Anda di halaman 1dari 9

PRITA TIA PRAMESTI

200110160128

Penyuluhan peternakan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya

dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan

hidup. dapat disimpulkan bahwa penyuluhan peternakan diartikan sebagai pendidikan

luar sekolah yang ditujukan kepada peternak dan keluarganya agar dapat beternak

lebih baik, berusaha ternak yang lebih menguntungkan, demi terwujudnya kehidupan

yang lebih sejahtera bagi keluarga dan masyarakatnya (Wiriatmadja, 1976).

Banyak pihak menilai bahwa penyuluhan peternakan mempunyai andil yang

sangat besar dalam keberhasilan pembangunan pertanian dan peternakan dan

peternakan di Indonesia. Bimbingan masal atau yang dikenal bimas dengan metode

latihan dan kunjungannya telah berhasil mendifusikan suatu inovasi sehingga

transsfer pengetahuan dan teknologi dapat terjadi secara kontinu.

ETIKA PENYULUHAN PETERNAKAN

Terdapat beberapa faktor yang menjadi latar belakang diadakannya Kongres

Penyuluhan Pertanian ke I tahun 1986 yang merumuskan “Etika Penyuluhan”,

dimana sebelumnya penyuluhan dianggap belum sungguh-sungguh dilaksanakan

secara professional karena beberapa faktor, yaitu :


1. Kemampuan penyuluh untuk melayani kliennya yang masih terpusat pada

aspek teknis budidaya pertanian, sedang aspek manajemen, pendidikan

kewirausahaan, dan hak-hak politik petani relatif tidak tersentuh.

2. Kelambanan transfer inovasi yang dilakukan penyuluh dibanding

kecepatan inovasi yang ditawarkan kepada masyarakat oleh pelaku bisnis,

LSM, media-masa dan stakeholder yang lain.

3. Kebanggaan penyuluh terhadap jabatan fungsional yang disan-dangnya

yang lebih rendah dibanding harapannya untuk mem-peroleh

kesempatan menyandang jabatan struktural.

4. Kinerja penyuluh yang lebih mementingkan pengumpulan “credit point”

dibanding mutu layanannya kepada masyarakat.

5. Persepsi yang rendah terhadap kinerja penyuluh yang dikemu-kakan oleh

masyarakat petani dan stakeholder yang lain.

Pengertian tentang Etika, senantiasa merujuk kepada tata pergaulan yang khas

atau ciri-ciri perilaku yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengasosiasikan

diri, dan dapat merupakan sumber motivasi untuk berkarya dan berprestasi bagi

kelompok tertentu yang memilikinya. Etika bukanlah peraturan, tetapi lebih dekat
kepada nilai-nilai moral untuk membangkitkan kesadaran untuk beriktikad baik dan

jika dilupakan atau dilanggar akan berakibat kepada tercemarnya pribadi yang

bersangkutan, kelompoknya, dan anggota kelompok yang lainnya (Muhamad, 1987).

Sehubungan dengan itu, Herman Soewardi mengingatkan bahwa penyuluh harus

mampu berperilaku agar masyarakat selalu memberi-kan dukungan yang tulus ikhlas

terhadap kepentingan nasional.

Terdapat beberapa factor etika penyuluhan yang harus diperhatikan oleh agen

penyuluhan, diantaranya yaitu :


1. Citra ideal manusia dan masyarakat dengan adanya nilai-nilai dan norma di

masyarakat.

2. Loyalitas, yaitu loyal terhadap organisasi penyuluhan dan masyarakat sasaran.

3. Membantu sasaran menentukan pilihan terbaik dalam memecahkan masalah.

4. Menciptakan hubungan yang memberi ruang bagi petani untuk membuat

keputusan bermanfaat, mendapatkan bantuan yang diinginkan, mandiri

mengembangkan usaha dan mendapat informasi yang benar dan jujur.

5. Analisis struktur masyarakat yang sesuai kepentingan masyarakat.

Tentang hal ini, Padmanegara (1987) mengemukakan beberapa perilaku yang

perlu ditunjukkan atau diragakan oleh setiap penyuluh (pertanian dan peternakan),

yang meliputi:

1. Perilaku sebagai manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman kepada

Tuhan Yang Maha Esa, jujur, dan disiplin.

2. Perilaku sebagai anggota masyarakat, yaitu mau menghormati adat/kebiasaan

masyarakatnya, menghormati peternak dan keluarganya (apapun keadaan dan

status sosial ekonominya), dan menghormati sesama penyuluh.

3. Perilaku yang menunjukkan penampilannya sebagai penyuluh yang andal,


yaitu: berkeyakinan kuat atas manfaat tugasnya, memiliki tanggungjawab

yang besar untuk melaksanakan pekerjaannya, memiliki jiwa kerjasama yang

tinggi, dan berkemam- puan untuk bekerja teratur.

4. Perilaku yang mencerminkan dinamika, yaitu ulet, daya mental dan semangat

kerja yang tinggi, selalu berusaha mencerdaskaan diri, dan selalu berusaha

meningkatkan kemampuannya.
METODE UNTUK MEMPENGARUHI PERILAKU

Perilaku manusia dibentuk karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

manusia tersebut. Menurut Notoatmodjo (2010) teori Mayo yang disempurnakan oleh

Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis/biologis, yang merupakan kebutuhan pokok yaitu O2,

H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak

terpenuhi maka akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis.

2. Kebutuhan rasa aman, misalnya rasa aman terhindar dari pencurian,

perampokan, rasa aman terhindar dari rasa sakit penyakit, dan sebagainya.

3. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya mendambakan kasih saying dari

orang lain baik orang tua, teman, kekasih, ingin diterima oleh kelompok

dimana ia berada.

4. Kebutuhan harga diri, misalnya ingin dihargai dan mengharagai orang lain,

adanya respek atau perhatian dari orang lain, toleransi atau saling menghargai

dalam hidup berdampingan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya ingin dipuji atau disanjung oleh orang

lain, ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita, ingin menunjol
daripada orang lain, dan lain-lain.

Penyuluhan hanya menawarkan sedikit kemungkinan untuk dapat mengubah

sikap manusia. Kita perlu mengetahui berbagai metode yang dapat digunakan untuk

mempengaruhi perilaku manusia, dan juga mengetahui kapan sebaiknya metode-

metode tersebut dapat digunakan dalam penyuluhan. Terdapat beberapa metode

dalam mempengaruhi orang lain, yaitu :

1. Kewajiban atau pemaksaan


Kekuasaan dijalankan oleh pengusasa yang memaksa seseorang untuk melakukan

sesuatu. Individu yang menerapkan kekuasaan ayng dipaksakan harus

memenuhi syarat-syarat berikut :

- Memiliki kekuasaan yang cukup

- Mengetahui cara mencapai tujuan

- Mampu mengawasi orang yang dipaksanya untuk bersikap sesuai dengan

kehendaknya.

2. Pertukaran

Barang dan jasa dapat saling dipertukarkan oleh dua individu atau kelompok,

syarat-syarat yang diperlukan untuk menerapkan cara ini adalah :

- Setiap pihak menganggap transaksi yang dilakukan menguntungkan

- Masing-masing pihak memiliki barang/jasa yang diperluikan oleh pihak lain

- Masing-masing pihak menyerahkan bagiannya pada saat barang/jasa telah

diserahkan oleh pihak lain, atau satu pihak percaya bahwa pihak lain akan

menepati janjinya.

3. Saran

Saran diberikan untuk pemecahan maalah tertentu. Kita dpat menggunakan

metode ini jika :

- Pihaknya petani dan penyuluh setuju dengan jensi masalah yang dihadapi dan

kriteria untuk memilih pemecahan yang tepat

- Penyuluh mengetahui sepenuhnya tentang petani dan mempunyai informasi

yang cukup untuk memecahkan masalahnya karena telah diuji secara ilmiah

atau dipraktekan di lapangan


- Petani percaya bahwa penyuluh dapat memecahkan masalah yang dihadapinya

- Penyuluh menganggap petani tidak sanggup memecahkan masalah sendiri

- Pentai mempunyai cukup sarana dan kemampuan untuk melaksanakan saran

yang diberikan.

4. Mempengaruhi pengetahuan dan sikap petani secara terbuka

Cara ini dapat diterapkan bila :

- Kita yakin bahwa petani tidak dapat memecahkan sendiri masalahnya karena

keterbatasan pengetahuan, dan atau ketidak sesuaian dengan tujuan yang

hendak dicapai

- Kita menganggap bahwa petani dapat memecahkan masalahnya sendidi jika

mereka telah memiliki cukup pengetahuan atau sikapnya telah berubah

- Kita bersedia menolong petani untuk mengumpulkan informasi yang lebih

akurat dalam rangka perubahan sikap

- Kita memiliki pengetahuan atau cara memperolehnya

- Kita dapat mempergunakan metode mengajar untuk mengalihkan pengetahuan

atau mempengaruhi sikap petani


- Petani mempercayai keahlian dan motivasi kita, serta siap untuk bekerjasama

dalam mengubah pandangan atau sikapnya.

5. Manipulasi

Manipulasi atau mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap petani tanpa

disadarnya dapat dimanfaatkan jika :

- Kita yakin bahwa diperlukan perubahan sikap petani ke arah tertentu


- Kita berpikir bahwa tidak diperlukan atau tidak diinginkan petani mengambil

ke putusan sendiri

- Kita mengendalikan teknik untuk mempengaruhi petani tanpa mereka sadari

- Petani tidak begitu berkeberatan dipengaruhi melalui cara demikian.

6. Penyediaan sarana

Kita dapat menerpakan cara ini pada kondisi sebagai berikut :

- Petani mencapai tujuan tertentu yang memang tepat

- Petani tidak mempunyai sarana untuk mencapai tujuannya, atau tidak ingin

mengambil resiko dengan menggunakan sarana tersebut

- Sarana cukup tersedia dan dapat dimanfaatkanpetani untuk jangka waktu

sementara atau seterusnya.

7. Pemberian jasa

Mencakup pengalihan beberapa tugas petani. Metode ini dapat digunakan jika :

- Kita memiliki pengetahuan yang cukup dan atau sarana tersedia untuk

melakukan tugas lebih baik atau lebih ekonomi dari yang dilakukan petani
- Kita sepakat bahwa suatu tugas layak untuk dilaksanakan

- Kita siap untuk melaksanakan tugas itu demi kepentingan petani.

8. Mengubah struktur sosial ekonomi petani

Metode untuk mengubah struktur sosial ekonomi didaerah pedesaan mungkin

merupakan cara terbaik bilamana :

- Kita sepakat bersamapetani mengenai perilaku optimal mereka


- Petani tidak serharusnya bersikap demikian, tetapi dihadapkan pada kendala

struktur ekonomi dan atau/social

- Kita menganggap bahwa perubahan struktur sesuai dengan keinginan

- Kita memiliki kebebasan untuk bekerja terhadap suatu perubahan

- Kita berada pada posisi yang memungkinkan untuk melakukan tugas tersebut,

melalui kekuatan atau keyakinan


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan & Strategi. Bandung;. Angkasa.

Notoatmodjo S. 2010ª. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Padmanegara, S. 1987. Membina Penyuluhan Pertanian: 70 Tahun Penyuluhan


Pertanian di Indonesia. Jakarta: Departemen Pertanian.

Rochiati Wiriaatmadja. 1975. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV. Saudara.

Anda mungkin juga menyukai