Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Penataan Ruang Kelas.............................................................................................................1


B. Pengaturan Denah....................................................................................................................1
C. Pengaturan Pajangan...............................................................................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu unsur dari pengelolaan kelas adalah penataan kelas. Penataan kelas memerlukan perhatian
dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran. Dalam PKR penataan ruang
kelas penting untuk dilakukan dengan terencana untuk mendukung proses pembelajaran. Aktivitas
murid dan mobilitas belajar sangat tinggi. Dimana murid dalam PKR dituntut untuk belajar mandiri,
mengerjakan tugas, mengambil dan mengembalikan bahan belajar, menyimpan alat, melakukan
pengamatan baik secara individual maupun kelompok, semuanya dilakukan secara terarah dan tidak
diawasi guru secara terus menerus.

Karena murid harus melakukan kegiatan sendiri dalam kelas, maka murid-murid tersebut harus akrab
dengan ruang kelasnya. Mereka harus merasa seperti ada dalam rumahnya sendiri, proses belajar
berjalan lancar karena murid telah mengenal ruang kelas dengan baik, dimana mereka mengambil,
mengembalikan, menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan bahan pembelajaran sudah dihafalnya.

Untuk mendukung kegiatan murid tersebut, maka ruangan kelas harus ditata dengan sangat baik,
agar tercipta suatu lingkungan yang kondusif agar para murid dapat belajar dengan efektif.Untuk
menciptakan ruang kelas yang dapat mendukung proses pembelajaran, maka dalam makalah ini akan
dibahas tentang penataan ruang, pengaturan denah, dan penataan pajangan.

C. Rumusan Masalah

1.Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas dalam PKR?
2.Bagaimana pengaturan denah kelas dalam PKR?

3.Bagaimana mengatur pajangan di dalam kelas dalam PKR?

D. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar:

1.Mahasiswa atau calon guru dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam penataan
ruang kelas dalam PKR.

2. Mahasiswa atau calon guru dalam mengatur denah kelas yang digunakan dalam PKR, dan

3. Mengetahui bagaimana mengatur pajangan di dalam kelas yang digunakan dalam PKR

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengelolaan Kelas dalam PKR

Salah satu unsur dari pengelolaan kelas adalah penataan kelas. Penataan kelas memerlukan perhatian
dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran. Dalam PKR penataan ruang
kelas penting untuk dilakukan dengan terencana untuk mendukung proses pembelajaran. Aktivitas
murid dan mobilitas belajar sangat tinggi. Dimana murid dalam PKR dituntut untuk belajar mandiri,
mengerjakan tugas, mengambil dan mengembalikan bahan belajar, menyimpan alat, melakukan
pengamatan baik secara individual maupun kelompok, semuanya dilakukan secara terarah dan tidak
diawasi guru secara terus menerus.

Karena murid harus melakukan kegiatan sendiri dalam kelas, maka murid- murid tersebut harus akrab
dengan ruang kelasnya. Mereka harus merasa seperti ada dalam rumahnya sendiri, proses belajar
berjalan lancar karena murid telah mengenal ruang kelas dengan baik. dimana mereka mengambil
mengembalikan, menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan bahan pembelajaran sudah dihafalnya.

Untuk mendukung kegiatan murid tersebut, maka ruangan kelas harus ditata dengan sangat baik, agar
tercipta suatu lingkungan yang kondusif agar para murid dapat belajar dengan efektif.

A. Penataan Ruang Kelas

Pada umumnya model atau bentuk ruang kelas di SD sama, yaitu persegi. Sebaiknya guru
mengidentifikasikan dan mendaftar semua benda yang ada dan menempatkan di ruang kelas. Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Daerah pajangan
Hasil karya murid sebaiknya dipajang di tempat yang telah ditentukan guru. Gunakan ruang kelas
yang ada dengan sebaik-baiknya. Guru dapat menempelkan karya murid pada bahan yang mudah
diperoleh dari lingkungan sekitar

2) Kemudahan bergerak
Kemudahan bergerak bagi guru dan murid juga perlu dipikirkan. Guru dan murid dapat leluasa
bergerak dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, dari murid ke murid, dari dan ke tempat
sumber belajar tanpa menimbulkan gangguan yang berarti.

