Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR RUANG KELAS

MAKALAH

Disusun Oleh :
1. Indra Prayoga
2. Eva Silviyani

Dosen Pengampu : Suyitno, M. Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
MISBAHUL ULUM GUMAWANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmad-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengantar Ruang
Kelas ini tepat pada waktunya.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Bapak Suyitno, M.Pd.I., yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita
semua. Penulis sangat berharap semoga pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya terhadap makalah ini agar kami dapat memperbaikinya pada makalah-
makalah berikutnya.

Belitang, Oktober 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penataan Ruang Kelas dalam Pengelolaan Kelas.................... 2
B. Pengaturan Lingkungan Fisik Kelas.......................................................... 5
C. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas.......................................................... 6
D. Pengaturan Tempat Duduk Siswa di Kelas............................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang
sesuai memiliki pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan
terhadap proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas
konsentrasi siswa. Temperatur ruangan yang terlalu dingin atau panas dan
sistem ventilasi yang kacau misalnya, dapat menurunkan konsentrasi siswa.
Terkadang, perabotan serta materi fisik penunjang proses pembelajaran perlu
ditata sedemikian rupa untuk membuat siswa mampu memusatkan perhatian
mereka terhadap pembahasan dalam forum kelas. Karena peletakan media
peraga atau material lain yang tidak pada tempatnya akan menyebabkan
terhalangnya pandangan siswa terhadap fokus pembelajaran.
Agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan efektif, seorang guru
perlu memperhatikan pengaturan dan penataan ruang kelas dalam proses
belajar mengajar. Karena ketika ruangan kelas tertata dengan teratur dan
nyaman, proses pengajaran akan berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian penataan ruang kelas dalam pengelolaan kelas?
2. Bagaimana pengaturan lingkungan fisik kelas?
3. Bagaimana pengaturan kondisi ruangan kelas?
4. Jelaskan bagaimana pengaturan tempat duduk siswa di kelas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penataan ruang kelas dalam pengelolaan
kelas.
2. Untuk mengetahui pengaturan lingkungan fisik kelas.
3. Untuk mengetahui pengaturan kondisi ruangan kelas.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan tempat duduk siswa di kelas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penataan Ruang Kelas dalam Pengelolaan Kelas


Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan
pengaturan dan penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan
ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan
memudahkan guru bergerak secara kuasa untuk membantu siswa dalam
belajar. Dalam pengaturan perlu diperhatikan hal-hal berikut: Ukuran dan
bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa, jumlah siswa
dalam kelas, jumlah siswa dalam setiap kelompok, jumlah kelompok dalam
kelas, komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan siswa
kurang pandai, pria dan wanita)1
Dalam hal ini, kami akan menguraikan pada pembahasan mengenai
pengaturan kondisi ruangan kelas, pengaturan tempat duduk, dan pengaturan
alat-alat pengajaran.
1. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas
Kegiatan belajar mengajar mencakup segala jenis kegiatan yang
dengan sengaja dilakukan, baik secara langsung ataupun tidak, yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan – tujuan pengajaran yang telah
digariskan. Adapun faktor – faktor yang harus dilakukan dalam
penyelenggaraan kelas, yaitu :
a. Ventilasi dan Tata Cahaya
Kondisi –kondisi yang perlu diperhatikan didalam ruang kelas
adalah :
1) Ada ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas
2) Sebaiknya tidak merokok
3) Pengaturan cahaya perlu diperhatikan
4) Cahaya yang masuk harus cukup

1
Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, hal.
227

2
5) Masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan
b. Pemeliharaan Kebersihan dan Penataan Keindahan Ruang Kelas
1) Pemeliharaan Kebersihan
a) Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas
b) Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban dikelas
2) Penataan Keindahan
a) Memasang hiasan dinding yang mempunyai nilai edukatif
(contohnya Burung Garuda, Teks Proklamasi, Slogan
Pendidikan, Para Pahlawan, Peta/Globe)
b) Mengatur tempat duduk siswa, lemari, rak buku, dan
semacamnya secara rapi (Untuk penempatan buku diletakkan
di depan dan alat peraga di belakang)
c) Merapikan meja guru dengan memakai taplak meja, vas
bunga, dan sebagainya
2. Pengaturan Tempat Duduk
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa memerlukaan tempat
duduk yang tidak mengganggu siswa, karena kurang aman atau tidak
nyaman dipakai. Jika siswa duduk berjam-jam di tempat duduk dengan
keadaan tidak cukup aman dan tidak nyaman, mereka tidak akan dapat
berpikir tentang pelajaran tersebut dan terus menerus merasakan
"siksaan" sebagai akibat dari tempat duduk yang tidak nyaman.
Pada prinsipnya, kriteria tempat duduk yang memadai adalah
tempat duduk yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu
aman dan nyaman untuk dipergunakan. Di antara aspek yang perlu
diperhatikan mengenai tempat duduk di antaranya adalah sebagai
berikut :
a. Segi Keamanan
Guru atau murid yang menempati tempat duduk tersebut
benar-benar merasa aman sehingga tidak perlu khawatir akan jatuh
atau celaka. Dengan demikian mereka dapat berkonsentrasi terhadap
kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

