Anda di halaman 1dari 16

“Liposom sebagai Sistem Penghatar Obat”

Makalah ini dibuat untuk mata pelajaran Biologi Sel dan Molekuler

Disusun oleh:
Kelompok 11
AYU EGAH MUSTIKA SUNANTO 1406639623

CALLISTA ANDINIE MULYADI 1406576793

CHINDY DWI MARTINAH 1406545106

DIAN FITRIANI 1406544873

DIAN RAHMAWATI 1406544993

FITRI MARSYA 1406545125

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2015
LIPOSOM

Saat ini penelitian mengenai obat-obatan terus dilakukan sehingga diperoleh obat
dengan efikasi yang maksimal. Beberapa obat memiliki indeks terapi yang sempit dan
penggunaannya dibatasi karena memiliki efek samping. Oleh karena itu, formulasi obat
terus dikembangkan untuk mendapatkan efektivitas terapi yang diharapkan. Beberapa
teknik sedang dikembangkan agar obat dapat mencapai target di tempat yang spesifik tanpa
mempengaruhi jaringan lain sehingga dapat mencegah efek toksik (Biju et al, 2006).
Banyak senyawa aktif memiliki bioavaibilitas dan kelarutan dalam air yang rendah
sehingga diperlukan suatu sistem pembawa yang cocok untuk obat hidrofobik. Obat-obat
yang kelarutannya kecil dalam air merupakan suatu permasalahan dalam industri farmasi
karena pada umumnya obat diabsorbsi dari saluran cerna dengan mekanisme difusi pasif
sehingga kecepatan absorbsi obatakan menentukan bioavaibilitas. Salah satu pendekatan
untuk masalah ini adalah menggunakan vesikel yang sudah populer seperti liposom sebagai
penghantar obat. Dan pendekatan lain yaitu dengan menggunakan metode niosom,
transfersom, ethosom, virosom dan farmakosom.

Sejarah Liposom
Kata liposom berasal dari bahasa Yunani “lipo” yang berarti lemak, dan
“soma” yang berarti kantong. Liposom dapat didefinisikan sebagai
kantong dalam skala mikron yang terdispersi di lingkungan air. Dinding
kantong berupa membran berlapis ganda atau bilayer yang bersifat
ampifilik. Sifat bilayer menjamin pembentukan kompartemen internal
aqueous yang dapat dibedakan dari medium di luarnya.

Liposom pertama kali dijelaskan oleh Dr hematologi Inggris Alec D


Bangham FRS tahun 1961 (diterbitkan 1964), di Institut Babraham, di
Cambridge. Mereka ditemukan saat Bangham dan RW Horne sedang
menguji mikroskop elektron baru lembaga itu dengan menambahkan
negatif noda untuk fosfolipid kering. Kemiripannya dengan plasmalemma
itu jelas, dan gambar-gambar mikroskop menjabat sebagai bukti nyata
pertama untuk membran sel menjadi struktur lipid bilayer.

Identifikasi
Etiologi nama liposom berasal dari bahasa Yunani yaitu “LIPO” yang berarti lipid/lemak
dan “SOMA” yang berarti tubuh. Dengan demikian, posisi lipid berada pada bagian
badan dari liposom. Liposom merupakan partikel berbentuk vesikel sferis yang
dindingnya tersusun atas molekul lipid (konstituen utamanya fosfolipid) lapis ganda yang
membungkus kompartemen cairan didalamnya.

Liposom atau gelembung lemak


adalah suatu vesikel berair yang
dikelilingi oleh membran lipid lapis
ganda uni lamelar atau multilamelar,
dan terbentuk secara spontan ketika
fosfolipid (sumber alam/sintetik)
dihidrasi dengan sejumlah air. Struktur
liposom identik dengan membran sel.
Selain itu pengertian dari Liposom adalah gelembung kecil (vesikel),
terbuat dari bahan yang sama sebagai membran sel. Liposom dapat diisi
dengan obat-obatan, dan digunakan untuk memberikan obat untuk kanker
dan penyakit lainnya

Komponen utama Liposom adalah : Fosfolipid dan Kolesterol. Fosfolipid


merupakan komponen struktural terbesar penyusun membran biologis
seperti membran sel. Fosfolipid yang paling sering digunakan dalam
pembuatan liposom adalah fosfatidilkolin. Fosfatidilkolin merupakan
molekul amfifatik yang terdiri atas :
 a hidrophilic polar head group, fosfokolin
 a glycerol bridge
 a pair of hidrophobic acyl hidrocarbon chain

Komponen yang paling sering digunakan dalam pembuatan liposom yaitu :

 Lipid bermuatan negatif, fosfolipid asam : dipalmitoil-fosfatifilgliserol


(DPPG) dan dipalmitoil-fosfatidilkolin (DPPC),
 Lipid bermuatan netral : sfingomielin dan fosfatidiletanolamin
 Umum (paling sering) : fosfatidilkolin
 Tambahan lain : kolesterol untuk meningkatkan stabilitas, menurunkan
porositas atau kebocoran melalui membran, dan mencegah agregasi dan fusi
liposom.

