Anda di halaman 1dari 20

Waktu : Kamis, 23 November 2017 (pukul 07.30-11.

50 WITA)

Dosen : DR. Ni Komang Yuni Rahyani, S.Si.T., M.Kes

Mahasiswa : 54 orang

Metode : Seminar

Materi : Introduksi Metodelogi Penelitian

INTRODUKSI METODELOGI PENELITIAN

A. Terminologi Penelitian
1. Pengertian
Menurut Lay view, Penelitian adalah mencari tahu sesuatu yang belum
diketahui (dari luas ke sempit). Penelitian merupakan bentuk upaya atau
pergerakan dari tahu menjadi tidak tahu.
2. Manfaat Penelitian
a. Memberikan tanggapan pada suatu masalah
b. Sebagai tanggapan atas kebutuhan untuk merencanakan atau
mengubah program tindakan
c. Untuk menguji hipotesis
d. Untuk mempelajari lebih lanjut temuan penelitian terbaru
3. Faktor-Faktor yang Berkontribusi Terhadap Keberhasilan Penelitian
a. Kemampuan akademik
b. Kompetensi penelitian
c. Keterampilan manajerial
d. Kemampuan interpersonal
e. Stabilitas keuangan
f. Stabilitas emosional
g. Komitmen terhadap program
h. Kerja keras
4. Kompetensi Penelitian
a. Literature search dan review
b. Menulis proposal penelitian
c. Menulis laporan kemajuan program
d. Menulis tesis
e. Menulis makalah untuk jurnal atau konferensi
f. Kompetensi teoritis
g. Kompetensi eksperimental
5. Perbedaan Metode dan Metodologi

Metode Metodologi
Teknik untuk mengumpulkan bukti
Berbagai cara untuk mengumpulkan Teori dan analisis yang mendasari
informasi bagaimana penelitian harus
dilakukan atau dilanjutkan,
Instrumen untuk mengumpulkan
seringkali dipengaruhi oleh
data
kedisiplinan

6. Terminologi Penelitian
a. Metodologi penelitian yaitu metode studi penelitian yang tunggal dan
tidak mengakui jamak.
b. Metode penelitian yaitu cara dimana projek tertentu dilakukan dan
biasanya digunakan satu atau lebih teknik penelitian
c. Teknik penelitian yaitu sarana, pendekatan atau alat khusus dan
penggunaannya, dimana data dikumpulkan dan dianalisa serta diambil
kesimpulan

B. Berbagai Macam Studi Penelitian


1. Penelitian secara tradisional dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Penelitian Murni (Pure research) : berisi teori-teori
b. Penelitian Terapan (Applied research) : digunakan dan diuji pada
kenyataan
2. Penelitian Eksplorasi adalah jenis penelitian yang terlibat dalam
menangani masalah / isu / topik baru yang sedikit diketahui, sehingga
gagasan penelitian pada awalnya tidak dapat dirumuskan dengan baik.
3. Testing-out Research, dalam jenis penelitian ini kita mencoba untuk
menemukan batasan generalisasi yang diusulkan sebelumnya.
4. Problem Solving Research, dalam jenis penelitian ini dimulai dari masalah
tertentu di dunia nyata, dan mempertemukan semua sumber daya
intelektual yang dapat dibawa untuk memenuhi solusinya.
5. Descriptive study yaitu survei, pencarian fakta-fakta dari berbagai jenis.
Tujuannya untuk mendeskripsikan status hubungan yang timbul pada saat
tertentu atau saat itu. Termasuk metode komparatif dan korelasional.
Peneliti tidak mengontrol variabel, hanya melaporkan apa yang telah
terjadi
6. Analytical study yaitu peneliti mempergunakan fakta atau informasi yang
tersedia dan menganalisa untuk membuat evaluasi kritis dari
material/variabel.
7. Applied research bertujuan menemukan solusi untuk masalah tertentu
yang dihadapi di masyarakat atau bisnis atau organisasi
8. Fundamental research yaitu konsern dengan generalisasi dan dengan
memformulasi dari teori-teori
9. Quantitative research yaitu penelitian yang berdasarkan pengukuran
kuantitatif dari beberapa karakteristik (dalam hal ini berkaitan dengan
kuantitas)
10. Qualitative research yaitu konsern dengan fenomena kualitative misalnya
penomena yang berkaitan dengan kualitas atau sesuatu (misal: penelitian
motivasi), atau motif berperilaku
11. Conceptual research yaitu penelitian yang berhubungan dengan beberapa
ide abstrak atau teori. Umumnya digunakan oleh para filosofer dan
pemikir untuk mengembangkan konsep baru atau untuk mereinterpretasi
gejala lain yang muncul
12. Empirical research yaitu penelitian yang berdasarkan pengalaman atau
hasil observasi, sering tanpa didasari oleh sistem atau teori. Berdasarkan
data, selanjutnya diawali dengan kesimpulan yang kapabel diverifikasi
melalui observasi atau eksperimen
13. One time research atau longitudinal research yaitu penelitian yang bisa
dilakukan di laboratorium atau stimulasi. Lebih banyak dipahami sebagai
clinical atau diagnostic research
14. Historical research, melalui sumber-sumber data seperti dokumen dan
cerita masa lalu

