Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN

LINGKUNGAN KOS-KOSAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
2.
3.
4.
5.

1. PRATAMA FAILA SUFASUSTIKA (14312241001)


VITRIA OKTAVIA
(14312241011)
IKA NUR KHOLIFAH
(14312241012)
BAGUS WIBOWO
(14312241024)
APRILIA MANTAYANI
(14312241028)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan zaman di iringi dengan kemajuan teknologi yang berdampak pada
meningkatnya kesadaran dalam dunia pendidikan. Semakin tingginya beradaban,
maka semakin tinggi pula keinginan untuk mengkaji ilmu lebih dalam hingga sampai
perguruan tinggi. Terbatasanya perguruan tinggi yang ada di suatu daerah memaksa
para kaum cindekia untuk bermigrasi ke daerah lain untuk menuntut ilmu. Hal ini
berakibat pada meningkatnya hunian sementara di area sekitar kampus. Kos-kosan
salah satunya, yang menjamur di setiap sudut lingkungan kampus.
Besarnya mahasiswa yang mendatangi suatu daerah, tentu berbanding lurus
dengan jumlah kos-kosan yang ada di lingkungan kampus. Menyewakan kamarkamar rumah menjadi kos-kosan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang
ada di sekitar lingkungan kampus, maka tak heran jika sebagian besar masyarakat di
sekitar
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah kondisi lingkungan kos Faila dan Via?
2. Bagaimanakah pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan kos Faila dan Via?
C. TUJUAN
1. Menunjukkan kondisi lingkungan kos Faila dan Via
2. Menunjukkan pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan kos Faila dan Via
D. METODELOGI
Hari/tanggal :Kamis, 12 Februari 201
Tempat:
1. Rumah kos Via

(Samirono

CT

VI

Caturtunggal,Depok,Sleman, Yogyakarta)
2. Rumah
kos
Faila
(Karangmalang
Caturtunggal,Depok,Sleman, Yogyakarta)
Waktu

: 10.00-13.00 WIB

No

123,
A.40

BAB 2
PEMBAHASAN
Kos-kosan merupakan tempat hunian sementara berukuran kecil, biasanya berupa
kamar-kamar. Sebagian besar penghuni kos-kosan adalah mahasiswa yang berasal dari luar
daerah. Jadi tak heran jika kos-kosan banyak ditemukan dalam lingkungan sekitar kampus.
Penghuni kos-kosan datang dari latar belakang yang berbeda, sehingga lingkungan kos-kosan
satu dengan yang lainnya tentunya memiliki perbedaan. Dalam obserasi yang kami lakukan,
kami mengobservasi lingkungan kos-kosan di dua daerah yang berbeda, yaitu daerah
Karangmalang dan di daerah Samirono.
1. Rumah Kos Faila (Karangmalang A.40 Caturtunggal,Depok,Sleman, Yogyakarta)
a. Bagian Depan Kos
Gambar dibawah ini merupakan keadaan depan rumah kos. Kondisi rumah kos
tersebut termasuk memiliki lingkungan yang cukup bersih. Terbukti dari teras ( depan
rumah ) yang tidak terlihat sampah, namun terlihat beberapa guguran bunga yang
sengaja di tanam menggantung dari lantai 3 rumah. Di teras lantai satu memang tidak
ada tanaman yang hidup, karena keterbatasan lahan. Dengan adanya tanaman yang
menggantung didepan rumah kos, membuat keadaan kos terlihat asri dan sejuk. Selain
itu membuat lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat. Hal ini menunjukan
lingkungan depan rumah kos terawat dengan baik, sehingga dapat berdampak baik
untuk penghuni kos tersebut.

Gambar 1.1
Bagian depan kos
b. Kamar Kos
Gambar di bawah ini terlihat bahwa keadaan di depan kamar kos terlihat rapi. Perabot
yang ada di sekitar lokasi tertata dengan baik. Lantainya pun terlihat bersih dan
berkilau, tidak ada sampah yang berserakan. Hal ini tentunya merupakan lingkungan
yang baik untuk sebuah hunian. Kebersihan di tempat
tersebut terjaga karena penghuni kos peduli dengan
lingkungannya, sehingga rajin membersihkan tempat
tersebut.

