Sejarah Desa Cigadog Kota Tasikmalaya
Sejarah Desa Cigadog Kota Tasikmalaya
PELANGGARAN ADAT
Oleh :
NIM : E1A015104
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
Sejarah Desa Cigadog Kab. Tasikmalaya
Awal mula sejarah Desa Cigadog berasal dari sebuah pohon yang bernama Gadog yang
konon adalah salah satu pohon yang memiliki populasi terbanyak di desa Cigadog. Seiring
berjalannya waktu, pohon tersebut tidak lagi terlihat. Versi lain juga ada yang menyebutkan
bahwa nama Desa Cigadog ini diambil dari para pengembara yang kemudian memutuskan
untuk menetap. 'Jedog' yang merupakan kata perintah bahasa Sunda (kasar) dari 'diam' dan kata
awal 'Ci'ataupun 'Cai' memiliki arti air dan dikatakan bahwa banyak sumber air di sini.
Pada tahun 1970, desa ini mengalami pemekaran menjadi dua wilayah yang disebabkan
oleh padatnya penduduk desa. Salah satu desa hasil pemekaran adalah Desa Mandalagiri yang
terletak di sebelah timur Desa Cigadog itu sendiri. Di Desa Cigadog terdapat sebuah tugu
peringatan masa gerakan G30SPKI. Tugu tersebut dibuat untuk mengingatkan bahwa desa ini
pernah menjadi salah satu persinggahan Jendral A.H. Nasution dalam pelariannya. Hal lainnya
mengenai Desa Cigadog adalah desa ini memiliki sebuah kesenian khas yaitu kesenian Rudat
yang berupa tarian seperti pencak silat untuk menyambut tamu penting yang datang ke Desa
Cigadog dan dipertunjukan pada hari-hari besar.
• Aspek Norma-norma
Perempuan tidak diperbolehkan keluar dari rumah dan berkeliaran pada malam hari.
Laki-laki ataupun perempuan tidak boleh duduk dengan memeluk kedua kaki sambil
menekuk kedua kaki keatas sejajar dengan bahu karena dianggap duduknya para setan.
Ketika menguap, mulut harus ditutup oleh punggung tangan kanan
Pelanggaran Norma Adat
Apabila masyarakat Desa Cigadog Melanggar norma adat yang telah di tetap kan atau
berlaku di Desa Cigadog maka, orang tersebut akan di kucilkan/di keluarkan dari lingkungan
masyarakat. Karena masyarakat Desa Cigadog sangat keras menetapkan norma norma adat
terutama “Perempuan tidak diperbolehkan keluar dari rumah dan berkeliaran pada malam
hari”, karena masyarakat Desa Cigadog meyakini apabila norma adat tersebut di langgar
maka akan ada masalah besar yang akan timbul di di desa mereka .