3
b. Segi Kenyamanan
Kenyamanan di sini bukan berarti tempat duduk itu harus
empuk (tetapi jika mampu demikian tidak masalah), melainkan
tempat duduk tersebut cukup enak digunakan, dilihat dari alas yang
diduduki harus datar dan jangan sampai miring, mempunyai sandaran,
tidak terlalu ke depan atau ke belakang. Perbedaan tinggi antara
tempat duduk dengan tempat menulis harus memadai.
c. Segi Ukuran
Agar merasa aman dan nyaman, sebaiknya diperhatikan
kondisi tempat duduk yang memenuhi hal-hal berikut :
1) Tempat duduk guru lebih tinggi dari tempat duduk siswa, agar
guru mudah mengawasi setiap kegiatan siswa.
2) Meja dan kursi untuk siswa sebaiknya :
a) Terpisah, agar memudahkan pengaturan untuk kegiatan
lainnya.
b) Bentuknya sederhana, kokoh, dan bahannya kuat.
c) Ukuran daun meja adalah 100cm x 50cm (standar)
d) Tinggi meja kurang lebih setinggi pinggul siswa.
e) Tinggi kursi kurang lebih setinggi lutut siswa.
Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan sekarang bermacam-
macam, ada yang satu tempat duduk untuk beberapa orang, atau hanya
untuk seorang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa ukurannya tidak
terlau besar, agar mudah diubah-ubah formasi tempat duduknya sesuai
dengan kebutuhan. Misalnya, pada pengajaran dengan cara berdiskusi,
maka formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar. Jika
pengajaran ditempuh dengan metode ceramah, tempat duduknya
sebaiknya berderet memanjang kebelakang atau berbentuk farmasi tapal
kuda (pola ini guru berada di tengah siswa). Pola ini dapat digunakan
apabila pelajaran banyak memerlukan tanya jawab antara guru dan siswa

4
dan lebih memudahkan saling berkomunikasi atau konsultasi. Di samping
susunan meja dan kursi yang fleksibel menurut pola formasi tertentu,
khususnya siswa SD/TK pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar
tidak terlalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar
atau karpet yang bergambar atau berabjad, belajar mereka harus
disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan pada waktu itu, karena
siswa TK perlu lebih banyak praktik untuk melatih kecerdasan
psikomotorik mereka.2
3. Pengaturan Alat-Alat Pengajaran adalah : 3
a. Perpustakaan Kelas
1) Sekolah yang maju mempunyai perpustakaannya di setiap kelas.
2) Pengaturanya bersama-sama siswa.
b. Alat – alat peraga media pengajaran
1) Alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di dalam
kelas agar memudahkan dalam penggunaanya.
2) Pengaturannya bersama-sama siswa.
c. Papan tulis, kapur tulis, dll
1) Ukurannya disesuaikan
2) Warnanya harus kontras
3) Penempatannya memperhatikan etestika dan terjangkau oleh semua
siswa
d. Papan resensi siswa
1) Ditempatkan di bagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua
siswa
2) Difungsikan sebagaimana mestinya

B. Pengaturan Lingkungan Fisik Kelas4

2
Hery Hernawan, Asep. 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS, hal. 9
3
Ibid, hal. 229
4
Modul Kuliah Pengelolaan Kelas, hal. 46-52.
3

5
Lingkungan sebagai salah satu faktor terpenting dalam belajar
mempengaruhi pendidikan. Di samping diperlukan adanya sistem pendidikan
dengan tujuan pembentukan karakteristik siswa, karena proses belajar
diperoleh melalui lingkungan tempat siswa berada sesuai dengan kondisi
yang diinginkan. Lingkungan fisik kelas berkaitan dengan penciptaan
lingkungan yang baik dengan mendesain tempat duduk siswa supaya tercipta
suasana kelas yang mampu mendorong siswa belajar dengan baik.
Seorang Guru hendaknya mampu menciptakan lingkungan kelas yang
membantu perkembangan peserta didik dengan teknik motivasi yang akurat
serta menciptakan kontribusi iklim kelas yang sehat. Sebuah lingkungan
kelas hendaknya mencerminkan kepribadian guru, perhatian dan penghargaan
kepada siswa. Langkah-langkah praktis yang ditempuh dalam pembentukan
lingkungan fisik kelas adalah:
1. Lingkungan fisik kelas harus bersih dan sehat, karena kebersihan kelas
berpengaruh pada kesehatan siswa.
2. Kelas adalah tempat siswa melakukan sebagian besar kegiatannya,
sehingga berpengaruh pada perkembangan peserta didik.
3. Kelas hendaknya menjadi suatu tempat yang indah dan menyenangkan,
sehingga dinding dihidupkan dengan hasil pekerjaan siswa. Karena benda
didalam kelas mampu menyampaikan pesan serta menjadi bulir vocal
kegiatan belajar.
4. Tanggung jawab tentang keadan fisik kelas ditanggung bersama, sehingga
siswa ikut aktif membuat keputusan mengenai dekorasi, pameran dan
sebagainya.
5. Pertimbangan tentang lingkungan fisik kelas meliputi : Penataan,
dekorasi, gambar dan fenomena yang dinamis.
6. Lingkungan fisik kelas harus mengandung unsur kesehatan yang
meliputi : peredaran udara, pencahayaan dan jarak papan tulis dengan
siswa. Karena terdapat hubungan yang erat antara lingkungan fisik kelas,
iklim emosional dan moral seluruh siswa.

6
C. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas
Pengaturan kondisi kelas dan iklim belajar pengelolaan kelas dalam
pengembangan budaya dan iklim sekolah adalah segala usaha yang diarahkan
untuk mewujudkan suasana dan kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi
kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar
dengan baik sesuai dengan kemampuan. Dengan kata lain pengelolaan kelas
merupakan usaha dalam mengatur segala hal dalam proses pembelajaran,
seperti lingkungan fisik dan sistem pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang
efektif membutuhkan kondisi kelas yang kondusif. Kelas yang kondusif
adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses belajar yang
intensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang ditempuh guru akan menjadi
tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan kondisi kelas yang
kondusif. Oleh karena itu guru perlu menata dan mengelola lingkungan
belajar di kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman, dan
menstimulasi setiap anak agar terlibat secara maksimal dalam proses
pembelajaran.
Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu
melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya.
Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan
pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional,
dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan
kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap
anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan
apa yang mampu dan mau dilakukannya. Pengelolaan kelas yang baik, dapat
dilakukan dengan enam cara sebagai berikut :
1. Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif
2. Penataan ruang belajar sebagai sentral pembelajaran
3. Penetapan strategi pembelajaran
4. Penilaian hasil belajar
5. Pemanfaatan media dan sumber belajar

7
6. Penciptaan atmosfir belajar yang menyenangkan, mengasikkan,
mencerdaskan, dan menguatkan. 5
Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim yang Kondusif
Lingkungan sistem pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat
memperlancar proses belajar mengajar dikelas seperti : Kompetensi dan
kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, penggunaan
metode dan strategi belajar yang bervariasi, pengaturan waktu dalam proses
belajar mengajar dan pengunaan media dan sumber pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasi untuk mengukur hasil
belajar siswa. Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas didesain sedemikian
rupa dalam proses pembelajaran. Yang menjadi penekanan dalam penciptaan
atmosfir belajar yang kondusif adalah penciptaan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan dan menguatkan.
1. Menyenangkan dan mengasyikkan
Menyenangkan dan mengasyikkan terkait dengan aspek afektif
perasaan. Guru harus berani mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru
hendaknya dapat mengundang dan mencelupkan siswa pada suatu kondisi
pembelajaran yang disukai dan menantang siswa untuk berkreasi secara
aktif. Rancangan pembelajaran terpadu dengan materi pembelajaran yang
kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus dengan baik oleh
guru. Untuk keperluan itu guru-guru dilatih :
a. Bersikap ramah
b. Membiasakan diri selalu tersenyum
c. Berkomunikasi dengan santun dan patut
d. Adil terhadap semua siswa
e. Senantiasa sabar menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
f. Menciptakan kegiatan belajar yang kreatif melalui tema-tema yang
menarik yang dekat dengan kehidupan siswa.
2. Mencerdaskan dan Menguatkan

55
Drs. Mudasir, Manajemen Kelas. (Pekanbaru : Zanafa Publishing, 2011), hal. 5

8
Mencerdaskan bukan hanya terkait dengan aspek kognitif
(pengetahuan) melainkan juga dengan kecerdasan majemuk (multiple
intelligence). Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru dapat
mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata pelajaran sehingga
menjadi adaptif dalam.keseharian anak. Inilah yang merupakan tujuan
utama dari fundamen pendidikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karena
itu, guru dilatih :
a. Memilih tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar
berpikir, melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Teknik-teknik penciptaan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran, karena jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan
hanya kecerdasan yang diperoleh, melainkan juga mekarnya
“kepribadian anak” yang menguatkan mereka sebagai pembelajar.
c. Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan
keleluasaan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
d. Jangan terlalu banyak aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati
oleh anak akan menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan
sekaligus diselimuti rasa bersalah. 6

D. Pengaturan Tempat Duduk Siswa


Pada umumnya, tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya
siswa, serta diatur secara berderet, namun pada situasi dan kondisi tertentu
hal tersebut tidak berlaku. Macam-macam pengaturan tempat duduk adalah :
1. Pengaturan tempat duduk tipe formal/berderet

66
Afriza, Manajemen Kelas. (Pekanbaru : Kreasi Edukasi, 2014), Hal. 67.

9
Jenis pengaturan tersebut kadang-kadang mengurangi kemampuan
belajar siswa, karena membuat guru mempunyai otoritas mutlak dan
membuat siswa tergantung pada guru dan tidak terjadi komunikasi
kelompok.
2. Pengaturan tempat duduk tipe berkelompok

Pada tipe tempat duduk ini, siswa lebih mudah berkomunikasi


tanpa terbatas, sehingga terjadi interaksi dan tolong-menolong antar
anggota, dua unsur penting dalam tipe ini, yaitu : kepemimpinan dan
kerja sama. Hal yang diperhatikan guru adalah, anggota tiap kelompok
tidak lebih dari enam siswa, dengan seorang pemimpin dan posisi guru
adalah sebagai pembimbing kelompok.

3. Pengaturan tempat duduk tipe tapal kuda

10
Tipe tempat duduk tapal kuda menggambarkan otoritas guru dan
memisahkan guru dari semua kelompok, namun tetap memberikan
pengawasan pada setiap anggota kelompok. Tipe ini mempermudah
konsultasi dan komunikasi antara guru dan siswa, namun formasi ini akan
memakan banyak waktu ketika setiap anggota kelompok harus
mempresentasikan tugas pada anggota kelompok lain atau memerlukan
adanya diskusi antar anggota, karena harus mengubah formasi tempat
duduk.
4. Pengaturan tempat duduk tipe bundar dan persegi
Tipe meja bundar dan persegi dapat digunakan untuk format
pembelajaran diskusi, pada tipe ini tidak terdapat pemimpin kelompok,
dan tipe ini sangat sesuai untuk pembelajaran yang memerlukan ingatan
atau praktek langsung, seperti pada pembelajaran tari atau olahraga,
sehingga siswa dapat leluasa melihat guru dan langsung bisa
mempraktekkan apa yang diajarkan oleh guru/pelatih.7

77
Hery Hernawan, Asep. Pengelolaan Kelas. (Bandung : UPI PRESS, 2006), Hal. 9.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Penataan Ruang Kelas dalam Pengelolaan Kelas adalah
menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan memungkinkan anak
duduk berkelompok, memudahkan guru bergerak secara kuasa untuk
membantu siswa dalam belajar. Yang memperhatikan hal-hal berikut: Ukuran
dan bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa, jumlah siswa
dalam kelas, jumlah siswa dalam setiap kelompok, jumlah kelompok dalam
kelas, komposisi siswa dalam kelompok

12
Pengaturan Lingkungan Fisik Kelas berkaitan dengan penciptaan
lingkungan yang baik dengan mendesain tempat duduk siswa supaya tercipta
suasana kelas yang mampu mendorong siswa belajar dengan baik.
Pengaturan tempat Duduk Siswa
1. Pengaturan tempat duduk tipe formal/berderet
2. Pengaturan tempat duduk tipe berkelompok
3. Pengaturan tempat duduk tipe tapal kuda
4. Pengaturan tempat duduk tipe bundar dan persegi

B. Saran
Menurut kami saran baik yang dapat dilakukan dalam pengaturan
ruang kelas, yaitu :
1. Untuk guru / dosen : menentukan posisi tempat duduk yang disesuaikan
dengan metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
2. Untuk pembaca : menggunakan tempat duduk yang mudah diatur atau
diubah-ubah untuk mempermudah merubah posisi tempat duduk.
3. Untuk penulis : dengan mengetahui posisi tempat duduk yang cocok
sesuai dengan karakteristik siswa atau sesuai tinggi siswa, sehingga
penulis bisa mengatur tempat duduknya.

DAFTAR PUSTAKA

Afriza, S.Ag, M.Pd. 2014. Manajemen Kelas. Pekanbaru : Kreasi Edukasi.

Drs. Mudasir, M.Pd. 2011. Manajemen Kelas. Pekanbaru : Zanafa Publishing.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hery Hernawan, Asep. 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS.

Mia Rachmawati, M.Pd. 2021. Modul Kuliah Pengelolaan Kelas. Fakultas


Keguruan Ilmu Pendidikan. Universitas Trilogi. Jakarta

13
14

Anda mungkin juga menyukai