Disusun Oleh :
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji serta syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah Cash Flow Proyeksi Laba/Rugi dan Analisis Kelayakan ini telah
kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami ajukan untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Studi
Kelayakan Bisnis dan sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu dosen pengampu
mata kuliah yang bersangkutan.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
2.1. Cash Flow ................................................................................................ 3
2.2. Laporan Laba/Rugi .................................................................................. 8
2.3. Break Even Point (BEP) ........................................................................ 11
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 14
3.1. Profil Perusahaan ................................................................................... 14
3.2. Laporan Arus Kas .................................................................................. 15
3.3. Laporan Laba/Rugi................................................................................. 18
3.4. Break Even Point Perusahaan ................................................................ 18
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 22
ii
BAB I
PEDAHULUAN
1
b. Untuk memahami bagaimana cara memproyeksikan laporan laba/rugi.
c. Untuk mengetahui bagaimana penentuan break even point.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akan dijalankan, agar nantinya bisnis yang akan dijalankan akan tetap
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil yang terlalu besar dan lama akibat
adanya suatu bisnis.
3. Pengeluaran investasi modal diusahakan agar tidak terlalu besar pada tahun-
tahun pertama bisnis. Bila memungkinkan usahakan investasi dapat disebar
dalam beberapa tahun, disesuaikan dengan tahapan proyeksi penerimaan
bisnis tersebut.
Cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil pengurangan arus
biaya terhadap arus manfaat. Cash flow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya
disusun berdasarkan tahap-tahap kegiatan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari:
1. Inflow (arus penerimaan)
2. Outflow (arus pengeluaran)
3. Manfaat bersih (Net Benefit)
4. Manfaat bersih tambahan (Incremental Net Benefit) bila diperlukan.
2.1.1 Komponen Inflow
Pemasukan dalam suatu bisnis merupakan arus penerimaan
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam inflow antara lain :
1. Nilai produksi total, Berasal dari produksi total yang dihasilkan dikalikan
dengan harga per satuan produk tersebut .
2. Penerimaan pinjaman, Semua tambahan modal yang diterima pengusaha
atau pelaku usaha untuk keperluan bisnis .
3. Grants (bantuan-bantuan), Semua tambahan dana yang diperoleh yang
bersifat bantuan.
4. Nilai sewa Nilai dari hasil menyewakan alat atau bahan yang
dipergunakan/dipunyai dalam bisnis.
5. Salvage Value. Nilai dari barang modal yang tidak habis dipakai selam
umur bisnis.
2.1.2 Komponen Outflow
Merupakan aliran yang menunjukkan pengurangan kas, akibat biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan bisnis baik pada saat di
4
awal pendirian maupun pada saat tahun berjalan. Komponen-komponen
yang terdapat dalam arus kas keluar (outflow), adalah :
1. Biaya investasi
Biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan dapat
dikeluarkan pada beberapa tahun setelah bisnis berjalan untuk memperoleh
manfaat beberapa tahun kemudian. Biaya investasi adalah biaya yang
dikeluarkan satu kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai
secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi. Contoh
biaya investasi yang dikeluarkan oleh suatu bisnis dapat dilihat pada Tabel
2. Biaya produksi
Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan
lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi
yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan
produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni, biaya
variabel dan biaya tetap
a. Biaya Variabel yaitu biaya yang besar kecilnya selaras dengan
perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan
waktu). Contoh biaya variabel :
Bahan baku : bahan mentah atau bahan setengah jadi yang diperlukan
untuk diproses menjadi barang jadi sebagai produk akhir dari bisnis
Sarana produksi : khusus dalam bisnis-bisnis pertanian terdiri dari
benih, pupuk, pestisida, herbisida, insektisida, pakan, dan lain
Bahan pembantu : berbagai bahan atau barang yang diperlukan untuk
memperlancar proses produksi, seperti BBM dan bahan atau barang
habis pakai lainnya.
5
Upah tenaga kerja langsung : upah untuk tenaga kerja tidak tetap
dalam proses produksi.
b. Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu
satuan waktu. Contoh biaya tetap :
Gaji dan jaminan sosial : untuk personalia pimpinan, supervisor, dan
tenaga administrasi perusahaan
Premi asuransi : dihitung berdasarkan persentase tertentu terhadap
gedung, peralatan, kendaraan, dan mebeul
Biaya overhead : terdiri dari biaya kantor, telepon, listrik, air alat-alat
tulis, servis dan reparasi kendaraan, pajak dan biaya tetap lainnya.
3. Biaya pemeliharaan
Setiap aktifitas pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan
baik terencana maupun yang dilakukan akibat timbulnya kerusakan akan
menimbulkan biaya bagi perusahaan. Adapun biaya- biaya yang terdapat
dalam kegiatan maintenance menurut Assauri adalah “biaya- biaya
pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian dan biaya
perbaikan/ reparasi”.
4. Biaya tenaga kerja
Adalah nilai jasa dari sumber daya manusia dalam satuan uang, yang
dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan.
5. Tanah
Tanah merupakan salah satu sumber daya untuk melakukan sebuah
pekerjaan dimana itu dilakukan, tanah merupakan hal yang sangat
penting dalam menjalankan sebuah usaha.
6. Bahan-bahan
Bahan-bahan merupakan salah satu dari sumber daya yang diguakan
untuk membuat atau memproses sebuah pekerjaan, atau sebagai inputan
yang nantinya akan menghasilkan output yang dapat digunakan.
7. Debt service (bunga dan pinjaman pokok)
Merupakan pembayaran yang dilakukan berupa suku bunga dan modal
yang dipinjam. Keduanya merupakan biaya di dalam analisis finansial.
6
Besarnya bunga yang belum dibayar ditambahkan pada modal pinjaman
yang diterima sebagai pinjaman baru sehingga modal pinjaman semakin
bertambah. Pengurangan pinjaman terjadi pada saat peminjam mampu
mengangsur pinjamannya. Pembayaran bunga pinjaman disesuaikan
dengan besarnya nilai pinjaman, bunga yang dibebankan pada peminjam
dan lamanya waktu peminjaman.
8. Pajak.
Pajak yang diperhitungkan adalah yang berhubungan dengan
pengurangan manfaat bersih yang diterima bisnis. Pajak didalam
cashflow diambil dari pajak yang ada pada laporan laba/rugi. Ketentuan
penaksiran pajak dari laba/rugi yang masuk ke dalam cashflow umumnya
mengikuti peraturan pemerintah tentang pajak tahun 2007 seperti yang
terlihat pada Tabel berikut.
7
menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas disusun dengan tujuan
utama untuk memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang
diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan
yang berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus membantu investor,
kreditor dan pihak lainnya untuk:
a. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih
masa depan.
b. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,
kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan
eksternal.
c. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan
serta pengeluaran kas yang berkaitan.
d. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas
maupun non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama
satu periode tertentu.
Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi
para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor,
kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan
setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.
8
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan (revenue), harga pokok
penjualan (cost of goods sold) dan biaya (expense). Laporan laba rugi yang
melaporkan keuntungan disebabkan oleh salah satu atau gabungan faktor di
bawah ini:
a. Kenaikan angka pendapatan.
b. Penurunan harga pokok.
c. Penurunan biaya.
Laporan laba rugi dibagi menjadi 5 area yaitu:
a. Penjualan
Penjualan adalah nilai barang atau jasa yang diberikan kepada
klien. Meskipun laba bersih menjadi sorotan terbesar dalam laporan laba
rugi, angka penjualan tetap menjadi awal dari kinerja keuangan.
Dalam jangka panjang, persentase laba dari penjualan pada
akhirnya akan menemui titik maksimal yang sulit ditingkatkan. Oleh
karena itu, perusahaan harus mementingkan peningkatan penjualan untuk
dapat terus berkembang.
b. Harga Pokok Penjualan
Bagi perusahaan yang memproduksi barang, harga pokok
penjualan adalah pengeluaran untuk pembelian bahan mentah produksi,
biaya gaji karyawan & biaya produksi lainnya yang berkaitan dengan
pembuatan barang.
Untuk distributor & retailer, harga pokok penjualan adalah harga
pembelian barang itu sendiri yang kemudian akan dijual kembali. Untuk
perusahaan jasa, harga pokok penjualan adalah biaya yang timbul akibat
jasa yang diberikan – biasanya berkaitan dengan biaya sumber daya yang
dipakai untuk menghasilkan jasa tersebut.
c. Laba kotor
Laba kotor perusahaan adalah hasil pengurangan antara penjualan
dengan harga pokok penjualan. Laba kotor adalah angka yang harus dapat
mencukupi bahkan melebihi seluruh biaya perusahaan. Yang pasti,
semakin besar dan semakin stabil laba kotornya, semakin besar potensi
hasil positif untuk laba bersihnya.
9
d. Biaya
Terdiri dari biaya operasional, biaya bunga, biaya depresiasi dan
amortisasi, biaya pajak.
e. Laba/Rugi Bersih
Ini adalah indikator untuk menentukan profitabilitas perusahaan:
kemampuan untuk menghasilkan laba. Tentunya, bila biaya melampaui
pemasukan, angka ini menjadi merah, yang berarti bahwa perusahaan
menderita kerugian.
Bila perusahaan menghasilkan keuntungan, sesudah membagi
deviden, jumlah yang tersisa akan menjadi modal tambahan sebagai laba
ditahan.
10
b. Memperlihatkan tren perusahaan selama kelompok waktu tertentu
dengan membandingkan income statement perusahaan dari tahun ke
tahun dapat terlihat apakah perusahaan memiliki tren positif
(perusahaan memperoleh keuntungan) atau tren negative (perusahaan
mengalami kerugian) selama menjalankan usahanya.
c. Membantu pengusaha menganalisis darimana keuntungan paling besar
dihasilkan dan pengeluaran dari segi apa yang paling banyak memakan
biaya sebab laporan laba rugi perusahaan berisi beberapa
subtotal revenues maupun expenses perusahaan selama menjalankan
usahanya.
d. Menjadi alat bantu untuk mengukur dan menganalisa perkembangan
perusahaan.
e. Menjadi patokan bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya
apabila ingin meningkatkan keuntungan yang didapat.
f. Menjadi alat bantu dalam menganalisa strategi perusahaan, apakah
strategi yang selama ini telah diterapkan perusahaan sudah sesuai dan
menghasilkan pendapatan sesuai yang diharapkan atau tidak sesuai dan
perlu penggantian strategi demi terpenuhinya tujuan perusahaan.
g. Sebagai cerminan profil perusahaan bagi calon investor maupun
kreditur yang akan melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan.
h. Menjadi alat bantu untuk evaluasi kinerja perusahaan.
11
2.3.2 Tujuan Break Even Point
Tujuan menggunakan analisis titik impas (BEP) adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi
agar bisnis tidak rugi.
b. Berapa harga terendah yang harus ditetapkan agar bisnis tidak rugi.
2.3.3 Komponen Break Even Point
Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti
berikut ini:
a. Fixed Cost.
Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh
biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
b. Variabel Cost.
Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang
direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat.
Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
b. Selling Price.
Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.
2.3.4 Rumus Break Even Point
Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah pendapatan yang perlu
diterima agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara
membagi total biaya tetap (Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales
Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk
menghasilkan produk (Variable Cost) kemudian dikalikan dengan Harga per
Unit lagi. Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
BEP (Unit) =
(𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 − 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡)
12
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
BEP (Rupiah) =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡
1− ( )
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒
Keterangan :
a. BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)
b. BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang
berproduksi atau tidak)
d. Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan
peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu,
listrik, bahan bakar, dan lain-lain
e. Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
f. Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
g. Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit
(selisih)
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
3.2. Laporan Arus Kas Perusahaan
1. Tahun Pertama
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Pertama
Arus Kas dari Aktivitas Operasi :
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
Tanah -600000000
Bangunan -800000000
Peralatan :
Tempat Tidur (20 Unit) -70000000
AC (10 Unit) -25000000
Kipas (10 Unit) -2000000
Lemari (20 Unit) -40000000
Meja (20 Unit) -10000000
TV (10 Unit) -18000000
Perizinan -10000000
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-1577250000
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :
Modal Pribadi 1600000000
Arus Kas Bersih 308890000
15
2. Tahun Kedua
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Kedua
Arus Kas Tahun Pertama : 308890000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi :
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 592780000
3. Tahun Ketiga
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Ketiga
Arus Kas Tahun Kedua 592780000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 876670000
16
4. Tahun Keempat
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Ketiga
Arus Kas Tahun Ketiga 876670000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 1160560000
5. Tahun Kelima
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Ketiga
Arus Kas Tahun Keempat 1160560000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 1444450000
17
3.3. Laporan Laba/Rugi
Biaya
49.860.000 49.860.000 49.860.000 49.860.000 49.860.000
Operasional
Fix Cost :
Variable Cost:
1. Biaya sampah dan keamanan = Rp. 20.000/kamar/bulan
Jadi, Rp. 20.000 x 20 kamar x 12 bulan Rp. 4.800.000
18
Total Cost
TC = FC + VC
Total Revenue
TR= P x Q
Kost Executive :
Kost Reguler :
BEP
Catatan:
1. karena kost memiliki 2 tipe berbeda, maka harga jual yang diambil adalah
nilai tengah antara harga executive dan regular yaitu: Rp. 1.250.000
2. 1 kali sewa: 1 kamar per satu bulan
19
Simpulan:
Jadi, untuk tingkat pengembalian modal agar perusahaan tidak rugi dibutuhkan
penyewaan sebanyak 1.287 kali sewa (kamar kondisi terisi) dan dengan tingkat
total pendapatan Rp. 1.635.743.801
20
BAB IV
KESIMPULAN
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian dan penilaian tentang dapat atau
tidaknya suatu proyek atau perusahaan dilakukan dengan berhasil dan sukses
(menghasilkan keuntungan). Pembuatan studi kelayakan dilakukan dan digunakan
untuk memenuhi permintaan pihak-pihak yang berbeda. Masing-masing pihak
mempunyai kepentingan yang berbeda. Studi kelayakan bisnis pun ditujukan
untuk mengetahui apakah usaha yang kita jalankan layak atau tidak. Salah satu
aspek penting yang harus diperhatikan dalam studi kelayakn bisnis adalah aspek
keuangan, sepertoi laporan keuangan.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/188079552/Bab-6-Cash-Flow-Dan-Laba-Rugi
https://www.academia.edu/35653922/MAKALAH_ASPEK_KEUANGAN
https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-cash-flow/
22