Anda di halaman 1dari 4

BERITA ACARA

PEMBAHASAN KONSEP LAPORAN AKHIR


STUDI KEBIJAKAN OPTIMALISASI ANGKUTAN KERETA API BARANG
DI JAWA DAN SUMATERA

Tempat : RR. Menara Thamrin Lt. 19, Jakarta Pusat


Hari dan Tanggal : Rabu, 6 November 2019
Waktu : Jam 9.30 – Selesai
Agenda : Pembahasan Konsep Laporan Akhir Studi Kebijakan Optimalisasi
Angkutan Kereta Api Barang Di Jawa Dan Sumatera
Point-point mengenai pembahasan, tanggapan dan masukan dari para peserta rapat tim pelaksana,
terangkum sebagai berikut :

1) Pimpinan Rapat
a. Potensi demand di tiap wilayah itu berbeda-beda dan harus ada strategi tersendiri di tiap
daerah;
b. Perlu diidentifikasi terkait target moda share RIPNAS pada tahun 2030, dengan target kondisi
prasarana yang terbangun pada tahun 2030;
c. Perlu dilakukan identifikasi strategi yang tepat pada setiap masing-masing daerah dan harus
didukung dengan Pemda dan operator;
d. Perlu diidentifikasi terkait kondisi eksisting saat ini, mengenai prasarana dan sarana. Sehingga
dapat mengetahui kondisi saat ini seperti apa dan strategi untuk kebutuhan ke depannya harus
seperti apa;
e. Perlu dirumuskan strategi-strategi apa saja yang bisa kita ambil dari benchmark negara lain
yang bisa diterapkan di Indonesia;
f. Perlu dilakukan kerja sama dengan pemda-pemda di Provinsi Jawa Tengah terkait 3 (tiga)
kawasan industri, terutama terkait pembebasan lahan.

2) Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur


a. Perlu dilakukan identifikasi terkait double handling;
b. Tatrawil Provinsi Jawa Timur sudah selaras dengan RIPNAS;
c. Adanya konektivitas dengan pelabuhan-pelabuhan yang ada di Jawa Timur.

3) Dishub Provinsi Provinsi Jawa Tengah


a. Perlu ditambahkan dasar hukum SISLOGNAS;
b. Perlu diidentifikasi terkait dengan sistem kelembangaanya seperti apa;
c. Di Jawa Tengah ada 3 kawasan industri (Semarang, Rembang, Bojonegoro) yang masih
belum terintergrasi dengan KA angkutan barang;
d. Pemda mendukung reaktivasi Jalur Semarang-Rembang-Bojonegoro untuk optimalisasi
angkutan barang di Jawa Tengah.

4) Dishub Provinsi DKI


a. Perlu dilakukan perbandingan dengan angkutan laut; jumlah angkutan barang yang diangkut,
cost dan jumlah perjalanan;
b. Perlu dilakukan identifkasi terkait masalah double handling di pelabuhan dan solusinya;
c. Perlu dilakukan identifikasi teknologi bongkar muat untuk mengurangi cost double handling;
d. Sudah dilakukan stagging terkait kebutuhan prasarana pada tahun 2030;
e. Perlu diidentifikasi terkait strategi yang harus dilakukan seperti apa terkait target RIPNAS;
f. Skema kerjasama KPBU menjadi alternatif pembiayaan. KPBU ini termasuk solicited atau
unsolisited.
5) Bappeda Provinsi Sumatera Selatan
a. Kondisi eksisting yang ada di Sumatera Selatan masih memakai trase yang lama;
b. Perlu diidentifikasi terkait jalur-jalur baru karena Sumatera mempunyai potensi angkutan
barang;
c. Perlu diidentifkasi terkait dengan kondisi eksisting moda share angkutan barang sekarang
berapa dan dilakukan perbandingan dengan target RIPNAS pada tahun 2030;
d. Perlu dilakukan identifikasi terkait dengan peraturan larangan Pemda mengangkut angkutan
barang (batubara) di jalan raya;

6) Bappeda Jabar
a. Perlu dilakukan identifikasi terkait RITJ Jabodetabek di dalam dokumen tersebut ada rencana
terminal barang agar bisa terintergrasi;
b. Terkait segitigamas rebana ada Pelabuhan Patimban yang harus diintergarisikan juga agar
dapat mendukung angkutan barang di wilayah Jawa Barat.

