Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 ISSN CETAK.

2443-115X
ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821

POTENSI TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) SEBAGAI


SUNSCREEN DALAM SEDIAAN HAND BODY LOTION
Submitted : 3 November 2016
Edited : 18 November 2016
Accepted : 30 November 2016

Dewi Ekowati, Inaratul Rhizky Hanifah

Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi


Email: dewi.ekowati.de3@gmail.com

ABSTRACT
The over exposure sunlightis on the skin provides of damage. Skin damage caused the
over exposure sunlightis can occur in the short term such as erythema or long term such as
premature skin aging and even skin cancer. One way that can be done to minimize the amount
of UV that penetrated into the skin is to use sunscreen. Corn cob contain the chemical
compounds of phenolic, which suspected to have the protection activity toward the UV B rays.
The study aims to make preparations hand body lotion that meet good physical quality of the
corn cob extract as a sunscreen. Hand made three body lotion formula with extract
concentrations of corn cob 10% FI, FII FIII 15% and 20%. Testing the physical properties of
the test hand body lotion include viscosity, dispersive power and pH. The effectiveness of a
sunscreen is based on a determination of the value of the Sun Protection Factor (SPF) in vitro.
The third formula has a good physical quality lotion that viscosity 50-1000 dPas, the scatter 5-7
cm, pH 4.5 -7. The effectiveness of sunscreen based on the value of the Sun Protection Factor
(SPF), the effectiveness FIII in the category of extra protection is 7.23. SPF value FI FII 5.13
and 5.67 so that FI and FII into the category of moderate protection.

Keywords : corn cob lotion, stability of cream, Sunscreen

PENDAHULUAN berawan. Bahwa dalam jumlah kecil, radiasi


Matahari sebagai sumber cahaya UV-B bermanfaat untuk sesis vitamin D
alami memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh, tetapi paparan berlebihan sinar
bagi kehidupan, tetapi selain mempunyai ini dapat menyebabkan kulit
manfaat sinar matahari juga dapat membawa kemerahan/terbakar dan efek berbahaya
dampak yang tidak baik pada kulit terutama sintesis radikal bebas yang memicu eritema
jika jumlah paparannya berlebihan. dan katarak. Sinar UV-B juga dapat
Kerusakan kulit akibat paparan sinar menyebabkan kerusakan fotokimia pada
matahari yang berlebihan ada yang dapat DNA sel sehingga memicu pertumbuhan
segera terlihat efeknya, ada juga yag kanker kulit.
efeknya baru muncul setalah jangka waktu Jagung merupakan tanaman yang
yang lama seperti pengerutan kulit, penuaan sudah sangat familier di Indonesia dan sudah
dini dan kanker(1). banyak dimanfaatkan bijinya untuk olahan
Kehidupan manusia tidak pernah makanan. Tongkol jagung merupakan
terlepas dari radiasi ultraviolet (UV), simpanan makanan untuk pertumbuhan biji
terutama UV A dan UV B. UV selalu ada jagung selama melekat pada tongkol, maka
meskipun matahari tidak bersinar atau cuaca dari itu tongkol jagung diduga memiliki

