Anda di halaman 1dari 12

SKENARIO 1

BBDM SISTEM STOMATOGNATI


KAMIS, 21 MARET 2019

Disusun oleh :
1. Damayanti Diah Rakhmadhini (22010218130035)
2. Shafira Ardhiyanti (22010218130036)
3. Alfia Zakia Zahra ( 22010218130037)
4. Adnan Nurpratama Luniardaya (22010218130038)
5. Rahmania Siwi Perwitasari ( 22010218130039)
6. Kurniawan Dwi Putra ( 22010218130040)
7. Bernadetta Sicilia Dipa Simamora (22010218130041)
8. Aditya Dewi Larasati (22010218130042)
9. Indra Setyawati (22010218130043)
10. Muhammad Nuruddin Hidayatullah (22010218130044)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
Lembar Pengesahan

Laporan : Belajar Bertolak Dari Masalah


Modul : 2.2
Skenario :1
Kelompok :4
Judul Skenario : Sistem Stomatognati
Tutor : drg. Ira Anggar Kusuma,M.Si
Anggota Kelompok :
1. Damayanti Diah Rakhmadhini (22010218130035)
2. Shafira Ardhiyanti (22010218130036)
3. Alfia Zakia Zahra ( 22010218130037)
4. Adnan Nurpratama Luniardaya (22010218130038)
5. Rahmania Siwi Perwitasari ( 22010218130039)
6. Kurniawan Dwi Putra (
22010218130040)
7. Bernadetta Sicilia Dipa Simamora (22010218130041)
8. Aditya Dewi Larasati
(22010218130042)
9. Indra Setyawati (22010218130043)
10. Muhammad Nuruddin Hidayatullah (22010218130044)

da Tangan Tutor/ Dosen Yang


Tanggal Pengesahan
Mengesahkan
Jumat, 29 Maret 2019
SKENARIO
SISTEM STOMATOGNATI
Pasien pria, usia 38 tahun, didampingi istrinya datang ke klinik gigi dengan keluhan tidak
bisa menutup mulut sejak dini hari tadi. Istri pasien menceritakan bahwa keluhan tersebut
timbul setelah pasien menguap lebar. Pada pemeriksaan palpasi ekstra oral didapatkan nyeri
pada daerah pipi dan sendi temporomandibular.
TERMINOLOGI
1. Sistem Stomatognati : Kesatuan organ yang mempunyai fungsi berkaitan satu sama
lain.
2. Sendi Temporomandibular : Sendi yang melekat pada tengkorak/cranium antara
os.Temporal & mandibular yang berfungsi untuk penguyahan dan berbicara.
3. Menguap : Membuka mulut disertai mengeluarkan nafas karena ngantuk
dan tubuh membutuhkan oksigen.
4. Palpasi : Metode pemeriksaan dimana penguji merasakan
ukuran,kekuatan atau letak sesuatu (meraba).
5. Nyeri : Rasa sakit pada bagian tertentu.
6. Pemeriksaan extra oral : Pemeriksaan di luar rongga mulut meliputi:
bibir,TMJ,hidung,mata,kepala,dan leher.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab tidak bisa menutup mulut?
2. Apa yang seharusnya seseorang lakukan ketika menguap?
3. Apakah hal tersebut termasuk kelainan?
4. Bagaimana cara penangannya?
5. Gejala apa yang timbul sebelum tidak bisa menutup mulut?
6. Struktur TMJ?
HIPOTESIS
1. -Kebiasaan menggertakan gigi rahang atas dan bawah
-Trauma di wajah (pukulan atau benturan)
-Pertumbuhan rahang yang tidak sempurna dan susunan gigi yang tidak baik
-Gigi tiruan yang tidak pas
-Menderita penyakit sistemik yang mempengaruhi sendi dan otot rahang
-Gigi ompong dan aus serta penyakit gusi
-kebiasaan menggigit pulpen dan pensil
2. -Tidak membuka rahang terlalu lebar dan terlalu lama
-Menyokong rahang bawah dengan tangan
-menghindari pergerakan rahang yang berlebih
3. Iya . Kelainan TMJ atau dislokasi rahang (sambungan antara tulang pada sendi
temporomandibular mengalami kerusakan sehingga membuat mulut tidak bisa membuka
dan menutup)
4. -Mengompres dengan air dingin (5-10 menit)
-Melatih postur tubuh yang baik
-Mengembalikan tulang yang dislokasi ke posisi normal
-Menjaga gigi atas dan bawah tidak mengatup sehingga otot rahang dapat beristirahat
-Perawatan dengan dokter gigi: medikasi,melakukan perawatan gigi korektif,dan pemakaian night
guard)
5. -Sakit pada otot rahang pada pagi hari
-Sulit untuk buka tutup mulut
-Sakit pada bagian kepala atau leher
-Terdengar suara pada sendi saat mengunyajh (clicking)
-Sakit pada bagian telinga
-Rasa nyeri di pipi
6. Sendi yang berisi cairan synovial terletak diantara caput mandibular dengan fossa
mandibular