7) Biro Perencanaan
a. Perlu dilakukan identifikasi terkait peraturan atau dasar hukum terkait tarif karena sudah ada
peraturan yang baru (Tarif angkutan barang belum ada);
b. Terkait data sebaiknya menggunakan data 3 tahun kebelakang;
c. Terkait dengan studi kebijakan ini harus sudah sesuai dengan RTRW tiap daerah;
d. Perlu diidentififkasi terkait perbandingan tarif angkutan barang dengan menggunakan kereta
api, truk dan angkutan laut;
e. Perlu dilakukan analisis kembali terkait estimasi biaya;
f. Perlu dilakukan kajian terkait konektivitas angkutan truk ke angkutan KA barangnya;
g. Dokumentasi survey harus dimunculkan;
h. Dasar hukum perlu dicek kembali;
i. Perlu diidentifikasi kembali terkait saran.

8) Pusat Litbang Transportasi Jalan dan KA


a. Terkait skenario diskon, siapa yang akan menanggung;
b. Kondisi eksisting belum dipaparkan;
c. Perlu dilakukan identifikasi terkait aksesibilitas;
d. Perlu dilakukan identifikasi terkait komoditas utama setiap daerah karena terkait strategi
optimasi KA barang setiap daerah;
e. Belum ada perbandingan tarif antar moda;
f. Belum ada grafik volume angkutan barang;
g. Belum dilakukan analisis sinkronisasi konsep jaringan KA nya seperti apa;
h. Terkait laporan apakah ada batasan jumlah BAB nya? Karena 11 BAB terlalu banyak.

9) Balai Teknik Perkerataapian Sumsel


a. Belum ada skenario terkait konektivitas jalur kereta api Sumatera, karena jalur KA di Pulau
Sumatera belum terhubungkan;
b. Perlu dilakukan kajian potensi simpul angkutan barang yang baru;
c. Belum ada analisis mengenai potensi di masing-masing wilayah;
d. Perlu dilakukan identifikasi terkait konektivitas angkutan barang dari hulu ke hilir dan
sampai pelabuhan;
e. Rencana Trans Sumatera belum masuk ke dalam kajian ini;
f. Perlu dilakukan identifkasi terkait efektifitas angkutan KA dengan angkutan yang lain;
g. Perlu dilakukan kajian terkait jumlah moda share dengan perbandingan kondisi sarana atau
prasarana harus seperti apa.

10) Balai Teknik Perkerataapian Jawa Bagian Timur


a. Potensi kawasan industri (kalimas,waru) dan pelabuhan (teluk lamong dan tanjung tembaga
probolinggo) terkait konektivitas dan integrasinya sudah masuk didalam Renstra. (sudah ada
rencana DT Kalimas-Tanjung perak)
11) Balai Teknik Perkerataapian Jawa Bagian Tengah
a. Perlu dilakukan kajian lebih dalam mengenai konektivitas antara stasiun dengan pelabuhan.

12) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian


a. Tidak ada data terkait faktor keselamatan dalam laporan studi ini, padahal pada tahun 2019
sampai dengan bulan September terjadi anjlokan 10 kali.

13) Direktorat Prasarana Perkeretaapian


a. Perlu dilakukan identifikasi terkait titik-titik potensi angkutan barang di daerah tersebut;
b. Perlu dilakukan identifikasi terkait titik-titik shifting angkutan darat ke angkutan KA barang;
c. Perlu dilakukan kajian terkait potensi-potensi angkutan barang.

14) Bagian Perencanaan, Setditjen KA


a. Perlu diidentifikasi apakah ada rencana perkembangan industri yang baru, karena bisa
dijadikan potensi agar terkoneksi dengan angkutan KA barang;
b. Terdapat jenis barang yang cocok dan tidak cocok menggunakan angkutan KA, data tersebut
harap dilampirkan ke laporan;
c. Apabila ada gambaran mengenai target moda share yang sesuai menurut Studi ini, mohon
diinformasikan agar dapat dijadikan acuan dalam revisi Reviu RIPNAS;
d. Perlu dilakukan identifikasi terkait potensi jaringan KA barang yang baru atau jaringan KA
barang mana yang harus dikembangkan.

15) In House Consultant


a. Perlu diidentifikasi terkait dasar hukum;
b. Data ATTN yang dipakai seharusnya yang terbaru;
c. Skema kerjasama dan kelembagaan masih belum ada dalam kajian ini.

16) Konsultan
a. Masukan masukan yang diberikan akan kami identifikasi kembali dan akan kami perbaiki
untuk menjadi lebih baik

Demikian Berita Acara ini disusun untuk dapat dipergunakan semestinya.

MENGETAHUI
PIMPINAN RAPAT NOTULEN RAPAT
KASUBBAG PROGRAM

(HEPPY EKA PRASETYA) (FAHRI SEPTIAN JUNAEDI)


DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai