Anda di halaman 1dari 15

“Perilaku Etika

Dalam
Pekerjaan”
Elsya Ristiani (2019610164)
Nita Ayu Meirina (2019610166)

Eriyanto (2019610168)
Annisa Alief (2019610169)
Rizkula Parisa (2019610174)
1
Sifat Diskriminasi
Pekerjaan
Diskriminasi adalah membedakan
satu objek dari objek lainnya, yang
secara moral dan netral dan tidak
dapat disalahkan. Berbeda dengan
pengertian modern, istilah ini secara
moral tidak netral, karena biasanya
mengacu pada tindakan
membedakan seseorang dari orang
lain bukan berdasarkan keunggulan
yang dimiliki, namun berdasarkan
prasangka atau berdasarkan
sikap-sikap yang secara moral
tercela.
3
Diskriminasi dalam
ketenagakerjaan melibatkan tiga
elemen dasar yaitu :
✓ 1.Keputusan yang ✓ 2.Keputusan yang ✓ 3.Keputusan (atau
merugikan seorang sepenuhnya (atau rangkaian keputusan)
pegawai atau lebih sebagian) diambil yang memiliki pengaruh
karena bukan berdasarkan prasangka negatif atau merugikan
didasarkan pada rasial dan seksual, pada kepentingan
kemampuan yang stereotipe yang salah, -kepentingan pegawai,
dimiliki atau sikap lain yang mungkin mengakibatkan
secara moral tidak benar mereka kehilangan
benar terhadap anggota pekerjaan, kesempatan
kelompok tertentu dimana memperoleh kenaikan
pegawai tersebut berasal. pangkat, atau gaji yang
lebih baik.

4
Tingkat Diskriminasi
✓ Indicator pertama diskriminasi
muncul apabila terdapat proporsi
yang tidak seimbang atas
anggota kelompok tertentu yang
memegang jabatan kurang diminati
dalam suatu institusi tanpa
mempertimbangkan preferensi
ataupun kemampuan mereka.

5
DISKRIMINASI: Utilitas, Hak, dan keadilan
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat
dibagi menjadi tiga kelompok:
a.Argumen utilitarian

b.Argumen hak

c.Argumen keadilan

6
Argumen
UTILITAS
utilitarian yang menentang
diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada
gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan
optimal jika pekerjaan di berikan dengan
berdasarkan kompetensi (atau “kebaikan”).
Diskriminasi terhadap para pencari kerja
berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau
karakterisktik - karakteristik lain yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan adalah tidak efisien
dan bertentangan dengan prinsip-prinsip
utillitarian. Akan tetapi, argumen utilitarian ini
dihadapkan pada dua keberatan , yaitu argumen
yang menjalankan itu benar dan argumen yang
menyatakan itu tidak benar atau keberatan. 7
“ HAK
Argumen non-utilitarian yang
menentang diskriminasi raisal dan
seksual salah satunya menyatakan
bahwa diskriminasi salah karena hal
tersebut melanggar hak moral dasar
manusia.

8
“ KEADILAN

Kelompok argumen non-ultilitarian


kedua melihat diskriminasi sebagai
ppelanggaran atas prinsip-prinsip
keadilan.

9
Contoh Kasus 1
✓ Diskriminasi Upah, Serikat Pekerja PT
Smelting Mogok Kerja
Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Metal Indonesia
PT Smelting Zainal Arifin mengatakan, 390 pekerja
melakukan aksi mogok kerja. Aksi mogok disebabkan
tindakan diskriminasi perusahaan yang hanya menaikkan gaji
pekerja sebesar 5 persen, sedangkan karyawan bidang
manajerial 170 persen.  diskriminasi ini melanggar perjanjian
bersama dan perjanjian kerja bersama. Musababnya, pada
saat dilakukan Perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB
ke-8 yang dimulai pada 28 November sampai 6 Januari 2017,
justru draft PKB yang diusulkan oleh pengusaha isinya berupa
pengurangan kesejahteraan dan peraturan yang merugikan
pekerja.
10
Zainal menambahkan, serikat pekerja telah memberikan
kontribusi yang besar terhadap perusahaan. Semenjak PT
Smelting berdiri pada 1996, dari desain awal, perusahaan mampu
mengolah 90 ton per jam konsentrat tembaga PT Freeport, untuk
menghasilkan 200 ribu ton tembaga per tahun. Adapun sejak
2016, PT Smelting Gresik mampu meningkatkan kapasitas
produksinya menjadi lebih dari 140 ton per jam konsentrat, dan
dapat menghasilkan 300 ribu ton lempeng tembaga per
tahun.Dan peningkatan produksi ini dicapai oleh pekerja yang
sebagian besar saat ini di PHK oleh PT Smelting," tuturnya.
Selama aksi mogok kerja berlangsung, menurut Zainal, dua
pimpinan yakni Tetsuro Sakai dan Hirokawa melakukan intimidasi
tidak hanya kepada pekerja.

11
Namun juga kepada keluarga yang melakukan aksi mogok kerja.
Intimidasi kepada pekerja berupa pemberian SP dan berakhir dengan
pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak. Terkait dengan
permasalahan tersebut, Zainal mewakili serikat pekerja meminta
manajemen berkomitmen terhadap PKB serta tak bersikap diskriminatif
terhadap pekerja. "Selain itu, pekerja menuntut agar pengusaha mencabut
semua tindakan intimidasi," ucapnya.

12
Contoh Kasus 2
✓ Kasus Aice : Dilema buruh perempuan
diIndonesia dan pentingnya kesetaraan gender
di lingkungan kerja
Sarinah, Juru Bicara Federasi Serikat Buruh Demokratik Kerakyatan
(F-SEDAR), yang mewakili serikat buruh Aice, menyatakan bahwa sejak
tahun 2019 hingga saat ini sudah terdapat 15 kasus keguguran dan enam
kasus bayi yang dilahirkan dalam kondisi tak bernyawa dialami oleh buruh
perempuan Aice.Pihak Aice telah membantah tuduhan tersebut. Perwakilan
Aice, Simon Audry Halomoan Siagian, menyatakan bahwa pihaknya sudah
melarang perempuan yang sedang hamil untuk bekerja di shift
malam.Namun terlepas dari penjelasan yang diberikan, Aice tetap
mendapat kecaman dari berbagai pihak dan bahkan menghadapi aksi
boikot.

13
Tapi perjuangan untuk meperjuangkan hak-hak buruh
perempuan tampaknya masih jauh karena masih banyak
perusahaan yang menelantarkan hak-hak buruh-buruh
perempuan mereka demi mengejar efisiensi dan efektivitas
produksi perusahaan.
Para pengamat buruh dan gender berargumen praktik
penindasan hak buruh perempuan merupakan akibat dari
pelanggengan budaya patriarki di sektor ketenagakerjaan di
Indonesia.

14
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai