Anda di halaman 1dari 10

Ringkasan Materi Kuliah Nanofarmasetika

“LIPOSOM”

Kelompok 1
Anggota :
- I Putu Wiratama Widya Putra (23175333A)
- Sesilia Putri Nandita (23175338A)
- Maria Anilda Dewi Bastian (23175351A)

Program Studi S1 Farmasi


Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
2019
I. Pendahuluan

A. Sejarah
Struktur dan kegunaan liposom pertama kali ditemukan oleh Alec Bangham dari Cambridge
pada awal tahun 1960, namun liposom sebagai pembawa obat telah dipatenkan di Jerman
pada tahun 1943 berupa campuran cair antara lesitin dan kolesterol. Formulasi pertama liposom
hanya terdiri dari lipid alami; saat ini liposom dapat ditemui sebagai lipid alami dan/atau lipid dan
surfaktan sintetis. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, berbagai metode pembuatan liposom telah
dikembangkan untuk mempelajari proses biologis membran dan ikatan protein membrane
seperti fungsi dan mekanisme transportasi, sifat permeasi, serta adhesi dan fusi kinetika. Pada
tahun 1970-an, liposom diusulkan sebagai pembawa obat untuk modifikasi indeks terapeutik
obat, yaitu dengan mengurangi toksisitas atau meningkatkan efikasi (atau keduanya) dari
obat induk. Semakin banyak formulasi yang dibuat khusus untuk menyelidiki bidang tertentu
seperti aplikasi medis, kosmetik, bahkan dalam industri pangan dan pertanian, dimana penelitian
difokuskan pada bidang farmasi dan aplikasi biofarmasi tertentu. Produk pertama yang paling
menonjol adalah Doxil (Sequus) dan DaunoXom (Gilead, Nexstar). Keduanya diindikasikan
sebagai obat antikanker, yang berhasil diuji dalam studi klinis, diikuti oleh persetujuan Food and
Drug Administration (FDA) AS di AS 1990-an.
Kurangnya metode yang tepat untuk menghasilkan liposom dalam jumlah besar secara
terkontrol dan dapat direproduksi menyebabkan sulitnya pengaplikasian liposom dalam dunia
industri. Selain itu, uji klinis awal tidak sesukses yang diharapkan karena stabilitas liposom
konvensional rendah, disebabkan oleh tidak efisiennya persiapan, dan sifat fisik. Selanjutnya,
sebagian besar liposom dieliminasi secara cepat pada hati dan limpa, sehingga waktu paruh
biologis yang baik sulit untuk tercapai. Kemudian, muncullah liposom konvensional generasi
selanjutnya yang memberikan perkembangan signifikan untuk industry pada tahun 1990-an.
Banyak kemajuan penelitian liposom pada akhir 1980an dan awal 1990an, termasuk pemahaman
secara terinci polimorfisme lemak. Mekanisme fisiologis disposisi liposom in vivo dan lemak-obat
dan interaksi protein lemak. Hasilnya adalah rancangan liposom dengan stabilitas yang lebih baik
secara in vitro dan in vivo, dengan memperbaiki biodistribusi dan waktu tinggal optimal liposom
dalam sirkulasi sistem atau darah. Tujuan penggunaan liposom sebagai pembawa obat dalam
pemakaian farmasi baru direalisasikan pada pertengahan tahun 1990an. Obat-obat yang sekarang
beredar di AS diformulasikan sebagai liposome drug delivery systems terutama antijamur dan
terapi anti kanker, banyak produk, termasuk yang digunakan sebagai analgesik, terapi gen dan
vaksin terus dikembangkan

B. Definisi dan Gambaran Umum


Liposom berasal dari bahasa Yunani, yaitu lipos yang berarti lemak dan soma yang berarti
tubuh. Liposom adalah vesikel buatan yang berukuran kecil, memiliki bentuk spheric, dan terdiri
dari membran fosfolipid bilayer. Ukuran vesikel lipid yang hampir bulat ini dapat berkisar dari
beberapa nanometer hingga beberapa mikrometer. Namun, liposom yang diterapkan pada rentang
penggunaan medis antara 50 dan 450 nm. Liposom dapat dibuat dari fosfolipid nontoksik dan
kolesterol untuk membentuk satu atau multi membran bilayer yang memungkinkan dalam
mengenkapsulasi senyawa aktif yang hidrofilik maupun hidrofobik. Senyawa-senyawa hidrofilik
akan terjerap pada bagian tengah dari liposom dan senyawa yang larut lemak akan beragregasi
pada bagian lemak. Bila digambarkan secara melintang (Gambar 1), maka bagian hidrofilik
mengarah ke air dan bagian lipofilik mengarah ke tengah vesikel sehingga membentuk membran
lipid bilayer.

Representation of the steric organization of a micelle (left), a liposome (center), and a lipid bilayer
(right). Whereas liposomes are composed of a lipid bilayer, micelles are constructed of one lipid
layer in which the apolar section turns inward and the polar heads interact with the environment.
These two different organizations mean that the space enclosed in the micelles is much more
limited to that available in liposomes.

II. Metode Pembuatan

Liposom dapat berupa lipid lapis ganda selapis, vesikel unilamelar, atau dapat berupa lapis
ganda multiple, disebut vesikel multilamelar. Vesikel unilamelar lebih sering digunakan karena
ukurannya, daya biokompatibilitasnya, dan ruang dalam yang luas Pada umumnya, prosedur
pembuatan liposom menggunakan dispersi sederhana fosfolipid kering di dalam media air
menggunakan homogenizer. Prosedur ini menghasilkan bentuk liposom multilamelar. Bentuk
unilamelar bisa dibuat dari multilamelar dengan menggunakan radiasi ultrasonik atau dengan
melewatkan vesikel multilamelar tersebut ke penyaring di bawah tekanan. Lipid pada larutan
organik dapat disuntikkan ke dalam media aqueous. Metode ini biasanya menghasilkan vesikel
unilamelar.
Metode pembuatan liposom lainnya adalah hidrasi lipid yang diikuti dengan agitasi intensitas
tinggi dengan menggunakan sonikasi atau high-shear propeller. Pada liposom anionik, metode ini
menggabungkan berbagai campuran bahan dari dipalmitoylphosphatidylcholine (DPPC) dan
dipalmitoylphosphatidylglycerol ke dalam bufer garam fosfat. Sedangkan liposom kationik
dipreparasi dari DPPC, kolesterol, dan cationic surfactant dimethyl dioctadecylammonium
bromide (DDAB). Lipid terpecah dan tercampur di dalam kloroform dan pelarut akan disingkirkan
oleh putaran evaporasi pada suhu 600C untuk mendapatkan lapisan tipis lipid. Bufer garam fosfat
ditambahkan dan tabung di agitasi dengan kuat pada putaran mixer untuk memproduksi vesikel
multilamelar (MLV). MLV selanjutnya di sonikasi pada suhu 600C selama 15 menit untuk
memroduksi liposom unilamelar. Setelah disonikasi, liposom diinkubasi pada suhu 600C selama
15 menit untuk membuang deterjen dan menjadi lipid yang memiliki konsentrasi misel yang sangat
rendah, terendap dan secara termodinamis akan tersusun dengan sendirinya menjadi vesikel
unilamelar..

Metode umum dalam persiapan liposom :


Semua metode persiapan liposom melibatkan empat tahap dasar :
1. Pengeringan lipid dari pelarut organik.
2. Dispersi lipid dalam media air.
3. Pemurnian liposom yang dihasilkan.
4. Analisa produk akhir.
Metode persiapan liposom dan pemuatan obat :
1. Teknik pemuatan pasif
2. Teknik pemuatan aktif.
Teknik pemuatan pasif terbagi menjadi 3 metode :
1. Metode dispersi mekanik.
2. Metode dispersi pelarut.
3. Metode penghapusan deterjen (penghapusan material non-enkapsulasi.
Metode dispersi mekanik terbagi menjadi 5 metode :
1. Sonication.
Sonikasi merupakan metode yang secara umum digunakan dalam pembuatan small
unilamellar vesicles (SUV)
2. French pressure cell : extrusi.
Dalam teknik ini vesikel besar dikonversi menjadi vesikel kecil di bawah tekanan yang
sangat tinggi.
3. Liposom beku-cair.
4. Hidrasi lapisan lipid dengan hand shaking, non-hand shaking atau freeze drying.
 Hand shaking
Lipid + pelarut (kloroform: Metanol)
Dalam RBF 250 ml
Uapkan selama 15 menit di atas suhu transisi fasa
Siram dengan nitrogen
Tunggu hingga residu kering

Tambahkan 5 ml buffer yang mengandung bahan yang akan dijerap

Putar pada suhu kamar, 60 rpm selama 30 min sampai lipid dikeluarkan dari dinding RBF

Dispersi putih susu (tunggu selama 2 jam untuk mendapatkan MLV)


 Non-hand shaking
Lipid + pelarut

Uapkan pada suhu kamar dengan aliran nitrogen untuk pengeringan

Tambahkan nitrogen jenuh air sampai opacity hilang

Tambahkan 5 ml buffer yang mengandung bahan yang akan dijerap

Tambahkan cairan curah (obat) & 10-20 ml larutan sukrosa


Siram lagi dengan nitrogen
Biarkan selama 2 jam pada suhu 37º c
Putar untuk menghasilkan dispersi seperti susu
Centrifuge pada kecepatan 12000 rpm selama 10 menit pada suhu kamar
MLV pada permukaan dihilangkan
Untuk cairan yang tersisa tambahkan larutan glukosa iso-osmolar
centrifuge pada 12000 rpm
Terbentuk LPV

5. Mikro-emulsifikasi.
6. Ekstrusi membrane

III. Sifat dan Karakteristik


A. Sifat dan Karakteristik

Macam-macam liposom
a. Liposom MLV dapat dikatakan sebagai bentuk awal liposom. MLV merupakan liposom
multikompartemen dengan ukuran vesikel 100 nm sampaidengan 1000 nm dan setiap
vesikel biasanya terdiri atas lima atau lebih lamelakonsentris. Liposom MLV sangat cocok
untuk proses enkapsulasi dariberbagai substansi dan dapat dibuat berbagai macam
komposisi lipid.Keterbatasan MLV adalah mempunyai kapasitas enkapsulasi
Karakteristik MLV :
 Lebih dari satu layer
 Enkapsulasi obat lipofilik cukup besar
 Stabil dalam penyimpanan jangka panjang
 Cepat dibersihkan oleh RES
 Mudah disiapkan
 Dibuat dengan metode thin film hydration
b. Vesikel Unilamelar kecil (SUV) memiliki variasi ukuran terkecil. Ukuran SUV didasarkan
pada kekuatan ionisasi medium cair dan komposisi lemak pada membran, yaitu
ukuranvesikel ± 15 nm untuk liposom yang berasal dari lesitin telur murni pada salinnormal
dan ± 25 nm untuk liposom DPC.
Karakteristik SUV :
 Single bilayer
 Ukuran homogen
 Secara termodinamik kurang stabil
 Mudah beragregasi dan bergabung pada muatan yang rendah atau netral
 Rasio air:lipid kecil, long circulating
 Dibuat dengan mereduksi ukuran MLV dan LUV menggunakan sonikator,
gasextruder, active loading atau solvent injection techniques
c. Vesikel Unilamelar besar (LUV) memiliki ukuran lebih besar dari SUV. Liposom ini
memiliki ukuran500-1000 nm. Vesikel ini dapat dibuat dengan metode injeksi eter dan
fusiliposom jenis SUV dengan diinduksi kalsium.
Karakteristik LUV :
 Single bilaye
 Rasio air:lipid tinggi
 Bermanfaat untuk obat-obat hidrofil
 Cepat dibersihkan dari retikuloendotelial
 Dibuat dengan active loading, injeksi eter, dialisis detergen, reverse
phaseevaporation
d. Vesikel Unilamelar intermediet (IUV) berukuran 100-200 nm. IUV dapat bertahan lebih
lama dalam sirkulasi dan stabilitasnya baik sehingga sangat bermanfaat dalam
penghantaran obat
B. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan

Liposom meningkatkan efikasi dan indeks Waktu paruh pendek


terapi obat (actinomycin-D)
Liposome meningkatkan stabilitas melalui Terkadang fosfolipid mengalami oksidasi
enkapsulasi dan reaksi seperti hidrolisis
Liposom tidak beracun, fleksibel, Kebocoran dan fusi obat yang
biokompatibel, sepenuhnya biodegradable, dienkapsulasi /molekul
dan nonimunogenik untuk rute sistemik
dan non-sistemik
Liposom mengurangi toksisitas agen yang Biaya produksinya tinggi
dienkapsulasi (amfoterisin B, Taxol)
Liposom membantu mengurangi paparan Kurang stabil
jaringan sensitif terhadap obat-obatan
beracun
Efek samping kecil Kelarutan rendah
Fleksibilitas untuk berpasangan dengan
ligan spesifik untuk mencapai penargetan

IV. Evaluasi dan Karakterisasi


Pemeriksaan Organoleptis
Pengamatan pada suspensi liposom yang di dapatkan setelah proses pembuatan. Catat
hasilyang didapatkan.
Pemeriksaan Morfologi bentuk vesikel menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope)
Untuk melihat morfologi, karakteristik dan ukuran vesikel liposom menggunakan SEM
(Scanning Electron Microscope). Morfologi liposom menunjukkan bentuk bulat seperti bola.
Pengukuran Distribusi Partikel
Dilakukan dengan menggunakan alat Particle Size analyzer (PSA) dengan metoda light
scattering (pemendaran cahaya) pada suhu 25°C. Sebelum diukur, sampel di dispersikan terlebih
dahulu ke dalam media pendispersi. Media pendispersi yang digunakan sebagai baseline adalah
larutan aquadest, dimasukkan ke dalam fluid tank. Setelah itu, sampel diteteskan sedikit demi
sedikit pada baseline dan akan terukur ukuran partikel dari globul-globul liposom.
Penentuan efisiensi penjerapan obat (%EP) menggunakan HPLC
Pemurnian liposom dilakukan dengan menggunakan metoda sentrifugasi pada kecepatan
11.000 rpm selama 30 menit sehingga didapatkan presipitat dan supernatan. Supernatan diambil
untuk diuji konsentrasi obat yang terbebas (free drug) dari liposom. Sedangkan presipitat
dilarutkan terlebih dahulu ke dalam etil asetat dan kemudian diambil untuk diuji konsentrasi obat
yang terjerap di dalam liposom. Keduanya diuji dengan menggunakan HPLC. Kemudian di hitung
persentase dari efisiensi penjerapan (%) bahan obat dapat digunakan rumus:
%EP = (Ctotal - Csupernatan ) x 100%
Ctotal
Keterangan:
- Ctotal merupakan konsentrasi obat total yang terdapat pada supernatan dan presipitat
- Csuperatan merupakan konsentrasi obat pada supernatan yang didapat

V. Aplikasi dalam Sistem Drug Delivery System


Liposom dimanfaatkan sebagai pembawa obat dengan alasan vesikel ini dapat memberikan
keuntungan yakni: liposom dapat mengarahkan obat pada target tertentu, misalnya pada long-
circulating liposomes yang bekerja pada target selektif area patologis tertentu; liposom dapat
sebagai reservoir obat yang melepaskan obat secara perlahan sehingga akan meningkatkan
efektivitas obat dan memperpanjang masa edar obat di darah; liposom dapat melindungi obat dari
degradasi sebelum mencapai target; liposom melindungi pasien dari efek samping langsung dari
obat yang ter-expose; liposom dapat melarutkan obat lipofilik yang sulit diberikan secara
intravena, sehingga pemberiannya dikemudian hari akan lebih mudah.
Manfaat liposom dalam system penghantaran obat
Manfaat liposom dalam penghantaran obat Contoh
1. Peningkatan kelarutan obat lipofilik dan Amfoterisin B, porfirin, minoksidil, beberapa
amfifilik peptida, dan antrasiklin, masing-masing; obat
hidrofilik, seperti agen antikanker
doxorubicin atau asiklovir
2. Penargetan pasif ke sel-sel system Antimonial, amfoterisin B, porfirin, vaksin,
kekebalan tubuh, terutama sel-sel dari sistem imunomodulator
fagositik mononuklear
3. Sistem pelepasan bertahap melalui rute Doksorubisin, sitosin arabinosida, kortison,
sistemik maupun lokal protein biologis atau peptida semacam itu
sebagai vasopresin
4. Mekanisme penghindaran spesifik Doxorubicin andamphotericin B
5. Penargetan spesifik Obat antiinflamasi, anti kanker, anti infeksi
6. Peningkatan transfer hidrofilik, molekul Antibiotik, chelator, plasmid, dan gen
bermuatan
7. Peningkatan penetrasi ke jaringan Kortikosteroid, anestesi, dan insulin

Aplikasi Partikel Liposom di Sektor Makanan, Pertanian, dan Lainnya


Teknik enkapsulasi mikro berbasis liposom menggunakan bahan biokompatibel yang dapat
dimakan, termasuk matriks biopolimer yang terdiri dari gula, pati, gusi, protein, sintetis, dekstrin,
dan alginat, saat ini digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan. Berdasarkan keberhasilan
penggunaan nanopartikel liposom dalam biomedis dan industri farmasi (antikanker, dan
penghantaran obat, dll.), para ilmuwan sekarang telah mulai menggunakan liposom untuk
penghantaran terkontrol konstituen fungsional seperti protein, polisakarida, enzim, vitamin, dan
rasa dalam beragam praktik makanan). Namun demikian, terlepas dari peningkatan stabilitas dan
waktu sirkulasi yang meningkat, liposom yang distabilkan dengan polimer kurang selektif untuk
target penyakit serta pemberian obat yang terkontrol. Untuk mengatasi keterbatasan ini, beberapa
strategi teknik yang melibatkan modifikasi berbagai komponen liposom telah digunakan, seperti
fungsionalisasi permukaan, untuk meningkatkan kinerja mereka dan mengembangkan berbagai
strategi deteksi liposom.
Salah satu contoh aplikasi liposom untuk produk herbal misalnya adalah yang dilakukan oleh
H. Yu et al(14). dalam jurnalnya “Development of liposomal Ginsenosid Rg3: Formulation
optimization and evaluation of its anticancer effects”(14) menjelaskan bahwa ginsenosid
merupakan senyawa bahan alam dengan aktivitas antikanker namun memiliki kelarutan yang
rendah di dalam air. Pada penelitiannya, Yu et al merancang optimasi formula liposom ginsenosid
dengan desain faktorial 33 menggunakan piranti lunak response surface method (RSM). Dari hasil
optimasi kemudian dibuat liposom ginsenosida Rg3 dengan cara hidrasi lapis tipis menggunakan
fosfatidilkolin telur dan kolesterol. Hasil uji bioavailabilitas menunjukkan bahwa ginsenosida Rg3
liposom memberikan profil farmakokinetika yang lebih baik dibandingkan dengan larutan
ginsenosida Rg3 biasa.
VI. Referensi
Akbarzadeh, Abolfazl, et al. "Liposome: classification, preparation, and applications." Nanoscale
research letters 8.1 (2013): 102.
Bozzuto, Giuseppina, and Agnese Molinari. "Liposomes as nanomedical devices." International
journal of nanomedicine 10 (2015): 975.
Ramadon, D., & Mun’im, A. B. D. U. L. (2017). Pemanfaatan Nanoteknologi dalam Sistem
Penghantaran Obat Baru untuk Produk Bahan Alam. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia,
14(2), 118-127.
Shukla, S., Haldorai, Y., Hwang, S. K., Bajpai, V. K., Huh, Y. S., & Han, Y. K. (2017). Current
demands for food-approved liposome nanoparticles in food and safety sector. Frontiers in
microbiology, 8, 2398.
Verawaty, V., Halim, A., & Febriyenti, F. (2016). Efektivitas Sistem Penghantaran Liposom pada
Katekin Sebagai Antioksidan. JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis), 2(2), 176-182.
Wagner, Andreas, and Karola Vorauer-Uhl. "Liposome technology for industrial purposes."
Journal of drug delivery 2011 (2011).

Anda mungkin juga menyukai