Mendiskriminasi Perempuan
Disusun Oleh:
Nama : Yuli Setiyana Maudini
NIM : 8111418310
Rombel : 06
Dosen Pengampu : Laga Sugiarto, S.H., M.H.
2. Rumusan Masalah
1. Peraturan apa sajakah yang dilanggar jika dilakukannya tes keperawan?
2. Dampak apa yang timbul akibat dilakukannya tes keperawan?
1
Ani Soetjipto, 2013, Gender dan Hubungan Internasional Sebuah Pengantar, Jalasutra,
Yogyakarta, hlm.7.
2
3 Mansour Fakih, 2013, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, cet.XV, Pustaka
Belajar, Yogyakarta, hlm.12.
Tes keperawanan yang dilakukan di Indonesia umumnya adalah berupa
pemeriksaan terhadap himen di vagina perempuan. Tes ini kerap disebut juga
sebagai “tes dua jari” karena biasanya dilakukan dengan memasukkan dua
jari pemeriksa ke dalam anus perempuan yang diperiksa. Tes keperawanan
bisa memberikan dampak kepada orang yang menjalaninya. Dampak jangka
pendek secara fisik adalah timbulnya infeksi dan pendarahan pada daerah
genital. Sedangkan untuk mental dampaknya adalah kepanikan,
kekhawatiran, depresi, trauma hingga perasaan bersalah.
Tes keperawanan juga memiliki dampak psikologis kepada orang yang
menjalaninya, bahwa seksualitas adalah ranah pribadi seseorang. Ketika
seksualitas itu dijadikan konsumsi publik atau pihak yang berwenang, hal itu
bisa memberi dampak negatif pada psikologis seseorang. Dampak psikologis
ini juga bisa berkepanjangan, jika karena tes keperawanan si perempuan gagal
mendapatkan sesuatu. Pasalnya hal ini bisa mempengaruhi cara dia
memandang dan menghargai dirinya sendiri di masa depan.
Bahkan menurut WHO, sebenarnya metode pemeriksaan 'keperawanan' ini
secara medis tidak perlu. Metode ini juga menyakitkan, memalukan dan dapat
menyebabkan korban menjadi trauma. WHO secara tegas mengatakan
sebenarnya tidak ada perbedaan antara selaput dara seorang 'perawan' dengan
yang 'tidak perawan'. Karena tidak semua perempuan lahir memiliki selaput
dara. Ada yang dilahirkan tanpa hymen, ada pula yang memiliki hymen
sangat tipis sehingga mudah koyak akibat aktivitas fisik ringan seperti berlari,
senam, atau bersepeda. Namun, ada juga yang mempunyai hymen yang
elastis dan tebal, sehingga walaupun telah berkali-kali penetrasi, bentuknya
tetap saja utuh.
BAB III
KESIMPULAN