PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sifat diskriminasi pekerjaan.
1.3.2 Untuk mengetahui tingkat diskriminasi.
1.3.3 Untuk mengetahui praktek-praktek diskriminasi.
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu diskriminasi yang berkaitan dengan utilitas, hak
dan keadilan
1.3.5 Untuk mengetahui tindakan afirmatif.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c. Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan
yang lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain pada jabatan yang
sama.
3
penentangnya yang menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan
memperoleh keuntungan dari keberadaan bentuk diskriminasi seksual tertentu.
Kaum utilitarian menanggapi berbagai kritik dengan menyatakan bahwa
menggunakan faktor selain kualifikasi pekerjaan tidak akan memberikan
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan kualifikasi pekerjaan.
2. Hak
Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual
salah satunya menyatakan diskriminasi salah karena melanggar hak moral
dasar manusia. Diskriminasi melanggar hak prinsip ini dalam dua cara.
Pertama, diskriminasi didasarkan pada keyakinan suatu kelompok dianggap
terlau rendah dibanding kelompok lain. Kedua, diskriminasi menempatkan
kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah.
3. Keadilan
Argumen non-utilitarian kedua melihat diskriminasi melanggar prinsip
keadilan. Diskriminasi melanggar prinsip ini dengan cara menutup kesempatan
bagi kaum monoritas untuk menduduki posisi tertentu dalam suatu lembaga
dan berarti mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama dengan orang
lain.
4
kerja tertentu lebih kecil dibandingkan yang diperkirakan dari tingkat
ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di wilayah tempat mereka direkrut.
Namun tindakan afirmatif dikritik dengan alasan bahwa upaya
memperbaiki kerugian diskriminasi masa lalu diatasi justru dengan melakukan
diskriminasi kebalikan yaitu dengan memberikan preferensi kepada kaum
minoritas dan perempuan. Preferensi yang tidak relevan ini dianggap melanggar
keadilan.
Disisi lain terdapat sejumlah argumen yang mendukung tindakan afirmatif
yaitu:
1. Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Keadilan kompensatif mengimplementasikan bahwa seseorang wajib
memberikan kompensasi terhadap orang yang dirugikan secara sengaja.
Selanjutnya, program tindakan afirmatif diinterpretasikan sebagai salah satu
bentuk ganti rugi yang diberikan kaum pria kulit putih kepada perempuan dan
kaum minoritas karena telah merugikan mereka di masa lalu.
Kelemahan argumen yang mendukung tindakan afirmatif yang
didasarkan pada prinsip kompensasi adalah prinsip ini mensyaratkan hanya
dari individu yang sengaja merugikan orang lain, dan hanya memberikan
kompensasi kepada individu yang dirugikan.
2. Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Keadilan kompensatif mengimplementasikan bahwa seseorang wajib
memberikan kompensasi terhadap orang yang dirugikan secara sengaja.
Selanjutnya, program tindakan afirmatif diinterpretasikan sebagai salah satu
bentuk ganti rugi yang diberikan kaum pria kulit putih kepada perempuan dan
kaum minoritas karena telah merugikan mereka di masa lalu.
Kelemahan argumen yang mendukung tindakan afirmatif yang
didasarkan pada prinsip kompensasi adalah prinsip ini mensyaratkan hanya
dari individu yang sengaja merugikan orang lain, dan hanya memberikan
kompensasi kepada individu yang dirugikan.
3. Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan Keberagaman
5
Kriteria lain selain ras dan jenis kelamin yang perlu dipertimbangkan
saat mengambil keputusan dalam program tindakan afirmatif. Pertama, jika
hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan akan mengarah pada
perekrutan pegawai yang tidak berkualifikasi dan mungkin menurunkan
produktivitas. Kedua, banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh penting pada
kehidupan orang lain. Jika suatu pekerjaan memiliki pengaruh penting,
katakanlah pada jiwa orang lain, kriteria selain ras dan jenis kelamin harus
diutamakan dan lebih dipertimbangkan dibandingkan tindakan afirmatif.
Kontroversi sehubungan dengan kelayakan moral program tindakan
afirmatif belum berakhir. Tidak berarti program seperti itu tidak melanggar
semua prinsip moral. Jika argumen itu benar, program tindakan afirmatif
setidaknya konsisten dengan prinsip moral.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diskriminasi adalah tindakan yang membeda-bedakan antara objek yang
satu dengan objek yang lainnya. Didalam bisnis diskriminasi tenaga kerja berarti
membuat keputusan yang bisa membuat kerugian pada pegawai di perusahaan.
Untuk mengatasi diskriminasi tersebut perusahaan melakukan tindakan afirmatif,
tindakan yang diambil untuk mencapai distribusi yang lebih referensif dalam
perusahaan dengan memberikan preferensi kepada kaum minoritas.
3.2 Saran
Sebaiknya tindakan diskriminasi tenaga kerja tidak dilakukan lagi
karena dapat merugikan pegawai dan perlakuan lah pegawai dengan adil sesuai
kemampuan mereka.
7
Daftar Pustaka
Sutrisna Dewi, 2011, Etika Bisnis : Konsep dasar implementasi & kasus, Cetakan
Pertama, Udayana University Press, Denpasar.
http://rowchie.blogspot.com/2010/03/etika-diskriminasi-pekerjaan.html?m=1