Di alam, fosfolipid ditemukan di membran yang stabil terdiri dari dua lapis
(lapis a). Dalam keberadaan air, kepala tertarik untuk air dan berbaris
untuk membentuk permukaan yang menghadap air. Ekor yang ditolak
oleh air, dan berbaris untuk membentuk permukaan yang jauh dari air.
Dalam sel, satu lapisan kepala wajah luar sel, tertarik ke air di lingkungan.
Lapisan lain kepala wajah di dalam sel, tertarik oleh air di dalam sel. Ekor
hidrokarbon dari satu wajah lapisan ekor hidrokarbon dari lapisan lain, dan
struktur gabungan bentuk sebuah bilayer.

Ketika fosfolipid membran terganggu, mereka bisa berkumpul kembali diri


menjadi bola kecil, lebih kecil dari sel normal, baik sebagai bilayers atau
monolayers. Struktur bilayer adalah liposom. Struktur monolayer disebut
misel.

Lipid di membran plasma terutama fosfolipid seperti


phosphatidylethanolamine dan fosfatidilkolin. Fosfolipid yang amphiphilic
dengan ekor hidrokarbon dari molekul yang hidrofobik; kepala polar
hidrofilik. Sebagai membran plasma wajah solusi berair di kedua sisi,
fosfolipid yang mengakomodasi ini dengan membentuk bilayer fosfolipid
dengan ekor hidrofobik saling berhadapan.

Liposom dapat terdiri dari fosfolipid alami yang diturunkan dengan rantai
campuran lipid (seperti telur phosphatidylethanolamine), atau komponen
surfaktan murni seperti DOPE (dioleoylphosphatidylethanolamine).
Liposom, biasanya tetapi tidak menurut definisi, mengandung inti dari
larutan berair; lipid bola yang tidak mengandung bahan berair yang
disebut misel, bagaimanapun, misel sebaliknya dapat dibuat untuk
mencakup lingkungan yang berair.

Liposom yang dibentuk dari turunan alami fosfolipid yang dicampur


dengan rantai lemak, misalnya fosfatidiletanolamin atau komponen
surfaktan murni seperti dioleoilfosfatidiletanolamin. Pada pembuatan
liposom juga dapat ditambahkan komponen lainnya seperti kolesterol
untuk meningkatkan stabilitasnya. Karena sifatnya yang seperti membran
sel, liposom bersifat biokompatibel karena biodegradabilitasnya, toksisitas
rendah dan tidak memicu respons imun. Liposom diaplikasikan sebagai
mikroreservoir dan bagian dalam sel sesudah pengambilan endositik.

Penambahan kolesterol pada liposom bilayer membawa perubahan besar


pada preparasi membran.Kolesterol sendiri tidak dapat membentuk
bilayer. Kolesterol berfungsi sebagai buffer fluiditas, dimana dibawah
temperatur fase transisi menyebabkan membran kurang tertata baik serta
kurang permeabel sedang di atas temperatur fase transisi menyebabkan
membran dalam tatanan teratur dan lebih stabil. Kolesterol ditambahakan
dalam konsentrasi tinggi dengan rasio 1:1 hingga 2:1
(kolesterol:fosfatidilkolin). Kolesterol terselip dalam membran dengan
gugus hidroksil berorientasi terhadap permukaan air dan rantai alifatik
secara pararel berorientasi pada rantai asil pada pusat bilayer. Adanya
kolesterol menyebabkan membran lebih rigid.

