Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SHIFA FAUZIAH

NRP : I352190101
TUGAS : INDIVIDU
MATA KULIAH : KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN
KELOMPOK
DOSEN : DR. AMIRRUDIN SALEH

Terdapat 3 pendekatan yang berbeda, yang dapat digunakan dalam penyelesaian


masalah (problem solving) untuk memahami suatu kelompok, yaitu pendekatan deskriptif,
pendekatan fungsional dan pendekatan preskriptif.
1. Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang mengidentifikasi pola-pola
khas komunikasi yang terjadi ketika orang berinteraksi untuk menyelesaikan
masalah. Ketika mendeskripsikan suatu masalah, kita harus menggunakan
kata-kata untuk mengelompokkan, mengklasifikasikan, dan mengklarifikasi
subjek kita. Dalam pendekatan ini, untuk pemecahan masalah kelompok
mengindentifikasi bagaimana kelompok menyelesaikan masalah, bukan
bagaimana mereka seharusnya memecahkan masalah. Pendekatan deksriptif
tidak menawarkan pedoman dan teknik khusus untuk penyelesaian masalah
dalam kelompok, melainkan menguraikan bagaimana sebagian besar
kelompok menyelesaikan masalah.
2. Pendekatan fungsional mengasumsikan bahwa kelompok berorientasi pada
tujuan dan untuk mencapai tujuan dari kelompok tersebut, kegiatan-kegiatan
tertentu atau fungsi komunikasi perlu dilakukan. Dalam pendekatan
fungsional, tidak hanya menerapkan teknik komunikasi (pendekatan
preskriptif), tetapi juga dengan berkomunikasi, dengan cara yang
mempengaruhi proses dasar bagaimana kelompok mencapai tujuannya. Cara
utama dalam mengeindentifikasi fungsi penyelesaian masalah yang efektif
dalam pendekatan ini adalah dengan memeriksa perilaku kelompok yang
efektif dan tidak efektif. Jenis komunikasi tertentu dan berprikir kritis dapat
membedakan kelompok efektif dan tidak efektif. Apa fungsi utama dari
pemecahan masalah yang efektif? Menurut Randy Hirokawa (Beebe, 2015),
kelompok harus melakukan lima fungsi utama untuk mengembangkan solusi
berkualitas tinggi, yaitu: 1) Kembangkan pemahaman yang akurat tentang
masalah tersebut. Tentukan dengan tepat apa masalahnya, identifikasi
penyebab, gejala, dan riwayat masalah. Gunakan data dan informasi untuk
bantu kelompok memahami masalahnya, 2) Kembangkan persyaratan untuk
pilihan yang dapat diterima. Menetapkan kriteria (standar eksplisit) untuk
suatu solusi yang dapat diterima. Identifikasi seperti apa solusi yang baik
sehingga anggota akan mengetahuinya ketika mereka melihatnya, 3)
Kembangkan banyak alternatif untuk menyelesaikan masalah. Alternatif yang
lebih berkualitas dihasilkan, maka semakin besar peluang kelompok akan
menemukan solusi untuk permasalahannya. Hanya menggunakan satu atau
dua ide yang disarankan di awal diskusi biasanya akan menghasilkan solusi
yang kurang efektif, 4) Nilai fitur positif dari alternatif atau opsi untuk
menyelesaikan masalah. Identifikasi secara sistematis manfaat yang akan
terjadi jika solusi yang disarankan tersebut diimplementasikan, 5) Nilai fitur
negatif dari alternatif atau opsi untuk menyelesaikan masalah. Keseimbangan
manfaat positif yang telah diidentifikasi dengan fitur negatif atau solusi
merugikan yang disarankan.
Dari kelima fungsi ini, menurut Hirokawa fungsi 1, 2, dan 5 menjadi
fungsi yang terbaik dalam pemecahan masalah kelompok, yaitu menganalisa
masalah; pastikan untuk menggunakan data dan informasi daripada sekedar
berbagi pendapat ketika menganalisis situasi saat ini, membangun kriteria;
tahu seperti apa solusi yang baik, mengevaluasi konsekuensi potensi negatif
dari kemungkinan solusi. Diskusikan dulu hal-hal standar atau harapan
tertentu dalam pemersalahan tersebut sebelum berburu untuk mencari solusi.
Sedangkan Kevin Barge (Beebe, 2015) menyarankan 4 fungsi lain
untuk kelompok menyelesaikan masalahnya, yaitu: (1) anggota kelompok
harus memiliki jaringan dengan orang lain baik itu di dalam dan di luar grup
untuk mengumpulkan informasi secara efektif, (2) memperoleh keterampilan
pemisahan data, yaitu menganalisis informasi secara efektif, (3) menghasilkan
dan mengevaluasi solusi, (4) mengelola hubungan mereka secara efektif
dengan cara mendengarkan, umpan balik dan keterampilan negosiasi.
3. Pendekatan preskriptif untuk pemecahan masalah kelompok didasarkan
pada asumsi bahwa kelompok membutuhkan lebih dari pemahaman umum
tentang bagaimana kelompok memecahkan masalahnya atau apa fungsi utama
dari komunikasi kelompok. Pendekatan preskriptif menawarkan tindakan
spesifik dan donasi untuk penataan agenda pemecahan masalah kelompok,
dalam pendekatan ini juga anggota kelompok diundang untuk melakukan
perilaku tertentu dalam urutan tertentu untuk mencapai tujuan kelompoknya.
Fisher (Beebe, 2015) menjelaskan mengenai pendekatan preskriptif sebagai
memberikan “pedoman, peta jalan, untuk membantu kelompok dalam
mencapai konsensus. Pendekatan preskriptif didasarkan pada proses yang
dianggap ‘ideal’.” Selain itu, Fisher juga menjelaskan mengenai asumsi yang
mendasari pendekatan preskriptif untuk pemecahan masalah: (1) anggota
kelompok konsisten secara rasional, dan (2) agenda atau rangkaian teknik
yang ditentukan akan mengahasilkan sebuah solusi yang lebih baik.

