Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN PADA TANAMAN

Tri Linda Sari, G011 18 1026


Universitas Hasanuddin
Email: tri.linda00@gmail.com
Makassar
Abstrak
Senyawa saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu terdiri dari
senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon).
Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau
deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami. Tujuan Praktikum
identifikasi senyawa saponin pada tumbuhanyaitu mengidentifikasi adanya kandungan
senyawa saponin pada tanaman dan mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada
identifikasi saponin pada tanaman. Metode yang digunakan adalah uji busa.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, senyawa saponin terdapat pada daun
nagka kering karena pada saat dikocok berbentuk busa selama 35 detik. Sedangkan pada
batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan tidak terbentuk busa, tetapi terbentuk
buih pada saat dikocok. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa, bahan yang mengandung senyawa saponin yaitu daun nangka
kering. Reaksi yang terjadi pada identifikasi saponin terbentuk busa pada daun nagka
kering. Sedangkan pada batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan terbentuk buih.
Kata Kunci: Daun Nangka, Saponin, Surfaktan.
Abstract
The saponin compound is a complex glycoside compound which consists of the
compounds resulting from condensation of a sugar with an organic hydroxyl
compoundwhich when hydrolyzed will produce sugar (glycone) and non-sugar
(aglycone).The saponin structure causes saponins to be like soap ordetergent so
saponins are called natural surfactants. The purpose of practicum is to identify saponin
compounds in the plant that identify the presence of saponin compounds in plants and
to know the reactions that occur in the identification of saponins in plants. The method
used is foam test. Based on the results of the practicum that has been carried out,
saponin compounds are found in dried nagka leaves because when shaken they are in
the form of foam for 35 seconds. Whereas the lemongrass fragrant and the roots of
beans do not form foam, but they form froth when shaken. Based on the experiments
that have been conducted, it can be concluded that the ingredients containing saponin
compounds are dried jackfruit leaves. The reaction that occurs in the identification of
saponins is formed by foam on dried nagka leaves. Whereas the fragrant stem
lemongrass and the roots of beans form foam.
Keywords: Jackfruit Leaves, Saponins, Surfactants.
Pendahuluan
Senyawa saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu terdiri dari
senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon).
Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau
deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami (nama saponin diambil
dari kata “sapo” dalam bahasa latin yaitu sabun). Saponin dapat diperoleh dari
tumbuhan dari metode ekstrasi (Calabria, 2008 dalam Bintoro, et al. 2017).
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada
tanaman tingkat tinggi serta beberapa hewan laut dan merupakan kelompok senyawa
yang beragam dalam struktur, sifat fisikokimia dan efek biologisnya. Para ahli nutrisi
ternak berpendapat bahwa saponin merupakan senyawa yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan kesehatan ternak. Saponin steroid terutama terdapat pada tanaman
monokotil seperti kelompok sansevieria (Agavaceae), gadung (dioscoreaceae) dan
tanaman berbunga (Liliacea). Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan
senyawa karbohidrat yang dihidrolisis menghasilkan aglikon yang dikenal sapogenin.
saponin triterpenoid banyak terdapat pada tanaman dikotil seperti kacang-kacangan
(leguminosae), kelompok pinang (Araliaceae), dan Caryophyllaceae. Beberapa hasil
penelitian telah menunjukkan tentang peran saponin triperpenoid sebagai senyawa
pertahanan alami pada tanaman dan beberapa anggota saponin triterpenoid juga telah
diketahui memiliki sifat farmakologis yang menguntungkan. Lebih dari 11 macam
saponin telah teridentifikasi seperti dammaranes, tirucallanes, lupanes, hopanes,
oleananes, taraxasteranes, ursanes, cycloartanes, lanostanes (Yanuartono, et al, 2017).
Dampak positif saponin banyak dimanfaatkan untuk kepentingan manusia
karena saponin memiliki aktivitas yang luas seperti antibakteri, antifungi, kemampuan
menurunkan kolesterol dalam darah dan menghambat pertumbuhan sel tumor. Hasil
penelitian. Saponin juga berfungsi sebagai sabun. Pada pangan nabati, saponin
memberikan rasa pahit (Yanuartono, et al. 2017).
Metoe lain yang dapat digunakan yaitu analisis FTIR dan GC MS, identifikasi
dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel ekstrak yang mengandung saponin
dengan menggunakan sudip kemudian identifikasi dengan spektrofotometer FTIR
dengan bilangan gelombang 4000-400 cm-1. Identifikasi ini menggunakan GC-MS
dengan cara mencocokkan bobot molekul dan pola fragmentasi dari senyawa yang diuji
pada library system GGC-MS, diperkuat dengan referensi bobot molekul senyawa aktif
saponin berdasarkan literature (Bintoro, et al. 2017).
Kaitan antara identifikasi senyawa saponin dengan bidang ilmu pertanian yaitu
untuk mengetahui atau menindentifikasi kandungan senyawa saponin pada tanaman dan
memnafaatkan senyawa saponin di kehidupan sehari-hari. Saponin memiliki rasa pahit
yang dapat digunakan sebagai racun untuk hama atau hewan predator. Senyawa saponin
juga dapat digunakan sebagai sabun.
Tujuan
Tujuan Praktikum identifikasi senyawa saponin pada tumbuhan sebagi berikut:
1. Mengidentifikasi adanya kandungan senyawa saponin pada tanaman.
2. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi saponin pada
tanaman.
Metode
Praktikum identifikasi senyawa saponin pada tanaman dilaksanakan di
Laboratorium Biostatistika dan Agroklimatologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar, pada hari Rabu, 6 Maret 2019 Pukul 09.50-11.30 WITA. Alat
yang digunakan adalah Tabung reaksi, gunting, penjepit tabung, dan kompor listrik.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah daun nangka (basah dan kering), batang sereh
wangi (Basah dan Kering), akar kacang-kacangan (basah dan kering), dan akuades.
Prosedur kerja praktikum identifikasi senyawa saponin pada tanaman sebagai
berikut:
1. Merajang halus setiap bahan yang dibawa baik sampel basah maupun sampel
kering.
2. Memasukkan hasil rajangan bahan kedalam setiap tabung reaksi.
3. Menambahkan aquades sebanyak 5 ml kedalam setiap tabung reaksi.
4. Mendidihkan setiap sampel tabung reaksi selama 3 menit.
5. Setelah itu, mendinginkan setiap tabung reaksi tersebut. Apabila telah dingin,
setiap tabung reaksi kemudian dikocok dengan kuat.
6. Melihat reaksi yang terjadi dan memcatat hasil pengamatan.
Menurut Bintoro, et al (2017), metode lain yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa saponin, yaitu uji warna. Sampel sebanyak 0,5 gram
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisikan kloroform 10 mL,
dipanaskan selama 5 menit dengan penangas air sambil dikocok. Kemudian
ditambahkan beberapa tetes pereaksi Lieberman Burchard (LB). Jika terbentuk
cincin coklat atau violet maka menunjukkan adanya saponin triterpen, sedangkan
warna hijau atau biru menunjukkan adanya saponin steroid.
Hasil dan Pembahasan
Saponin adalah glikosida, yaitu metabolik skunder yang banyak terapat dialam,
terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Senyawa ini
bersifat racun bagi binatang berdarah dingin. Oleh karena itu saponin dapat digunakan
sebagai pembasmi hama tertentu. Saponin merupakan senyawa glikosida yang terdiri
dari dua tipe struktur kimia dasar dari suatu aglikon (sapogenin). Ada dua jenis
saponin yang dikenal yaitu glikosida triterpernoid alkohol dan glikosida dengan struktur
steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini
larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter.
Tabel 6. Hasil identifikasi saponin pada beberapa sampel
Sampel (+/-) Lama Reaksi (menit)
No. Bahan Tanaman
Basah Kering Basah Kering
1. Daun Nangka - + 35 s

2. Batang Sereh Wangi - -

3. Akar Kacang-kacangan - -

Sumber: data primer 2019


Tabel 7. Hasil uji fitokimia senyawa saponin dalam daun bidara (Metode Pembanding)
Parameter Positif/negatif saponin Hasil pengamatan
Uji busa + Terbentuk busa yang stabil
Terbentuk cincin warna
Uji warna +
coklat
Sumber: Jurnal ITEKIMA, 2017
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, senyawa saponin terdapat
pada daun nagka kering karena pada saat dikocok berbentuk busa selama 35 detik.
Sedangkan pada batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan tidak terbentuk busa,
tetapi terbentuk buih pada saat dikocok. Beberapa sifat kimia saponin, yaitu larut dalam
air etanol, beracun bagi hewan berdarah dingin, anti eksudif, aktivitas haemolisis
merusak sel darah merah, berbusa dalam air dan rasanya pahit.
Pada daun nangka terbentuk busa, hal ini menunujukan daun nangka kering
mengandung senyawa saponin. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusumawati, et al.
(2017) yang menyatakan bahwa daun nangka diketahui mengandung flavonoid, saponin
dan tanin yang berperan sebagai senyawa antibakteri. Antioksidan merupakan senyawa
yang mampu menangkal atau meredam efek negatif oksidan dalam tubuh Ramadhan,
(2015) dalam Adnyani (2017). Antioksidan endogen berdasarkan sumbernya terdiri dari
dua golongan yaitu antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Senyawa-senyawa
antioksidan alami biasanya terdapat dalam daun, bunga, buah dan sayur bagian-bagian
dari tanaman. Bagian daun nangka dapat digunakan sebagai antioksidan alami. Karena
mengandung metabolit sekunder. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun nangka terdapat
beberapa senyawa yaitu flavonoid,alkaloid,saponin, steroid, dan tannin (Marianne et al,
2011 dalam Adnyani, et al. 2017).
Uji warna yang dilakukan secara berulang terhadap simplisia menunjukkan hasil
positif. Uji warna yang dilakukan menghasilkan cincin coklat setelah simplisia yang
dilarutkan dalam kloroform dan dipanaskan selama 5 menit sambil dikocok, kemudian
ditambahkan pereaksi Lieberman Burchard (LB) menujukkan adanya saponin triterpen.
Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang senyawa saponin yang menyatakan bahwa
sampel setelah ditambahkan pereaksi LB akan menghasilkan cincin berwarna coklat
keunguan yang menunjukkan adanya saponin triterpen dan hijau kebiruan yang
menunjukan adanya saponin steroid.
Berdasarkan perbandingan metode uji antara uji busa dan uji warna, dapat
disimpulkan uji yang paling baik digunakan adalah uji warna. Karena, uji warna
dilakukan secara berulang terhadap simpilia hingga menunjukan hasil positif
(menghasilkan cincin coklat) dan menghasilkan data yang akurat.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bahan yang mengandung senyawa saponin yaitu daun nangka kering.
2. Reaksi yang terjadi pada identifikasi saponin terbentuk busa pada daun nagka
kering. Sedangkan pada batang sereh wangi dan akar kacang-kacangan terbentuk
buih.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada asisten yang banyak membantu
selama proses praktikum, juga teman-teman kelompok yang banyak membantu selama
proses praktikum sehinga praktikum ini berjalan lancar.
Daftar Pustaka
Adnyani, N.M.R.D, et al. 2016. Potensi Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus
heterophyllus Lam.) sebagai Antioksidan Alami. Jurnal Kimia. Vol10 (2), Hal:
162-167
Bintoro, A. et al. 2017. Analisis dan Identifikasi Senyawa Saponin dari Daun Bidara
(Zhizipus mauritania L.). Jurnal ITEKIMA. Vol 2 No 1 Hal: 85-89
Kusumawati, E., et al. 2017. Kemampuan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nangka
(Atrocarpus heterophyllus Lam.) Terhadap Escherichia coli. Jurnal Sains dan
Kesehatan. 2017. Vol 1. No 7 Hal: 331
Yanuarto, et al. 2017. Saponin : Dampak terhadap Ternak (Ulasan). Jurnal Peternakan
Sriwijaya. Vol. 6, No. 2, Hal: 80-82
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai