Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

STRATEGI PEMBELAJARAN

PENGELOLAAN KELAS & PENGELOLAAN LABORATORIUM

OLEH :

KELOMPOK 1

HARPIAN ( A1K1 15 029 )

HERMA DEWI ( A1K1 15 034 )

ILHAM JAYA ( A1K1 15 036 )

RISTON ADE ( A1K1 15 090 )

FARINA ( A1C3 13 153 )

PENDIDIKAN FISIKA KONSENTRASI VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pengelolaan Kelas & Pengelolaan Laboratorium ini dengan seksama dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun dengan maksud untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah strategi pembelajaran dan menambah
pengetahuan bagi para pembacanya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Siti Mutiara Ningsih
Asshagab sebagai dosen mata kuliah Pengelolaan Laboratorium yang telah
membimbing kami, dan ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini. Kami
berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber
pengetahuan dan bahan pembelajaran.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf
atas segala keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan, dan
dosen senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah kedepan.

Kendari, September 2016

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

PENGELOLAAN KELAS

A. Pengertian Prosedur pengelolaan kelas


B. Prosedur pengelolaan kelas
C. Teknik pengelolaan kelas
D. Jenis Masalah dalam Pengelolaan Kelas
E. Cara Menghadapi Masalah dalam Pengelolaan Kelas

PENGELOLAAN LABORATORIUM

A. Pengertian Pengelolaan Laboratorium


B. Perencanaan
C. Penataan
D. D. Pengadministrasian
E. Pengamanan, Perawatan, dan Pengawasan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar
terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar
yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pelajaran. Bukan hanya kelas, namun laboratorium sangat diperlukan
sebagai sarana ataupun prasana oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk
siswa melakukan eksperimen, sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya..
Laboratorium harus dilestarikan dan dikelola oleh pihak sekolah karena sangat diperlukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan ataupun proses belajar.

Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan
segala kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum
dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala
perangkatnya, materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu
dan berinteraksi di dalam kelas. Oleh karena itu, selayaknya kelas dimanajemeni secara
baik dan professional.

Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan
mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa
mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran,
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai
kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas
bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan
mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan-efisien. Memberi ganjaran dengan
segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan
aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola
kelas.

Begitupun laboratorium,dalam proses pembelajaran terdapat beberapa mata


pelajran di sekolah seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Seni tidak lepas dari suatu kegiatan
praktikum yang dapat dilakukan di luar maupun di dalam ruangan. Suatu kegiatan
praktikum khususnya untuk para pembelajar IPA sangat membutuhkan suatu ruang
laboratorium sebagai wadah kegiatan eksperimen.

Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan


ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi
belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.

Di sini jelas bahwa baik pengelolaan kelas dan pengelolaan laboratprium yang
efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar mengajar yang
efektif pula. Maka dari itu pentingnya pengelolaan kelas dan laboratorium guna
menciptakan suasana kelas/lab yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan
segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini
berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya
suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal
menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan
pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.

B. Rumusan Masalah
PENGELOLAAN KELAS

Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini yaitu sebagai berikut:


1. Apakah yang dimaksud dengan Prosedur pengelolaan kelas ?
2. Bagaimanakah prodesur pengelolaan kelas ?
3. Bagaimanakah teknik pengelolaan kelas ?
4. Bagaimanakah jenis masalah dalam pengelolaan kelas ?
5. Bagaimanakah cara menghadapi masalah dalam pengelolaan kelas?

PENGELOLAAN LABORATORIUM

Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini yaitu sebagai berikut:


1. Apakah yang dimaksud dengan Pengelolaan Laboratorium ?
2. Bagaimanakah Perencanaan dalam mengelola laboratorium ?
3. Bagaimanakah penataan dalam mengelola laboratorium ?
4. Bagaimanakah pengadministrasian dalam mengelola laboratorium ?
5. Bagaimanakah pengamanan,perawatan,dan pengawasan dalam mengelola
laboratorium ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
PENGELOLAAN KELAS
1. Mengetahui Pengertian Prosedur pengelolaan kelas.
2. Mengetahui Prosedur pengelolaan kelas.
3. Mengetahui Teknik pengelolaan kelas.
4. Mengetahui Jenis Masalah dalam Pengelolaan Kelas
5. Mengetahui Cara Menghadapi Masalah dalam Pengelolaan Kelas
PENGELOLAAN LABORATORIUM

1. Mengetahui Pengertian Pengelolaan Laboratorium.


2. Mengetahui Perencanaan dalam mengelola laboratorium.
3. Mengetahui Penataan dalam mengelola laboratorium.
4. Mengetahui pengadministrasian dalam mengelola laboratorium.
5. Mengetahui pengamanan,perawatan,dan pengawasan dalam mengelola
laboratorium.

BAB II
PEMBAHASAN
PENGELOLAAN KELAS & PENGELOLAAN LABORATORIUM

PENGELOLAAN KELAS
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai
kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.

B. Prosedur Pengelolaan Kelas


Dalam pengelolaan kelas harus dilaksanakan dengan prosedur tertentu, yang
mana prosedur ini merupakan langkah yang dilalui guru dalam kegiatan belajar
mengajar, paling tidak akan mengarahkan proses pengelolaan kelas yang lebih terarah
dan teratur. Untuk itu terdapat dua prosedur pengelolaan kelas,yaitu prosedur bersifat
Preventif (pencegahan), dan prosedur yang bersifat Kuratif (penyembuhan).

1. Prosedur Preventif (pencegahan)


Merupakan mencegah suatu tindakan sebelum adanya penyimpangan
khususnya di dalam kelas agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Prosedurnya antara lain:
a) Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, sehingga guru dapat meningkatkan
rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar dalam
melaksanakan tugasnya.
b) Peningkatan kesadaran pada siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan
kesadaran serta dapat menghindarkan diri peserta didik dari sikap yang tidak
terpuji, seperti sikap malas, sikap mudah putus asa, mudah marah, mudah
kecewa, mudah tertekan oleh peraturan sekolah dan sebagainya. Selain itu,
guru juga sebaiknya memperhatikan kebutuhan, keinginan dan memberikan
dorongan pada siswanya, menciptakan suasana saling pengertian, saling
menghormati dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
c) Sikap polos dan tulus dari guru, sehingga guru dapat mempengaruhi
lingkungan belajar siswa. Karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan
guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh para siswa.
d) Mengenal dan menemukan controlmove pengelolaan. Sebaiknya guru dapat
mengidentifikasi tingkah laku siswa yang menyimpang baik bersifat individual
maupun kelompok, atau bahkan penyimpangan yang disengaja. Dan juga guru
sebaiknya belajar dari berbagai pengalaman guru-guru lainnya yang gagal
ataupun yang berhasil, untuk mencari controlmove yang bervariasi dalam
menangani berbagai persoalan pengelolaan kelas.
e) Menciptakan kontrak sosial. Yaitu sebuah daftar aturan atau kontrak, tata
tertib beserta sanksinya yang mengatur kehidupan di kelas yang mana harus
disetujui oleh guru dan siswa.

2. Prosedur Kuratif (Penyembuhan)


Merupakan tindakan tingkah laku yang menyimpang yang sudah terlanjur
terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-Iarut dan mengembalikannya
dalam kondisi yang menguntungkan bagi berlangsungnya proses belajar. Adapun
langkah-langkahnya yaitu:
a) Mengidentifikasi masalah, gunanya untuk mengenal dan mengetahui masalah-
masalah pengelolaan kelas.
b) Menganalisis masalah, guru menganalisis penyimpangan siswqa dan
menyimpulkanlatar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan,
selanjutnya menentukan penanggulangannya.
c) Menilai pemecahaan, guru menilai pemecahan yang sesuai, kemudian memilih
BontrolBBve pemecahan yang dianggap sudah tepat serta melaksanakannya.
d) Mendapatkan balikan, guru melakukan kilas balik agar pemecahan yang
dipilih tadi sesuai target yang sudah direncanakan. Dengan cara guru
membentuk pertemuan dengan peserta didiknya untuk perbaikan dan
kepentingan siswa dan sekolah, semata-mata untuk kepentingan bersama.