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 198


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

senyawa-senyawa aktif yang dapat Alat


berpotensi untuk dikembangkan. Telah Alat yang digunakan dalam penelitian
diteliti sebelumnya tentang jagung, oleh ini adalah : almari pengering, mesin
Hossain et al. (2006) dengan pembuat serbuk, neraca elektrik (Mettler
mengidentifikasi senyawa antioksidan toledo, Japan) , spektrofotometer UV-VIS
flavonolglikosida dan kuersetin dari biji (Spectronic®20 GenesysTM, Japan),
jagung(2), dan mengenai antioksidan asap Moisture Balance (Ohaus MB23, Germany),
cair yang dibuat dari bahan dasar tongkol viscotester Rion-Japan VT 04, alat uji daya
jagung. Lumempouwa dkk (2007) telah sebar dan alat-alat gelas.
melakukan pengujian aktivitas tongkol
sebagai anti-UV B(3). Berdasarkan penelitian Prosedur
tersebut maka tongkol jagung dapat Determinasi
dikembangkan sebagai sunscreen dalam Tahap pertama penelitian adalah
sediaan hand body lotion. menetapkan kebenaran jagung yaitu dengan
Sunscreen adalah salah satu sediaan mencocokkan ciri-ciri makroskopik dan ciri-
kosmetik yang dapat digunakan untuk ciri morfologi jagung dengan acuan buku
membantu mekanisme pertahanan tubuh dari Flora. Determinasi dilakukan di
radiasi sinar UV. Fungsinya didasarkan pada Laboratorium Program Studi Biologi,
kemampuan sunscreen untuk menyerap atau Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
memantulkan sinar matahari(4). Sekarang ini Alam, Universitas Sebelas Maret.
produk sunscreen yang beredar dipasaran
masih banyak yang mengandung bahan aktif Pengeringan dan pembuatan serbuk
berupa senyawa sintetik. Bahan alam lebih Jagung diambil bijinya kemudian
menguntungkan karena memiliki toleransi tongkol yang dihasilkan dipotong-potong
yang baik pada kulit, sehingga tidak kecil-kecil, lalu dikeringkan dengan oven
menimbulkan iritasi berat pada kulit yang pada suhu 45oC, setelah kering kemudian
sensitif. Oleh karena itu, bahan alam dapat dibuat serbuk dan diayak dengan ayakan no
digunakan sebagai alternatif dalam 40.
(5)
pembuatan .
Penelitian yang dilakukan adalah Penetapan kadar air dalam serbuk
pembuatan hand body lotion ekstrak tongkol Penetapan kadar air serbuk
jagung dengan uji mutu fisik dan pengujuan menggunakan alat moisture balance.
aktivitas sebagai sunscren berdasarkan nilai Sebanyak 2 g sampel serbuk tongkol jagung
Sun Factor Protection (SPF). dimasukkan ke dalam alat moisture balance,
ditunggu sampai alat menunjukkan hasil
METODE PENELITIAN kadar air dalam satuan persen.
Bahan
Bahan sampel :tongkol jagung (Zea Ekstraksi tongkol jagung
Mays L.), yang mempunyai ciri-ciri tongkol Ekstraksi menggunakan metode
jagung yang jenis hibrida, tidak terserang maserasi. Sampel serbuk tongkol jagung
hama dan masih segar. Bahan kimia : adalah yang telah dikeringkan ditimbang dan
etanol 96% sebagai penyari, metanol pa, dimasukkan ke dalam maserator kemudian
aquades. Bahan lotion :Setil alkohol, asam ditambah etanol 96% dan dibiarkan selama 5
stearat, trietanolamin, metil paraben, propil hari dengan sesekali dilakukan pengadukan.
paraben, parafin cair, gliserin. Setelah itu dilanjutkan penyaringan untuk
memisahkan maserat dari ampas. Maserat

199 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

yang dihasilkan kemudian diuapkan setinggi 1-10 cm, pada penambahan HCl
pelarutnya sehingga diperoleh ekstrak kental 2N buih tidak hilang(6).
etanol.
Identifikasi kandungan senyawa dalam
ekstrak tongkol jagung secara KLT.
Identifikasi kandungan senyawa dalam
Identifikasi kandungan kimia ekstrak
ekstrak tongkol jagung.
tongkol jagung secara KLT dimaksudkan
Identifikasi kandungan senyawa
untuk mengetahui kebenaran kandungan
dalam ekstrak tongkol jagung dilakukan
kimia yang terdapat dalam ekstrak kental
dengan uji tabung untuk mengetahui
tongkol jagung. Senyawa yang diidentifikasi
kandungan kimia yang terdapat dalam
yaitu flavonoid, polifenol, dan saponin.
ekstrak kental tongkol jagung.

Identifikasi Flavonoid.
Identifikasi flavonoid.
Identifikasi flavonoid dengan
Sebanyak 3 mL sampel diuapkan,
menggunakan KLT dengan fase diam silika
dicuci dengan heksana sampai jernih. Residu
gel GF254 dan fase geraknya menggunakan n-
dilarutkan dalam 20 mL etanol kemudian
butanol : asam asetat : air (4:5:1). Setelah
disaring. Filtrat dibagi 3 bagian A, B, dan C.
penotolan dan dielusi, plat/lempeng KLT
Filtrat A sebagai blangko, filtrat B
dideteksi dibawah UV 366 nm yang
ditambahkan 0,5 mL HCl pekat kemudian
berfluoresens biru/kuning/hijau. Selanjutnya
dipanaskan pada penangas air, jika terjadi
disemprot dengan pereaksi semprot uap
perubahan warna merah tua sampai ungu
amoniak dan sitroborat(7).
menunjukkan hasil yang positif (metode
Bate Smith-Metchalf). Filtrat C ditambahkan
0,5 mL HCl dan logam Mg kemudian Identifikasi Polifenol.
Polifenol dipisahkan dari senyawa
diamati perubahan warna yang terjadi
kimia lain menggunakan KLT dengan fase
(metode Wilstater). Warna merah sampai
diam silika gel GF254 dan fase gerak etil
jingga menunjukkan adanya senyawa flavon,
asetat:asam formiat:kloroform (9:0,5:0,5).
warna merah tua menunjukkan adanya
Pereaksi semprot yang digunakan untuk
senyawa flavonol atau flavonon, warna hijau
identifikasi lebih lanjut yaitu larutan FeCl 3
sampai biru menunjukkan adanya senyawa
yang akan menimbulkan warna hitam(7).
aglikon atau glikosida.

Identifikasi Saponin.
Identifikasi polifenol.
Saponin dipisahkan dari senyawa
Uji polifenol diperoleh hasil positif
kimia lain menggunakan KLT dengan fase
dengan penambahan pereaksi FeCl3
diam silika gel GF254 dan fase gerak
terbentuk warna larutan biru tua, biru
kloroform:metanol: air (64: 50 :10), setelah
kehitaman atau hitam kehijauan.
penotolan dan dielusi, plat/lempeng KLT
dideteksi dibawah UV 254 nm menimbulkan
Identifikasi saponin.
bercak warna biru(8).
Identifikasi saponin dilakukan dengan
memasukkan ekstrak uji ke dalam tabung
reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, Pembuatan sediaan hand body lotion
dinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat ekstrak tongkol jagung
selama 10 detik. Terbentuk buih yang Formula sediaan hand body lotion ekstrak
mantap selama tidak kurang dari 10 menit tongkol jagung ditunjukkan pada tabel 1.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 200


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

Tabel 1. Formula hand body lotion ekstrak tongkol jagung

Bahan Jumlah (%)


F1 F2 F3
Ekstrak tongkol jagung 10 15 20
Setil Alkohol 0,5 0,5 0,5
Asam Stearat 2,5 2,5 2,5
Gliserin 5 5 5
TEA 1 1 1
Parafin Cair 7 7 7
Propil Paraben 0,05 0,05 0,05
Metil Paraben 0,1 0,1 0,1
Aqua ad 100 100 100

Pembuatan hand body lotion ekstrak Uji viskositas


tongkol jagung, fase minyak, asam stearat, Pengukuran viskositas menggunakan
setil alkohol, parafin cair, metil paraben Viscotester Rion seri VT 04, krim
dilelehkan diatas Waterbath. Fase air, dimasukan dalam wadah dan dipasang pada
trietanolamin dan gliserin ditambahkan ke portable viscotester. Viskositas krim
dalam campuran tersebut kemudian diaduk diketahui dengan mengamati gerakan jarum
hingga merata kemudian 2/3 bagian akuades penunjuk viskositas.
dimasukan ke dalam campuran tersebut
diaduk sampai terbentuk massa krim. Uji daya sebar
Ekstrak tongkol jagung ditambahkan ke Krim seberat 1 g diletakkan ditengah kaca
dalam campuran tersebut sambil diaduk. bulat berskala. Di atas krim diletakkan kaca
bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca
Pengujian Sifat Fisik hand body lotion bulat dan pemberat 150 g, didiamkan 1
Uji sifat fisik hand body lotion meliputi uji menit, kemudian di catat diameter
tipe lotion, daya sebar, viskositas, dan pH. penyebarannya.

Uji Tipe Lotion Pengujian Aktivitas Sunscreen dengan


Beberapa tetes metilen biru dicampur nilai SPF
kedalam formula krim. Jika seluruh krim Pembuatan larutan stock ekstrak tongkol
berwarna seragam, maka krim yang teruji jagung
memiliki jenis M/A, oleh karena air adalah Ekstrak tongkol jagung 10 mg dilarutkan
fase luar(9). dengan Metanol pa hingga 10,0 mL.
Larutan tersebut diencerkan sehingga
Uji pH didapatkan konsentrasi 100 ppm dan 10
Pengujian pH pada krim dilakukan ppm.
menggunakan pH meter yang telah
dikalibrasi dengan buffer equimolar pH 7 Penentuan nilai SPF ekstrak tongkol
dan buffer kalium hidroksi ftalat pH 4. jagung
Elektroda dicelupkan ke dalam sediaan yang Ekstrak tongkol jagung dengan konsentrasi
telah diencerkan dengan aquades, (1 bagian 10 ppm, 100 ppm dan 1000 ppm diukur
krim diencerkan dengan 9 bagian akuades), absorbansinya (A) tiap 5 nm pada rentang
diamati pH yang dihasilkan. panjang gelombang dari 290 nm sampai

201 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

panjang gelombang di atas 320 nm yang 0,050; panjang gelombang 1 (λ1) adalah
memiliki nilai absorbansi minimal 0,05. panjang gelombang terkecil (290 nm) (10).
Replikasi masing-masing dilakukan tiga
kali. HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Penentuan nilai SPF hand body lotion Tahap pertama dari penelitian ini
ekstrak tongkol jagung adalah menetapkan kebenaran tanaman
Sampel lotion dengan seri konsentrasi berkaitan dengan ciri-ciri morfologis yang
ekstrak tongkol jagung yang berbeda ada pada tanaman jagung tersebut.
dilarutkan dalam metanol pa diukur Determinasi dilakukan di Laboratorium
absorbansinya (A) tiap 5 nm pada rentang Program Studi Biologi, Fakultas Matematika
panjang gelombang dari 290 nm sampai dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
panjang gelombang di atas 320 nm yang Sebelas Maret. Hasil determinasi adalah
memiliki nilai absorbansi minimal sebagai berikut:
0,05.Replikasi masing-masing dilakukan
tiga kali. 1b– 2b– 3b– 4b– 12b- 13b- 14b- 17b- 18b-
Nilai SPF dihitung luas daerah di 19b- 20b- 21b- 22b- 23b- 24b- 25b- 26b-
bawah kurva (AUC) antara dua panjang 27b- 799b- 800b- 801b -802b- 803b- 804b-
gelombang yang berurutan menggunakan 805b- 806b- 807a- 808a----------------238.
rumus : Poaceae (Gramineae)
A( p  a )  A( p ) 1b- 10b- 11b- 12b- 13b- 19a- 20a- 21a- 22a-
AUC pp  A  ( ( p )   ( p  a ))
---------------------------------------------116.
2
Zea
Ap : absorbansi pada panjang 1----------------------------------------------------
gelombang yang lebih tinggi ---------------------------------------Zea mays
diantara dua panjang gelombang. L.,
A(p-a) : absorbansi pada panjang
gelombang yang lebih rendah
diantara dua panjang gelombang Deskripsi Tanaman
yang berurutan. Habitus : rumput, semusim, tumbuh tegak,
λp : panjang gelombang yang lebih berumpun sedikit, tingi 0,6-3 m. Akar :
tinggi diantara dua panjang serabut, putih kotor atau putih kekuningan.
gelombang berurutan Batang : bulat, tidak berkayu, agak lunak,
λ(p-a) : panjang gelombang yang lebih
rendah diantara dua panjang bercabang sedikit atau tidak bercabang,
gelombang berurutan permukaan batang muda berbulu kasar tetapi
batang tua kadang kala gundul, permukaan
batang beralur memanjang, warna hijau.
Nilai SPF dapat dihitung dengan rumus : Daun : tunggal, terletak tersebar, bertangkai
pendek, berpelepah, bentuk pita memenjang,
panjang 35-100 cm, lebar 3-12 cm, pangkal
LogSPF 
 AUC x 2 tumpul melebar, tepi rata, ujung runcing,
n  1
pertulangan daun sejajar, berambut kasar
hingga gundul, permukaan atas berwarna
Panjang gelombang n (λn) adalah hijau hingga hijau tua, permukaan bawah
panjang gelombang terbesar diantara berwarna hijau muda. Bunga : berkelamin
panjang gelombang 290 nm hingga diatas tunggal (uniseksual), berumah satu,
290 nm yang mempunyai nilai absorbansi majemuk, tersusun dalam bentuk bulir atau