C. Konsep Orisinalitas
Orisinalitas diambil dari pengertian bahwa karya yang dihasilkan tidak
pernah ditulis oleh orang lain secara tertulis. Karya ilmiah, khususnya skripsi,
tesis, atau desertasi semaksimal mungkin harus memperlihatkan sisi
orisinalitasnya
Beberapa strategi dan teknik-teknik berikut (Carter, Bishop dan Kravits,
1996) untuk mengembangkan kreativitas dan menemukan orisinalitas yaitu:
a. Asumsikan perspektif yang luas – hal ini akan memungkinkan kita
untuk berpikir secara luas tentang penelitian kita sebagai lawan
berpikir tentang hal itu dari pra-posisi disusun.
b. Luangkan waktu di sekitar orang-orang yang berpikir inovatif untuk
menginspirasi kita.
c. Baca secara luas dan berpikir tentang berbagai topik.
d. Nikmati kegiatan seperti berjalan, musik, meditasi, dan melamun
untuk merangsang ide-ide kreatif.
e. Beri diri kita waktu – sangat penting untuk mengakui bahwa
orisinalitas adalah proses berkembang. Ketika kita melanjutkan dengan
penelitian, kita akan menyadari bahwa ada banyak definisi yang
berbeda dan cara-cara di mana penelitian kita menunjukkan
orisinalitas.
f. Kumpulkan ide-ide kita – menggunakan refleksi, menulis setiap hari,
memetakan pikiran, dan jurnal untuk mengembangkan materi yang
dapat kita gunakan untuk membangun ide-ide kreatif.
g. Jangan terlalu fokus pada hanya menemukan jawaban yang benar dan
tidak mengeksplorasi.
h. Jangan selalu bersikap logis atau praktis, berani melanggar peraturan
dan tantangan sesuai – kadang-kadang terlalu banyak penekanan pada
praktis dapat mempersempit ruang lingkup dari ide kita.
i. Terbuka untuk bermain dan bercanda – orang seringkali berpikir
tentang ide-ide ketika mereka mencoba untuk tidak berpikir tentang
penelitian mereka. Hal ini sering ketika pikiran kita “bermain“ bahwa
lebih mudah untuk menghasilkan pikiran-pikiran baru.
j. Terlibat dalam sesi-sesi brainstorming. Biarkan diri kita berpikir bebas
– apa yang kelihatannya seperti ide gila bisa berubah menjadi
penemuan yang brilian.
k. Jangan takut gagal – itu dapat membuka pikiran kita untuk
kemungkinan-kemungkinan baru dan mengungkapkan kepada kita
nilai berpikir kritis.
l. Selalu memperhatikan kreatifitas diri sendiri – menggunakan
percakapan diri yang positif.
Denpasar, 23 November 2017
Penanggung Jawab MK

DR. Ni Komang Yuni Rahyani, S.Si.T., M.Kes


NIP. 197306261992032001
Waktu : Kamis, 23 November 2017 (pukul 12.30-16.50 WITA)

