Universitas Hasanuddin Email: tri.linda00@gmail.com Makassar Abstrak Senyawa saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu terdiri dari senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami. Tujuan Praktikum identifikasi senyawa saponin pada tumbuhanyaitu mengidentifikasi adanya kandungan senyawa saponin pada tanaman dan mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi saponin pada tanaman. Metode yang digunakan adalah uji busa. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, senyawa saponin terdapat pada daun nagka kering karena pada saat dikocok berbentuk busa selama 35 detik. Sedangkan pada batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan tidak terbentuk busa, tetapi terbentuk buih pada saat dikocok. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, bahan yang mengandung senyawa saponin yaitu daun nangka kering. Reaksi yang terjadi pada identifikasi saponin terbentuk busa pada daun nagka kering. Sedangkan pada batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan terbentuk buih. Kata Kunci: Daun Nangka, Saponin, Surfaktan. Abstract The saponin compound is a complex glycoside compound which consists of the compounds resulting from condensation of a sugar with an organic hydroxyl compoundwhich when hydrolyzed will produce sugar (glycone) and non-sugar (aglycone).The saponin structure causes saponins to be like soap ordetergent so saponins are called natural surfactants. The purpose of practicum is to identify saponin compounds in the plant that identify the presence of saponin compounds in plants and to know the reactions that occur in the identification of saponins in plants. The method used is foam test. Based on the results of the practicum that has been carried out, saponin compounds are found in dried nagka leaves because when shaken they are in the form of foam for 35 seconds. Whereas the lemongrass fragrant and the roots of beans do not form foam, but they form froth when shaken. Based on the experiments that have been conducted, it can be concluded that the ingredients containing saponin compounds are dried jackfruit leaves. The reaction that occurs in the identification of saponins is formed by foam on dried nagka leaves. Whereas the fragrant stem lemongrass and the roots of beans form foam. Keywords: Jackfruit Leaves, Saponins, Surfactants. Pendahuluan Senyawa saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu terdiri dari senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami (nama saponin diambil dari kata “sapo” dalam bahasa latin yaitu sabun). Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan dari metode ekstrasi (Calabria, 2008 dalam Bintoro, et al. 2017). Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tanaman tingkat tinggi serta beberapa hewan laut dan merupakan kelompok senyawa yang beragam dalam struktur, sifat fisikokimia dan efek biologisnya. Para ahli nutrisi ternak berpendapat bahwa saponin merupakan senyawa yang dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ternak. Saponin steroid terutama terdapat pada tanaman monokotil seperti kelompok sansevieria (Agavaceae), gadung (dioscoreaceae) dan tanaman berbunga (Liliacea). Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan senyawa karbohidrat yang dihidrolisis menghasilkan aglikon yang dikenal sapogenin. saponin triterpenoid banyak terdapat pada tanaman dikotil seperti kacang-kacangan (leguminosae), kelompok pinang (Araliaceae), dan Caryophyllaceae. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan tentang peran saponin triperpenoid sebagai senyawa pertahanan alami pada tanaman dan beberapa anggota saponin triterpenoid juga telah diketahui memiliki sifat farmakologis yang menguntungkan. Lebih dari 11 macam saponin telah teridentifikasi seperti dammaranes, tirucallanes, lupanes, hopanes, oleananes, taraxasteranes, ursanes, cycloartanes, lanostanes (Yanuartono, et al, 2017). Dampak positif saponin banyak dimanfaatkan untuk kepentingan manusia karena saponin memiliki aktivitas yang luas seperti antibakteri, antifungi, kemampuan menurunkan kolesterol dalam darah dan menghambat pertumbuhan sel tumor. Hasil penelitian. Saponin juga berfungsi sebagai sabun. Pada pangan nabati, saponin memberikan rasa pahit (Yanuartono, et al. 2017). Metoe lain yang dapat digunakan yaitu analisis FTIR dan GC MS, identifikasi dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel ekstrak yang mengandung saponin dengan menggunakan sudip kemudian identifikasi dengan spektrofotometer FTIR dengan bilangan gelombang 4000-400 cm-1. Identifikasi ini menggunakan GC-MS dengan cara mencocokkan bobot molekul dan pola fragmentasi dari senyawa yang diuji pada library system GGC-MS, diperkuat dengan referensi bobot molekul senyawa aktif saponin berdasarkan literature (Bintoro, et al. 2017). Kaitan antara identifikasi senyawa saponin dengan bidang ilmu pertanian yaitu untuk mengetahui atau menindentifikasi kandungan senyawa saponin pada tanaman dan memnafaatkan senyawa saponin di kehidupan sehari-hari. Saponin memiliki rasa pahit yang dapat digunakan sebagai racun untuk hama atau hewan predator. Senyawa saponin juga dapat digunakan sebagai sabun. Tujuan Tujuan Praktikum identifikasi senyawa saponin pada tumbuhan sebagi berikut: 1. Mengidentifikasi adanya kandungan senyawa saponin pada tanaman. 2. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi saponin pada tanaman. Metode Praktikum identifikasi senyawa saponin pada tanaman dilaksanakan di Laboratorium Biostatistika dan Agroklimatologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari Rabu, 6 Maret 2019 Pukul 09.50-11.30 WITA. Alat yang digunakan adalah Tabung reaksi, gunting, penjepit tabung, dan kompor listrik. Sedangkan bahan yang digunakan adalah daun nangka (basah dan kering), batang sereh wangi (Basah dan Kering), akar kacang-kacangan (basah dan kering), dan akuades. Prosedur kerja praktikum identifikasi senyawa saponin pada tanaman sebagai berikut: 1. Merajang halus setiap bahan yang dibawa baik sampel basah maupun sampel kering. 2. Memasukkan hasil rajangan bahan kedalam setiap tabung reaksi. 3. Menambahkan aquades sebanyak 5 ml kedalam setiap tabung reaksi. 4. Mendidihkan setiap sampel tabung reaksi selama 3 menit. 5. Setelah itu, mendinginkan setiap tabung reaksi tersebut. Apabila telah dingin, setiap tabung reaksi kemudian dikocok dengan kuat. 6. Melihat reaksi yang terjadi dan memcatat hasil pengamatan. Menurut Bintoro, et al (2017), metode lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa saponin, yaitu uji warna. Sampel sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisikan kloroform 10 mL, dipanaskan selama 5 menit dengan penangas air sambil dikocok. Kemudian ditambahkan beberapa tetes pereaksi Lieberman Burchard (LB). Jika terbentuk cincin coklat atau violet maka menunjukkan adanya saponin triterpen, sedangkan warna hijau atau biru menunjukkan adanya saponin steroid. Hasil dan Pembahasan Saponin adalah glikosida, yaitu metabolik skunder yang banyak terapat dialam, terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Senyawa ini bersifat racun bagi binatang berdarah dingin. Oleh karena itu saponin dapat digunakan sebagai pembasmi hama tertentu. Saponin merupakan senyawa glikosida yang terdiri dari dua tipe struktur kimia dasar dari suatu aglikon (sapogenin). Ada dua jenis saponin yang dikenal yaitu glikosida triterpernoid alkohol dan glikosida dengan struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter. Tabel 6. Hasil identifikasi saponin pada beberapa sampel Sampel (+/-) Lama Reaksi (menit) No. Bahan Tanaman Basah Kering Basah Kering 1. Daun Nangka - + 35 s
2. Batang Sereh Wangi - -
3. Akar Kacang-kacangan - -
Sumber: data primer 2019
Tabel 7. Hasil uji fitokimia senyawa saponin dalam daun bidara (Metode Pembanding) Parameter Positif/negatif saponin Hasil pengamatan Uji busa + Terbentuk busa yang stabil Terbentuk cincin warna Uji warna + coklat Sumber: Jurnal ITEKIMA, 2017 Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, senyawa saponin terdapat pada daun nagka kering karena pada saat dikocok berbentuk busa selama 35 detik. Sedangkan pada batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan tidak terbentuk busa, tetapi terbentuk buih pada saat dikocok. Beberapa sifat kimia saponin, yaitu larut dalam air etanol, beracun bagi hewan berdarah dingin, anti eksudif, aktivitas haemolisis merusak sel darah merah, berbusa dalam air dan rasanya pahit. Pada daun nangka terbentuk busa, hal ini menunujukan daun nangka kering mengandung senyawa saponin. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusumawati, et al. (2017) yang menyatakan bahwa daun nangka diketahui mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang berperan sebagai senyawa antibakteri. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam efek negatif oksidan dalam tubuh Ramadhan, (2015) dalam Adnyani (2017). Antioksidan endogen berdasarkan sumbernya terdiri dari dua golongan yaitu antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Senyawa-senyawa antioksidan alami biasanya terdapat dalam daun, bunga, buah dan sayur bagian-bagian dari tanaman. Bagian daun nangka dapat digunakan sebagai antioksidan alami. Karena mengandung metabolit sekunder. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun nangka terdapat beberapa senyawa yaitu flavonoid,alkaloid,saponin, steroid, dan tannin (Marianne et al, 2011 dalam Adnyani, et al. 2017). Uji warna yang dilakukan secara berulang terhadap simplisia menunjukkan hasil positif. Uji warna yang dilakukan menghasilkan cincin coklat setelah simplisia yang dilarutkan dalam kloroform dan dipanaskan selama 5 menit sambil dikocok, kemudian ditambahkan pereaksi Lieberman Burchard (LB) menujukkan adanya saponin triterpen. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang senyawa saponin yang menyatakan bahwa sampel setelah ditambahkan pereaksi LB akan menghasilkan cincin berwarna coklat keunguan yang menunjukkan adanya saponin triterpen dan hijau kebiruan yang menunjukan adanya saponin steroid. Berdasarkan perbandingan metode uji antara uji busa dan uji warna, dapat disimpulkan uji yang paling baik digunakan adalah uji warna. Karena, uji warna dilakukan secara berulang terhadap simpilia hingga menunjukan hasil positif (menghasilkan cincin coklat) dan menghasilkan data yang akurat. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Bahan yang mengandung senyawa saponin yaitu daun nangka kering. 2. Reaksi yang terjadi pada identifikasi saponin terbentuk busa pada daun nagka kering. Sedangkan pada batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan terbentuk buih. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada asisten yang banyak membantu selama proses praktikum, juga teman-teman kelompok yang banyak membantu selama proses praktikum sehinga praktikum ini berjalan lancar. Daftar Pustaka Adnyani, N.M.R.D, et al. 2016. Potensi Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) sebagai Antioksidan Alami. Jurnal Kimia. Vol10 (2), Hal: 162-167 Bintoro, A. et al. 2017. Analisis dan Identifikasi Senyawa Saponin dari Daun Bidara (Zhizipus mauritania L.). Jurnal ITEKIMA. Vol 2 No 1 Hal: 85-89 Kusumawati, E., et al. 2017. Kemampuan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nangka (Atrocarpus heterophyllus Lam.) Terhadap Escherichia coli. Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 7 Hal: 331 Yanuarto, et al. 2017. Saponin : Dampak terhadap Ternak (Ulasan). Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol. 6, No. 2, Hal: 80-82 Lampiran