SKEMA

SASBEL
1) Mengetahui struktur normal TMJ
2) Mengetahui kelainan TMJ
3) Mengetahui proses buka tutup mulut (oleh otot,sendi,dan inervasi)
4) Mengetahui gerakan pada TMJ
BELAJAR MANDIRI
1) Struktur normal temporomandibular joint
1. Prosesus kondiloideus dari tulang mandibula. Merupakan tulang yang berbentuk oval
memanjang pada arah mediolateral dan bagian anteroposterior lebih konveks daripada
mediolateral. Permukaan atas kondilus yang berbentuk konveks dilapisi oleh lapisan
fibrokartilago yang tebal yang berlanjut menjadi lapisan tipis jaringan fibrous yang lebih
datar pada bagian posterior.
2. Diskus articularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa glenoidalis.
Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak dapat menahan sinar x
sahingga gambarannya radiolusen. Diskus tidak hanya bergerak memisahkan tulang keras
tetapi juga menyerap dan melindungi dari getaran dan tekanan yang dihantarkan melalui
sendi. Persendian ini terdiri dari dua persendian yaitu persendian antara kondilus mandibula
dengan diskus artikularis dan persendian yang lainnya adalah persendian antara diskus
artikularis dengan fossa artikularis yang berada pada tulang temporal.
3. Fossa Glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang temporal. Bagian anterior
berhubungan dengan eminensia artikularis, merupakan artikulasi dari fossa glenoidalis.
Bagian posterior dari fossa glenoidalis merupakan dataran tympani dari tulang temporal.
4. Eminensia artikularis Eminensia artikularis merupakan bagian transversal dari arkus
zigomatikus dan merupakan dinding anterior dari fossa glenoidalis. Bentuk dari eminensia
artikularis tampak seperti sadel, bila dilihat dari samping berbentuk konkaf. Komposisi
eminensia artikularis terdiri atas lapisan tebal tulang padat yang dilapisi oleh jaringan
fibrous.
5. Kapsul sendi. Kapsul sendi menutupi discuss articularis. Kapsul ini pada bagian
atasmenempel pada rim fossa glenoidalis dan eminensia articularis. Pada bagian bawah
menempel pada kondilus. Pada bagian posterior menempel pada zona bilaminer. Disebelah
anterior, kapsul berhubungan dengan insersi otot pterygoideus lateralis. Disebelah medial,
kapsul sendi tipis dan disebelahlateral lebih tebal dan diperkuat oleh ligament
temporomandibula.
6. Ligamen-ligamen sendi
Ligament merupakan jaringan ikat fibrous avaskuler yang kuat. Ada tigaligament yang berkaitan
dengan TMJ, yaitu ligament temporomandibula,ligament sphenomandibula dan ligament
stylomandibula.
7. Membran synovial
Membran synovial adalah membrane sekretori khusus yang menyediakannutrient, pelumasan dan
pembersihan untuk permukaan sendi sertamenanggung beban. Permukaan articular dari
sendi dilumasi dan mendapatmakanan dari cairan synovial yang dikeluarkan ke
kompartemen sendi olehmembrane synovial. Cairan synovial disekresikan dengan jumlah
yang cukupuntu bekerja sebagai pelumas. Cairan itu juga membersihkan potongan –
potongan yang sudah rusak dan sel – sel katabolis keluar dari permukaan sendi.

2) Secara radio-patologis, terdapat beberapa kondisi pada hasil radiografi panoramik yang
dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya TMD. Kondisi tersebut adalah:
1. Asimetri Mandibula​, apabila tingkat asimetri dari mandibula kiri dan kanan pada sebuah
radiograf panoramik melebihi angka 6 %, hal ini menunjukkan adanya asimetri yang nyata
pada daerah fasial. Pengukuran dapat dilakukan secara sederhana dengan menarik garis
vertikal mulai dari puncak kondilus sampai dengan titik sudut angulus mandibula kiri dan
kanan. Kemudian selisih keduanya dihitung secara prosentase, apabila kurang dari 6%
kemungkinan asimetri ini terjadi karena elongasi atau tidak tepatnya posisi kepala pasien
pada saat pemotretan. Sedangkan selisih yang besar menunjukkan adanya asimetri yang
nyata pada tinggi kepala kondilus, dan perlu dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan data
pendukung lainnya sehingga dapat diketahui tingkat abnormalitas yang terjadi.

Gambar 6.​ Klasifikasi Bentuk Kepala Kondilus

2. Perubahan Bentuk Kepala Kondilus, ​dalam arah sagital bentuk kepala kondilus dapat
diklasifikasikan ke dalam empat jenis : (a) adalah bentuk yang normal didasarkan pada
bentuk tulang kortikal pada kepala kondilus tampak halus dan bersih. (b) tampak terjadinya
flattening​, sehingga kepala kondilus tampak menyudut dan tidak lagi berbetuk cembung. (c)
tampak terjadinya erosi yang ditandai tergerusnya sebagian daerah kepala kondilus disertai
penurunan densitas pada daerah tersebut. (d) adalah bentuk ​osteophyte,​ yaitu tampak adanya
pertumbuhan atau penonjolan di bagian anterior dan atau superior dari permukaan kepala
kondilus. Perubahan bentuk yang terjadi ini menunjukkan terjadinya tekanan berlebih di area
tertentu dari kepala kondilus pada saat gerakkan fungsional, sehingga apabila terjadi dalam
jangka waktu yang lama dapat berdampak pada perubahan bentuk kepala kondilus.
3. Asimetri Posisi Kondilus. Berdasarkan penilaian tingkat akurasi yang rendah, radiograf
panoramik tidak diindikasikan sebagai bahan referensi untuk menganalisa posisi kondilus.
Walaupun demikian, gambaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding
untuk melihat posisi kondilus pada kedua sisi.

Gambar 7.​ Eminensia Artikularis pada Radiografi Panoramik

4. Perubahan Bentuk Eminensia Artikularis​, tekanan yang berlebihan pada pergerakan


sendi temporomandibula dapat menyebabkan keausan pada daerah eminensia artikularis.
Melalui radiograf panoramik, kondisi ​flattening​ pada eminensia akan tampak jelas.
5. Perubahan Bentuk Processus Styloideus, ​sangat berkaitan dengan pergerakan otot-otot
mastikasi. Bentuk processus yang membesar dan memanjang. Selain itu perbedaan yang
terjadi pada kedua sisi dapat membantu menunjukkan tingkat keparahan yang terjadi di
antara kedua sendi.

3) Proses membuka dan menutup mulut


● Proses membuka

Penggerak utamanya adalah : M.Pterygoideus lateralis


M.Pterigoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia
articularis. Pada saat bersamaan,serabut posterior M.Temporalis harus relaks dan keadaan
ini diikuti dengan relaksasi M.Maseter,serabut anterior M.Temporalis, dan M.Pterigoideus
medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula
berotasi di sekitar sumbu horizontal sehingga processus condilaris akan bergerak ke depan
sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi , keadaan ini
dibantu dengan gerak membuka yang kuat oleh M.Digastricus,M.Geniohyoideus , dan
M.Mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os.hyoid

● Proses menutup
Penggerak utamanya adalah : M.Maseter, M.Temporalis, M.Pterigoideus Medialis
Rahang dapat menutup pada berbagai posisi. Mulai dari menutup pada posisi protusi penuh
sampai menutup pada keadaan processus condilaris berada pada posisi paling posterior
dalam fossa mandibula . Pada posisi protusi memerlukan kontraksi M.Pterigoideus Lateralis
yang dibantu M.Pterigoideus Medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan
eminentia articularis . Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M.Temporalis akan
bekerja sama dengan M.Maseter untuk mengembalikan processus condilaris ke dalam fossa
mandibula. Sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi normal.
Persarafan yang meregulasi pergerakan TMJ adalah n. Trigeminus.
4) Pergerakan pada TMJ

1. Menarik ke atas / menutup mulut oleh m.masseter, m.pterygoideus medialis, dan m.


Temporalis (serabut vertikal)
2. Menekan kebawah / membuka mulut oleh gaya berat m.mylohyoideus, m.digastrikus
venter anterior, dan m.pterygoideus lateralis (ketika otot ini menarik kepala mandibula
diatas dataran menurun tuberkulum artikularis)
3. Proyeksi ke anterior oleh m.pterygoideus lateralis (serabut pterygoideus dapat juga
membantu karena otot ini mempunya arah antero – superior)
4. Gerakan posterior oleh m.temporalis (serabut horizontal)

Gerakan utama pada TMJ:


- Gerak rotasi
Gerakan berputar pada sumbunya yang terjadi antara permukaan superior condylus dengan
inferior diskus interkalatus. Berdasarkan porosnya dibagi atas:
a. Horizontal
b. Frontal/vertical
c. Sagittal
- Gerak meluncur/translasi
Terjadi antara diskus dan eminensia artikular dari tulang temporal pada kavitasitas synoatrial
atas, dengan diskus disertai gerakan kondilus ke depan atau ke belakang. Gerakan ini
menghasilkan protrusi dan retrusi mandibula.

DAFTAR PUSTAKA
1. Suhartini. 2011. Kelainan pada temporomandibular joint. ​Jurnal Stomatognatic.​ 8 (2) :
78-85.
2. Gazali M, Alwin K. Dislokasi Mandibular Ke Arah Anterior. Jurnal kedokteran gigi edisi
khusus KOMIT KG.2004;120-123.
3. Suryanto R. Perbedaan letak kondilus sendi temporomandibular pada kasus disfungsi
dengan gejala dan tanpa gejala keletuk sendi dilihat secara radiografik. ​Majalah Ilmu
Kedokteran Gigi Usakti​ 1993; edisi khusus Forum Ilmiah IV,Vol 2.
PENGESAHAN

Damayanti Diah Rakhmadhini Shafira Ardhiyanti


(22010218130035) (22010218130036)

Alfia Zakia Zahra ( Adnan Nurpratama Luniardaya


22010218130037) (22010218130038)

Rahmania Siwi Perwitasari ( Kurniawan Dwi Putra (


22010218130039) 22010218130040)

Bernadetta Sicilia Dipa Simamora Aditya Dewi Larasati


(22010218130041) (22010218130042)

Indra Setyawati Muhammad Nuruddin Hidayatullah


(22010218130043) (22010218130044)

Anda mungkin juga menyukai