Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI LIPOSOM

Liposom secara umum diklasifikasikan berdasarkan lapisan (Lamelaritas), ukuran , muatan dan
fungsinya. Secara khas lesitin murni yang disuspensikan dalam air membentuk liposom dengan
lingkaran bilayer (Lamelae) dimana setiap lapisan dipisahkan dari lapisan baerikutnya oleh fase
air yang kemudian disebut multilamellar vesicles (MLV). Jika vesikel kecil terperangkap di
dalam vesikel besar kompleks tersebut dinamakan multivesicular vesicles (MVV). Liposom yang
hanya terdiri dari satu lapis bilayer  dinamakan unilamellar vesicles. Liposom unilamellar
vesicle dengan diameter 20 nm-100 nm dinamakan small unilamellar vesicles (SUV).
Unilamellar vesicles  dengan ukuran 100-1000 nm dinamakan large unilamellar vesicles (LUV).
LUV dengan ukuran lebih dari 1000 nm dinamakan giant unilalellar vesicles (GUV). Macam 
bentuk liposom dapat dilihat pada Gambar 2.

Konvensional liposom merupakan bentuk yang paling umum, yang terbuat dari fosfolipid dengan
muatan terenkapsulasi pada bagian internal berair. Liposom yang dilapis dengan beberapa
protein, atau polimer seperti polietilen glikol, biasa disebut sebagai liposom tersembunyi.
Liposom dengan muatan kationik pada permukaannya dinamakan kationik liposom. Unilamellar
liposome yang disusun dari fospsfolipid khusus seperti glycospingolipids yang merupakan bagian
dari ganglion (Atau modifikasi headgroups lainnya) yang digunakan untuk berikatan dengan sel
tertentu, jenis liposom yang demikian dinamakan liposom tertarget5.

(a) (b)

(c) 

Gambar 2. Macam bentuk liposom. (a) small unilamellar vesicles (SUV), (b) large unilamellar


vesicles (LUV), multilamellar vesicles (MLV) 5.
4.      LIPID PADA LIPOSOM
Posfolipid (PL) banyak ditemukan dalam membrane sel sebagai komponen penyusun, yang mana
komponen penting digunakan dalam formulasi liposom. PL tersusun atas dua asam lemak yang
di hubungkan melalui gugus polar terhadap gliserol Tabel 1 4.

 Tabel 1. Pengaruh Pergantisn gugu R1, R2 dan R3 PL Terhadap sifat membran dan functional


atribut lipid2.

Sifat Fisika Lipid


PL merupakan contoh khas dari ampifil. Ampifil merupakan klas molekul organik yang
mengandung bagian polar dan non-polar. Bagian –bagian molekul ini berorientasi sendiri
berdasarka pada interaksi hidrofibik dan hidrofiliknya dalam pelarut polar dan nonpolar bagian
hidrofilik lipid biasanya mengarah ke bagian air dan bagian hid rofobik sebaliknya. Jika molekul
lipid memiliki kepala polar yang lebih besar dan ekor yang lebih kecil molekul tersebut
cenderung membentuk struktur dengan jari- jari lengkungan yang lebih besar seperti misel. Jika
molekul memiliki ukuran kepla sama dengan ekor, molekul tersebut cenderung membentuk dua
lapais dan silinder. Karakteristik liposom ditentukan oleh sifat permukaan dan membrane seperti
muatan permukaan, interaksi stearik, dan kekakuan membran6. Struktur fosfolipid yang paling
umum ditun jukan pada Tabel 2. 

Tabel 2. Hubungan Bentuk Geometris Ampifil dengan Pembentukan Geometris Misel atau
Liposom5
Diantara sifat termodinamik lipid yang paling penting adalah suhu transisi fase, Tc, dan enthaplpi
yang terkait6.  Lemak lapis ganda dan membran liposom menunjukkan orde yang baik atau fase
gel di bawah temperature transisi fase lemak (Tc) dan kelainan atau fase aliran atas Tc. Transisi
fase lemak diukur dan diekspresikan sebagai Tc, temperature pada mana proporsi yang seimbang
adanya dua fase. Pada temperature yang berhubungan dengan Tc, kebocoran liposom yang
maksimum diamati. Sifat fase membran liposom menentukan permeabilitas, agregasi, ikatan
protein dan untuk mengurangi derajat, fusi liposom. Karena berbagai Tc tergantung pada panjang
dan asal (jenuh atau tidak jenuh) rantai asam lemak (tabel 1), fluiditas lemak lapis ganda dapat
dikendalikan oleh seleksi dan kombinasi lemak. Misalnya penggabungan kolesterol pada
konsentrasi yang rendah ke dalam lapisan ganda menyebabkan meningkatnya permeabilitas trans
membran, dimana penggabungan jumlah yang banyak (> 30 mol%) kolesterol dapat
menghilangkan fase transisi dan menurunkan permeabilitas membran pada temperatur >
Tc2 (Gambar 3).

     
Gambar 3. Fase  transisi dari fosfolipid vesikel (liposom)

Sifat Kimia Lipid


Liposom yang hanya terdiri dari lipid netral menunjukan kecenderungan besar untuk beragregasi
sehingga tidak umum disintesis. Lipid anionik mencakup fosfatidiserin, fosfatidilgliserol dan
fosfatidilinositol yang terdapat secara alami. Lipid senyawa lainnya seperti ion zwiter pada pH
fisiologis, dan meliputi lesitin, sfignomielin, dan fosfatidiletanolamin. Akan tetapi banyak dari
lipid alami ini mengalami suhu transisi fase utama yang rendah. Oleh sebab itu lipid- lipid
tersebut membentuk vesikel yang bocor. Stabilitas alami juga dapat ditingkatkan dengan
hidrogenasi (yakni penghilangan ikatan rangkap). Parameter yang dapat menjelaskan secara
kuantiatatif tingkat hidrogenasi adalah dengan bilangan iodium6.   

5.      PEMBUATAN LIPOSOM
Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam produksi liposom, yaitu :
a.      Metode Dispersi Mekanik
1       Lipid film hidration
Preparasi lipid untik dihidrasi
Ketika mempersiapkan liposom dengan mencampur  lipid, lipid pertamakali harus dilarutkan dan
dicampur di dalam pelarut organic untuk menjamin homogenitas dari campuran lipid. Biasanya 
proses ini dilakukan menggunakan kloroform atau campuran kloroform methanol. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh larutan lipid  yang jernih. Secara khas larutan lipid disiapkan
dengan konsentasi 10-20 mg lipid/ ml dalam pelarut organic atau konsentrasi bisa lebih jika
kelarutan lipid memungkinkan. Pertama larutan lipid yang  pelarutnya di hilangkan atau di
uapkan sehingga menghasilkan lapisan film. Sisa pelarut harus di uapkan menggunakan nitrogen
kering atau uap argon.  Film lipid yang sudah benar- benar kering di simpan di vial atau wadah
yang dilengkapi pompa vakum, dipompa semalam. Film lipid yang kering dapat diangkat dari
pompa vakum, wadah  tempat film lipid ditutup rapat dan disimpan dalam pembeku hingga siap
untuk dihidrasi.

Gambar 4. Persiapan liposom menggunakan teknik Thin layer evaporated.

Hidrasi  film lipid :


Hidrasi film lipid kering merupakan cara yang simple untuk menambahkan medium ber air pada
lipid kering.  Temperature proses penghidrasian  harus diatas temperature fase transisi dari lipid.
Setelah penambahan media penghidraasi suspense lipid harus dijaga temperaturnya
diatas Tc   selama proses penghidrasian. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rotary
evaporsai tanpa divakum. Media  penghidrasi pada umumnya sangat menentukan dalam
pembentuka vesikel lipid. Penghidrasi yang cocok yaitu aqua destilata, larutan buffer, laline, dan
larutan non elektrolit seperti  larutan gula (dekstrosa dan sukrosa 10 %).

Sizing of lipid suspension.


Sonikasi : biasanya digunakan untuk memproduksi Small Unilamelar Vesicles (SUV)dengan
range diameter 15-50 nm. Instrumentasi yanfg paling umum untuk proses sonifikasi yaitu “bath
and probe tip sonicators”.      

        

Gambar 5. Sizing of Liposome by sonication

French Preassure Cell Method.


Metode ini melibatkan ekstrusi MLV pada 20.000 psi pada 4 ° C. Metode ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan metode sonikasi. Yaitu metode ini sederhana, cepat dan reproduksibel.
Liposom yang dihasilkan agak lebih besar dari SUV sonicated. Kelemahan dari metode ini
adalah bahwa suhu sulit untuk mencapai dan volume kerja yang relatif
kecil (Maksimal sekitar 50 mL).

Gambar 6. Pembuatan liposom menggunakan French Preassure Cell Method.


  
bb .      Metode Dispersi Pelarut
Ether Injection Method
Suatu larutan lipid dilarutkan dalam dietil eter atau campuran eter : metanol  perlahan-lahan
disuntikkan ke larutan atau bahan  bahan yang akan dienkapsulasi pada 55-65 ° C atau di bawah
tekanan yang dikurangi. Selanjutnya eter dihilangkan bawah vakum mengarah ke pembentukan
liposom. Kelemahan utama dari Metode adalah populasi heterogen (70-190 nm) dan
memerlukan  suhu tinggi.

Ethanol Injection Method


Sebuah larutan  lipid-etanol dengan cepat disuntikkan ke ke larutan penyangga.  MLVs akan
segera terbentuk. Kelemahan  metode ini adalah bahwa populasi heterogen (30-
110 nm), liposom sangat encer, sangat sulit untuk menghapus semua etanol karena
bentuk azeotrop dengan air dan kemungkinan berbagai makromolekul biologis aktif
untuk diinaktivasi karena adanya etanol.

Gambar 7. Pembuatan liposom metode etanol injeksi dan eter injeksi.

c .       Reverse Phase Evaporation Method


Pertama  emulsi air dalam minyak dibentuk oleh  sonikasi sistem fase dua yaitu fase air (larutan
Buffer) dan fase
minyak  yaitu  fosfolipid dalam pelarut organik (dietileter atau isopropylether atau campuran iso
propil eter kloroform). Pelarut organik  dihilangkan di bawah tekanan
rendah, mengakibatkan pembentukan gel kental.  liposom terbentuk
ketika sisa pelarut dihilangkan oleh rotary evaporator  pada kondisi vakum. Dengan
metode ini diperoleh efisiensi  enkapsulasi yang cukup tinggi, hingga 65% dapat dalam
media dengan kekuatan ion rendah misalnya 0,01 M NaCl.
Gambar 8.  Pembuatan liposom Reverse Phase Evaporation Method

d.      Detergen dialysis : menggunakan detergen yang cocok sepeti oktil glikosoda, untuk melarutkan
lipid kering kedalam larutan buffer diperlukan proses dialysis untuk menghilangkan deterjen5.

Anda mungkin juga menyukai