Prosedur kelas harus dimonitor dengan baik. Guru juga harus berespons
kepada hampir setiap penyimpangan peraturan atau prosedur. Ketika guru
mengumumkan bahwa kelas atas siswa individu tidak benar mengikuti prosedur,
pendekatan terbaik adalah untuk meminta siwa menetapkan prosedur yang benar dan
kemudian mempraktikkannya.

C. Teknik Pengelolaan Kelas


Teknik mengelola kelas adalah teknik dalam menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar-mengajar
yang serasi dan efektif. Guru perlu menguasai teknik ini agar dapat:
1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal
dalam berperilaku sesuai dengan tata tertib serta aktifitas yang sedang berlangsung
2. Menyadari kebutuhan siswa serta
3. Memberikan respon tang efektif terhadap perilaku siswa.

Adapun teknik-tekniknya sebagai berikut:


1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya
efektif yaitu teknik mendekatinya.
2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat kenakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan
jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek
saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana
baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa
yang akan terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak
perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu,
tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, harap tenang.
Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila
himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Dalam pengelolaan kelas, guru juga bisa melakukan: pengorganisasian kelas,
melakukan kegiatan komunikasi, kegiatan monitoring dan seperti apa ketika
menyampaikan pembelajarannya.
a. Pengorganisasian kelas, antara lain:
1. Mengatur tempat duduk, sehingga memudahkan siswa memandang ataupun
berpindah.
2. Membuat jadwal harian dan mendiskusikannya.
3. Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang akan
datang.
4. Mendorong siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar untuk tidak
mengerjakan tugas-tugas siswa lainnya.
5. Menetapkan kegiatan rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah.
6. Melakukan kompetisi kelompok untung merangsang transisi yang lebih
banyak lagi.
b. Kegiatan komunikasi
Dalam kegiatan komunikasi ini dapat berupa Sending skills, keterampilan-
keterampilan yang disampaikan kepada siswa, seperti: melakukan perjanjian
dengan segera, berbicara langsung dengan siswa, berbicara dengan santun. Dan
juga dapat berupa Receiving skills, bentuk keterampilan yang diterimakan
kepada siswa yang terdiri dari: tidak menilai apa yang didengar tetapi bersifat
empatik, agar membuat pendengar jelas upayakan aktif dan reflektif dalam
mendengar, lakukan tatap muka dan selalu memperhatikan informasi nonverbal,
sarankan kepemimpinan yang kuat dengan menggunakan gesture, ekspresi wajah
dan gerakan badan.
c. Kegiatan monitoring
1. Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang
mengganggu di kelas.
2. Ingatkan kembali kepada siswa tentang prosedur dan aturan kelas.
3. Ciptakan agar siswa patuh terhadap prosedur dan aturan kelas.
4. Berikan penjelasan terhadap siswa bahwa akibat gangguan tersebut akan
mendapatkan konsekuensi khusus.
5. Lakukan konsekuensi untuk kelainan perilaku siswa secara konsisten.
6. Adakalanya terdapat satu atau dua siswa yang mengganggu kelas, upayakan
siswa lainnya tetap Bontr terhadap tugas.
d. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru biasanya melibatkan siswa dalam
menilai pekerjaannya maupun kegiatan pembelajaran, mengajukan pertanyaan
dan berikan waktu untuk berpikir sebelum disuruh menjawab, serta memberikan
semangat, ciptakan antisipasi dan lakukan berbagai kegiatan yang meningkatkan
minat dan motivasi siswa.