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 202


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

tongkol, terletak diujung batang atau ketiak Tabel 2. Kadar air serbuk tongkol jagung
daun. Bunga jantan : terletak diujung, bunga
majemuk bentuk bulir yang rapat, panjang Replikasi Kadar Air (%b/b)
bunga majemuk 20-40 cm, tersusun oleh 1 7,0
banyak bunga, masing-masing bunga jantan 2 8,5
mempunyai 3 benangsari. Bunga betina : 3 8,5
terletak diketiak daun, bunga majemuk tipe Rata-rata 8
tongkol, terdiri atas banyak bunga,
dilindungi oleh seludang bunga yang Hasil identifikasi kandungan kimia
menyerupai daun berwarna hijau yang terdiri ekstrak tongkol jagung.
atas 8-13 seludung bunga, tangkai putik Identifikasi kandungan senyawa
sanga panjang menyerupai rambut berwarna dalam ekstrak tongkol jagung dilakukan
pirang kemerahan dengan ujung yang dengan uji tabung untuk mengetahui
bercabang dua dan pendek, bakal buah kandungan kimia yang terdapat dalam
berbentuk telur. Buah : termasuk tipe buah ekstrak kental tongkol jagung. Hasil
padi (kulit buah dan kulit biji bersatu identifikasi ditunjukkan pada tabel 3.
sehingga sulit dibedakan), panjang tongkol Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
buah masak 8-20 cm, buah berwarna putih menyatakan bahwa tongkol jagung
ketika muda dan berwarna kuning atau ungu mengandung senyawa fenolik, maka dari
ketika masak, seludang berwarna kuning hasil identifikasi kandungan kimia ekstrak
ketika masak. tongkol jagung yang menghasilkan bahwa
ekstrak tongkol jagung mengandung
Hasil Pengeringan dan Penetapan flavonoid, polifenol, dan saponin sesuai
Kadar Air Tongkol Jagung dengan hasil penelitian sebelumnya.
Tongkol jagung dikeringkan dengan
menggunakan oven, rendemen serbuk Hasil identifikasi kandungan kimia
tongkol jagung 16%. Hasil penetapan kadar ekstrak tongkol jagung secara KLT.
air dalam serbuk tongkol jagung, diperoleh Identifikasi bertujuan untuk mengetahui
kadar air sebesar 8% b/b sehingga simplisia kandungan senyawa dalam ekstrak tongkol
memenuhi persyaratan yang berlaku. Tujuan jagung. Identifikasi kandungan senyawa
pengontrolan kadar air kurang dari 10% dalam ekstrak tongkol jagung ini
adalah untuk mencegah pertumbuhan menggunakan metode Kromatografi Lapis
mikroba yang dimungkinan dapat Tipis (KLT). Hasil identifikasi ditunjukkan
menguraikan kandungan bahan organik pada tabel 4.
dalam simplisia. Data pengujian kadar air
disajikan pada Tabel 2.

203 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

Tabel 3. Hasil pemeriksaan identifikasi kandungan kimia ekstrak tongkol jagung

Senyawa Pereaksi Hasil Pustaka

Flavonoid HCl Merah tua Merah tua


Polifenol FeCl3 Hitam kehijauan Biru tua/Biru kehitaman/ Hitam
kehijauan
Saponin HCl 2N Buih tidak hilang
Buih tidak hilang(6)

Tabel 4. Hasil pemeriksaan identifikasi kandungan kimia ekstrak tongkol jagung secara KLT
Pereaksi
Senyawa Fase diam Fase gerak Pembanding Hasil Nilai Rf
semprot
Sampel =
n-butanol:asam Uap Rutin Positif
Flavonoid Silica gel 0,7
asetat:air (4:5:1) amoniak
GF 254 Pembanding
= 0,7
Sampel
Polifenol Etil asetat:asam FeCl3 Asam galat Positif
Silica gel =0,74
formiat:kloroform
GF 254 Pembanding
(9:0,5:0,5)
=0,96
Saponin Silica gel Kloroform :metanol: - - Positif
Sampel =
GF 254 air (64: 50: 10)
0,6

