama lain,dan kau,pergilah ke daerah
patiayam,tinggalah disana sampai kau dan senjatamu siap untuk kembali mencoba menyerangku."

Scene 2

Dikara semesta berjalan seperti semestinya. Meniup dinginnya embun tuk merasuk pada tiap sekat
belikat tubuh molek nan halus seorang gadis desa dengan paras cantik rupawan. Suli namanya.
Iya,kecantikan suli memang sudah diakui oleh seluruh penduduk desa,kulit kuning langsat,rambut
panjang nan menjuntai indah,mampu menarik para perjaka desa,tak terkecuali seorang lurah bernama
Ki Gede Kemiri.

Sulli masuk dengan menari

Ki gede kemiri "waduh duh duh dek suli,betapa cantiknya dirimu,aku iso edan yen ngene iki terus dek
dek,tresnoku wis ora main main iki"

Suli "ah maaf ki,saya belum berminat menikah,apalagi saya hanya orang biasa,tidaklah pantas
bersanding dengan lurah seperti anda."

Ki gede kemiri "ora dek,ojo ngomong ngono to,ayo tho dek,aku wis kebelet nggo memperistri kue iki."

Suli "sekali lagi maaf ki,saya tidak bisa"

Ditambah dialog ki gede kemiri goda sulli nanti diakhir dikasih jokes :

Ki gede kemiri : gak popo dek sulli, rene o dek tak pek tak jak mulih. Ayo dek sulli.

Sulli : tidak ki, maaf. Saya pulang dulu.

Ki gede kemiri : dek sulli hu... (berteriak sambil menangis) jangan ninggalin aku dek sulli.

(Dialog narator tanpa masuk panggung)

Sulli pun kembali pulang ke rumah, dan sesampainya ditengah jalan dia bertemu dengan seorang
pemuda.

Baron sekeber "wahai gadis cantik,kenapa sendirian di hutan begini ? Hari mulai gelap bukan ?"
Suli "ah tuan,ini,saya harus mencari kayu bakar,tapi sayangnya sejauh ini saya belum menemukannya,"

Baron sekeber "mau kah ku temani ? Tak aman bukan bila seorang gadis cantik sepertimu berjalan
seorang diri ?"

Suli "ah tuan,terimakasih sebelumya,tapi..."

Baron sekeber "saya tidak menerima penolakan"

Adegan baron sekeber dan sulli lypsing lagu cantik – kahitna.

Baron sekeber "suli.."

Suli "iya tuan ?"

Baron sekeber "saya sepertinya mulai terjatuh pada pesona kecantikanmu,saya ingin kamu menjadi
milik saya seutuhnya,berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkanku"

Suli "saya pun begitu tuan,berjanjilah juga tuan tidak akan meninggalkan saya"

Begitulah manusia,mudah jatuh dan cinta dalam sekali tatap. Saling berbagi rasa untuk melengkapi satu
sama lainnya. Sayangnya,cintalah yang juga membutakan mata. Hubungan gelap Suli dan Baron Sekeber
ternyata mampu menghasilkan dua jabang bayi kembar di kandungan Suli.

Suli :"Mbok,suli bingung"

Mbok:"Bingung kenapa nduk ?"

Suli:"Bukankah tetangga akan bertanya tanya ketika perutku sudah membesar ?"

Mbok:"Pastilah nduk,mbok juga bingung untuk menutupi kehamilanmu"

Suli:"Bagaimana jika kita pergi ke hutan saja mbok ? Setidaknya kita tinggal disana sampai aku bisa
melahirkan."

Mbok:"tapi hutan berbahaya nduk,para tetangga pun akan curiga jika kita berdua tiba tiba menghilang"

Suli:"biarkan aku sendiri yang ke hutan mbok,jika para tetangga bertanya,jawab saja,jika Suli pergi
untuk merantau gampangkan mbok?"

Mbok:"tapi...(disela oleh Suli)

Suli:"tak apa mbok,percaya pada Suli"

Delapan bulan berlalu,perut suli sekarang,mungkin sudah lima kali besar perut orang normal,apalagi ia
mengandung dua bayi sekaligus. Hari hari di hamil tua bukanlah hal yang mudah untuk dilewati seorang
diri. Tentu dengan bantuan si mbok,ia bertahan hidup sampai kini. Namun,kepergian si mbok ke hutan
yang terlampaui sering mulai mengundang curiga dari para tetangga.

Sumirah:" yu, yu jatmi,kae lho si mbok,kok nek tak perhatike kerep banget lungo nek alas yo yu”

Sujatmi:"he'e lho yu irah,aneh e yo,mosok lungo ning alas nggowo panganan akih tho saben dina."

Dunia seakan menyambut kelahiran bayi kembar Suli dan Baron Sekeber. Dua bayi kembar itu diberi
nama Sirwenda dan Danurwenda. Suli memutuskan membawa pulang dua bayi mungil itu kembali ke
rumah si mbok dengan diam diam. Tentu saja seperti itu apalagi itu bayi hasil hubungan gelap Suli dan
Baron Sekeber. Namun,seperti kata pepatah,sebaik baiknya menyimpan bangkai,pasti baunya akan
tercium juga.

Sujatmi:"Yu irah,yu irah"

Sumirah:"ono opo tho,marai jantungan ancene kue iku"

Sujatmi:"mosok tho yu,nek omahe suli,aku krungu ono suara bayi nangis yu,"

Sumirah:"halah ojo ngarang kue"


Sujatmi:"lho tenan yu,ora ngapusi aku"

Sumirah:"yo wis ayo rono,buktino"

Adegan Sulli menggendong bayi. menaruh bayinya

Sumirah dan Sujatmi:"mbok mbok" Suli:"ada apa nggih ?"

Sumirah:"lho suli,bukane kue merantau yo"

Suli:"eee anu (tiba tiba ada suara bayi menangis)

Sujatmi:"lhah bener tho yu irah,ono bayi nek kene"

Sumirah:"suli,iki bayine sopo"

Suli:"ini bayinya saya dan Ki Gede Kemiri"

Sujatmi:"halah ngapusi,ora mungkin iki anak e ki Gede Kemiri"

Suli:"saya bersumpah,ini anak Ki Gede Kemiri"

Sumirah:"wis, wis ayo kandakno karo adipati joyokusumo."

Ganti set ke kerajaan diisi dengan dancer.

Berita pun mulai cepat menyebar ke seluruh desa,hingga akhirnya didengar sendiri oleh ki gede kemiri.
Ia marah,jangankan untuk menghamili,memperistri suli saja ia ditolak mentah mentah,akhirnya ia
mengadu pada joyokusuma.

Joyukusuma "suli,anak siapa ini !"

Suli "anak saya dan ki gede kemiri paduka raja"

Ki gede kemiri "bukan ! Kau berdusta suli ! Aku jelas tidak akan menghamilimu jika pernyataan cintaku
saja kau tolak "

Joyokusuma "kau yakin ini anak ki gede kemiri ? Lalu mengapa warna kulit mereka seputih ini,seperti
keturunan wong londo"

Ki gede kemiri "ah benar sangat paduka raja"

Suli "bukan paduka raja,bukan,ini memang benar benar anak ki gede kemiri,beliau bisa jadi masih
menaruh hati pada saya,dan karna saya tolak pernyataan cintanya,beliau nekat menghamili saya"

Ki gede kemiri "bohong kau suli,paduka raja joyokusuma,apa yang dikatakan suli bohong,"

Joyokusuma "sudah cukup ! Kau suli,mulai sekarang tinggalah di kerajaan dengan menjadi seorang selir
sampai aku tahu fakta yang sebenarnya anak siapa yang kau akui anak ki gede kemiri itu,dan kau ki gede
kemiri,silahkan pergi sekarang.

Tak lama setelah itu, ada berita dari Ki Gede Jambeyan, seorang lurah dari wilayah barat daya Kemiri
tentang Baron Sekeber, seorang bule yang berkomplot dengan para berandal, penguasa Gunung
Patiayam.

Ki Gede Jambeyan : “Hormat saya Paduka Adipati. Saya kemari ingin melapor mengenai Baron
Sekeber, pemuda Belanda penguasa Gunung Patiayam.”

Adipati Jayakusuma : “Siapakah pemuda itu dan untuk apa ia kemari, Ki?”

Ki Gede Jambeyan : “Ia adalah pemuda yang berkawan dengan para berandal dari Gunung
Patiayam. Sudah banyak warga yang diresahkan dengan adanya Baron Sekeber dan sekawanannya.
Hamba kemari ingin meminta bantuan Adipati, sekiranya Adipati bisa membantu Hamba mengusir Baron
Sekeber dari wilayah kami.”
Adipati Jayakusuma : “Hal itu tentu tidak akan kubiarkan, Ki. Bawa aku kepada Baron Sekeber. Akan
kuhabisi sendiri dia.”

Kemudian, Adipati Jayakusuma berangkat menuju barat daya Kemiri bersama Ki Gede Jambeyan serta
beberapa pengawalnya untuk menumpas Baron Sekeber dengan tangannya sendiri.

Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai tempat tujuan mereka. Di sana, terdapat Baron Sekeber
tengah berkumpul bersama kawanannya.

Adipati Jayakusuma : “Wahai anak muda, siapa engkau sebenarnya? Ada apa gerangan engkau
datang ke kadipaten kami?”

Baron Sekeber : “Siapa kau? Apa urusanmu menanyaiku?”

Adipati Jayakusuma : “Aku Jayakusuma, pemimpin wilayah Pati. Apa tujuanmu kemari, Wahai Anak
Muda?”

Baron Sekeber : “Hahaha... Aku Baron Sekeber. Aku kemari ingin menjadi penguasa daerah ini.
Aku akan merebut kadipaten ini darimu. Hahaha...”

Adipati Jayakusuma : “Sungguh congkak sekali kau anak muda. Aku tidak akan membiarkan kadipaten
ini jatuh ke tanganmu.”

Baron Sekeber : “Kita lihat saja. Aku akan menguasai kadipaten ini secepatnya. Hahaha...”

(Adegan perang antara jayakusuma dengan baron sekeber)

Baron Sekeber : “Ampuni Hamba, Adipati. Hamba siap menerima hukuman apa pun dari
Paduka.”

Adipati Jayakusuma : “Baiklah. Pertama-tama, aku ingin kau menyerahkan baju zirah itu padaku. Aku
tidak akan memberimu hukuman berat. Aku ingin kau menjadi juru taman di kerajaanku.”

Baron Sekeber : “Akan hamba laksanakan, Adipati.”

Namun, Adipati Jayakusuma agaknya terlalu berbaik sangka, atau merupakan strategi penyelidikan kasus
Suli? Karena justru dengan menjadikannya sebagai Juru Taman sama halnya memberi jalan
perselingkuhan Suli dengan Baron Sekeber.

Suli : "baron? Baron sekeber... Apa itu kamu?

Baron : "iya sulli ini aku"

Suli : (menangis)

Baron : jangan menangis suli

Suli : anak-anak kita telah lahir dan mulai tumbuh besar sekarang

Bahagia yang dirasakan Suli dan Baron, setelah akhirnya bertemu kembali dengan pujaan hati. Namun,
ada satu jiwa yang mengeram penuh emosi melihat kejadian itu. Ya, ialah Adipati Jayakusuma.

Langkah Jayakusuma pun semakin kuat dan....brukkk

Adipati Jayakusuma : "Berani sekali kau!" Brukk (terus menghabisi dan melawan Baron Sekeber)

Baron : "Tolong hentikan"

Adipati Jayakusuma : "Akan kuhentikan sampai kau diberhentikan dengan sendirinya oleh Tuhan"
(Dikeluarkan pedang miliknya dan langsung ditancapkan tepat pada jantung Baron Sekeber)

Suli : "Tidakkkkkkkkk!!!!!"
Dengan tangisan yang mengucur sangat deras dan begitu terkejutnya Suli melihat Baron Sekeber, sang
pujaan hatinya meregang nyawa ia pun tak dapat bernafas dengan baik. Dan pada akhirnya Suli pun
meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai