Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STUDI KELAYAKAN BISNIS

CASH FLOW PROYEKSI LABA/RUGI


DAN ANALISIS KELAYAKAN

Disusun Oleh :

1. VERRELL NATHANIEL S 1710111001


2. SOPHIA NURSAULI S 1710111015
3. RESTU FAUZI 1710111020
4. MUHAMMAD HAFIZ 1710111061

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji serta syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah Cash Flow Proyeksi Laba/Rugi dan Analisis Kelayakan ini telah
kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami ajukan untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Studi
Kelayakan Bisnis dan sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu dosen pengampu
mata kuliah yang bersangkutan.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Jakarta, 28 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
2.1. Cash Flow ................................................................................................ 3
2.2. Laporan Laba/Rugi .................................................................................. 8
2.3. Break Even Point (BEP) ........................................................................ 11
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 14
3.1. Profil Perusahaan ................................................................................... 14
3.2. Laporan Arus Kas .................................................................................. 15
3.3. Laporan Laba/Rugi................................................................................. 18
3.4. Break Even Point Perusahaan ................................................................ 18
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 22

ii
BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya setiap perusahaan tentunya sangat perlu untuk mengetahui
perkembangan perusahaannya dari waktu ke waktu. Sehingga dalam hal ini,
perusahaan dapat mengetahui secara aktual bagaimana kondisi keuangan
perusahaan dan mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau justru
mengalami kerugian. Untuk mengetahui hal tersebut, tentunya perusahaan harus
melihat laporan pertanggung jawaban dalam bentuk laporan keuangan. Laporan
keuangan ini dapat digunakan untuk menilai hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan pada periode sebelumnya dan juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan perusahaan dalam menetapkan sebuah keputusan dan strategi.
Dalam ilmu ekonomi, terdapat lima laporan keuangan yang dapat
menggambarkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan. Salah duanya adalah
laporan laba/ rugi dan laporan arus kas. Laporan laba/rugi adalah laporan yang
berisikan pendapatan dan beban pada periode waktu tertentu. Laporan arus kas
terdiri dari tiga aktivitas berbeda, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan
aktivitas pembiayaan. Namun dari semua laporan keuangan yang ada, hanya
laporan arus kas lah yang menyajikan ikhtisar secara terperinci mengenai semua
arus kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan penggunaan kas selama
periode tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam laporan ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan cash flow dan bagaimana cara menyusunnya?
b. Bagaimana cara memproyeksikan laporan laba/rugi?
c. Bagaimana penentuan break even point (BEP)?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui dan memahami apa itu cash flow dan bagaimana cara
menyusunnya.

1
b. Untuk memahami bagaimana cara memproyeksikan laporan laba/rugi.
c. Untuk mengetahui bagaimana penentuan break even point.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat daripada penulisan makalah ini yaitu bagi penulis,
pembaca, mahasiswa, dan terlebih bagi para pelaku usaha pada umumnya
diharapkan mampu memahami bagaimana cara menyusun cash flow, bagaimana
cara memproyeksikan laporan laba/rugi, dan bagaimana menentukan break even
point. Sehingga, hal ini tentunya akan membantu dalam proses penyelesaian tugas
mahasiswa. Dan yang terpenting, makalah ini diharapkan akan memberikan
manfaat bagi para pelaku usaha agar dapat mengelola keuangan perusahaannya
secara baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cash Flow (Arus Kas)


Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan
pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan
transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas
suatu perusahaan selama satu periode. Menurut PSAK No.2, Arus kas adalah arus
masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari
mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya.
Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang
sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam bisnis tersebut.
Aliran penerimaan dan pengeluaran tersebut dikenal dengan istilah aliran kas
(cash flow), yaitu aktivitas keuangan yang mempengaruhi posisi/kondisi kas pada
suatu periode tertentu. Cash flow menjadi bagian terpenting yang harus
diperhatikan oleh Pihak manajemen, investor, konsultan dan stakeholder lainnya
untuk memperhitungkan kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang
ada. Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahaan kas selama periode
tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahaan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya.
Penyusunan cash flow berbeda dari satu bisnis dengan bisnis lainnya. Hal
ini sangat dipengaruhi oleh :
1. Jenis bisnis itu sendiri misalnya cabang-cabang usaha yang berlainan, ada
untuk produksi musiman atau tahunan.
2. Proses kegiatan produksi dari cabang bisnis tersebut
3. Keadaan kesiapan dimulainya suatu bisnis.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam menyusun kegiatan suatu bisnis
adalah :
1. Kemampuan dalam melaksanakan bisnis. Sebagai pebisnis perlu
memerhatikan bagaimana kemampuan kita dalam mengelola bisnis yang