3) Sinar atau cahaya


Pengaturan tempat duduk murid harus diperhatikan, pandangan murid jangan menantang matahari.
Sinar atau cahaya akan lebih baik datang dari samping murid-murid. Dan jika dikaitkan dengan saat
belajar murid, yaitu saat menulis atau membaca kena bayangan maka sinar dari sebelah kiri sangat
baik.

4) Panas dan ventilasi


Murid jangan duduk di tempat yang langsung kena sinar matahari. Ventilasi dalam ruang kelas cukup
baik. Bila ada tempat yang kurang kena panas dan lembab, di sudut misalnya berilah perhatian khusus
yaitu dengan menyuruh murid membersihkan atau jangan menaruh barang apapun di sudut itu.

5) Papan tulis

● penggunaan dua papan tulis dalam PKR akan lebih baik.

● papan tulis yang bisa dipindah-pindah untuk kerja kelompok akan sangat berguna

● Papan tulis dipasang pada ketinggian yang dapat dijangkau murid.

● Jangan letakkan papan tulis yang menutup jendela atau di tempat yang biasanya murid
menjadi silau.

6. Bangku dan kursi

Jangan menggunakan bangku dan kursi yang menjadi satu. Hal ini akan menyulitkan dalam mengatur
bangku dan kursi saat kerja kelompok. Ukuran bangku dan kursi juga harus disesuaikan dengan
ukuran besarnya murid.

7. Meja Guru

Meja guru diletakkan di tempat yang memungkinkan guru dapat memandang seluruh murid saat guru
duduk. Tetapi guru yang efektif pasti tidak akan duduk sepanjang waktu dikursinya, karena ia harus
bergerak untuk membantu kegiatan muridnya.
8 Sudut aktivitas

Pikirkan tempat sudut aktivitas, sehingga murid dapat bekerja atau belajar di sudut itu tanpa
mengganggu murid lainnya. Bila perlu buatlah penyekat dari bahan yang sederhana, misalnya disekat
dengan kayu, bambu, daun nipah/sagu. Contoh sudut aktivitas.

a. Sudut membaca

Sudut ini harus tenang dan menyenangkan, bila mungkin lengkapilah dengan tikar, kursi, dan bantal
sebagai alas duduk. Murid-murid datang ke tempat ini untuk mencari tempat yang tenang dan
kemudian membaca.

b. Sudut IPA

Setiap kelas sebaiknya punya sudut IPA, karena murid SD mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan
kita harus bisa menyalurkannya. Untuk mengisi sudut IPA ini guru dan murid secara bersama-sama
pengumpulkan benda-benda yang menarik perhatian murid. Misalnya tanaman dalam pot-pot kecil,
botol-botol berisi binatang reptil, ikan dalam bak kaca, biji-bijian dan sebagainya.

c. Sudut hasil karya murid.

Jika memungkinkan sudut hasil karya murid berupa hasil seni dan kerajinan tangan di tempatkan di
sudut tertentu. Sudut ini penting untuk mengembangkan nilai estetika dan daya cipta murid.

d. Warung

Sudut ini berupa warung-warungan yang isinya kaleng kosong, botol-botol,bekas-bekas bungkus
sabun, odol, dan benda-benda lain. Sudut ini digunakan oleh murid untuk bermain peran sebagai
penjual dan pembeli secara bergilir. Mereka juga menggunakan uang-uangan dari kertas.

e. Sudut rumah tangga

Sudut ini perlu untuk mengembangkan kemampuan sosial, kepribadian dan sikap yang positif. Murid-
murid dapat bermain peran seolah-olah mereka berada di rumah atau di rumah sakit. Permainan
seperti ini dapat dilakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya saat guru rapat.

f. Gudang/tempat menyimpan peralatan

Lemari atau rak-rak dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini. Murid-murid dengan mudah dapat
memanfaatkan sesuai dengan keperluan Bimbinglah murid-murid secara berkala untuk membersihkan
dalamnya dan mengatur barang-barang yang tersimpan dengan rapi.
B. Pengaturan Denah

Berdasarkan dari pengamatan selama ini, pengaturan denah kelas yang kita jumpai adalah :

seperti yang terlihat pada gambar 3.1.

