Anda di halaman 1dari 4

Metode Volumetrik

Metode Volumertik ialah metode perhitungan cadangan hdrokarbon , dengan menghitung volume
hidrokarbon pada batuan reservoir. Serta menggunakan batas-batas interval pada peta net pay. Apa itu peta
net pay?. Ialah peta khusus untuk mendeleniasi atau menarik garis batas-batas sementara ketebalan
reservoir yang mengandung hidrokarbon.

Data-data yang menunjang dalam perhitungan cadangan metode volumetric ini adalah volume
bulk, porositas batuan, saturasi hidrokarbon , dan factor volume formasi hidrokarbon, dalam persamaan
yang digunakan pada metode volumetric adalah ;

Atau

Dimana ;
OOIP= volume hidrokarbon mula-mula, dalam satuan (2.1) stock tank
barrels (STB) atau (2.2) STM3
Vb = Volume bulk, dalam satuan (2.1) acre-feet atau (2.2) m3
$ = Porositas batuan, dalam satuan fraksi
Sh = Saturasi hidrokarbon, dalam satuan fraksi
BOI = Faktor volume formasi hidrokarbon, dalam satuan (2.1)
barrel/stock tank barrels (BBL/STB) atau (2.2) m3/STM3
7758 = konstanta konversi, dalam satuan barrel/acre-feet
(BBL/acre-feet)

A. Parameter Metode Volumetrik Dalam Menentukan Cadangan Hidrokarbon

Berdasarkan persamaan (2.1) dan (2.2) parameter yang dapat mempengaruhi nilai OOIP pada
metode volumetric antara lain ;

1. Volume Bulk (Vb)

Volume bulk adalah volume total batuan pada formasi yang mencakup volume
pori-pori dan volume batuan. Nilai volume bulk batuan didapatkan dari pemetaan bawah
permukaan. Parameter yang terdapat pada persamaan (2.1) dan (2.2) mewakili luas area.
Pemilihan nilai area ini memiliki peran penting dalam menghitung cadangan hidrokarbon
untuk setiap lapisan.

2. Saturasi Hidrokarbon (Sh)

Saturasi Hidrokarbon dapat diartikan sebagai fraksi fluida antara lain cair dan gas
yang menempati pori-pori dibatuan. Saturasi hidrokarbon merupakan sifat terpenting
dalam analisis reservoir. Identifikasi saturasi hidrokarbon diperoleh dari analisa cutting
(hancuran batuan) yang dilakukan oleh pekerjaan Mud Logging.

3. Porositas Batuan
Porositas adalah fraksi volume bulk reservoir atau disebut volume batuan reservoir
terisi fluida (dalam hal ini bukan mineral) atau dengan kata lain lebih umum adalah
kemampuan batuan untuk menyimpan fluida. Kondisi fluida terhadap porositas batuan
disajikan pada gambar dibawah. Dan adapun cara menentukan porosias batuan dengan
berbagai metode loging diantaranya log densitas, neutron, dan sonic.

Dari gambar dapat dilihat bahwa Fluida antara lain fraksi cair maupun gas dapat
menempati volume dari batuan. Dengan demikian berikut penjelasan metode logging
diantaranya log densitas, neutron, dan sonic.

a. Log densitas
Log densitas ialah merekam secara menerus dari bulk densitas batuan pada
formasi. Densitas yang diukur merupakan semua densitas jenis batuan termasuk
batubara. Prinsip pengukuran dari log densitas adalah menmbakkan sinar gamma
yang membawa partikel foton kedalam formasi batuan. Masuknya sinar gamma ke
dalam batuan akan menyebabkan benturan/tumbukan anatara sinar gamma dengan
electron pada formasi, banyaknya energi sinar gamma yang hilang setiap kali
tumbukan menunjukkan densitas electron dalam formasi atau densitas formasi. Jadi
pada saat sinar gamma dan electron bertumbukkan maka akan terjadi pengurangan
energy pada sinar gamma tersebut. Sisa energy sinar gamma akan direkam ditektor
sinar gamma. Jika ditektor menerima energy sinar gamma (foton) sedikit/lemah, maka
semakin banyak jumlah electron dalam batuan yang berarti semakin padat butiran
penyusun batuannya.
b. Log Neutron
Log Neutron merekam Hidrogen Index (HI) dari formasi. HI merupakan indicator
kelimpahan kandungan hydrogen dalam formasi. Prinsip kerja dari log ini adalah
menembakkan partikel neutron berenergi tinggi ke dalam formasi lalu terjadi
tumbukan dengan Hidrogen atau atom H (dengan asumsi atom H berasal dari
Hidrokarbon atau air). Tumbukan itu akan menyebabkan energy neutron melemah,
kemudian detector akan mengukur jumlah jumlah partikel neutron yang kembali dari
formasi. Jika semakin banyak atom H (Hidrogen) dalam formasi , partikel neutron
yang kembali akan semakin sedikit. Dari besarnya porositas batuan akan sama dengan
jumlah energy neutron yang hilang. Karena atom hydrogen berkosentrasi pada pori
yang terisi fluida (water atau oil). Pori yang terisi oleh gas akan memiliki pola kurva
log netron lebih rendah dari yang seharusnya (gas effect). Hal ini terjadi karena
konsentrasi hidrogen dalam gas lebih kecil dibandingkan pada minyak dan air.

4. Faktor Volume Formasi Hidrokarbon/B


Faktor volume formasi hidrokarbon didefinisikan sebagai volume minyak atau gas yang
terlarut, dalam barrel pada kondisi standar yang ditempati oleh satu stock tank barrel.
Atau bisa diartikan sebagai perbandingan antara volume minyak termasuk gas yang
terlarut pada kondisi reservoir dengan volume minyak di kondisi standar yaitu (14,7 psi,
60°F) satuan yang digunakan bbl/stb.
Perubahan Bo terhadap tekanan untuk minyak mentah jenuh ditunjukkan oleh gambar
dibawah ini. Tekanan reservoir awal adalah Pi dan harga awal faktor volume formasi adalah Boi.
Dengan turunnya tekanan reservoir dibawah tekanan buble point, maka gas akan keluar dan Bo
akan turun

Terdapat dua hal penting dari diatas, yaitu :

1. Jika kondisi tekanan reservoir berada sebelum melewati Pb, maka Bo akan naik dengan
berkurangnya tekanan sampai mencapai Pb, karena akibat gas yang terlarut berekspansi
sehingga terjadinya pengembangan minyak/volume oil meningkat..
2. Setelah Pb dicapai, maka Bo akan turun dengan berkurangnya tekanan, disebabkan karena
gas yang terlarut dalam oil terlah memisahkan diri sehingga volume oilnya berkurang/
semakin banyak gas yang dibebaskan.

Anda mungkin juga menyukai