Hasil Penentuan Nilai SPF Ekstrak dengan 0,001% atau 0,01g/L. Sampel diukur
Tongkol Jagung absorbansinya (A) tiap 5 nm pada rentang
Sun Factor Protection (SPF) diartikan panjang gelombang dari 290 nm sampai
sebagai jumlah energi UV yang dibutuhkan panjang gelombang di atas 320 nm yang
untuk meminimalkan MED (Minimal memiliki nilai absorbansi minimal 0,05.
Erytemal Dose) pada kulit yang terlindungi Data yang diperoleh dari penentuan nilai
produk atau zat aktif tabir surya SPF secara in vitro ekstrak tongkol jagung
dibandingkan dengan jumlah energi yang pada berberapa konsentrasi disajikan pada
dibutuhkan untuk menimbulkan MED tanpa tabel 5.
perlindugan produk atau zat aktif tabir surya
(FDA, 2001). Sun Protection Factor (SPF) Tabel 5. Nilai SPF Ekstrak Tongkol Jagung
merupakan indikator universal yang
Ekstrak tongkol Nilai SPF±SD
menjelaskan tentang keefektifan dari suatu
jagung (ppm)
produk atau zat yang bersifat UV protektor,
10 4,51±0,07
semakin tinggi nilai SPF dari suatu produk
100 5,10±0,12
atau zat aktif tabir surya maka semakin
1000 9,77±0,39
efektif untuk melindungi kulit dari pengaruh
buruk sinar UV(11).
Bonina et al. (1996) melaporkan
Nilai SPF ekstrak tongkol jagung
bahwa pengunaan antioksidan pada sediaan
ditentukan dengan metode Petro, metode ini
tabir surya dapat menigkatkan aktivitas
mempersyaratkan untuk menghitung SPF
fotoprotektif. Pengunaan zat- zat yang
kadar sampel dalam kuvet harus ekivalen

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 204


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

bersifat antioksidan dapat mencegah Tabel 6. Hasil uji pH sediaan hand body
berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh lotion ekstrak tongkol jagung
radiasi sinar UV(12). Berdasarkan tabel 3
menunjukkan bahwa ekstrak tongkol jagung Formula pH±SD lotion ekstrak
mempunyai aktifitas sebagai sunscreen. tongkol jagung
Berdasarkan penelitian yang dilaporkan I 6,96±0,01
Lumempouw dkk (2012) ekstrak tongkol II 6,87±0,04
jagung mempunyai aktivitas sebagai anti- III 6,84±0,005
UV B(3).
keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
Uji Mutu Fisik Hand Body Lotion (15% ekstrak); III (20%
ekstrak)
Tongkol Jagung
Untuk memenuhi karakter sediaan
Viskositas Lotion
lotion yang baik dan dapat diterima
Viskositas suatu sediaan dipengaruhi
masyarakat dapat dilihat dari sifat fisik.
beberapa faktor diantaranya, faktor
Setelah dilakukan pembuatan hand body
pencampuran atau faktor pengadukan saat
lotion ekstrak tongkol jagung, dilakukan uji
proses pembauatan sediaan, pemilihan zat
sifat fisik meliputi tipe lotion, pH, viskositas
pengental dan surfaktan, proporsi fase
dan daya sebar.
terdispersi dan ukuran partikel(13). Perbedaan
viskositas akan berakibat pada perbedaan
Tipe Lotion
daya sebar sediaan krim saat digunakan.
Pengujian tipe lotion bertujuan
untuk mengetahui tipe basis lotion, karena Viskositas sediaan semisolid yang cocok
tipe lotion berpengaruh terhadap pelepasan untuk pemencetan dari tube, dan selanjutnya
bahan aktif dari basisnya. Pengujian tipe untuk memudahkan pemakaiannya adalah
lotion dengan metode warna menggunakan sekitar 50 sampai 1000 dPa.s.(14). Hasil uji
pewarna larut air yaitu methylen blue. Hasil viskositas ketiga formula hand body lotion
pengujian menunjukkan tipe lotion ketiga ekstra tongkol jagung, didapatkan data
formula adalah minyak dalam air (M/A).
seperti ditampilkan pada Tabel 7.
pH Lotion
Pengujian pH pada lotion Tabel 7. Hasil uji viskositas sediaan hand
dilakukan menggunakan pH meter yang body lotion ekstrak tongkol jagung
telah dikalibrasi. Pengujian pH bertujuan Formula Viskositas±SD (dPa.s)
untuk mengetahui kesesuaian pH lotion
I 87±2,88
dengan pH kulit, berdasarkan rentang pH
II 73±5,77
kulit yaitu antara 4,5 – 7,0 (Wasitaatmaja,
III 57±2,88
1990). pH sediaan mempunyai kaitan
dengan kenyamanan di kulit sewaktu Keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
digunakan. pH sediaan tidak boleh terlalu (15% ekstrak); III (20%
asam karena akan menyebabkan iritasi. Dari ekstrak)
hasil yang diperoleh terlihat bahwa ketiga Berdasarkan tabel 7 ketiga formula
formula sediaan lotion yang dihasilkan mempunyai viskositas 50 - 1000 dPas hal ini
mempunyai pH netral sehingga akan menunjukkan ketiga formula termasuk
memberikan rasa nyaman di kulit. Hasil uji dalam kategori sediaan semipadat yang
pH masing-masing lotion disajikan pada mudah dalam pemakaiannya. Formula I
Tabel 6. mempunyai viskositas yang paling besar

205 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

diikuti FII dan FIII. Semakin besar keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
konsentrasi ekstrak tongkol jagung pada (15% ekstrak); III (20%
formulasi, viskositas hand body lotion ekstrak)
ekstrak tongkol jagung semakin kecil.
Hasil pengujian daya sebar hand body Hasil Penentuan Nilai SPF Hand Body
lotion ekstrak tongkol jagung ketiga formula Lotion
menunjukkan daya sebar sesuai kriteria yang Nilai SPF hand body lotion ekstrak
diharapkan yaitu 5-7 cm(15). Formula FIII tongkol jagung ditentukan dengan metode
(ekstrak tongkol jagung 20%) mempunyai yang sama dengan penentan nilai SPF
daya sebar paling besar, diikuti formula FII ekstrak tongkol jangung yaitu metode Petro.
(ekstrak tongkol jagung 15%) dan formula Efektivitas sediaan tabir surya dapat
FI (ekstrak tongkol jagung 10%) yang paling dikategorikan berdasarkan nilai SPF-nya,
kecil daya sebarnya. Formula III mempunyai hasil uji penentuan SPF pada ketiga formula
daya sebar paling besar, hal ini sesuai menunjukkan FIII>FII>FI. Hal ini
dengan hasil pengujian viskositas, dimana dikarenakan FIII mengandung ekstrak yang
FIII mempunyai viskositas yang paling paling besar. Nilai SPF FIII sebesar 7,47
kecil. Daya sebar berbanding terbalik menurut Food and Drug Administration
dengan viskositas sediaan semipadat, (FDA) termasuk dalam kategori proteksi
semakin besar daya sebar krim maka ekstra dan FII dan FII kategori proteksi
viskositasnya semakin kecil. sedang. Nilai SPF basis hand body lotion
sebesar 5,60 sehingga ekstrak tongkol
Daya Sebar jagung dengan konsentrasi ≤ 15% belum
Uji daya sebar dilakukan untuk cukup untuk memberikan proteksi terhadap
mengetahui kemampuan sampel yang sinar UV. Data yang diperoleh dari
berupa sediaan krim atau lotion menyebar
penentuan nilai SPF secara in vitrohand
pada permukaan kulit ketika diaplikasikan.
Sediaan sampel dengan daya sebar terlalu body lotion krim ekstrak tongkol jagung
kecil maka dalam penggunaannya disajikan pada tabel 9.
diperlukan tekanan yang besar untuk
mengoleskan sampel tersebut pada tempat Tabel 9. Nilai SPF Hand Body Lotion
terapi, apabila daya sebar sampel besar maka Ekstrak Tongkol Jagung
akan mudah dioleskan pada tempat terapi
tanpa perlu penekanan yang besar selain itu Formula Nilai SPF±SD
penyebaran bahan aktif pada kulit lebih I 5,13±0,058
merata sehingga efek yang ditimbulkan
II 5,67±0,058
bahan aktif menjadi lebih optimal(16). Hasil
uji daya sebar ketiga formula hand body III 7,23±0,36
lotion, didapatkan data seperti ditampilkan B 5,60±0,058
pada Tabel 8.
keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
Tabel 8. Hasil uji daya sebar hand body (15% ekstrak); III (20%
lotion ekatrak tongkol jagung ekstrak) , B (basis)

Formula Daya sebar±SD (cm) SIMPULAN


I 5,26±0,019 1. Ekstrak tongkol jagung dapat dibuat
II 5,53±0,067 menjadi sediaan hand body lotion dengan
III 6,42±0,019 mutu fisik yang baik maksimal sampai
kadar 20%.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 206


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 198-207, 2016 DEWI EKOWATI

2. Formula I dan FII nilai SPF 5,13 dan Songklanakarin J.Sci. Technol 27
5,67 termasuk kategori proteksi sedang. (Suppl.2): 579-586. Thailand.
3. Formula III dengan ekstrak tongkol 9. Voigt R. 1995. Buku Pelajaran
jagung 20% mempunyai nilai SPF Teknologi Farmasi. Penerjemah;
tertinggi 7,23 termasuk kategori proteksi Soendani NS.Yogyakarta : Gadjah
ekstra. Mada University Press. Hlm 442-443,
564-578.
DAFTAR PUSTAKA 10. Petro, A. J., 1981, Corelation of
1. Muller, I. (1997). Sun and man: an Spectrophotometic Data With Sun
ambivalent relationship in the history of Protective Factors, Int. J. Of Cosmetics
medicine. In: Altmeyer P, Hoffman K, Science, 3, 185-196
Stu”cker M, eds. Skin Cancer and UV 11. Dutra EA, Oliveira DAGC,
Radiation. Berlin : Springer : 3 – 12. KedorHackmann ERM, Santoro
2. Hossain, A. M.; Islam, A; Jolly, Y. N; MIRM. 2004. Determinationof Sun
Kabir, M. J. A. NewFlavonol Glycoside Protection Factor (SPF) of Sunscreens
from the Seeds of Zea Mays L.Indian by Ultraviolet Spectrophotometry.
J. Chem. 2006, 45, 1319-1321. Brazilian Journal ofPharmaceutical
3. Lumempouwa LI, Suryantoa E, dan Sciences 40 (3): 381-385.
PaendongaJJE. 2012. Aktivitas Anti 12. Bonina, F., Lanza, M., Montenegro, L.,
UV-B EkstrakFenolik dari Tongkol Punglisi, C., Tomaino, A., Trombetta,
Jagung (Zeamays L.). Jurnal MIPA D., Castelli, F., Salja, A., 1996.
Universitas SamRatulangi Online 1(1): Flavonoid as Potential protective
1-4. Agents Againts Photo-oxidative Skin
4. Mishra, A.K., Mishra, A., Damage. Int. J. Pharm, 145, 87-94.
Chattopadhyay, P., 2011, Herbal 13. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk
Cosmecutical for Photoprotection from Sediaan Farmasi,diterjemahkan oleh
Ultraviolet B Radiation : A Review, Farida Ibrahim,Cetakan I, UI Press,
Tropical Journal of Pharmaceutic Jakarta.
Research, 10(3), 351-360. 14. Langenbucher dan Lange, 2007,
5. Fridd, P., 1996, Natural Ingredient in “Reologi Farmasetik”. Dalam
Cosmetics-II, Wayemouth, England, Lachman, L., Lieberman, H.A., dan
Micelle Press., 156 – 157. Kaning, J.L. Teori dan Praktek Farmasi
6. Mangunwardoyo W, Eni C, Tepy U. Industri II, Edisi Ketiga, No. 1. Jakarta :
2009. Ekstraksi dan Identifikasi Universitas Indonesia Press
Senyawa Antimikroba Herba Meniran 15. Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A.
(Phyllanthus niruri L.). Jurnal Ilmu K.Singla, 2002, Spreading of Semisolid
Kefarmasian Indonesia 7: 57-63. Formulations : AnUpdate,
7. Marliana E. 2007. Analisis Senyawa PharmaceuticalTechnology,
Metabolit Sekunder Dari Batang September2002, 88.
Spatholobus ferrugineus (Zoll & 16. Pratama, A.W dan A Karim Zulkarnain,
Moritzi) Benth yang Berfungsi Sebagai A.K. 2015. Uji SPF In Vitro dan Sifat
Antioksidan. Jurnal Penelitian MIPA 1: Fisik Beberapa Produk Tabir Surya
23-29. Yang Beredar Dipasaran. Majalah
8. Nandhasari et al. 2005. Nutraceutical Farmaseutik, Vol. 11 No. 1 Tahun 2015
Properties Of Thai “yor” Morinda
Citrifolia and “noni” Juice Extract.

207 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai