Anda di halaman 1dari 2

Gamma Yuni Nurvista 432434/38-A

Chapter 7 – Etika Diskriminasi Pekerjaan

Sifat Diskriminasi Pekerjaan


Diskriminasi pekerjaan adalah tindakan yang secara moral tidak netral karena biasanya mengacu pada
tindakan membeda-bedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki,
namun berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela. Melakukan
diskriminasi tenaga kerja berarti membuat serangkaian keputusan yang merugikan pegawai sebagai
anggota kelompok tertentu karena adanya prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap
kelompok tersebut.
Bentuk-bentuk Diskriminasi: Aspek Kesengajaan dan Aspek Institusional
Pertama, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah (tidak
terinstitusional) dari seseorang yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi karna adanya
prasangka pribadi. Kedua, tindakan diskriminatif merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah
kelompok yang terinstitusional, yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi berdasarkan
prasangka pribadi dan anggotanya. Ketiga, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari
perilaku yang terpisah (tidak terinstitusional) dari seseorang yang tidak sengaja dan tidak sadar
melakukan diskriminasi terhadap orang lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik
dan strereotipe tradisional dari masyarakatnya. Keempat, tindakan diskriminatif mungkin merupakan
bagian dari rutinitas sistematis dari organisasi perusahaan atau kelompok secara tidak sengaja
memasukkan prosedur-prosedur formal yang mendeskriminasikan kaum perempuan atau kelompok
minoritas.
Tingkat Diskriminasi
Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi semacam itu: 1). Perbandingan atas
keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan
rata-rata yang dibirekan pada kelompok lain, 2). Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi
yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang
sama, dan 3). Perbandingan prioporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih
menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
Diskriminasi: Utilitas, Hak, dan Keadilan
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok: 1). Argumen
utilitarian, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumberdaya manusia
secara tidak efisien, 2). Argumen hak, yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi
manusia, dan 3). Argumen keadilan, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya
perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.
Praktik Diskriminasi
Tindakan-tindakan yang dianggap diskriminatif: 1). Rekrutmen, 2). Screening (seleksi), 3). Kenaikan
Pangkat, 4). Kondisi Pekerjaan, dan 5). PHK.
Pelecehan Seksual
Rayuan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk dilakukan hubungan dan kontak verbal atau
fisik lain yang sifatnya seksual merupakan pelecehan seksual bila (1) Sikap tunduk terhadsap tindakan
tersebut secara implisit dikaitkan dengan situasi dan syarat-syarat kerja seseorang, (2) Sikap tunduk
atau penolakan terhadap tindakan terswbut digunakan sebagai dasar untk membuat keputusan yang
berpengaruh pada individu yang bersangkutan, (3) tindakan tersebut bertujuan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan seseorang atau menciptakan lingkungan kerja yang diwarnai dengan
kekhawatira, sikap permusuhan, atau penghinaan.
Tindakan Afirmatif
Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang melaksanakan
program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih
representatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok
minoritas. Inti dari program afirmatif adalah sebuah penyelidikan mendetail atas semua klasifikasi besar
pekerjaan besar dalam perusahaan.
Tindakan Afirmatif seabagi Kompensasi
Tindakan ini mmengimplikasikan bahwa seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap orang-
orang yang dirrugikan secara sengaja.
Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial
Tujuan dasar program tindakan afirmatif adalah terciptanya masyarakat yang lebih adil-masyarakat
dimana kesempatan yang dimiliki oleh seseorang tidak dibatasi oleh ras atau jenis kelaminnya.
Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan Keberagaman
Para pendukung program tindakan afirmatif menyatakan bahwa kriteria lain selain ras dan jenis kelamin
perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalam program tindakan afirmatif. Pertama, jika
hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan para perekrutan pegawai
yang tidak berkualifikasi dan mungkin akan menurunkan produktifitas. Kedua, banyak pekerjaan yang
memiliki pengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang lain.

Kasus

Walmart didirikan tahun 1962 oleh Sam Walton di Arkansas dan merupakan jaringan toko retail
terbesar. Tahun 2001 dituntut karena membayar karyawan wanita lebih rendah dibanding pria dan
kesempatan berkarir yang beda. Tahun 2004, karyawan wanita yang menuntut meminta kompensasi
atas tindakan tersebut.
Jawaban:

1. Dampak finansial yang diterima Walmart tidak besar, hanya mengganggu sistem operasi
mereka, karena Mahkamah Agung Amerika Serikat memutsan bahwa tuntutan yang dibawa
keenam pegawai tidak dianggap sebagai class action. Para perempuan tidak dapat
menunjukkan fakta dan hanya mengandalkan bukti spesifik. Menurut saya perempuan wajib
menang, karena tidak ada perbedaan dalam pekerjaan yang sama.apabila Walmart harus
menutup tokonya, hal ini akan menimbulkan masalah yang besar, yaitu kerugian yang besar
yang akan berdampak pada seluruh karyawan baik yang terdeskriminasi maupun yang tidak.
Dalam kasdroginus ini, terdapat pelanggaran prinsip etika, yaitu utilitarian, hak dan keadilan.
2. Yang menjaadi keluhan utama dari pegawai wanita adalah selisih skema promosi antara
pegawai pria dan wanita, perbedaan upah pegawai wanita yang lebih rendah dibandingkan
pegawai pria, dan ketimpangan disstribusi pelatihan manajemen antara pegawai pria dan
wanita. Tuntutan yang diajukan pegawai wanita adalah benar, karena dengan kemampuan
beban pekerjaan yang sama dengan pria tetapi para pegawai wanita tidak emndapatkan hak
yang sama dengan pegawai pria. Menurut saya, kasus ini tidak dapat dikategorikan sebagai
class action. Class action sendiri berarti suatu cara yang diberikan kepada kelompok orang
yang mempunyai kepentingan dalam suatu masalah, baik seseorang atau lebih anggotanya
menggugat atau digugat sebagai perwakilan kelompok tanpa harus turut serta dari setiap
anggota kelompok. Dari pengertian tersebut, kasus ini tidak memenuhi syarat sebagai class
action.
3. Drogin menemukan bahwa upah dan gaji pegawai pria lebih tinggi dibandingkan pegawai
wanita. Hal tersebt berlaku untuk segala klasifikasi jabatan dalam suatu perusahaan dan masih
dianalisis penyebabnya.
4. Walmart sebaiknya lebih memperbaiki perbedaan yang dapat mengindikasi adanya
diskriminasi antara pria dan wanita dalam perusahaan. Walmart harus memberikan kesempatan
pada pegawai perempuan untuk mengembangkan karir. Menurut saya, dalam kasus ini tindak
afirmatif tidak perlu dilakukan terhadap perempuankarena akan menimbulkan kontroversi dan
terkesan mengutamakan perempuan.

Anda mungkin juga menyukai