Anda di halaman 1dari 12

makalah penjas adaptif

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-
Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Modifikasi
Pembelajaran Penjas", yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Makassar,4 Juni 2014

PENYUSUN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................3
B. RUMUAN MASALAH.............................................................................................4
C. TUJUAN....................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MODIFIKASI.................................................................................5
B. TUJUAN MODIFIKASI..........................................................................................5
C. APA YANG DIMODIFIKASI ?...............................................................................6
D. MODIFIKASI DALAM PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF.............................12

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN.........................................................................................................15
B. SARAN.....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai
media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-betuk aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh
anak Sekolah Dasar, sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum adalah bentuk
gerakan-gerakan olahraga, sehingga pendidikan jasmani Sekolah Dasar memuat cabang-
cabang olahraga.
Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak
didik yang sedang dipelajarinya. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi
setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya kearah
perubahan yang lebih baik.Untuk mencapai tujuan tersebut, guru pendidikan jasmani harus
dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tahap-
tahap perkembangan dan karakteristik anak didik, terutama di Sekolah Dasar.
Kurangnya minat peserta didik untuk memgikuti pelajaran pendidikan jasmani, akhir-
akhir ini sangatlah memperhatinkan, ini disebabkan banyak faktor yaitu: kurangnya prasarana
dan sarana pengajaran, pendidik hanya menguasai satu permainan olah raga, dan masih banyak
lagi. Dan makalah ini akan membahas mengenai kurangnya minat peserta didik karena guru
tidak bisa memodifikasi permainan olah raga. Memodifikasi sarana dan prasarana merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar agar
pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP termasuk didalamnya “body
scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi
sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani.Artinya bahwa tugas
ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi anak, dan
dapat membantu mendorong perubahan tersebut.
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru penjas agar proses
pembelajaran penjas dapat mencerminkan DAP. Tidak sedikit guru penjas yang terjebak dalam
ketergantungan penyajian materi pemelajaran penjas kepada hal-hal yang sifatnya prinsip dan
standar serta harus sesuai dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Minimnya fasilitas dan
perlengkapan pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas untuk
lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan
perlengkapan yang ada.sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Tidak sedikit siswa yang
merasa gagal atau kurang menyukai materi pemelajaran yang disampaikan oleh gurunya karena
kemapuan guru dalam menyampaikan materi yang diberikan, baik dalam penggunaan fasilitas
dan perlengkapn yang digunakan, dalam penyajian materi, dalam mengoptimalkan lingkungan
pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Esensi modifikasi adalah
menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam
bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan yang dimaksud dengan modifikasi ?


2. Sebutkan tujuan modifikasi !
3. Jelaskan apa-apa saja yang dimodifikasi !
4. Jelaskan tentang modifikasi pada pendidikan jasmani adaptif !

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian modifikasi.


2. Mampu menjelaskan tujuan modifikasi.
3. Mengetahui apa-apa saja yang harus dimodifikasi.
4. Mampu menjelaskan modifikasi pada pendidikan jasmani adaptif.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODIFIKASI

Modifikasi secara umum diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau menyesuaikan.
Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan
menampilkan sesuatu hal yang baru, unik, dan menarik.
Modifikasi disisni mengacu kepada sebuah penciptaan, penyesuaian dan menampilkan
suatu alat/sarana dan prasarana yang baru, unik, dan menarik terhadap suatu proses belajar
mengajar pendidikan jasmani.
Pelaksanaan modifikasi sangat diperlukan bagi setiap guru pendidikan jasmani sebagai
salah satu alternatif atau solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses
belajar mengajar pendidikan jasmani, modifikasi merupakan implementasi yang sangat
berintegrasi dengan aspek pendidikan lainnya.

B. TUJUAN MODIFIKASI

Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani


diperlukan,dengan tujuan agar :
 Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran
 Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi
 Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat
disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak.
Setiap rencana yang akan dilaksanakan tentunya terdapat suatu maksud dan tujuan.
Dalam hal ini Lutan (1988) menyatakan mengenai tujuan memodifikasi dalam pelajaran
pendidikan jasmani yang dikutip oleh Husdarta (2011:179) yaitu agar :
 Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran
 Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan
 Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat
tersampaikan dan disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotor anak, sehingga pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar dapat dilakukan
secara intensif.

C. APA YANG DIMODIFIKASI ?

Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang
tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Disamping pengetahuan dan
pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi,
keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh
sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang
berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media
pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan.
Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah,
menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan
mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani
yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada
tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang
mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan
oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.
Guru pendidikan jasmani di lapangan tahu dan sadar akan kemampuannya. Namun apakah
mereka memiliki keberanian untuk melakukan perubahan atau pengembangan –
pengembangan kea rah itu dengan melakukan modifikasi ?
Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya
yang ada dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran pendidikan jasmani.
Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi
aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena
siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana
riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “Bermain – bergerak
– ceria”.
Adapun macam-macam modifikasi yang dapat dilakukan oleh pengajar,sebagai berikut :
a. Modifikasi tujuan pembelajaran
Aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: tujuan,
karakteristik materi, kondisi lingkungan , dan evaluasinya. Modifikasi pembelajaran dapat
dikaitkan pula dengan tujuan pembelajaran, dari mulai tujuan yang paling rendah sampai
dengan tujuan yang paling tinggi. Modifikasi tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan
cara membagi tujuan pembelajaran ke dalam tiga komponen yakni:
1. Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada
perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang
dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi atau efektifitasnya.
Dalam kasus ini peragaan tidak mempermasalahkan apakah lompat itu sudah dilakukan secara
efektif, efisien atau belum, yang penting adalah siswa dapat melakukan peragaan berbagai
bentuk gerakan melompat dengan ataupun tanpa alat bantu, yang pada akhirnya siswa
mengetahui esensi wujud lompat dalam cabang olahraga atletik.
2. Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada
perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien.
Pada level ini wujud lompatannya sudah menekankan pada esensi efisiensi gerak melompat (
misalnya: menggunakan kaki terkuat saat melompat, lutut agak ditekuk saat menolak dan
meluruskan lutut pada saat lepas dari papan tolak, dsb) melalui peragaan.
3. Tujuan penerapan maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukan melalui kriteria
tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Aspek lain yang perlu diperhatikan guru adalah, siswa tidak harus terburu-buru mendapatkan
aktivitas belajar yang jauh di atas kemampuannya, sehingga menyebabkan siswa jadi jenuh
atau frustasi. Sebaliknya guru juga tidak selalu memberikan aktivitas belajar yang terlalu
mudah bagi siswa terampil, akan tetapi selalu memberikan aktivitas sesuai dengan
perkembangan siswa.
b. Modifikasi materi pembelajaran
Pengajar dapat memodifikasi materi pembelajaran ini dapat di klasifikasikan ke dalam:
1. Komponen keterampilan (skill)
Materi pembelajaran penjas dalam kurikulum pada dasarnya merupakan keterampilan-
keterampilan yang akan dipelajari siswa.
Guru dapat memodifikasi keterampilan tersebut dengan cara mengurangi atau menambah
tingkat kesulitan dengan cara menganalisa dan membagi keterampilan keseluruhan ke dalam
komponen-komponen , lalu melatihnya perkomponen.
Berlatih perbagian ini akan kurang bermakna apabila siswa belum tahu ujud gerak secara
keseluruhan. Oleh karena itu berikan gambaran secara keseluruhan terlebih dahulu dengan
demonstrasi guru atau bimbinglah siswa melakukan gerak keseluruhan.
2. Klasifikasi Keterampilan (skill)
Materi pembelajaran dalam bentuk keterampilan yang akan dipelajari siswa dapat
disederhanakan berdasarkan klasifikasi keterampilannya dan memodifikasinya dengan jalan
menambah atau mengurangi tingkat kesulitannya.
Klasifikasi keterampilan tersebut yaitu:
o Close skill (keterampilan tertutup) merupakan keterampilan yang dipengaruhi lingkungan.
Contohnya melakukan smash pada olahraga bola volly.
o Open skill (kerampilan terbuka) yaitu keterampilan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
Contohnya melakukan service pada olahraga bulutangkis
3. Kondisi penampilan
Guru dapat memodifikasi kondisi penampilan (skill) dengan cara mengurangi atau menambah
tingkan kompleksitas dan kesulitannya.
Misalnya tinggi rendahnya kecepatan penampilan, tinggi rendahnya kekuatan penampilan,
melakukan di tempat atau bergerak, maju ke depan atau ke segala arah, dikurangi atau ditambah
peraturannya.
Contoh tersebut seringkali didapat dalam gerak manipulatif misalnya : melempar, menangkap,
atau memukul dan permainan.
4. Jumlah Keterampilan
Guru dapat memodifikasi pembelajaran dengan jalan menambah atau mengurangi jumlah
keterampilan yang dilakukan siswa dengan cara mengkombinasikan gerakan atau
keterampilan.
Misalnya: dalam permainan basket siswa hanya diperbolehkan : lari, lempar, tangkap, dan
menembak (shooting).
5. Perluasan jumlah perbedaan respon
Guru dapat menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menambah
jumlah perbedaan respon terhadap konsep yang sama. Cara seperti ini dimaksudkan untuk
mendorong terjadinya “ transfer of learning”. Perluasan aktivitas belajarnya berkisar antara
aktivitas yang bertujuan untuk membantu siswa mendefinisikan konsep sampai pada macam-
macam aktivitas yang memiliki konsep dasar sama. Misalnya konsep panjang awalan dan
kekuatan.
c. Modifikasi lingkungan pembelajaran
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran.
Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi
seperti yang diuraikan di bawah ini :
1. Peralatan
Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam arti kata kuantitas
maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat sedikit jumlahnya itu biasanya
peralatan standar untuk orang dewasa.
Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara
memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya
memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun menggantinya
dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan penjas.
2. Penataan ruang gerak
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan
cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
Misalnya : melakukan dribbling, pas bawah atau lempar tangkap di tempat, atau bermain di
ruang kecil atau besar.
3. Jumlah siswa yang terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan
cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar
tersebut. Misal: belajar pas bawah sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.
Berkaitan dengan modifikasi lingkungan pembelajaran tersebut komponen-komponen
penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie (1996), meliputi
o Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan
o Lapangan permainan
o Waktu bermain atau lamanya permainan
o Peraturan permainan
o Jumlah pemain
Sedangkan secara operasional Ateng (1992), mengemukakan modifikasi permainan
sebagai berikut :
1. Kurangi jumlah pemain dalam setiap regu
2. Ukuran lapangan diperkecil
3. Waktu bermain diperpendek
4. Sesuaikan tingkat kesulitan dengan karakteristik anak
5. Sederhanakan alat yang digunakan
6. Ubahlah peraturan menjadi sederhana, sesuai dengan kebutuhan agar permainan dapat berjalan
dengan lancar.
Kondisi lingkungan pembelajaran yang memenuhi syarat untuk cabang olahraga tertentu,
artinya memodifikasi lingkungan yang ada dan menciptakan baru, merupakan salah satu
alternatif yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan
kerakteristik dan perkembangan siswa.