Lamela adalah struktur menyerupai pelat datar yang muncul pada awal
pembentukan liposom. Fosfolipid bilayer pertama muncul sebagai lamela
sebelum akhirnya terkonversi menjadi bentuk sferis. Beberapa lamela dari
fosfolipid bilayer tersusun menumpuk di atas lamela lain selama
pembentukan liposom membentuk struktur multilamelar.
Multilamellar vesicle Unilamellar vesicle Lamela
Tersusun atas beberapa Tersusun atas satu
fosfolipid bilayer fosfolipid bilayer

Macam-macam Liposom
Liposom terbagi menjadi 4 jenis liposom, yaitu :
a. Vesikel Multi Lamelar (MLV)
Liposom MLV dapat dikatakan sebagai bentuk awal liposom. MLV merupakan
liposom multikompartemen dengan ukuran vesikel 100 nm sampai dengan
1000 nm dan setiap vesikel biasanya terdiri atas lima atau lebih lamela
konsentris. Liposom MLV sangat cocok untuk proses enkapsulasi dari
berbagai substansi dan dapat dibuat berbagai macam komposisi lipid.
Keterbatasan MLV adalah mempunyai kapasitas enkapsulasi
b. Vesikel Unilamelar kecil (SUV)
SUV memiliki variasi ukuran terkecil. Ukuran SUV didasarkan pada kekuatan
ionisasi medium cair dan komposisi lemak pada membran, yaitu ukuran
vesikel ± 15 nm untuk liposom yang berasal dari lesitin telur murni pada salin
normal dan ± 25 nm untuk liposom DPC.
c. Vesikel Unilamelar besar (LUV)
LUV memiliki ukuran lebih besar dari SUV. Liposom ini memiliki ukuran
500-1000 nm. Vesikel ini dapat dibuat dengan metode injeksi eter dan fusi
liposom jenis SUV dengan diinduksi kalsium.
d. Vesikel Unilamelar intermediet (IUV)
Liposom ini berukuran 100-200 nm. IUV dapat bertahan lebih lama dalam
sirkulasi dan stabilitasnya baik sehingga sangat bermanfaan dalam
penghantaran obat.
Karakteristik MLV
 Lebih dari satu layer
 Enkapsulasi obat lipofilik cukup besar
 Stabil dalam penyimpanan jangka panjang
 Cepat dibersihkan oleh RES
 Mudah disiapkan
 Dibuat dengan metode thin film hydration

Karakteristik LUV
 Single bilayer
 Rasio air:lipid tinggi
 Bermanfaat untuk obat-obat hidrofil
 Cepat dibersihkan dari retikuloendotelial
 Dibuat dengan active loading, injeksi eter, dialisis detergen, reverse
phase evaporation

Karakteristik SUV
 Single bilayer
 Ukuran homogen
 Secara termodinamik kurang stabil
 Mudah beragregasi dan bergabung pada muatan yang rendah atau
netral
 Rasio air:lipid kecil, long circulating
 Dibuat dengan mereduksi ukuran MLV dan LUV menggunakan
sonikator, gas extruder, active loading atau solvent injection
techniques
Klasifikasi dari Liposom (pada gambar di bawah) :

 A. Liposom konvensional dengan lipid lapis ganda dalam lingkungan berair


 B. Imunoliposom yang memiliki target berupa antibody
 C. Long-circulating liposome dengan polimer protektif seperti PEG yang melindungi
permukaan liposom dari interaksinya dengan protein opsonin
 D. Long-circulating immunoliposome dengan polimer protektif dan antibody
 E. Liposom generasi baru, dengan berbagai modifikasi seperti partikel magnetic,
polimer stimuli-sensitif, dll dengan tujuan untuk meningkatkan waktu edar yang lebih
lama, memperbaiki stabilitas, dan meningkatkan efek.

Mekanisme Liposom

Liposom digunakan sebagai model untuk sel buatan. Liposom juga dapat
dirancang untuk memberikan obat dengan cara lain. Liposom yang
mengandung rendah (atau tinggi) pH dapat dibangun sedemikian rupa
sehingga obat cair terlarut akan dikenakan biaya dalam solusi (yaitu, pH
di luar kisaran PI obat). Sebagai menetralkan pH alami dalam liposom
(proton dapat melewati beberapa membran), obat tersebut juga akan
dinetralisir, yang memungkinkan untuk secara bebas melewati membran.
Liposom ini bekerja untuk memberikan obat oleh difusi daripada dengan
fusi sel langsung. Strategi lain untuk pengiriman obat liposom adalah
target peristiwa endositosis. Liposom dapat dibuat dalam berbagai ukuran
tertentu yang membuat mereka target yang layak untuk fagositosis
makrofag alami. Ini liposom dapat dicerna sementara di phagosome
makrofag, dengan demikian melepaskan obat nya. Liposom juga dapat
dihiasi dengan opsonins dan ligan untuk mengaktifkan endositosis pada
jenis sel lain.

a) Pemasukan obat ke dalam Liposom


Klasifikasi obat yang dapat dimasukkan ke dalam liposom dilakukan
berdasarkan koefisien partisi minyak/dapar dan oktanol.dapar yaitu :
 Senyawa hidrofilik (larut air) dengan harga Kp rendah untuk
minyak/dapar dan oktanol/dapar
 Senyawa ampifatik, yaitu Kp rendah untuk minya/dapar dan Kp
sedang sampai tinggi untuk Kp oktanol/dapar
 Senyawa lipofilik mempunyai Kp tinggi untuk minyak/dapar.

Metode pemasukan obat ke liposom dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ;

 Masuk ke membran liposom


 Masuk ke fasa air dalam liposom
b) Pelepasan obat dari liposom
Terdapat beberapa proses pelepasan substansi materi dari liposom.
Pertama, melalui fusi sempurna membran lipid liposom dengan membran sel
target. Melalui cara ini, isi liposom akan terpapar langsung dengan
sitoplasma sel dan tetap diselubungi membran biologis.
Kedua, liposom melepas isinya ke ruang interstisial untuk selanjutnya
substansi secara aktif diambil oleh sel melalui transport paraseluler. Dengan
demikian, transpor para seluler substansi aktif dalam liposom dapat
berlangsung pada usus halus melalui dinding usus. Cara ini terjadi pada
liposom yang sensitive pada perubahan temperatur. Jadi, liposom akan pecah
sat terjadi perubahan suhu dan liposom akan melepaskan isinya ke ruang
ekstraseluler.
Untuk obat yang bersifat lipofilik, bentuk MLV merupakan pilihan utama,
karena jumlah iobat yang akan dibawa, yang terikat pada membran lebih
banyak. Untuk yang bersifat hidrofilik, besarnya vesikel yang umumnya
hanya terdiri dari satu lapis membran menentukan jumlah obat yang dibawa.
Gambar mekanisme perantara intra seluler penghataran obat liposom

Penggunaan liposom adalah sebagai berikut:

¤ Kosmetik
¤ Penghantaran obat
¤ Studi membran
¤ Tumor diagnostic imaging

Aplikasi Liposom Dalam Penghantaran Obat


¤ Formulation aid
¤ Intracellular drug delivery
¤ Sustained release drug delivery
¤ Gene therapy
¤ Site avoidance delivery
¤ Site spesific targetting
¤ Intraperitoneal administration
¤ Immunological adjuvants in vaccine

Penggunaan liposom sebagai pembawa obat digunakan pada terapi gen,


vaksin penyakit seperti herpes simplex dan hepatitis B, obat anti infeksi
patogen intraseluler, dan pengobatan kanker seperti kanker payudara dan
Kaposi’s sarcoma. Selain itu Penggunaan liposom dalam rias nano juga
memiliki banyak manfaat, termasuk penetrasi meningkat dan difusi bahan
aktif, transportasi selektif bahan aktif, waktu rilis lagi, stabilitas yang lebih
besar yang aktif, pengurangan efek samping yang tidak diinginkan, dan
biokompatibilitas tinggi.

Selain gen dan aplikasi pengiriman obat, liposom dapat digunakan


sebagai pembawa untuk pengiriman pewarna untuk tekstil, pestisida
untuk tanaman, enzim dan suplemen gizi untuk makanan. Di Perancis,
Jepang dan umumnya negara maju, liposom luas digunakan dalam bentuk
sediaan kosmetika, liposom berfungsi sebagai reservoir zat aktif dan
melepaskan agen kosmetik setelah berada di lapisan dermis dan kulit.

Tabel penggunaan liposom dalam terapi gen

Keuntungan Liposom Sebagai Drug Delivery

 Permukaan mudah dimodifikasi sehingga dapat dikembangkan sebagai sistem


penghantaran tertarget
 Mempengaruhi absorbsi dan biodistribusi sehingga efikasi dan toksisitas berubah
 Mengurangi efek samping yang berbahaya dan memberi proteksi pada obat
 Dapat memperpanjang durasi obat sehingga mengurangi frekuensi pemberian
 Memperbaiki solubilitas obat-obat dengan kelarutan rendah