3
akan dijalankan, agar nantinya bisnis yang akan dijalankan akan tetap
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil yang terlalu besar dan lama akibat
adanya suatu bisnis.
3. Pengeluaran investasi modal diusahakan agar tidak terlalu besar pada tahun-
tahun pertama bisnis. Bila memungkinkan usahakan investasi dapat disebar
dalam beberapa tahun, disesuaikan dengan tahapan proyeksi penerimaan
bisnis tersebut.
Cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil pengurangan arus
biaya terhadap arus manfaat. Cash flow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya
disusun berdasarkan tahap-tahap kegiatan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari:
1. Inflow (arus penerimaan)
2. Outflow (arus pengeluaran)
3. Manfaat bersih (Net Benefit)
4. Manfaat bersih tambahan (Incremental Net Benefit) bila diperlukan.
2.1.1 Komponen Inflow
Pemasukan dalam suatu bisnis merupakan arus penerimaan
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam inflow antara lain :
1. Nilai produksi total, Berasal dari produksi total yang dihasilkan dikalikan
dengan harga per satuan produk tersebut .
2. Penerimaan pinjaman, Semua tambahan modal yang diterima pengusaha
atau pelaku usaha untuk keperluan bisnis .
3. Grants (bantuan-bantuan), Semua tambahan dana yang diperoleh yang
bersifat bantuan.
4. Nilai sewa Nilai dari hasil menyewakan alat atau bahan yang
dipergunakan/dipunyai dalam bisnis.
5. Salvage Value. Nilai dari barang modal yang tidak habis dipakai selam
umur bisnis.
2.1.2 Komponen Outflow
Merupakan aliran yang menunjukkan pengurangan kas, akibat biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan bisnis baik pada saat di

4
awal pendirian maupun pada saat tahun berjalan. Komponen-komponen
yang terdapat dalam arus kas keluar (outflow), adalah :
1. Biaya investasi
Biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan dapat
dikeluarkan pada beberapa tahun setelah bisnis berjalan untuk memperoleh
manfaat beberapa tahun kemudian. Biaya investasi adalah biaya yang
dikeluarkan satu kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai
secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi. Contoh
biaya investasi yang dikeluarkan oleh suatu bisnis dapat dilihat pada Tabel

2. Biaya produksi
Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan
lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi
yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan
produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni, biaya
variabel dan biaya tetap
a. Biaya Variabel yaitu biaya yang besar kecilnya selaras dengan
perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan
waktu). Contoh biaya variabel :
 Bahan baku : bahan mentah atau bahan setengah jadi yang diperlukan
untuk diproses menjadi barang jadi sebagai produk akhir dari bisnis
 Sarana produksi : khusus dalam bisnis-bisnis pertanian terdiri dari
benih, pupuk, pestisida, herbisida, insektisida, pakan, dan lain
 Bahan pembantu : berbagai bahan atau barang yang diperlukan untuk
memperlancar proses produksi, seperti BBM dan bahan atau barang
habis pakai lainnya.