Guru PKR nampaknya juga masih mengatur denah seperti tersebut. Sebenarnya dalam PKR
pengaturan semacam ini kurang sesuai. Ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. luwes jika guru ingin beralih dari bentuk kegiatan klasikal menjadi kegiatan kelompok kecil
2. Sulit untuk melakukan beberapa bentuk kegiatan belajar yang bervariasi dalam waktu yang
bersamaan.

3.Membatasi gerak anda untuk melakukan supervise dan memberi umpan balik secara individual.

Bandingkan dengan denah ruang kelas berikut ini. Gambar tersebut disajikan bukan berarti Anda
harus memilih salah satu, tetapi agar Anda dapat membandingkannya. Dengan demikian Anda akan
mempunyai wawasan yang luas dan dapat memutuskan denah mana yang paling sesuai dengan
keperluan kelas dan murid.

Berikut ini kami berikan beberapa contoh yang lebih sederhana dari denah gambar 3.2 untuk
mendorong Anda menciptakan denah kelas yang cocok dalam kelas Anda.

Beberapa keuntungan dari denah pada gambar 3.2 dan gambar 3.3 untuk PKR antara lain adalah:

1. Semua sumber belajar ada di ruangan, guru harus mengatur penggunaannya secara bergilir.
Pengaturan ini dengan cara membagi murid dalam bentuk kegiatan belajar yang berbeda

2. Supervisi mudah dilakukan, karena semua murid dan kegiatan belajar berlangsung di dalam
satu ruang. Guru dapat menentukan bentuk bantuan atau umpan balik yang diperlukan oleh
siswa atau kelompok.

3. Kegiatan belajar lebih bervariasi, sehingga membuka peluang untuk menghasilkan iklim kelas
yang positif.

Berikut ini kami diberikan beberapa contoh yang lebih sederhana dari denah gambar 3.2 dan
gambar 3.3, untuk mendorong Anda menciptakan denah kelas yang cocok dalam kelas Anda.
Pada gambar 3.4 adalah variasi sederhana dari gambar 3.1, karena denah tersebut termasuk
denah kelas yang tradisional. Dengan denah 3.4, Anda akan lebih mudah mengajar seluruh
kelas pada saat yang sama, atau mengajar dua kelompok kelas yang terpisah. Semua murid
menghadapi papan tulis, tetapi mereka dibagi ke dalam dua kelompok menurut kelas.

Gambar 3.5 adalah contoh lain dari variasi penataan ruang kelas. Perhatikan gambar berikut
dengan baik.

Dari gambar 3.5 tersebut diatas, dua kelompok saling membelakangi. Di tengah-tengah kelas
harus cukup ruangan untuk melakukan kegiatan bagi para murid. Anda sebagai guru PKR
harus bergerak secara kontinyu dari kelompok satu ke kelompok lainnya.

Perhatikan juga gambar 3.6, ini adalah contoh lain yang menunjukkan bahwa satu ruang kelas
dapat digunakan oleh beberapa kelompok belajar.

Pada denah gambar 3.6 tampak lebih informal. Bangku-bangku tidak diatur secara berjejer.
Disini Anda menciptakan peluang bagi murid untuk melakukan interaksi sosial. Mereka
duduk dalam kelompok kecil dan saling berhadapan. Peran guru adalah mendorong mereka
untuk berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas sekolah.

Ruang kelas dibagi tiga denah. Kelas I mempunyai tempat tersendiri, papan tulis dekat
mereka, meja gurupun dekat dengan murid kelas I. Hal ini dimaksudkan karena murid kelas I
dianggap lebih banyak memerlukan bantuan dan pengawasan dari guru. Perhatikan pula
pembatas tersebut, pembatas bias berupa rak buku, lemari atau tirai dari bambu, pembatas
juga dapat dipakai memajang karya murid.

Perhatikan lagi satu contoh denah kelas seperti tampak pada gambar 3.7 berikut ini.

Guru yang menggunakan denah ini percaya bahwa murid yang lebih tua dapat membantu
dapat membantu murid yang lebih muda. Murid yang membantu disebut “tutor”. Dalam
contoh di atas murid kelas II selain duduk dekat dengan kelas II lainnya, mereka juga duduk
dekat dengan murid kelas V. Seorang murid kelas II dapat berpaling kearah murid murid
kelas V bila memerlukan bantuan, begitu juga yang duduk dekat dengan kelas VI.

Beberapa contoh yang telah digambarkan diatas adalah dalam satu ruang kelas. Apabila Anda
melaksanakan PKR dua kelas atau lebih, maka pilihlah bentuk ruang yang sesuai dengan
kepentingan tersebut.

Untuk model PKR dua kelas sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan murid
mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung. Sebagai contoh gunakan denah sebagai
berikut.

Sedangkan yang berikut ini adalah contoh denah PKR dengan tiga ruangan kelas.

Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer yang satu sama lain
terhubungkan dengan pintu penghubung.

Bentuk kegiatan belajar dapat diciptakan secara lebih bervariasi, berikut ini adalah contoh
bentuk variasi tersebut.

● Kegiatan tenang atau kerja perorangan/individual


● Mengerjakan soal
● Kerja berpasangan
● Diskusi kelompok
● Mendengar atau menyaksikan audio/visual
Dalam PKR, beberapa BKB dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan. Yang perlu Anda
perhatikan adalah mengatur ruang kelas agar BKB yang diinginkan dapat terjadi dengan
pengarahan, supervisi, dan campur tangan yang minimum. Dan yang perlu diingat, jangan
sampai ada dua BKB yang berlawanan/kontras, misalnya kerja perorangan perlu ketenangan
didekatkan dengan diskusi kelompok. Anda juga dapat menggunakan pemisah pandang
sebagai pembatas tempat kegiatan belajar. Pembatas itu dapat berupa lemari, rak buku, papan
tulis dan sebagainya, sehingga dapat mengurangi gangguan.

B. Mengatur Pajangan

Untuk menjadikan ruang kelas yang menarik dan membuat murid betah dikelas salah satunya
adalah memasang pajangan. Pajangan dapat berbentuk gambar, grafik, hasil karya murid yang
mengandung pesan kependidikan. Kelas yang tanpa pajangan tampak kosong dan
menimbulkan suasana yang seram dan menyedihkan. Tetapi kelas yang penuh dengan
pajangan dekorasi belum tentu mengandung kualitas pesan pendidikan.

Anda dapat menggunakan papan sebagai tempat untuk menempelkan pajangan baik yang
dibuat oleh murid atau oleh guru. Papan pajangan tersebut hendaknya berfungsi sebagai alat
pengajaran yaitu untuk :

1. memberi informasi
2.memamerkan karya murid
3.menampilkan soal atau teka-teki
4.mendorong murid untuk bekerja sama.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penataan kelas memerlukan perhatian dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses
pembelajaran. Dalam PKR penataan ruang kelas penting untuk dilakukan dengan terencana
untuk mendukung proses pembelajaran. Aktivitas mund dan mobilitas belajar sangat tinggi.
Karena mund harus melakukan kegiatan sendiri dalam kelas, maka murid-murid tersebut
harus akrab dengan ruang kelasnya. Mereka harus merasa seperti ada dalam rumahnya
sendiri, proses belajar berjalan lancar.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kritik dan saran sangat di butuhkan dari para pembaca agar
penulis bisa lebih berkembang dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati.2009.Pembelajaran Kelas Rangkap.Jakarta : Depdikbud


Winataputra S, H. Udin.1998.Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).Pamulang : Depdikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai