Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS

(Jumlah Pengangguran Di Indonesia Kaum Intelek Yang


Menyandang Gelar Pendidikan Perguruan Tinggi)

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Dr. I Putu Gde Sukaatmadja. S. E.,M.P

Oleh :

Ni Luh Putu Eka Safitri 1913511036

Anak Agung Ayu Mas Udayani 1913511037


Studi Kasus :
Kasus pengangguran di Indonesia.

 Jumlah pengangguran di Indonesia, sebnayak 10% adalah kaum intelek yang


menyandang gelar pendidikan perguruan tinggi
 Bahan diskusi: Siapakah yang bersalah, apakah mahasiswa, orang tua, atau
pemerintah?

Penjelasan :
 Pengangguran: Istilah yang diberikan kepada orang yang sedang mencari pekerjaan,
yang sedang tidak bekerja, yang hanya bekerja 2 hari dalam seminggu, yang mencari
pekerjaan yang lebih baik/ layak.
 Penyebab adanya pengangguran:
1. Pengangguran Siklikal
pengangguran yang di sebabkan adanya ketidakstabilan ekonomi di suatu negara.
2. Penangguran struktural
adanya pengangguran yang disebabkan oleh perubahan pada perekonomian seperti
perbuahan dari sektor perkebunan menjadi sektor industri.
3. Pengangguran Friksional
Pengangguran yang disebabkan oleh sistem yang tidak mempu mempertemukan
antara para pembuka lowongan pekerjaan dan para pencari pekerjaan karena
kendala tertentu seperti Informasi, waktu, dan geografis.
4. Pengangguran teknologi
Pengangguran yang disebabkan adanya peralihan dari penggunakan tenaga kerja
manusia menjadi mesin dan robot.
 Faktor penyebab:
1. Jumlah pencari dan pembuka lowongan pekerjaan yang tidak seimbang
2. Kemajuan Teknologi
3. Pendidikan yang kurang
4. Kemiskinan
5. PHK
6. Sulitnya mencari lowongan pekerjaan
7. Pengaruh pasar global
 Cara mengatasi Pengagguran:
1. Membuat lapangan pekerjaan berupa kewirausahaan
2. Mengasah kemampuan masyarakat agar mampu bersaing dengan tenaga kerja
asing
3. Mengutaman kemampuan daripada gelar

Hasil diskusi:
Pada kasus tersebut, kami berpendapat bahwa banyaknya kaum intelek menganggur
dikarenakan faktor dari mahasiswa itu sendiri. Yang menjadi masalah utama adalah motivasi
mahasiswa itu sendiri dalam berkuliah. Banyak sekali mahasiswa yang kuliah bukan termotivasi
untuk mencari ilmu dan pengalaman, tapi untuk mencari ijazah (orientasi pada hasil).

Faktor lain yang berperan dalam masalah banyaknya sarjana menganggur karena tidak
sesuainya kompetensi ilmu dengan kebutuhan di dunia kerja dan kualifikasi yang dimiliki. Kualifikasi
yang dimaksud merupakan kemampuan yang tidak sesuai, seperti seorang sarjana dengan kompetensi
rendah, sehingga mendapatkan pekerjaan dengan level yang tidak sesuai. Akibatnya, lulusan sarjana
tidak memenuhi standar harapan pengguna lulusan

. Banyak perusahaan yang tidak bisa menerima pelamar kerja meskipun sudah menyandang
gelar sarjana karena tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan perusahaan. Serta ketidaksiapan
dalam mengambil konsenkuensi dan ketidakmampuan dalam mengatur suatu usaha. Masalah
yang kedua adalah masih adanya rasa kurang menghargai / gengsi dari para lulusan sarjana
terhadap pekerjaan yang di tawarkan.Masalah yang ketiga adalah Orang tua yang masih
menekan anaknya untuk bekerja di bidang profesi yang digarapnya mampu memberikan
banyak tunjangan dan mampu menjamin keberlangsungan hidup ke depannya Masalah yang
keempat adalah masih adanya birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah pada saat membuat
izin usaha.

Anda mungkin juga menyukai