D. Jenis Masalah dalam Pengelolaan Kelas


Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat individual dan
yang bersifat kelompok.
1. Masalah yang bersifat Individual
Penggolongan masalah individual ini didasarkan atas anggapan dasar
bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Jika
seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga,
maka dia akan bertingkah laku menyimpang.
a. Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian)
Seorang siswa yang gagal menemukan kedudukan dirinya secara wajar
dalam suasana hubungan sosial yang saling menerima biasanya (secara aktif
ataupun pasif) bertingkah laku mencari perhatian orang lain. Tingkah laku
destruktif pencari perhatian yang aktif dapat dijumpai pada anak-anak yang
suka pamer, melawak(memperolok), membuat onar, memperlihatkan
kenakalan, terus menerus bertanya; singkatnya, tukang rewel. Tingkah laku
destruktif pencari perhatian yang pasif dapat dijumpai pada anak-anak yang
malas atau anak-anak yang terus meminta bantuan orang lain.
b. Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan/kekuasaan)
Tingkah laku mencari kekuasaan sama dengan perhatian yang
destruktif, tetapi lebih mendalam. Pencari kekuasaan yang aktif suka mendekat,
berbohong, menampilkan adanya pertentangan pendapat, tidak mau melakukan
yang diperintahkan orang lain dan menunjukkan sikap tidak patuh secara
terbuka. Pencari kekuasaan yang pasif tampak pada anak-anak yang amat
menonjolkan kemalasannya sehingga tidak melakukan apa-apa sama sekali.
Anak-anak ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif memperlihatkan
ketidakpatuhan.
c. Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam)
Siswa yang menuntut balas mengalami frustasi yang amat dalam dan
tidak menyadari bahwa dia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti
orang lain. Keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit,
menendang) terhadap siswa, petugas atau pengusaha, ataupun terhadap
binatang sering dilakukan anak-anak ini. Anak-anak seperti ini akan merasa
sakit kalau dikalahkan, dan mereka bukan pemain-pemain yang baik (misalnya
dalam pertandingan). Anak-anak yang suka menuntut balas ini biasanya lebih
suka bertindak secara aktif daripada pasif. Anak-anak penuntut balas yang aktif
sering dikenal sebagai anak-anak yang ganas dan kejam, sedang yang pasif
dikenal sebagai anak-anak pencemberut dan tidak patuh (suka menetang).
d. Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
Siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan pada dasarnya merasa
amat tidak mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya (yaitu rasa
memiliki) yang bersikap menyerah terhadap tantangan yang menghadangnya;
bahkan siswa ini menganggap bahwa yang ada dihadapannya hanyalah
kegagalan yang terus menerus. Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi
ini biasanya diikuti dengan tingkah laku mengundurkan atau memencilkan diri.
Sikap yang memperlihatkan ketidakmampuan ini selalu berbentuk pasif.
2. Masalah bersifat kelompok
Masalah Kelompok, dikenal adanya tujuh masalah kelompok dalam
kaitannya dengan pengelolaan kelas:
a) Kelas kurang kohesif (akrab), karena perbedaan jenis kelamin, suku, tingkat
sosial ekonomi, dan sebagainya.
b) Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok. Seperti Penyimpangan
dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
c) Penerimaan kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang.
d) Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru kegiatan
orang (anggota) lainnya saja.
e) Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes.
f) Ketidak mampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
E. Cara Menghadapi Masalah dalam Pengelolaan Kelas
Salah satu cara yang tepat dalam menghadapi suatu permasalahan pengelolaan
kelas terutama dengan anakanak didik adalah dengan menggunakan suatu
pendekatan.
Pendekatan pertama ialah dengan menerapkan sejumlah larangan dan
anjuran misalnya:
1. Jangan menegur siswa di hadapan kawan-kawannya.
2. Dalam memberikan peringatan kepada siswa janganlah mempergunakan
nada suara yang tinggi.
3. Bersikaplah tegas dan adil terhadap semua siswa.
4. Jangan pilih kasih.
5. Sebelum menghukum siswa, buktikanlah terlebih dahulu bahwa siswa itu
bersalah.
6. Patuhlah pada aturan-aturan yang sudah anda tetapkan.

Pendekatan yang kedua yakni memakai proses kelompok, didasarkan atas


pertimbangan bahwa tingkah laku yang menyimpang pada dasarnya bukanlah
peristiwa yang menimpa seorang individu yang kebetulan menjadi anggota
kelompok kelas tertentu, namun adalah peristiwa sosial yang menyangkut
kehidupan kelompok dimana individu itu menjadi anggotanya.
Teori pengubahan tingkah laku berpendapat bahwa penguasaan tingkah
laku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasil-hasilnya akan
memperoleh ganjaran, bahwa penampilan tingkah laku yang dimaksudkan itu
akan menghasilkan penguatan tertentu. Teori ini pada dasarnya mengatakan
bahwa semua tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak
disukai, adalah hasil belajar.
Tujuan utama bagi guru yang menangani tingkah laku yang
menyimpang itu ialah membantu kelompok itu bertanggung jawab atas
perbuatan anggota-anggotanya dan pengelolaan kegiatan kelompok itu sendiri.
Kelompok yang berfungsi secara efektif dapat melakukan control yang mantap
terhadap anggota-anggotanya.