Sebagai pembawa obat, liposom memiliki beberapa kelebihan,


diantaranya sebagai berikut:
 Liposom dapat mengarahkan obat pada target tertentu, misalnya
pada long-circulating liposomes yang bekerja pada target selektif
area patologis tertentu
 Liposom sebagai reservoir obat yang melepaskan obat secara
perlahansehingga akan meningkatkan efektivitas obat dan
memperpanjang masa edarobat dalam darah
 Liposom dapat melindungi obat dari degradasi sebelum mencapai
target
 Liposom melindungi pasien dari efek samping langsung dari obat
yang terpapar dan melindungi jaringan yang sehat dari obat
 Liposom dapat melarutkan obat lipofilik yang sulit diberikan secara
intravena sehingga pemberiannya di kemudian hari akan lebih
mudah

Parameter yang Mempengaruhi In Vivo Behaviour Liposom


¤ Bilayer fluidity
¤ Surface charge
¤ Surface hydration
¤ Liposom size
Interaksi liposom dengan sel dapat melalui mekanisme sebagai berikut:

Mekanisme endositosis liposom digambarkan sebagai berikut:


PREPARASI LIPOSOM

Kekurangan/problem dalam sediaan liposom:


¤ Reprodusibilitas
¤ Sterilisasi
¤ Ukuran partikel
¤ Produksi batch besar
¤ Short circulating

Liposom memiliki keterbatasan sebagai pembawa obat termasuk kurang


stabil secara fisika
kimia, problem sterilitas, inkompatibilitas dengan obat, efek imunologi dan
toksikologi.Penggunaan liposom dalam bentuk suspensi berair menjadi
terbatas sehingga
formulasi sebaiknya disimpan dalam bentuk kering dan dihidrasi sebelum
digunakan untuk
menghasilkan suspensi berair liposom (PROLIPOSOM). Proliposom
merupakan granular yang free flowing dan pada saat ditambahkan air
terdispersi menjadi suspensi isotonik untuk
pemakaian intravenus atau pemberian melalui rute lain.Studi stabilitas
menunjukkan distribusi ukuran proliposom yang terhidrasi tidak berubah
secara signifikan lebih dari 9 bulan pada suhu 20oC.

Karakterisasi Liposom:

A. Sifat fisika dan biologi liposom dipengaruhi oleh:


 Ukuran
 Permeabilitas membran
 Persentasi entrapped solute
 Komposisi kimia
 Kuantitas dan kemurnian bahan awal
B. Karakterisasi liposom secara fisik meliputi:
 Bentuk, ukuran, dan distribusi ukuran
 Percentage drug capture
 Entrapped volume
 Lamellarity
 Percentage drug release
C. Karakterisasi secara kimia :
 Estimasi fosfolipid
 Oksidasi fosfolipid
 Analisis kolesterol

Kesimpulan:
Liposom merupakan system penghantaran obat yang dapat digunakan
untuk obat-obat larut air maupun yang sukar larut air. Penggunaannya
meningkat karena permukaannya dapat
difungsionalisasi agar lebih lama tersirkulasi serta dapat ditargetkan pada
sel spesifik tertentu. Liposom juga memiliki kelebihan terutama dalam
bidang terapi gen dan kosmetik. Liposom juga memiliki kekurangan
tersendiri dan sekarang masih terus dikembangkan mekanisme liposom
ini.

Daftar pustaka

Darmawan, Dian Perdana. “Pengembangan Pembawa Obat Polimerik


Berbasis Nanopartikel”.
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/552/jbptitbpp-gdl-dianperdan-
27551-2-2007ta-1.pdf (18 Juni 2012).
Jufri, Mahdi.( 2004, Agustus) Arah dan Perkembangan Liposome Drugs
Delivery System. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.2, halaman
59 – 68.

News-Medical.net - An AZoNetwork Site. “What is a Liposome?”.


http://www.news-medical.net/health/Liposome-Uses-
(Indonesian).aspx (01 Feb 2011).

Wibowo, Taufik Agung. (2008). Penilaian hasil degradasi liposom EPC-


TEL 2,5 pada suspensi hepar mencit 30 menit setelah injeksi
intraperitoneal, halaman 4-16.

Wianarti, Lina. (2012, 24 Desember). Sistem Penghataran Obat:


Nanopartikel, Liposom, dan Drug Targetting, halaman 35-45.

Zamriya, Yani. (2009). Penilaian hasil degradasi tetraeter lipid liposom


EPC-TEL 2,5 oleh hepar mencit C3H menggunakan kromatografi
lapis tipis, halaman 3-23.

Anda mungkin juga menyukai