Contoh Kasus:
Kelompok Tani Mekar Jaya Sakti1

Kelompok Tani Mekar Jaya adalah salah satu kelompok petani yang berada di Desa
Dataran Kempas, Kecamatan Tebing Tinggi yang mempunyai 20 orang anggota. Kelompok
Tani tersebut sudah berdiri sejak tahun 1995 dan berusaha dibidang perkebunan kelapa sawit.
Mengingat adanya waktu luang yang cukup banyak, yang berada pada kelompok tani sehingga

1
MekarJayaSakti, 2019
berdasarkan musyawarah pada bulan Maret 2013 menambahkan usaha kelompok yaitu usaha
pengembangan, penggemukan dan pembiakan ternak sapi.
Masyarakat Desa Dataran Kempas mayoritas menggantungkan hidupnya melalui
perkebunan kelapa sawit termasuk masyarkat desa sekitarnya. Tahun tanam perkebunan sawit
tersebut pada tahun 1995 adapun masa produkstif sekitar 25 tahun, berarti sekitar 5 tahun lagi
akan menghadapi program peremajaan sawit (Reflanting), tetapi di usia senja produksi kebun
kelapa sawit sangat menurun drastis karena faktor usia, maupun faktor yang lainnya. Dengan
kondisi saat ini perekonomian petani sudah tidak menentu, pada saat produksi sedikit
meningkat harga sawit turun dan pada saat harga sawit meningkat produksi sawit turun
drastis. Pada sisi lain usia petani juga pasti mengalami proses penuaan menuju usia lanjut
tentunya tidak akan produktif.
Setiap insan manusia pasti akan mengalami bahwa usia senja kondisi fisik menurun,
sering sakit-sakitan sehingga kondisi kesehatan sudah tidak menentu, tetapi disisi lain
kebutuhan sangat meningkat diantaranya biaya kesehatan, pendidikan anak, rehab rumah,
biaya perkawinan anak dan lain-lain.
Berdasarkan uraian tersebut diatas Supari tak henti hentinya berinovasi dan kreatif
mencari dan menumbuhkan ide-ide cemerlang dan langkah strategis bagaimana menghadapi
program peremajaan sawit (Reflanting) agar petani tidak mengalami “Temporary Loss Income”.
Namun langkah apapun yang akan kami lakukan tanpa adanya dukungan dari semua pihak
tentunya tidak dapat diwujudkan.
Kelompok Tani Mekar Jaya merupakan kelompok tani usaha dibidang perkebunan dan
pertanian palawija yang berdiri pada tahun 1987, dan pada tahun 1995 menjadi usaha dibidang
perkebunan kelapa sawit. Mengingat sistem pengolahan dan perawatan perkebunan kelapa
sawit ini tidak terlalu menyita waktu karena hanya dua kali dalam satu bulan untuk masa
panen saja tidak seperti perawatan pada tanaman palawija maka banyak waktu luang bagi
para petani. Sehingga pada tahun 2013 Supari (selaku pendiri Kelompok Tani Mekar Jaya
Sakti) mencoba mengembangkan usaha dibidang pengembangan ternak sapi dengan program
Integrasi Sapi Sawit (ISS), dengan menggunakan pola koloni (satu kandang). Pada tahun 2014
Kelompok Tani Mekar Jaya mendapat binaan dari Bank Indonesia (BI) Cabang Jambi
termasuk Lembaga Keuangan Mikro Agri Bisnis (LKMA) Mitra Usaha Mandiri yang berdiri
pada tanggal 20 Oktober 2014.
Perjalanan Kelompok Tani Mekar Jaya dalam pengembangan usaha ternak sapi
dengan pola koloni murni mendapat tantangan, cobaan yang begitu besar bagaikan kapal
ditengah lautan, dengan gelombang yang sangat dahsyat, namun dengan tekad perjuangan
yang telah bulat, kobaran semangat perjuangan dengan merapatkan barisan, merapatkan tali
silahturahmi, memperkuat tali persaudaraan serta meningkatkan persatuan dan kesatuan,
cobaan demi cobaan dapat dilalui secara perlahan-lahan. Namun telah kita ketahui bersama
“Hidup Adalah Perjuangan” selagi kita masih hidup di dunia perjuangan tak akan berakhir.
Dengan adanya perjuangan tentunya tantangan dan cobaan akan tetap menghadang. Apa yang
harus kita lakukan?

Pembahasan:
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan dalam
pemecahan masalah dalam kelompok. Jika dilihat dari kasus Kelompok Tani Mekar Jaya
Sakti, penulis ingin menjelaskan sesuai dengan 3 pendekatan diatas, untuk dapat dilihat
pendekatan mana yang cocok dalam pemecahan masalah tersebut.
Pendekatan deskriptif, dalam pendekatan ini menekankan pada mengidentifikasi
bagaimana kelompok menyelesaikan masalah bukan bagaimana mereka seharusnya
memecahkan masalahnya. Identifikasi masalah, kelompok Tani Mekar Jaya Sakti harus
mengembangkan solusi yang lebih baik untuk masalah mereka, jika mereka meluangkan
waktu untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah sebelum masuk dan mendaftar
(mencatat) solusi yang mungkin dapat diberikan, kelompok biasanya memiliki
kecenderungan, untuk melompot ke solusi sebelum melihat dan menganalisa serta
mengidentifikasi masalah sebenarnya. Pertimbangkan pertanyaa-pertanyaan yang bisa dicoba
dalam mengidentifikasi dan menganalisa masalah untuk musyawarah kelompok, pada kasus
Kelompok Tani Mekar Jaya Sakti, yaitu:
a. Apa masalah spesifik yang menjadi perhatian kelompok Tani Mekar Jaya Sakti?
b. Hambatan apa yang menjauhkan kelompok dari tujuannya?
c. Apakah ada pertanyaan yang coba dijawab kelompok Tani Mekar Jaya Sakti itu
jelas?
d. Istilah, konsep, atau ide apa yang perlu didefinisikan di dalam kelompok Tani
Mekar Jaya Sakti?
e. Siapa yang akan dirugikan oleh masalah tersebut?
f. Kapan efek berbahaya tersebut muncul dari masalah yang terjadi?