PENGELOLAAN LABORATORIUM
Dalam pengelolaan laboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai
berikut:

A.Pengertian Pengelolaan Laboratorium


Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang (SDM),
keuangan, peralatan, fasilitas dan atau segala objek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal.

B. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang
kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu
sendiri. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain
sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam
konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya
percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100
m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa
menggunakan tempat seluas 2,5 m2dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium
untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya
3 4 m2 untuk setiap mahasiswa.

C. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan
di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan
untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang
sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi
diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan
langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula
dengan daerah kerja harus memiliki luas yang memungkinkan
pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu
lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan
lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium :
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal.
e. Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
a. Mudah dilihat.
b. Mudah dijangkau.
c. Aman untuk alat.
d. Aman untuk pemakai.
D. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.
Inventaris adalah suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan catatan tentang keadaan
semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMA yang mempunyai
beberapa lab sangat penting untuk mendata fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab
untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan
dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkan kegiatan
pada tahun yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab
dari pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk
mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan
mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh
kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan
pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud,
maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau diisi,
diantaranya:
a. Buku Induk Barang Inventaris
b. Buku Catatan Barang Inventaris
c. Buku Golongan Barang Inventaris
d. Laporan Triwulan Mutasi barang
e. Daftar Isian Barang
f. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris

Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak dikembangkandan


digunakan:

Daftar Isian Barang Inventaris Yang Dipakai


Nama Barang
No
Inventaris Nama Kelompok Barang Kode Barang Jumlah
Barang

E. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan


Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana
mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penangannya bila terjadi kecelakaan.

Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium, antara


lain:
1. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas.
2. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas.
3. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam keadaan
baik dan dipahami
Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium
antara lain:
1. Saluran air dengan kran dan shower.
2. Saluran gas dengan kran sentral.
3. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus.
4. Kotak p3k yang berisi lengkap obat.
5. Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter.
6. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau.
7. Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan

Dan untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh ara pengelola


laboratorium yang memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium,
bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola
laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah.
2) Wakil Kepala Sekolah.
3) Koordinator Laboratorium.
4) Penanggung jawab Laboratorium.
5) Laboran
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Jenis masalah dalam Pengelolaan Kelas


Masalah yang bersifat Individual.
a) Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
b) Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan
kekuatan/kekuasaan), dll.
Masalah bersifat kelompok.
a) Kelas kurang kohesif (akrab), karena alasan jenis kelamin, suku,
tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
a) Kekurang mampuan mengikuti peraturan kelompok. Seperti
Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati
sebelumnya, dll.

2. Cara menghadapi masalah dalam Pengelolaan Kelas


Jangan menegur siswa di hadapan kawan-kawannya.
Dalam memberikan peringatan kepada siswa janganlah
mempergunakan nada suara yang tinggi.
Bersikaplah tegas dan adil terhadap semua siswa, dll.

3. Pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek


Perencanaan.
Penataan.
Pengadministrasian.
Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

B. Saran
Menurut pendapat kelompok kami peran guru atau pendidik sebagai
penanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya mampu
mengolah kelas maupun laboratorium dengan baik dan optimal karena
pengelolaan kelas maupun laboratorium yang baik dan optimal merupakan
keberhasilan bagi seorang guru dalam mengelola kelas maupun
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Fuadah,Charier.2013.Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas .Diakses


pada 20 september 2016 dari :
http://charierfuadah.blogspot.co.id/2013/12/beberapa-masalah-
pengelolaan-kelas.html

Mahbubah,Ainiatul.2014.Prosedur dan Teknik Pengelolaan Kelas.


Diakses tanggal 20 September 2016 dari :
http://ainiatul93.blogspot.co.id/2014/06/prosedur-dan-teknik-
pengelolaan-kelas.html

Tyok,Sulis.2010. Pengelolaan dan Penataan Laboratorium. Diakses


tanggal 20 September 2016 dari :
http://sulistyok.blogspot.co.id/2010/12/pengelolaan-dan-penataan-
laboratorium.html

Anda mungkin juga menyukai