UNIVERSITAS PANCASILA
DISKRIMINASI : UTILITAS,
HAK, DAN KEADILAN
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum
dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
a. Utilitas
Argumen yang menentang diskriminasi rasial dan
seksual
didasarkan
pada
gagasan
bahwa
produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan
diberikan dengan berdasarkan kompetensi (atau
kebaikan). Pekerjaan pekerjaan yang berbeda,
memerlukan keahlian dan sifat kepribadian yang
bebeda jika kita ingin agar semuanya seproduktif
mungkin.
b. Hak
Argumen non- utilitarian yang menentang diskriminasi
rasial dan seksual salah satunya menyatakan bahwa
diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak
moral dasar manusia. Prinsip dari teori Kant berarti,
masing masing individu memiliki hak moral untuk
diperlakukan sebagai seorang yang merdeka dan
sejajajr dengan semua orang lain, dan bahwa semua
individu memiliki kewajiban moral korelatif untuk
memperlakukan satu sama lain sebagai individu yang
merdeka dan sederajat.
Tindakan diskriminasi meanggar prinsip ini dalam dua
cara, yaitu:
Pertama, diskriminasi didasarkan pada keyakinan
bahwa suatu kelompok tertentu dianggap lebih rendah
dibandingkan kelompok lain.
Kedua,
b. Keadilan
Kelompok argumen non-utilitarian kedua melihat
diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip
keadilan. Menutup kesempatan bagi kaum minoritas
untuk menuduki posisi-posisi tertentu dalam sebuah
lembaga sehingga otomatis berarti mereka tidak
memperoleh kesempatan yang sama dengan orang
lain. Diskriminasi dalam pekerjaan adalah salah karena
ia melanggar prinsip dasar keadilan dengan cara
membedakan orang-orang berdasarkan karakteristikkarakteristik tertentu (ras atau jenis kelamin) yang
tidak relevan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
PRAKTIK DISKRIMINASI
Diantara tindakan tindakantindakan yang dianggap
diskriminatif adalah sebagai berikut :
1. Rekrutmen.
Perusahaan
perusahaan
yang
sepenuhnya bergantung pada referensi verbal para
pegawai saat ini dalam merekrut pegawai baru
cenderung merekrut pegawai dari kelompok ras dan
seksual yang sama dengan yang terdapat dalam
perussahaan.
2. Screening (seleksi). Kualifikasi pekerjaan dianggap
3. Kenaikan
4. Kondisi
5. PHK.
Memecat
pegawai
berdasarkan
pertimbangan ras dan jenis kelamin jelas
merupakan diskriminasi. Bentuk diskriminasi
lainnya adalah kebijakan pemutusan hubungan
kerja.
PELECEHAN SEKSUAL
Meskipun cukup sering terjadi, namun pelecehan
seksual masih sulit didefinisikan, dikendalikan, dan
dicegah. Pada tahun 1978, Equal Employment
Opportunity Commission memublikasikan serangkaian
pedoman untuk mendefinisikan pelecehan seksual
dan menetapkan apa yang menurut mereka sebagai
tindakan yang melanggar hukum. Lebih jauh lagi,
pedoman tersebut menyatakan bahwa pelecehan
seksual adalah dilarang dan bahwa pengusaha atau
perusahaan bertanggung jawab atas semua tindakan
pelecehan seksual yang dilakukan para pegawai, dan
tidak masalah apakah tindakan tersebut dilarang
oleh perusahaan.
TINDAKAN AFIRMATIF
Untuk menghapus pengaruh- pengaruh diskriminasi
masa lalu banyak perusahaan yang melaksanakan
program-program
tindakan
afirmatif
yang
dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih
representatif dalam perusahaan dengan memberikan
preferensi pada kaum perempuan dan kelompok
minoritas. Inti dari program tindakan afirmatif adalah
sebuah penyelidikan yang mendetail (analisis utilisasi)
atas semua klasifikasi pekerjaan besar dalam
perusahaan.
Kritik terhadap tindakan afirmatif, bahwa dalam
upaya memperbaiki kerugian akibat diskriminasi masa
2. Gaji yang
Sebanding
Sebanding
untuk
Pekerjaan
yang
TERIMA KASIH