5
 Upah tenaga kerja langsung : upah untuk tenaga kerja tidak tetap
dalam proses produksi.
b. Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu
satuan waktu. Contoh biaya tetap :
 Gaji dan jaminan sosial : untuk personalia pimpinan, supervisor, dan
tenaga administrasi perusahaan
 Premi asuransi : dihitung berdasarkan persentase tertentu terhadap
gedung, peralatan, kendaraan, dan mebeul
 Biaya overhead : terdiri dari biaya kantor, telepon, listrik, air alat-alat
tulis, servis dan reparasi kendaraan, pajak dan biaya tetap lainnya.
3. Biaya pemeliharaan
Setiap aktifitas pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan
baik terencana maupun yang dilakukan akibat timbulnya kerusakan akan
menimbulkan biaya bagi perusahaan. Adapun biaya- biaya yang terdapat
dalam kegiatan maintenance menurut Assauri adalah “biaya- biaya
pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian dan biaya
perbaikan/ reparasi”.
4. Biaya tenaga kerja
Adalah nilai jasa dari sumber daya manusia dalam satuan uang, yang
dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan.
5. Tanah
Tanah merupakan salah satu sumber daya untuk melakukan sebuah
pekerjaan dimana itu dilakukan, tanah merupakan hal yang sangat
penting dalam menjalankan sebuah usaha.
6. Bahan-bahan
Bahan-bahan merupakan salah satu dari sumber daya yang diguakan
untuk membuat atau memproses sebuah pekerjaan, atau sebagai inputan
yang nantinya akan menghasilkan output yang dapat digunakan.
7. Debt service (bunga dan pinjaman pokok)
Merupakan pembayaran yang dilakukan berupa suku bunga dan modal
yang dipinjam. Keduanya merupakan biaya di dalam analisis finansial.

6
Besarnya bunga yang belum dibayar ditambahkan pada modal pinjaman
yang diterima sebagai pinjaman baru sehingga modal pinjaman semakin
bertambah. Pengurangan pinjaman terjadi pada saat peminjam mampu
mengangsur pinjamannya. Pembayaran bunga pinjaman disesuaikan
dengan besarnya nilai pinjaman, bunga yang dibebankan pada peminjam
dan lamanya waktu peminjaman.
8. Pajak.
Pajak yang diperhitungkan adalah yang berhubungan dengan
pengurangan manfaat bersih yang diterima bisnis. Pajak didalam
cashflow diambil dari pajak yang ada pada laporan laba/rugi. Ketentuan
penaksiran pajak dari laba/rugi yang masuk ke dalam cashflow umumnya
mengikuti peraturan pemerintah tentang pajak tahun 2007 seperti yang
terlihat pada Tabel berikut.

2.1.3 Prinsip Penyusunan Cash Flow


Prinsip yang dipakai untuk menyusun cash flow adalah basis tunai
atau cash basis. Cash Basis pada prinsipnya dijelaskan seperti berikut :
a. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat
penjualan dilakukan.
b. Biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya
timbul
c. Biaya-biaya non kas (non cash charge), misal: penyusutan atau depresiasi
dan amortisasi tidak diperhitungkan.
2.1.4 Tujuan Laporan Arus Kas
Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

7
menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas disusun dengan tujuan
utama untuk memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang
diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan
yang berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus membantu investor,
kreditor dan pihak lainnya untuk:
a. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih
masa depan.
b. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,
kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan
eksternal.
c. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan
serta pengeluaran kas yang berkaitan.
d. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas
maupun non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama
satu periode tertentu.
Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi
para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor,
kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan
setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.

2.2 Laporan Laba/Rugi


2.2.1 Pengertian Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan kinerja
keuangan perusahaan untuk periode akuntansi tertentu. Kinerja keuangan dinilai
dari bagaimana perusahaan tersebut menghasilkan dan mengeluarkan uang, baik
dalam kegiatan operasional maupun non-operasional. Hasil akhir dari laporan
keuangan akan menunjukkan laba atau rugi yang dihasilkan.

8
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan (revenue), harga pokok
penjualan (cost of goods sold) dan biaya (expense). Laporan laba rugi yang
melaporkan keuntungan disebabkan oleh salah satu atau gabungan faktor di
bawah ini:
a. Kenaikan angka pendapatan.
b. Penurunan harga pokok.
c. Penurunan biaya.
Laporan laba rugi dibagi menjadi 5 area yaitu:
a. Penjualan
Penjualan adalah nilai barang atau jasa yang diberikan kepada
klien. Meskipun laba bersih menjadi sorotan terbesar dalam laporan laba
rugi, angka penjualan tetap menjadi awal dari kinerja keuangan.
Dalam jangka panjang, persentase laba dari penjualan pada
akhirnya akan menemui titik maksimal yang sulit ditingkatkan. Oleh
karena itu, perusahaan harus mementingkan peningkatan penjualan untuk
dapat terus berkembang.
b. Harga Pokok Penjualan
Bagi perusahaan yang memproduksi barang, harga pokok
penjualan adalah pengeluaran untuk pembelian bahan mentah produksi,
biaya gaji karyawan & biaya produksi lainnya yang berkaitan dengan
pembuatan barang.
Untuk distributor & retailer, harga pokok penjualan adalah harga
pembelian barang itu sendiri yang kemudian akan dijual kembali. Untuk
perusahaan jasa, harga pokok penjualan adalah biaya yang timbul akibat
jasa yang diberikan – biasanya berkaitan dengan biaya sumber daya yang
dipakai untuk menghasilkan jasa tersebut.
c. Laba kotor
Laba kotor perusahaan adalah hasil pengurangan antara penjualan
dengan harga pokok penjualan. Laba kotor adalah angka yang harus dapat
mencukupi bahkan melebihi seluruh biaya perusahaan. Yang pasti,
semakin besar dan semakin stabil laba kotornya, semakin besar potensi
hasil positif untuk laba bersihnya.

9
d. Biaya
Terdiri dari biaya operasional, biaya bunga, biaya depresiasi dan
amortisasi, biaya pajak.
e. Laba/Rugi Bersih
Ini adalah indikator untuk menentukan profitabilitas perusahaan:
kemampuan untuk menghasilkan laba. Tentunya, bila biaya melampaui
pemasukan, angka ini menjadi merah, yang berarti bahwa perusahaan
menderita kerugian.
Bila perusahaan menghasilkan keuntungan, sesudah membagi
deviden, jumlah yang tersisa akan menjadi modal tambahan sebagai laba
ditahan.

2.2.2 Fungsi Laporan Laba/Rugi


Berikut adalah fungsi dari laporan laba rugi perusahaan :
a. Menyajikan informasi kepada pengguna informasi keuangan
perusahaan mengenai keuntungan atau kerugian yang dihasilkan
perusahaan saat beroperasi dalam periode waktu tertentu (periode
sesuai dengan pelaporan).

10
b. Memperlihatkan tren perusahaan selama kelompok waktu tertentu
dengan membandingkan income statement perusahaan dari tahun ke
tahun dapat terlihat apakah perusahaan memiliki tren positif
(perusahaan memperoleh keuntungan) atau tren negative (perusahaan
mengalami kerugian) selama menjalankan usahanya.
c. Membantu pengusaha menganalisis darimana keuntungan paling besar
dihasilkan dan pengeluaran dari segi apa yang paling banyak memakan
biaya sebab laporan laba rugi perusahaan berisi beberapa
subtotal revenues maupun expenses perusahaan selama menjalankan
usahanya.
d. Menjadi alat bantu untuk mengukur dan menganalisa perkembangan
perusahaan.
e. Menjadi patokan bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya
apabila ingin meningkatkan keuntungan yang didapat.
f. Menjadi alat bantu dalam menganalisa strategi perusahaan, apakah
strategi yang selama ini telah diterapkan perusahaan sudah sesuai dan
menghasilkan pendapatan sesuai yang diharapkan atau tidak sesuai dan
perlu penggantian strategi demi terpenuhinya tujuan perusahaan.
g. Sebagai cerminan profil perusahaan bagi calon investor maupun
kreditur yang akan melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan.
h. Menjadi alat bantu untuk evaluasi kinerja perusahaan.

2.3 Break Even Point (BEP)


2.3.1 Pengertian Break Even Point
Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue
(TR) = total cost (TC), tergantung pada lama arus penerimaan sebuah bisnis
dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal
lainnya selama suatu usaha masih di bawah break even, maka perusahaan
masih mengalami kerugian. Semakin lama mencapai titik pulang pokok,
semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih manutupi
segala biaya yang dikeluarkan.

