3
SKENARIO 3
Dosen Pembimbing :
drg. Avina Anin Nasia, M.Sc
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Shafira Ardiyanti 22010218130036
2. Alfia Zakia Zahra 22010218130037
3. Kurniawan Dwi Putra 22010218130040
4. Bernadetta Sicilia 22010218130041
5. Aditya Dewi Larasati 22010218130042
6. Indra Setyawati 22010218130043
7. Muhammad Nuruddin Hidayatullah 22010218130044
8. Yasmine El Gharib 22010218130046
9. Fauziah Rahmadini 22010218130047
10. Gempita Sekar Permata 22010218130048
11. Putri Rizka Ayu Octavianingrum 22010218130049
Seorang wanita berusia 25 tahun datang kembali ke klinik setelah giginya dicabut satu
jam yang lalu. Pasien tersebut mengeluh saat ingin menutup mata, kelopak mata tidak bisa
menutup. Kurang lebih satu jam sebelumnya, pasien dilakukan anestesi blok mandibula sebelah
kanan dan ekstraksi gigi molar 1 kanan rahang bawah.
A. TERMINOLOGI
1. Kelopak mata : Lipatan kulit lunak yang menutupi dan melindungi mata.
2. Anestesi blok mandibula : Disebut juga inferior alveolar nervus blok, prosedur ini
melibatkan insersi jarum didekat foramen mandibula untuk mendeposit larutan anestesi
lokal didekat saraf sebelum memasuki foramen, yaitu daerah dimana terdapat vena dan
arteri alveolar inferior. Sering digunakan oleh dokter gigi untuk pencabutan gigi
posterior dan untuk pencabutan lebih dari satu gigi di regio mandibula serta daerah yang
di anestesi cukup luas.
3. Ekstraksi gigi : Suatu proses pengeluaran gigi dari proc. alveolaris dimana gigi tersebut
sudah tidak dapat dilakukan perawatan, juga melibatkan jaringan keras dan lunak rongga
mulut. Pencabutan bersifat irreversible dan terkadang melibatkan komplikasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah diagnosis berdasarkan kasus tersebut?
2. Pada anestesi blok mandibula, saraf apa saja yang teranestesi?
3. Apa saja indikasi pencabutan gigi?
4. Apa indikasi dan kontraindikasi dari penggunaan anestesi blok mandibula?
5. Apakah pencegahan yang dapat dilakukan?
6. Apa saja yang perlu diperhatikan saat ekstraksi gigi?
7. Apakah anestesi blok mandibula dapat mempengaruhi kelopak mata pasien (tidak bisa
menutup)?
8. Bagaimana cara penanganan kasus tersebut?
9. Apakah kasus tersebut berbahaya?
C. HIPOTESIS
1. Apakah diagnosis berdasarkan kasus tersebut?
Merupakan salah satu komplikasi dari anestesi blok mandibula yang disebut fasial nervus
anesthesia akibat dari deposisi larutan anestetikum ke kelenjar parotis. Gejala klinis yaitu
kesulitan menutup kelopak mata bagian bawah dan bibir yang melorot akibat anestesi.
Diagnosis = Bell’s Palsy
2. Pada anestesi blok mandibula, saraf apa saja yang teranestesi?
N. alveoraris inferior VIII
N. Mentalis
N. Lingualis
N.. Insisivus
3. Apa saja indikasi pencabutan gigi?
Gigi mengalami pulpitis
Gigi dengan karies luas
Penyakit periodontal parah
Gigi malposisi / over erupsi
Gigi supernumerary
Keperluan perawatan orto
4. Apa indikasi dan kontraindikasi dari penggunaan anestesi blok mandibula?
Indikasi
o Untuk pembedahan yang mengakibatkan nyeri, cth : pencabutan gigi,
gingivektomi, bedah periodontal
o Saat akan insisi abses
o Perawatan terhadap lebih dari satu gigi di mandibula dalam satu regio
o Apabila anestesi jaringan lunak bukal / anterior foramen mental
dibutuhkan
Kontraindikasi
o Adanya infeksi akut pada daerah yang akan di anestesi
o Pasien tidak kooperatif
o Pasien yang alergi bahan anestesi lokal
o Pasien yang suka menggigit bibir/lidah (anak kecil)
5. Apakah pencegahan yang dapat dilakukan?
Makan makanan bergizi seperti buah dan sayuran, olah raga rutin, istirahat cukup,
menghindari terkena angin terus menerus/dingin pada salah satu sisi wajah. Melakukan
prosedur anestesi sesuai standar, seperti aspirasi, injeksi, insisi perlahan, dan pemantauan
setelah tindakan untuk meminimalisir efek samping yang dapat timbul. Penting juga
edukasi pasca pembedahan minor dan ekstraksi dengan anestesi lokal agar segera
menghubungi dokter jika terjadi komplikasi.
6. Apa saja yang perlu diperhatikan saat ekstraksi gigi?
Anestesi
Elevasi mukogingival flap
Bagian tulang yang terlibat
Kontrol pendarahan
Alveoplasi jika dibutuhkan
Penutupan soket alveolar dan penjahitan flap
7. Apakah anestesi blok mandibula dapat mempengaruhi kelopak mata pasien (tidak
bisa menutup)?
Anestesi blok mandibula dapat mempengaruhi nervus fasialis dan dapat terjadi paralisis.
Injeksi yang terlalu kebelakang/posterior akan memasuki kapsul glandula parotis
sehingga mengenai cabang nervus fasialis (nervus trigeminus tidak teranestesi).
Facial nerve palsy-> terdapat varian anatomi saraf wajah yang terletak diruang retro
mandibular.
8. Bagaimana cara penanganan kasus tersebut?
Segera melakukan pemeriksaan keparahan sesuai gradenya.
Memberikan perawatan medikasi seperti kortikosteroid dan antiviral
Pengobatan fisioterapi (perawatan mata)
Pasien dapat di tenangkan dan diberi penjelasan mengenai komplikasi yang
diderita bahwa fungsi normal wajah akan kembali segera setelah agen anestesi
lokal hilang
Penanganan alternatif = rujukan neurologis
Karena bukan virus, maka tidak diperlukan medikasi, cukup diedukasi bahwa
fungsi wajah akan kembali normal dalam beberapa waktu
Mata dilindungi bantalan pelindung atau penutup mata
Pasien disarankan melatih otot wajah (membuka tutup mata, tersenyum dan
ekspresi lain)
9. Apakah kasus tersebut berbahaya?
Tidak berbahaya, namun harus diwaspadai karena dapat menjadi permanen.
.
D. PETA KONSEP
Anestesi blok
mandibula
E. SASARAN BELAJAR
1. Mengetahui dan menjelaskan trauma saraf neuropraxia, axonotmesis, neurotmesis,
trigeminal neuralgia, bell’s palsy, facial paralyzed.
2. Mengetahui dan menjelaskan indikasi dan prosedur micro surgery.
3. Mengetahui dan menjelaskan medikasi.
4. Mengetahui dan menjelaskan surat rujukan.
BELAJAR MANDIRI