Dosen : DR. Ni Komang Yuni Rahyani, S.Si.T., M.Kes

Mahasiswa : 54 orang

Metode : Seminar

Materi : Rancangan atau Desain Penelitian

RANCANGAN ATAU DESAIN PENELITIAN

A. Rancangan Observasional
1. Studi Cross-Sectional
Dalam pengukuran cross-sectional peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variable pada saat tertentu. Subyek yang diamati hanya di osevasi
satu kali saja dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat
pemeriksaan tersebut. Desain cross-sectional merupakan desain yang dapat
digunakan untuk penelitian deskriptif, namun juga dapat untuk penelitian
analitik sehingga sering digunakan untuk studi klinis maupun lapangan.
Kelebihan :
a. Keuntungan yang utama dari desain cross-sectional adalah memungkinkan
penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya para pasien yang
mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup memadai.
b. Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.
d. Jarang terancam loss to follow-up (drop out).
e. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau
eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat
lebih konklusif.
Kekurangan :
a. Sulit untuk menemukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko
dan efek pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
Akibatnya sering tidak mungkin ditentukan mana penyebab dan mana
akibat.
b. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa
sakit yang panjang dari pada yang mempunyai masa sakit yang pendek,
karena individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai
kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi. Bila karakteristik
pasien yang cepat sembuh atau meninggal itu berbeda dengan mereka
yang mempunyai masa sakit panjang, terdapat salah interpretasi hasil
penelitian.
c. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak , terutama bila variabel
yang dipelajari banyak.
d. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis.
e. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang.
f. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek factor suatu
risiko selama selang waktu tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek
suatu penyakit.

2. Studi Kasus-Kontrol (Case Control)


Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung,
yakni efek, sedangkan variabel bebasnya di cari secara retrospektif, karena itu
studi kasus-kontrol disebut studi longitudinal, artinya subyek tidak hanya di
observasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan. Pada
studi ini dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakiy
(efek), kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau tidak adanya faktor
risiko yang didug aberperan. Pemilihan subyek sebagai kontrol ini dapat
dilakukan dengan cara serasi (matching) atau tanpa matching.
Kelebihan :
a. Studi kasus-kontrol dapat, atau kadang bahkan merupakan satu-satunya,
cara untuk meneliti kasus yang jarang atau masa latennya panjang
b. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit
d. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
e. Memungkinkan untuk mengidentifikasi pelbagai factor risiko sekaligus
dalam satu penelitian
Kelebihan :
a. Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan daya
ingat atau catatan medik sehingga dapat menyebabkan recall bias. Data
sekunder catatan medis rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga
tidak begitu akurat.
b. Validasi mengenai informasi kadang – kadang sukar diperoleh
c. Oleh karena kasus maupun kontrol dipilih oleh peneliti maka sulit untuk
meyakinkan bahwa kedua kelompok itu sebanding dalam pelbagai factor
eksternal dan sumber bias lainnya
d. Tidak dapat memberikan incidence rates
e. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen,
hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.

3. Studi Kohort
Berlawanan dengan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan
identifikasi efek. Pada penelitian kohort yang diidentifikasi dulu adalah
kasusnya, kemudian subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu
untuk mencari ada tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni (internal),
yang diamati adalah subyek yang belum mengalami pajanan faktor risiko serta
belum mengalami faktor efek. Subyek yang terpajan menjadi kelompok yang
diteliti, sedang subyek yang tidak terpajan menjadi kontrol. Kedua kelompok
tersebut kemudian diikuti selama periode waktu tertentu, dan ditentukan
apakah telah terjadi efek atau penyakit yang diteliti sedangkan pada studi
kohort eksternal apabila subyek yang dipilih sudah terkena factor risiko
namun belum mengalami efek dan kelompok pembanding dipilih dari subyek
lain yang tanpa pajanan factor risiko dan tanpa efek.
Kelebihan :
a. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan
perjalanan penyakit atau efek yang diteliti
b. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika
antara hubungan faktor risiko dengan efek secara temporal
c. Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif
d. Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari
suatu factor risiko tertentu
e. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, studi
kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah
kesehatan yang makin meningkat.
Kekurangan :
a. Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama
b. Sarana dan biaya biasanya mahal
c. Studi kohort seringkali rumit
d. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
e. Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau
faktor risiko dapat mengganggu analisis lain
f. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subyek.

