Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI KONDISI RUANG KELAS DI

GEDUNG A
Disusun untuk memenuhi tugas Pengendalian Mutu Garmen

Dosen : Pudjiati, A.T., M.Pd

Disusun Oleh :

Lutfiyah Aini M (17040014)

Maria Theresia Tyra (17040015)

Mery Yufandila (17040016)

Mika Yudika (17040017)

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengendalian Mutu
Garmen.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat saran dan bimbingan
serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Serta
teman-teman yang telah memberikan dukungan sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
sendiri maupun orang lain yang membaca, terlebih untuk orang awam yang belum mengerti.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan baik sengaja maupun tidak sengaja.
Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri
terhadap saran dan kritik yang disampaikan pembaca.

Bandung, 15 Oktober 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang Kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi
sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar
mengajar (KBM). Mebeler dalam ruangan ini terdiri dari meja siswa, kursi siswa,
meja guru, lemari kelas, papan tulis, serta aksesoris ruangan lainnya yang sesuai.
Ukuran yang umum adalah 9m x 8m. Ruang kelas memiliki
syarat kelayakan dan standar tertentu, misalnya ukuran, pencahayaan alami, sirkulasi
udara, dan persyaratan lainnya yang telah dibakukan oleh pihak berwenang terkait.

Standar sarana ruang kelas berdasarkan Berdasarkan standar sarana dan prasarana
untuk sekolah kebutuhan khusus dari peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33
Tahun 2008 Tanggal 23 Juni 2008, sebagai berikut :
a. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 5 sampai 8 peserta didik untuk ruang
kelas SDLB.
2
b. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 3 m /peserta didik. Untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 5 orang, luas minimum ruang kelas adalah
2
15 m .
c. Satu ruang kelas memiliki 2 pengawasan guru untuk maksimal 4 peserta didik.
d. Lebar minimum ruang kelas adalah 3 m.
e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai
untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.
f. Salah satu dinding ruang kelas dapat berupa dinding semi permanen agar pada
suatu saat dua ruang kelas yang bersebelahan dapat digabung menjadi satu
ruangan.
g. Luas minimum ruang kelas sama dengan luas satu ruang kelas, lebar minimum
ruang adalah 5 m.
h. Akses masuk ruang kelas harus mudah dan terjangkau untuk anak kebutuhan
khusus.
i. Sirkulasi gerak dalam ruang kelas minimal 1,5 m – 2 m dengan ketinggian ruang
kelas minimum 2,5 m.
B. Maksud dan Tujuan

Mengetahui seberapa layak ruang kelas dan fasilitasnya yang berada didalam Gedung
A sebagai sarana dan prasarana belajar.

C. Sasaran Survey

Mahasiswa-mahasiswi Politeknik STTT Bandung, dengan melibatkan minimal


sebanyak 50 orang.

D. Metode Survey

Metode yang digunakan dalam survey ini adalah kuisioner (online) berupa Google
Form yang diberikan kepada mahasiswa-mahasiswi Politeknik STTT Bandung dan
wawancara secara langsung kepada mahasiswa/mahasiswi perwakilan dari masing-
masing angkatan.

E. Waktu Survey

Pengisian kuisioner dilakukan mulai 4 oktober 2019 – 9 oktober 2019.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah

a. Diagram tulang ikan atau fishbone

Diagram tulang ikan atau fishbone adalah satu metode atau tool di dalam
meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram sebab-
akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuan jepang
pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuan kelahiran 1915 di
tokyo jepang yang juga alumni teknik kimia universitas tokyo. Sehingga sering
juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak
digunakan untuk manajemen kualitas. Dikatakan diagram tulang ikan karena
memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya
menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau
akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau
akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh
sebab – sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya.
b. Hasil Kuisioner (online) berupa Google Form

JURUSAN

ANGKATAN
APAKAH RUANGAN KELAS YANG TERSEDIA DIRASA CUKUP UNTUK
MENAMPUNG MAHASISWA?

APAKAH FASILITAS YANG TERSEDIA DI RUANGAN KELAS SUDAH


MENUNJANG DALAM MEMENUHI KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR?
APAKAH RUANGAN KELAS YANG TERSEDIA DIRASA BERSIH DAN
NYAMAN?

c. Hasil Wawancara Kepada Mahasiswa/i Perwakilan Masing-masing Angkatan

 Mahasiswi angkkatan 2016 ( Esa hawa pratiwi KIMIA TEKSTIL 2016 )

Menurutnya ruang kelas yang tersedia di gedung A Nyaman – Nyaman aja tapi
ada beberapa kelas yang AC nya tidak jalan ada juga yang bocor jadi kelasnya
becek dan kotor.

Untuk fasilitas yang tersedia sudah menunjang dalam kegiatan belajar mengajar,
Cuma yang jadi kendala AC aja dan juga nambahin buat kamar mandi di geduang
A itu kotor , suka gaada air.

Untuk fasilitas yang harus diperbaiki itu AC soalnya kalau lagi belajar itu panas
banget apalagi siang – siang.

Untuk ruang kelas sudah cukup dapat menampung mahasiswa dalam proses
belajar mengajar
 Mahasiswi angkkatan 2017 ( Salsabila PRODUKSI GARMEN 2017)

Menurutnya ruang kelas yang tersedia di gedung A kurang Nyaman karena


mahasiswa kurang peka terhadap kebersihan di ruang kelas.

Untuk fasilitas yang tersedia belum menunjang dalam kegiatan belajar mengajar,

Untuk fasilitas yang harus diperbaiki itu AC dan cat kelas kalau bisa diperbarui
agar semangat dalam proses belajar mengajar.

Untuk ruang kelas belum cukup dapat menampung mahasiswa dalam proses
belajar mengajar.

 Mahasiswi angkkatan 2018 ( Aurilia TEKNIK TEKSTIL 2018 )

Menurutnya ruang kelas yang tersedia di gedung A sudah bersih tapi kalau
Nyaman kurang soalnya ruang kelas terlalu sempit untuk ukurang satu kelas teori
dan juga panas

Untuk fasilitas yang tersedia udah cukup menunjang dalam kegiatan belajar
mengajar, Cuma kursinya banyak yang ruska, terkdang proyektor juga suka tidak
bisa digunakan.

Untuk fasilitas yang harus diperbaiki itu AC dan kursi.

Untuk ruang kelas tidak cukup dapat menampung mahasiswa dalam proses
belajar mengajar.

 Mahasiswi angkkatan 2019 ( Alifinka Dan Amanda TEKNIK TEKSTIL 2019 )

Menurutnya ruang kelas yang tersedia di gedung A masih kurang Nyaman

Untuk fasilitas yang tersedia belum menunjang dalam kegiatan belajar mengajar,
soalnya ada beberapa fasilitas yang rusak.

Untuk fasilitas yang harus diperbaiki itu AC kurang dingin.

Untuk ruang kelas sudah cukup dapat menampung mahasiswa dalam proses
belajar mengajar.

d. Menurut survei, fasilitas yang perlu di perbaiki di ruangan kelas diantaranya


yaitu :
 Sebanyak 2 orang menyatakan bahwa fasilitas di ruang kelas tidak diperlukan.
 Sebanyak 57 orang menyatakan bahwa fasilitas di ruang kelas diperlukan.
 Sebanyak 45 orang menyatakan AC. (Beberapa unit AC tidak berfungsi secara
optimal.)
 Sebanyak 17 orang menyatakan Kursi. (Beberapa kursi mengalami kerusakan
sehingga tidak dapat/tidak nyaman untuk digunakan.)
 Sebanyak 2 orang menyatakan Papan tulis. (Kurang terawat, sehingga bekas-
bekas tulisan sebelumnya sulit untuk dihilangkan dan meninggalkan noda.)
 Sebanyak 9 orang menyatakan proyektor. (Beberapa proyektor sulit untuk
dioperasikan.)
 Sebanyak 1 orang menyatakan jendela. (Kurang bersih dan tidak ada penyangga
sehingga sirkulasi udara kurang baik saat kelas dipenuhi oleh mahasiswa.)

e. Analisa 5W + 1H

f. Kondisi Ruang Kelas

RUANG KELAS
PAPAN TULIS

AIR CONDITIONER)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pihak kampus adalah :

1. Kondisi Ruangan
2. Kebersihan Ruangan
3. Kondisi Fasilitas Ruangan
a. Air Conditioner
b. Kursi
c. Papan Tulis
d. Proyektor

Anda mungkin juga menyukai