Implementasi Desain Permukaan Dan Desain Struktur Kain Tradisional Pada Perkembangan Busana Di Iindonesia
Implementasi Desain Permukaan Dan Desain Struktur Kain Tradisional Pada Perkembangan Busana Di Iindonesia
Disusun oleh :
2G1
PRODUKSI GARMEN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Desain muka adalah desain yang dibuat diatas permukaan kain. Salah
satu jenis kain tradisional di Indonesia yang memiliki desain muka adalah kain
batik. Batik adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media
warna.
masing-masing. Semakin hari, semakin banyak motif kain batik yang ada.
Terdapat berbagai cara pembuatan motif pada kain batik seperti membatik
tulis dengan canting, membatik cap dengan canting cap dari tembaga, dan
Kain batik banyak digunakan pada kehidupan manusia. Batik tidak hanya
digunakan sebagai pakaian saja tetapi bisa digunakan untuk interior, upacara
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
sebagai berikut:
POKOK BAHASAN
2.1 PENGERTIAN
yang memiliki nilai lebih. Desain permukaan adalah desain yang dibuat
2.1.2 Batik
di Yogyakarta pada tahun 1997 adalah proses penulisan gambar atau ragam
membedakan antara batik dengan tekstil bermotif batik masih belum banyak
yang paham.
1. Kain batik asli terbuat dari serat alam (selulosa atau binatang).
6. Bentuk ragam hias pada sehelai kain batik tidak ada kesamaan yang
7. Kain batik hampir tidak ada yang dikemas dalam bentuk gulungan.
Kain batik dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu kain batik
tradiisional, kain batik modern dan batik lukisan. Pembuatan kain batik
dilakukan dalam 2 macam cara, yaitu batik tulis dan batik cap. Kain batik
ragam hias pada kain batik merupakan warisan turun-temurun karena itu
tertentu dari kain dengan menggunakan sejenis lilin yang disebut malam,
sebelum kain tersebut diberi zat warna (dicelup). Setelah dicelup, malam
tersebut sibuang, sehingga bagian yang tadinya tertutup oleh lilin tetap
1. Persiapan kain
menurut panjang kain yang akan dibuat. Kemudia kain dijahit ujung-
tampak tebal dan berat. Kanji tersebut dianggap tidak baik untuk kain
kanji ringan. Kain harus direndam kemudian dicuci dan di ”ketel” atau di
dingin.
Menganji
Kain yang akan dibatik perlu dikanji agar lilin batik tidak meresap
kedalam kain dan kelak lilin ini mudah dihilangkan. Tetapi kanji tersebut
Ngemlpong
seperti setrika panas, maka kanji pada mori mudah dihilangkan dengan
batik.
2. Pembuatan batik
Kain yang sudah dikerjakan persiapan, bila akan dibatik, dipola lebih
dahulu, kemudian baru masuk pada pembuatan batik tulis. Intuk dicap,
mori dapat terus dikerjakan, tidak perlu dipola. Macam-macam
Peletakan lilin yang pertama dan lilin ini merupakan kerangka dari
yang lebih kuat. Pada tempat yang tertutup ini, nantinya tetap putih.
4. Cap jeblok
yang berbakat seni dan dikenal dengan nama batik “gaya baru”,
Cara lain untuk membuat kain tidak diwarnai pada tempat tertentu
1. Medel
Memberi warna biru tua pada kain setelah kain dicap klowong dan
dicap tembok atau selesai ditulis. Untuk kain sogan kerokan, medel
secara celupan.
Untuk batik berwarna, batik tidak diwedel tetapi diberi warna yang
lain seperti hijau, violet, merah, kuning dan lainya. Zat warna yang
3. Menggadung
Menyiram kain batik dengan larutan zat warna. Cara pewarnaan ini
Memberi warna pada kain batik setempat dengan larutan zat warna
5. Menyoga
lilin itu dengan alat semacam pisau, pekerjaan ini disebut “ngerok” atau
“ngerik”.
Maksud membuat pecah lilin batik agar lilin pecah dengan teratur pada
sehingga pada kain batik nanti terjadi gambaran dari garis bekas
pecagan lilin.
2.2 PERKEMBANGAN
Oleh karena kain batik dapat rusak sehingga tidak mungkin terdapat
menganalisa motif batik (design batik) pada zaman dahulu, dipakai analogy
perbandingan melalui seni-kebudayaan yang lain, hal ini sesuai pula dengan
teori Dr.J. Brandes, yang menyatakan: Batik berasal dari zaman yang sama
yaitu gamelan dan wayang, seni sastra, seni candid dan patung, mulai
Terdapat sebagai motif pakaian pada patung Siwa (dari emas) terdapat
Borobudur (kompleks Candi Borobudur abad 9). Motif ini sebagai dasar
Bima. Barang ini dari zaman Perunggu. Isen motif berupa cecek-sawut
Bentuk dasar dari motif liris atau Lereng, yang lebih bervariasi,
10.
Pemakaian titik-titik dalam motif
dengan isen.
b. Pada patung Parwati dari jawa, digambarkan kawung sederhana
bentuk kecil.
c. Pada patung siwa dan singasari (abad 13), terdapat motif kawung
motif ceplok.
d. Pada patung budha Mahadewa dari Tumpang dan Bhrkuti dari
dengan isen, sehingga sepintas lalu motif ini seperti motif ceplok.
Motif-motif yang dianggap sebagai motif dasar dari pada motif Ceplok
berselang-seling.
d. Pada patung Pradjnyaparamita, dari Malang, (± 1350 AD), berupa
a. Pada patung Ganesa dar Singasari (abad 13). Pada otif ini diisi
stilirisasi.
Jadi antara abad 9-16, telah kita dapatkan motif-motif Lereng, Ceplok,
Kawung, Sidomukti dan Semen, serta pemakaian isen cecek-sawut dan titik-
titik.
Mula-mula dipakai hanya sejenis lilin dari sebangsa tawon atau lacing,
minyak dari tumbuhan atau dari hewan, dan kemudian dicampur dengan
paraffin.
Gondorukem.
Parafin.
Micro-wax.
Mata-kucing. (damar)
Lilin Lonceng.
Minyak Kelapa.
Lilin Bekas.
memakai unsur lilin tertentu, tergantung dari sifat lilin batik yang dikehendaki.
Kiranya diantara batik didunia, tidak ada yang mempunyai ramuan lilin batik
sempurna dan unik seperti lilin batik Indonesia, sebagai bahan resist-dyed,
atau wax-resist-dyed. Ditinjau dari alat yang dipakai untuk membuat lukisan
lilin pada kain, pertama (tahun kapan?) dipakai canting tulis dari tembaga
sebagai alat untuk menuliskan lilin pada kain. Pekerjaan menulis dengan lilin
ini disebut: membatik, mbathik, nyerat. Pada tahun 1815, dibuat stampel dari
tembaga untuk membuat lukisan lilin pada kain secara dicapkan. Alat ini
disebut Cap, mengerjakan disebut mancap dan batik yang dihasilkan disebut
batik cap.Batik tulis dan cap berkembang berdampingan sampai pada saat
ini.
Pada tahun 1902, orang pernah mencoba membuat stempel dari kayu,
Sumatra, sekitar bukit-Tinggi cara ini masih dikerjakan. Pada tahun 1966
panting dan batik tulis. Alat utuk penting lilin adalah kuwas atau sendok. Batik
yang dibuat secara printing ini telah berkembang pada tahun 1967, terkenal
dengan nama Batik Modern, batik Gaya Bebas, batik Painting atau batik
bukan tradisional.
Pada tahun 1970 telah dicoba canting tulis yang dipanaskan dengan
listrik, namun alat ini sampaii saat ini belum berkembang pemakaiannya.
2.3 PEMANFAATAN
Pada zaman dahulu, batik tidak menjadi tren seperti saat ini, terutama
sebagai bawahan atau rok. Saat itu anak muda sangat jarang menggunakan
batik. Nyatanya, batik hanya digunakan pada event-event tertentu saja, pada
oleh kaum tua. Kain batik banyak digunakan untuk pakain baik atasan
dalam kertas pelapis dinding, lantai keramik, keramik dinding, kain penutup
sofa, kain gorden, karpet, list gipsum, lampu gantung. Dengan nafas batik
(mengadopsi ciri khas kebudayaan daerah tertentu), namun saat ini justru
Mengingat motif batik yang cenderung ramai dan beraneka jenis serta
warnanya. Motif batik sebaiknya digunakan pada benda atau bidang tertentu
dalam skala kecil pada ruangan, sehingga dapat ditonjolkan sebagai eye
catching ruang. Asal disesuaikan fungsi dan tema warna ruang, serta cermat
1) Mengidentifikasi ruang
KESIMPULAN
yang memiliki nilai lebih. Desain permukaan adalah desain yang dibuat diatas
contohnya kain batik. Batik adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada
media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax/malam) sebagai zat perintang
warna.
Teori Dr.J. Brandes, yang menyatakan: Batik berasal dari zaman yang
sama dengan gamelan, Wayang, Syair, barang-barang dari logam, pelayaran, ilmu
falak dan pertanian. Berdasarkan penelitian para ahli, maka seni kebudayaan
Indonesia, yaitu gamelan dan wayang, seni sastra, seni candid dan patung, mulai
berkembang sudah tinggi nilainya pada abad ke 11-14. (zaman kerajaan Jenggala-
Majapahit).
untuk wanita dan laki-laki di semua kalangan umur. Batik juga bisa digunakan pada
interior ruangan seperti kertas pelapis dinding, lantai keramik, keramik dinding,
kain penutup sofa, kain gorden, karpet, list gipsum, lampu gantung. Semakin hari
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia
Atmadi, Tunjung SP. 2015. Kajian Aplikasi Batik Pada Desain Interior Kantor
Yuandri, Tahta Rizki. 2015. “Seni Batik, Dulu dan Sekarang”. Diperoleh 20 Mei
sekaran g_24.html