Gambar 1.1
Kamar kos
c. Kamar Mandi Dalam
Gambar di bawah ini merupakan kondisi kamar mandi dalam kos yang terlihat bersih
dan rapi. Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan, kamar mandi tersebut juga
dilengkapi dengan wangi-wangian sehingga baunya harum. Sehingga kamar mandi
tersebut tergolong kamar mandi yang baik untuk kesehatan.
Pengairan pada kamar mandi tersebut juga lancar. Keadaan airnya bening tidak
terdapat endapan. Sehingga tidak berbahaya jika digunakan untuk mandi. Saluran
pembuangan airnya lancar, tidak terdapat kotoran yang tertinggal.

Gambar 1.3
Kamar mandi dalam kos
d. Tempat Jemuran
Dari gambar di bawah ini terlihat bahwa keadaan lingkungan kamar mandi sangat
berantakan dan kumuh. Banyak benda-benda yang berserakan dan banyak pakaian
yang dijemur sembarangan. Hal ini memicu tumbuhnya bakteri, jamur, dan tempat
favorit untuk nyamuk.
Keadaan dindingnya kotor karena banyak kerak yang menempel pada dinding.
Warnanya terlihat kusam. Pecahayaannya kurang, yang membuat lingkungan sekitar
kamar mandi tersebut terasa pengap. Sehingga tidak nyaman untuk digunakan.

Gambar 1.4
Tempat Jemuran
e. Bak Sampah
Pada gambar di bawah ini menunjukkan tempat sampah yang tidak tertutup. Tempat
sampah terletak pada tempat yang tidak seharusnya. Sampah tersebut tidak di pilahpilah berdasarkan jenisnya. Penempatan bak sampah tersebut juga terletak didekat
jemuran pakaian. Keadaan lantainya sangat kotor, warna lantainya sangat kumuh dan
berwarna hitam, membuat keadaan tidak nyaman dilihatnya. Hal ini menunjukan
keadaan lingkungan yang kurang baik. Kuman-kuman pada sampah tersebut dapat
menempel pada pakaian yang dijemur. Sehingga dapat menyebabkan penyebaran
penyakit. Dengan keadaan tempat sampah lingkungan tersebut menunjukan bahwa
tingkat kepedulian penghuni kos tersebut masih rendah.

Gambar 1.5
Bak Sampah
2. Rumah Kos Via (CT VI A No 123, Caturtunggal,Depok,Sleman, Yogyakarta)
a. Bagian Depan Kos
Keadaan atau kondisi kos-kosan memiliki lingkungan yang cukup bersih. Terbukti dari
teras ( depan rumah ) yang tidak ada sampah. Depan kosnya pun terlihat bersih tidak
ada guguran daun ataupun bunga, karena di kos itu tidak memiliki halaman, sehingga
tidak ada bunga ataupun pohon yang tertanam di depan teras kos. Kos yang kami
survey memiliki tiga lantai. Di lantai satu adalah rumah ibu dan bapak kos, dan juga
garasi untuk parkir kendaraan penghuni kos. Garasinya pun agak sempit, namun
cukup.

Gambar 2.1
Bagian Depan Kos
b. Kamar Kos
Untuk kondisi kamar kosnya cukup sempit. Ukuran berkisar 3m x 3m. Ventilasinya
cukup bagus karena setiap kamar kos terdapat jendela yang berguna untuk mengatur
sirkulasi udara. Cahaya yang masuk ke dalam kamar sangat baik karena terdapat
tembok bolong-bolong yang sengaja digunakan agar sinar matahari dapat menembus
masuk dalam kos-kosan.

Gambar 2.1
Kamar kos
c. Kamar Mandi Dalam
Untuk kamar mandi dalam terlihat bersih, air bersih lancar, dan terdapat ventilasi kecil
yang berguna agar cahaya dan udara dapat masuk silih berganti. Tepat di depan bak
sampah terdapat kumpulan botol air mineral berukuran 1500 ml yang sengaja
dikumpulkan untuk nantinya dijual dan diloakkan.

Gambar 2.3
Kamar Mandi
d. Tempat Jemuran
Di atas lantai tiga masih ada satu lantai atas lagi yang digunakan sebagai tempat
mencuci dan menjemur pakaian penghuni kos disana. Di sana tempatnya luas, terdapat
atap agar jika hujan pakaian yang di jemur di sana tidak kehujanan. Selain itu sinar

mataharinya sangat baik. Tepat di bawah jemuran terdapat tumbuhan yang sengaja
ditanam. Di sana terlihat juga bunga kamboja di tanam dan terdapat kandang burung
yang terawatt dan terpelihara dengan baik. Di lantai paling atas pun terdapat tempat
sampah berukuran kecil sebagai tempat membuang bungkus detergent setelah
digunakan untuk mencuci.

Gambar 2.4
Tempat Jemuran
e. Bak Sampah
Dari lantai satu ke lantai dua terdapat anak tangga yang berada di garasi. Anak
tangganya sempit, dan berkelok-kelok. Menelisik ke belakang terdapat wastafel dan
kamar mandi dalam. Di dalam wastafel terkadang ada sisa makanan yang sengaja
dibuang di dalam wastafel padahal di bawah wastafel ada tempat sampah yang telah
disediakan. Di atas wastafel juga terdapat rak untuk meletakkan sabun dan alat cuci
piring serta terdapat rak piring. Di bawah wastafel ada dua tempat sampah berukuran
kecil. Di kedua tempat sampah tersebut, sampah sudah penuh namun penghuni kos
yang piket jarang piket untuk membuang sampah padahal di dinding atas wastafel
telah tertempel secarik kertas jadwal piket penghuni kos tersebut. Selain itu, sampah
yang dibuang belum dipisahkan berdasarkan jenisnya.

Gambar 2.5
Bak Sampah
Selain itu, listriknya terkadang tidak kuat sehingga sering terjadi konsleting, karena
penghuni kos banyak yang menggunakan listrik secara bersamaan sehingga
menyebabkan konsleting listrik di kos tersebut.

Untuk kondisi para penghuninya cukup ramah. Mereka selalu berkumpul ketika waktu
luang dan selalu menyapa ketika mereka bertatap muka. Penghuninya seringkali
berbagi makanan ketika mereka memiliki makanan lebih.
Berdasarkan kondisi dari kedua rumah kos tersebut dapat dikatakan lingkungannya
cukup medukung dan baik untuk kesehatan para penghuni kos, walaupun beberapa
tempat yang lingkungannya kurang mendukung dan penempatan barang yang tidak
tertata dengan rapi membuat keadaan atau kondisi lingkungan berdampak buruk,
seperti timbulnya kerak didinding pada tembok dan bau sampah yang tidak sedap.
Pada kenyataanya masih banyak pembocora air yang terjadi, hal ini dapat membawa
dampak buruk yang mangakibatkan pemanasan grobal yang akan berujung pada krisis
air bersih. Oleh karena itu bangunan hendaknya direncanakan dengan sedemikian rupa
sehingga pada saat bangunan tersebut berfungsi keberadaanya dapat mngurangi
dampak buruk terhadap lingkungan sekitarnya.

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondisi lingkungan kos
a. Daerah Karangmalang, rumah kos mempunyai lingkungan yang sehat dan bersih,
baik lingkungan dari luar maupun lingkungan dalamnya. Sarana dan prasarana
memadai.
b. Daerah Samirono, rumah kos mempunyai lingkungan yang cukup baik, sehat dan
bersih.
2. Pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan kos
a. Daerah Karangmalang, untuk aktiitas manusia atau penghuni kos sangat
mempengaruhi lingkungan yang berada pada rumah kos tersebut.
b. Daerah Samirono, untuk aktivitas penghuni kos sangat baik dan sengat
mempengaruhi lingkungan yang berada di rumah kos tersebut
SARAN
Dalam mendesain rumah kos ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar
keberadaan sebuah bangunan dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
Beberapa cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan, mendesain dan membuat progam ruang dengan memikirkan
fleksibelitas. Sehingga bangunan nantinya akan dapat beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya dan kemungkinan perubahan fungsi ruang.
2. Menanam tanaman yang merupakan tanaman yang berasal dari daerah tersebut, agar
kemungkinan tanaman yang ditanam akan mati karena ketidakan cocokan keadaan
alam dapat ditekan.
3. Menggunakan potensi alam dengan baik seperti cahaya matahari pasif, ventilasi
alami,sistem penyediaan air dengan memikirkan orientasi bangunan.
4. Hindari pembanguan fasilitas baru, usahakan memaksimalkan penggunaan potensial
lingkungan sekitar.
5. Menggunkan cahya matahari untuk penerangan jika memungkinkan. Hal ini dapat
mengurangi energy dan biaya serta dapat membawa dapak yang baik terhadap
penghuninya.
6. Memilih lokasi yang dekat atau bias dicapai dengan transportasi umum sehingga
dapat mengurangi polusi.

Anda mungkin juga menyukai