11
2.3.2 Tujuan Break Even Point
Tujuan menggunakan analisis titik impas (BEP) adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi
agar bisnis tidak rugi.
b. Berapa harga terendah yang harus ditetapkan agar bisnis tidak rugi.
2.3.3 Komponen Break Even Point
Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti
berikut ini:
a. Fixed Cost.
Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh
biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
b. Variabel Cost.
Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang
direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat.
Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
b. Selling Price.
Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.
2.3.4 Rumus Break Even Point
Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah pendapatan yang perlu
diterima agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara
membagi total biaya tetap (Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales
Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk
menghasilkan produk (Variable Cost) kemudian dikalikan dengan Harga per
Unit lagi. Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :

𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
BEP (Unit) =
(𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 − 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡)

12
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
BEP (Rupiah) =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡
1− ( )
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒

Keterangan :
a. BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)
b. BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang
berproduksi atau tidak)
d. Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan
peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu,
listrik, bahan bakar, dan lain-lain
e. Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
f. Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
g. Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit
(selisih)

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Profil Usaha

Usaha kostan yang bernama “Kost-in Kuy!” bertempat di Jalan Taman


Baruna No.27, Perumahan Sari, Jimbaran, Kec. Kuta Selatan, Kabupaten Badung,
Bali 80361. Usaha ini akan didirikan pada bulan desember tahun 2019. Pemilik
kostan ini terdiri dari empat orang yang bernama Verrell Nathaniel Soedira,
Sophia Nursauli Sitompul, Restu Fauzi, dan Muhammad Hafiz. Awal mula
didirikan kostan ini karena berdasarkan keluhan salah satu kerabat owner yang
merasa tidak nyaman dengan kondisi kostan di sekitar Kampus Universitas
Udayana yang kurang baik keadaannya, seperti kamar mandi yang tidak bersih, air
yang kotor dan berbau, serta harga yang tidak sesuai dengan fasilitas yang
ditawarkan.
Modal untuk memulai usaha ini dengan menggunakan modal pribadi
sejumlah 1,6 Milyar yang berasal dari keempat owner dari usaha ini, sehingga
setiap orang menyumbangkan dananya sebesar 400 juta rupiah. Modal ini
dialokasikan untuk membeli sejumlah investasi, seperti tanah seluas 200m2 atau
0,2 Ha, bangunan dengan luas 120 m2, dan properti kostan lainnya.

14
3.2. Laporan Arus Kas Perusahaan
1. Tahun Pertama
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Pertama
Arus Kas dari Aktivitas Operasi :
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
Tanah -600000000
Bangunan -800000000
Peralatan :
Tempat Tidur (20 Unit) -70000000
AC (10 Unit) -25000000
Kipas (10 Unit) -2000000
Lemari (20 Unit) -40000000
Meja (20 Unit) -10000000
TV (10 Unit) -18000000
Perizinan -10000000
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-1577250000
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :
Modal Pribadi 1600000000
Arus Kas Bersih 308890000

15
2. Tahun Kedua

Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Kedua
Arus Kas Tahun Pertama : 308890000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi :
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 592780000

3. Tahun Ketiga
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Ketiga
Arus Kas Tahun Kedua 592780000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 876670000

16
4. Tahun Keempat
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Ketiga
Arus Kas Tahun Ketiga 876670000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 1160560000

5. Tahun Kelima
Kost-in Kuy!
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Ketiga
Arus Kas Tahun Keempat 1160560000
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kas diterima dari pelanggan 300000000
Gaji Karyawan -36000000
Maintenance -4500000
WiFi -8400000
Pendapatan lain-lain 36000000
PBB -960000
286140000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penyusutan Peralatan -8250000
Amortisasi Peralatan -24000000
Amortisasi Tanah 30000000
-2250000
Arus Kas Bersih 1444450000

17
3.3. Laporan Laba/Rugi

Komponen Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Pendapatan 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000

Biaya
49.860.000 49.860.000 49.860.000 49.860.000 49.860.000
Operasional

EBIT 250.140.000 250.140.000 250.140.000 250.140.000 250.140.000

Bunga (10%) 25.014.000 25.014.000 25.014.000 25.014.000 25.014.000


EBT 225.126.000 225.126.000 225.126.000 225.126.000 225.126.000

Pajak (1%) 2.251.260 2.251.260 2.251.260 2.251.260 2.251.260


EAIT 222.874.740 222.874.740 222.874.740 222.874.740 222.874.740

Penyusutan 8.250.000 8.250.000 8.250.000 8.250.000 8.250.000

Bunga (1-tax) 24.763.860 24.763.860 24.763.860 24.763.860 24.763.860

Proceed 255.888.600 255.888.600 255.888.600 255.888.600 255.888.600

3.4. Break Even Point


BEP Analisi biaya

Fix Cost :

1. Tanah (200 m2) Rp. 600.000.000


2. Bangunan (160 m2) Rp. 800.000.000
3. Peralatan
a. Meja Rp. 10.000.000
b. Ac Rp. 25.000.000
c. Lemari Rp. 40.000.000
d. Tempat tidur Rp. 70.000.000
e. Tv Rp. 18.000.000
f. WiFi Rp. 8.400.000
Total Rp. 173.400.000
4. Perizinan Rp. 10.000.000

Total Fix Cost: Rp. 1.583.400.000

Variable Cost:
1. Biaya sampah dan keamanan = Rp. 20.000/kamar/bulan
Jadi, Rp. 20.000 x 20 kamar x 12 bulan Rp. 4.800.000

Total Variable Cost: Rp. 4.800.000

18
Total Cost

TC = FC + VC

Rp. 1.583.400.000 + Rp. 4.800.000 = Rp. 1.588.200.000

Total Revenue

TR= P x Q

Kost Executive :

TR Executive (per bulan) = Rp. 1.700.000 x 10 kamar = Rp. 17.000.000

Jika 1 tahun maka TR= Rp. 204.000.000

Kost Reguler :

TR Reguler (per bulan) = Rp. 800.000 x 10 kamar = Rp. 8.000.000

Jika 1 tahun maka TR= Rp. 96.000.000

Jadi,Total Revenue dalam 1 Tahun= Rp. 300.000.000

BEP

BEP Unit = = 1.287 kali sewa

BEP Rupiah= = Rp. 1.635.743.801

Catatan:

1. karena kost memiliki 2 tipe berbeda, maka harga jual yang diambil adalah
nilai tengah antara harga executive dan regular yaitu: Rp. 1.250.000
2. 1 kali sewa: 1 kamar per satu bulan

19
Simpulan:

Jadi, untuk tingkat pengembalian modal agar perusahaan tidak rugi dibutuhkan
penyewaan sebanyak 1.287 kali sewa (kamar kondisi terisi) dan dengan tingkat
total pendapatan Rp. 1.635.743.801

20
BAB IV
KESIMPULAN

Studi kelayakan bisnis adalah penelitian dan penilaian tentang dapat atau
tidaknya suatu proyek atau perusahaan dilakukan dengan berhasil dan sukses
(menghasilkan keuntungan). Pembuatan studi kelayakan dilakukan dan digunakan
untuk memenuhi permintaan pihak-pihak yang berbeda. Masing-masing pihak
mempunyai kepentingan yang berbeda. Studi kelayakan bisnis pun ditujukan
untuk mengetahui apakah usaha yang kita jalankan layak atau tidak. Salah satu
aspek penting yang harus diperhatikan dalam studi kelayakn bisnis adalah aspek
keuangan, sepertoi laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan catatan informasi dari sebuah perusahaan


yang berisi kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan memiliki berbagai
jenis. Seperti laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan
arus kas, serta laporan atas laporan keuangan. Break Event Point merupakan titik
dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam
kondisi rugi. Dimana Break Event Point ini memiliki metode dan formula
tersendiri agar sebuah perusahaan tidak mengalami kerugian.

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis


adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang di harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan. Untuk menghitung keseluruhan dana yang di pakai, rincian analisis
biaya dari sumber pembelanjaan ditentukan oleh : Biaya utang, Biaya modal
sendiri dan Biaya laba yang ditahan.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/188079552/Bab-6-Cash-Flow-Dan-Laba-Rugi

https://www.academia.edu/35653922/MAKALAH_ASPEK_KEUANGAN

https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-cash-flow/

22

Anda mungkin juga menyukai