Selain itu dalam mengidentifikasi dan menganalisa masalah yang terjadi di dalam
kelompok Tani Mekar Jaya Sakti, terdapat teknik dianalisis atau tidak dianalisis, maksudnya
cara untuk memastikan bahwa suatu kelompok sebenarnya menyelidiki masalah dan bukan
hanya merupakan gejala dari masalah. Misalnya pertanyaan muncul dalam teknik ini yaitu
“apa area atau objek dari masalah di Kelompok Tani Mekar Jaya Sakti?”, “Apa yang bukan
area atau objek dari masalah di Kelompok Tani Mekar Jaya Sakti?”, “Dimana masalah
tersebut terjadi?” atau “Dimana masalah tersebut tidak terjadi?” selain itu terdapat pertanyaan
lain yang dapat membantu kelompok dalam menstruktur masalah yang terjadi, untuk
dilakukan identifikasi dan analisa masalah dengan jelas, yaitu:

Tabel. 1 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Masalah dengan jelas

Is Is Not
What What is the area or object What is not the area or object
with the problem? with the problem?
Symptoms What are the symptoms What are not the symptos
of the problem? of the problem?
When When is the problem When is the problem not
observed? observed?
Where Where does the problem Where does the problem not
occur? occur?

Who Who is affected by the Who is not affected by the

problem? problem?

Anggota kelompok dapat menggunakan pertanyaan dari table diatas untuk lebih fokus
pada masalah khusus yang sedang dipertimbangkan.
Pendekatan fungsional, dalam pendekatan ini terdapat hal yang ditekankan dalam
pemecahan masalah salah satunya data atau informasi. Oleh karena itu, penulis menyarankan
menggunakan diagram pareto. Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan data
yang menggambarkan penyebab, sumber, atau frekuensi masalah.

Gambar Diagram Pareto: Penyebab Kesalahan pada Laporan Bantuan Keuangan

Bagan disusun dengan bila tertinggi di sebelah kiri dan bilah terpendek di sebelah
kanan. Bagan pareto memudahkan untuk melihat data dan mengindentifikasi sumber
masalahnya, khususnya dalam kasus Kelompok Tani Mekar Jaya Sakti yaitu laporan bantuan
keungan yang diberikan oleh Bank Indonesia. Karena keungan juga bisa menjadi salah satu
permasalah dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuannya.
Selain itu, analisis SWOT juga bisa digunakan dalam pendekatan fungsional ini untuk
melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki kelompok Tani Mekar
Jaya Sakti dalam permasalahannya. Analisis ini, bisa memunculkan pertimbangan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1) Bagaimana kelompok Tani Mekar Jaya Sakti dapat membangun atau
memaksimalkan kekuatan yang dimiliki?
2) Bagaimana kelompok Tani Mekar Jaya Sakti bisa mengatasi atau mengurangi
kelemahan yang dimiliki?
3) Bagaimana kelompok Tani Mekar Jaya Sakti bisa memanfaatkan peluang
yang dimiliki?
4) Bagaimana kelompok Tani Mekar Jaya Saktu mengatasi ancaman dan potensi
ancaman yang dimiliki?
Kevin Barge menjelaskan terdapat 4 fungsi dalam pendekatan fungsional, yaitu (1)
anggota kelompok harus memiliki jaringan dengan orang lain baik itu di dalam dan di
luar grup untuk mengumpulkan informasi secara efektif, (2) memperoleh
keterampilan pemisahan data, yaitu menganalisis informasi secara efektif, (3)
menghasilkan dan mengevaluasi solusi, (4) mengelola hubungan mereka secara
efektif dengan cara mendengarkan, umpan balik dan keterampilan negosiasi. Keempat
fungsi ini jika dijabarkan ke dalam teknik pemecahan masalah, dapat dianalisi dengan
analisis masalah individual serta pertukaran informasi grup.
 Analisis masalah individual
a. Anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti secara individual membaca
informasi dan menggarisbawahi, menandai, atau menyoroti informasi
penting yang terdapat dalam ringkasan tertulis masalah.
b. Anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti secara individu
mengidentifikasi kemungkinan strategi yang akan memengaruhi masalah,
serta menganalisis masalah dan risiko untuk strategi alternatif.
c. Anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti secara individu
mengidentifikasi kemungkinan keputusan / solusi untuk mengelola
masalah atau masalah tersebut.
d. Anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti secara individu mengurutkan
keputusan / solusi dari yang terbaik ke yang lebih buruk.

 Pertukaran informasi grup


a. Anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti harus membagikan informasi
dan analisis tertulis di antara semua anggota kelompoknya.
b.Anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti kemudian meninjau analisis
mereka dengan anggota kelompok lainnya.
c. Secara kolaboratif, anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti
membandingkan peringkat bagaimana masalah tersebut dapat dikelola.

Dalam pendekatan preskriptif, penulis ingin menekankan salah satu asumsi dasar
yang dijelaskan oleh Fisher (Beebe, 2015) yaitu agenda atau rangkaian teknik yang
ditentukan akan mengahasilkan sebuah solusi yang lebih baik. Asumsi tersebut dapat
dilakukan dengan cara membuat kriteria, hasilkan beberapa kemungkinan solusi, serta
evaluasi opsi dan pilih solusi terbaik atau kombinasikan solusi tersebut.
 Cara Membuat Kriteria
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu kelompok Tani Mekar
Jaya Sakti mengembangkan kriteria.
 Hasil apa yang ingin kelompok Tani Mekar Jaya Sakti capai?
 Bagaimana kita akan tahu ketika kita telah menyelesaikan tugas kita?
 Kriteria atau standar mana yang paling penting?
 Kriteria mana yang kurang penting?
Misalnya, kriteria untuk solusi dapat meliputi hal sebagai berikut:
 Solusinya harus murah.
 Solusi harus diterapkan pada tanggal dan waktu tertentu.
 Solusinya harus mengatasi penyebab masalah, bukan hanya gejalanya.
 Semua anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti harus menyetujui solusi.
 Hasilkan Beberapa Kemungkinan Solusi
Setelah menganalisis masalah dan mengidentifikasi kriteria untuk suatu solusi,
kelompok Tani Mekar Jaya Sakti harus mengalihkan perhatiannya untuk membuat daftar
kemungkinan solusi dalam istilah hipotetis sementara. Adalah penting bahwa kelompok Tani
Mekar Jaya Sakti tidak tergoda untuk mulai mendaftarkan solusi terlalu awal dalam diskusi;
solusi yang lebih baik terjadi ketika kelompok Tani Mekar Jaya Sakti meluangkan waktu
untuk mendefinisikan dan menganalisis masalah secara menyeluruh. Kreativitas diperlukan
pada setiap langkah proses penyelesaian masalah, tetapi sangat penting ketika kelompok
mencoba mengembangkan solusi.
 Evaluasi Opsi dan Pilih Solusi Terbaik atau Kombinasi Solusi
Caranya untuk mempersempit daftar solusi yang panjang adalah dengan merujuk pada
kriteria yang diajukan selama tahap analisis diskusi (atau untuk mengambil waktu sekarang
untuk mengembangkan kriteria) dan mempertimbangkan setiap solusi tentatif mengingat
kriteria ini. Mempersempit daftar solusi yang mungkin ke satu atau dua opsi biasanya jauh
lebih sulit untuk kelompok daripada menghasilkan opsi di tempat pertama. Pertanyaan-
pertanyaan berikut dapat membantu dalam menganalisis solusi yang diusulkan dalam
kelompok Tani Mekar Jaya Sakti:
a. Apa kelebihan masing-masing solusi oleh anggota kelompok Tani Mekar Jaya Sakti?
b. Apakah ada kerugian untuk solusi? Apakah kerugiannya melebihi keuntungannya?
c. Apa yang akan menjadi efek jangka panjang dan jangka pendek dari solusi ini jika
diadopsi oleh kelompok Tani Mekar Jaya Sakti?
d. Apakah solusinya benar-benar menyelesaikan masalah?
e. Apakah solusi sesuai dengan kriteria yang dirumuskan oleh kelompok Tani Mekar
Jaya Sakti?
f. Haruskah kelompok memodifikasi kriteria?

Daftar Pustaka:
Beebe, A. Steven and John, T. Materson. 2015. Communicating in Small Groups: Principles
and Practices (11 editions). United States: Pearson Education, Inc.

MekarJayaSakti. 2019. Profil Kelompok Tani Mekar Jaya Sakti. Diakses pada Jum’at, 15
November 2019, pukul 17.20 WIB (http://mekarjayasakti.blogspot.com/ )

Anda mungkin juga menyukai