D. MODIFIKASI DALAM PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF

Bila kita lihat masalah dari kelainannya, jenis Anak Berkebutuhan Khusus dikelompokkan
menjadi:
a. ABK yang memiliki masalah dalam sensoris
b. ABK yang memiliki masalah dalam gerak dan motoriknya
c. ABK yang memiliki masalah dalam belajar
d. ABK yang memiliki masalah dalam tingkah lakunya
Dari masalah yang disandang dan karakteristik setiap jenis ABK maka menuntut adanya
penyesuaian dan modifikasi dalam pengajaran Pendidikan Jasmani bagi ABK.Penyesuaian dan
modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK dapat terjadi pada:
 Modifikasi aturan main dari aktifitas pendidikan jasmani.
 Modifikasi keterampilan dan tehniknya.
 Modifikasi tehnik mengajarnya.
 Modifikasi lingkungannya termasuk ruang, fasilitas dan peralatannya.
Seorang ABK yang satu dengan yang lain, kebutuhan aspek yang dimodifikasi tidak sama.
ABK yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan arena bermainnya. ABK yang
lain mungkin membutuhkan modifikasi alat yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Tetapi
mungkin yang lain lagi disamping membutuhkan modifikasi area bermainnya juga butuh
modifikasi alat dan aturan mainnya. Demikian pula seterusnya, tergatung dari jenis masalah,
tingkat kemampuan dan karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis ABK.
Secara mendasar yang perlu dirancang dalam pembelajaran adaptif yang dapat memenuhi
kebutuhan pendidikan ABK dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : Kelas, program, dan
layanannya. Untuk itu maka dalam pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus bisa
dilakukan pada:
1. Kelas atau lokasi pengajaran ABK berlangsung.
o Kelas dan lokasi pengajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga ABK dapat dengan
leluasa menggunakan kelas itu.
o Modifikasi kelas harus mendukung keberhasilan proses belajar mengajar
o Modifikasi kelas harus memenuhi faktor keselamatan
o Modifikasi kelas harus memenuhi kebutuhan pendidikan setiap ABK, sehingga ia efisien
menggunakan saluran informasinya yang masih tersisa
2. Program pengajarannya dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
serta tingkat kemampuan setiap ABK.
Didalam merancang program dan bagi pembelajaran ABK maka komponen yang harus
dilakukan dan ada :
Educational Assessment (Asesmen Pendidikan)
Langkah awal dalam menyusun program untuk pembelajaran adaptif didahului dengan
melakukan penilaian(assessmet). Dalam asesmen kita harus menemukan tiga hal :
 Apa yang ia miliki dalam satu hal ?
 Apa yang ia belum miliki dalam satu hal ?
 Apa yang dibutuhkan ABK tentang tentang satu hal
Dengan ditemukannya jawaban ketiga pertanyaan asessment di atas, maka asesmen dapat
berfungsi :
 Menjelaskan tingkat kemampuan siswa dalam satu hal.
 Menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari program yang diberikan kepada ABK.
 Menjelaskan tingkat kemajuan siswa.
Adapun cara guru melakukan asesmen dapat secara “formal” yaitu dengan menggunakan tes
standart yang telah baku, maupun dengan cara “informal” yaitu dengan mengobservasi dalam
kegiatan sehari-hari anak atau dengan tes non standart yang dibuat oleh guru dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Modifikasi secara umum diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau menyesuaikan.
Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan
menampilkan sesuatu hal yang baru, unik, dan menarik.
Modifikasi disisni mengacu kepada sebuah penciptaan, penyesuaian dan menampilkan
suatu alat/sarana dan prasarana yang baru, unik, dan menarik terhadap suatu proses belajar
mengajar pendidikan jasmani.
Pelaksanaan modifikasi sangat diperlukan bagi setiap guru pendidikan jasmani sebagai
salah satu alternatif atau solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses
belajar mengajar pendidikan jasmani, modifikasi merupakan implementasi yang sangat
berintegrasi dengan aspek pendidikan lainnya.

B. SARAN

Modifikasi merupakan salah satu cara agar guru dapat mengatasi sarana dan prasarana
yang dihadapi ketika mengajar. Maka dari itulah tenaga pengajar saat ini di tuntut untuk lebih
cerdas dan kreatif guna tujuan pembelajaran dapat tercapai. Semoga dengan makalah ini
pembaca dapat mendapat pengetahuan yang dapat di aplikasikan pada saat mengajar nanti

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/modifikasi
http://pplsm.blogspot.com/modifikasi-pembelajaran-penjas-pada-anak-berkebutuhan-khusus
http://sumbarahambali.blogspot.com/../prinsip-prinsip-pengembangan-modifikasi-olahraga
http://mainunkurniansyah.blogspot.com/.../prosedur-pembelajaran-penjaskes

http://pojokpenjas.blogspot.com/.../modifikasi-pembelajaran-penjas

Anda mungkin juga menyukai