Dokumen - Tips - Komunikasi Pada Pasien Penyakit Kronis
Dokumen - Tips - Komunikasi Pada Pasien Penyakit Kronis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat
didasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini asuhan
pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit
mandiri. Maka kebutuhan pasien yang memiliki penyakit kronis tidak hanya
palliative care.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
dengan benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
bahwa segala tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan
penyakit kronik yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu yang
a. Progresif
penyakit jantung.
b. Menetap
3
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan
c. Kambuh
a. Dampak psikologis
2. Tergantung
3. Kekanak-kanakan
5. Bingung
6. Merasa menderita
b. Dampak somatic
4
3. Dampak terhadap gangguan seksual
seksual).
2. Beratnya penyakit
5
memperhatikan pasien tersebut berada di fase mana, sehingga mudah
pasien.
tau harus berbuat apa. Reaksi tersebut di atas cepat berakhir dlam
yang di gunakan :
6
sendiri. Tidak jarang dia menunjukkan prilaku agresif, bicara kasar,
becus. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka
secara intensif, maka ia akan maju pada fase tawar menawar dengan
kata “ kalau saja kejadian ini bisa di tunda, maka saya akan selalu
pernyataan seperti ini sering di jumpai “ kalau saja yang sakit bukan
e. Fase depression
diri, tidak mau berbicara, kadang kadang bersikap sebagai pasien yang
7
menurun. Teknik komunikasi yang di gunakan adalah jangan mencoba
kesedihannya.
Fase menerima ini biasanya di nyatakan dengan kata kata ini “ apa
yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh?” Apabila individu
dapat memulai fase fase tersebut dan masuk pada fase damai atau
tetep berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase
1. Persiapan
Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan
8
segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada
2. Membuat hubungan
yang akan anda ajak bicara sudah memiliki firasat apa yang akan
a. Percakapan awal
maka cari tahu siapa dia. Kaji status resipien ( orang yang anda
9
pasien terhadap keadaan. Perawat dapat mengutarakan
b. Berbagi cerita
Bicara pelan
saja.
bagi anda. Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini?
10
dan perasaan terhadap teman sejawat sangat di perlukan dan
1. Kehilangan kesehatan
2. Kehilangan kemandirian
3. Kehilangan situasi
keluarga kelompoknya
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal
11
6. Kehilangan fungsi mental
dan fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image)
peran serta identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism diri
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bersama dan pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat
komunikasi agar perilaku klien berubah kea rah yang positif secara optimal.
dirinya dari kesadaran diri, klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi
dalam setiap tahap untuk mengatasi masalah klien dengan prinsip di sini dan
saat ini (here and now).Rasa aman merupakan hal utama yang harus diberikan
pada anak agar anak bebas mengemukakan perasaannya tanpa kritik dan
hukuman.
B. Saran
13
dikomunikasikan melalui duduk bersama klien yang menangis,minta maaf
atas hal yang tidak disukai klien,dan menerima permintaan klien untuk tidak
masalah. Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal
hubungan dengan klien,terutama pada pasien kronis yang klien itu sendiri
informasi yang akurat tetapi aspek emosi dan perasaan tidak dapat
dapat memakai dirinya secara utuh (verbal dan non verbal) untuk memberi
14
DAFTAR PUSTAKA
http://catatancalonperawat.blogspot.com/2011/02/sikap-perawat-dalam-
komunikasi.html
15