Modifikasi Rancangan Studi Kohort


a. Studi Kohort Retrospektif
Pada desain ini, peneliti mengidentifikasi faktor risiko dan efek pada kohort
yang telah terjadi di masa lalu namun kejadian efek ditelusur prospektif dilihat
dari saat pajanan risiko. Jenis analisis yang digunakan sama dengan pada studi
kohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini sangat bergantung pada kualitas
data pada rekam medik atau catatan yang dipergunakan sebagai sumber data.
b. Studi kohort berganda
Pada studi kohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal,
penelitian dimulai dengan kedua kelompok subyek dari populasi yang
berbeda, yakni satu kelompok dengan factor risiko dan kelompok lain tanpa
faktor risiko. Desain ini lebih sering digunakan ketimbang studi kohort dengan
kelompok pembanding internal. Pendekatan metodologis pada rancangan
penelitian kohort berganda ini dapat dilaksanakan dengan cara prospektif
maupun retrospektif.
c. Nested case-control study
Jenis studi ini secara harfiah berarti terdapatnya bentuk studi kasus-kontrol
yang bersarang (nested) di dalam rancangan penelitian kohort. Data yang
digunakan adalah data yang diperoleh dari studi kohort. Setelah penelitian
kohort selesai maka diperoleh sejumlah subyek dengan efek yang positif yang
berasal dari kelompok yang terpajan dan kelompok control.
Keunggulan studi in, yaitu penghematan biaya karena pemeriksaan laboratorik
pada factor risiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan kantrol bukan
pada semua subyek penelitian studi kohort, selain itu studi ini lebih unggul
disbanding studi kasus-kontrol biasa karena sampel kontrolnya ditarik dari
populasi yang sama dengan populasi kasus.

B. Rancangan Eksperimental
Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitin yang dapat
menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab-akibat).
Dalam studi eksperimen peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel,
mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek atau pengaruhnya
terhadap satu atau lebih variabel terikat. Manipulasi variabel bebas merupakan
salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimen dengan metode
penelitian lain. Variabel bebas juga diacu sebagai variabel eksperimental, variabel
penyebab, atau variabel perlakuan yang aktifitas atau karakteristiknya dipercaya
membuat suatu perbedaan. Secara umum penelitian eksperimen dapat
dikelompokkan dalam tiga bentuk, yaitu: (1) pre-experiment; (2) quasi-
experiment; (3) true-experiment.

Model Rancangan Penelitian Eksperimen


1. Rancangan penelitian pre-eksperimen
Rancangan penelitian ini pada prinsipnya tidak dapat mengontrol validitas
internal dan eksternal secara utuh, karena satu kelompok hanya dipelajari satu
kali, atau kalau menggunkan dua kelompok di antara dua kelompok itu tidak
disamakan terlebih dahulu. Karena itu, racangan ini sangat lemah. Beberapa
rancangan penelitian pre-eksperimen yaitu;
a. The Only Shot Case Study
Rancangan ini hanya melibatkan satu kelompok atau kejadian pada
periode waktu tertentu. Dengan demikian, tidak ada kelompok kontrol sebagai
bandingan dari kelompok eksperimen. Perlakuan diberikan pada permulaan
dan kemudian untuk mengetahui seberapa jauh hasilnya dilaksankan
pengukuran pada akhir kegiatan.
b. The One Group Pretest-Posttest Design
Rancangan ini terdiri dari satu kelompok, sedangkan proses penelitiannya
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:
Pertama : melaksanakan pretest untuk mengukur kondisi awal responden
sebelum diberikan perlakuan.
Kedua : memberikan perlakuan (X)
Ketiga : melakukan posttest untuk mengetahui keadaan variabel terikat
sesudah diberikan perlakuan.
Perbedaan antara pretest dan posttest merupakan hasil penelitian. Tetapi
sulit untuk mengatakan apakah selisih itu betul-betul merupakan akibat
perlakuan, sebab banyaknya variabel yang tidak dapat dikontrol antara lain
variabel extraneous. Di samping itu, kematangan, keadaan di sekitar
penelitian, pengetesan, regresi statistika dan mortality experimental tidak
dapat dikontrol.
c. The Static Group Comparison Design
Pada dasarnya rancangan ini menggunkan dua kelompok, namun
pemilihan kedua kelompok itu, bukan secara random. Di samping itu
perlakuan hanya diberikan pada salah satu kelompok. Kedua kelompok
diambil dari populasi yang sama. Berhubung karena rancangan ini
menggunkan kelompok kontrol, maka beberapa faktor yang mempengaruhi
validitas internal history dapat dikontrol.

2. Rancangan Penelitian Eksperimen Semu


Kurang tepat untuk menyatakan bahwa rancangan ini betul-betul
eksperimen sungguhan, walaupun disusun seperti rancangan eksperimen
sungguhan. Rancangan ini tidak menggunakan randominasi pada awal penentuan
kelompok, dan juga kelompok sering dipengaruhi oleh variabel lain dan bukan
semata-mata oleh perlakuan.
Beberapa rancangan eksperimen semu yang sering digunakan yaitu;
a. The Time Series Experiment
Dalam keadaan tertentu di mana tidak ada kelompok kontrol yang
digunakan, maka the time series experiment dapat digunakan untuk
mengetahui sebab akibat. Dalam pelaksanaan rancangan ini sebelum diberikan
perlakuan pada subjek, terlebih dahulu dilakukan beberapa kali observasi
terhadap subjek, sehingga dapat diketahui kecenderungan kelompok. Sesudah
itu baru diberikan perlakuan (X). Setelah semua perlakuan selesai, baru
dilaksanakan tes (observasi) dengan menggunakan instrument yang sama
dengan yang dilakukan sebelum perlakuan. Selanjutnya, untuk mengetahui
kecenderungan subjek penelitian sesudah perlakuan juga dilaksanakan bebrapa
kali observasi.
b. The Non-Equivalent Control Group
Rancangan ini hampir sama dengan pretest-posttest kontrol group, tetapi
subjek yang diambil tidak secara random, baik untuk kelompok eksperimen
maupun untuk kelompok kontrol. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
pelaksanaan rancangan ini:
1) Pilih dua kelompok subjek yang tidak equivalent. Kelompok satu jadikan
kelompok eksperimen dan kelompok yang satu lagi jadikan kelompok
kontrol.
2) Laksanakan pretest pada kedua kelompok itu.
3) Kenakan perlakuan pada kelompok eksperimen. Dalam hal ini penyuluhan
tentang kebersihan, ketertiban, dan keamanan
4) Setelah selesai langkah ketiga berikan posttest pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol
5) Cari beda mean kelompok eksperimen, antara posttest dan pretest.
Demikian juga untuk kelompok kontrol.
6) Gunakan statistik yang tepat mencari perbedaan hasil langkah kelima,
sehingga dapat diketahui hasil penyuluhan tentang tentang kebersihan,
ketertiban, dan keamanan.
c. The Equivalent Time Samples Design
Rancangan ini perlakuan diperkenalkan bukan satu kali melainkan
berulang kali diselingi adanya periode yang tidak diberi perlakuan. Langkah-
langkah yang ditempuh dalam penggunaan rancangan ini sebagai berikut:
1) Pilih subjek satu kelompok
2) Kenakan subjek itu perlakuan (X), dan setelah selesai perlakuan berikan
tes kepada subjek itu sesuai dengan perlakuan yang diberikan.
3) Tentukan periode waktu yang sama antara pemberian perlakuan dan tidak
memberikan perlakuan
4) Periode waktu kedua, contoh selang waktu dua minggu perlakuan tidak
diberikan dan kemudian kenakan tes kedua kepada subjek itu.
5) Periode waktu ketiga, berikan lagi perlakuan kepada subjek itu dan setelah
selesai perlakuan berikan tes ketiga pada subjek itu.
6) Periode waktu keempat tidak dikenakan perlakuan dan kemudian berikan
tes keempat pada subjek itu.
Kekurangan dari rancangan ini yaitu validitas eksternal tidak dapat dikontrol oleh
peneliti.
3. Rancangan Eksperimen Sungguhan
Rancangan eksperimen sungguhan memberikan hasil yang dicapai sebagai
efek perlakuan. Hal itu dimungkinkan karena bermacam faktor yang mengganggu
validitas internal dapat dikontrol, seperti : (a) faktor intrinsik, yaitu perubahan
pada diri individu atau unit yang dipelajari yang berlangsung selama penelitian,
antara lain history, kematangan, pengetesan, instrumentasi, mortalitas
eksperimental, regresi statistika; dan (b) faktor ekstrinsik, yaitu kemungkinan
kecondongan hasil penelitian sebagai akibat perbedaan rekrutmen (pemilihan)
peserta dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Beberapa rancangan eksperimen sungguhan yang sering digunakan dalam
penelitian sebagai berikut :
a. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
Rancangan ini berbeda dari one group pretest-posttest design, karena
dalam pola eksperimen sungguhan selalu ada kelompok kontrol dan penentuan
subjek/unit secara random. Di samping itu, keadaan lingkungan baik untuk
kelompok kontrol maupun untuk kelompok eksperimen selalu sama
b. The Randomized Posttest Only Control Group
Rancangan ini lebih sederhana dibandingkan the randomized pretest-
posttest control group, karena tidak dilakukan pretest. Pada langkah awal
peneliti memilih kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random.
Selanjutnya, kelompok eksperimen dikenakan perlakuan. Pada kegiatan akhir
sesudah perlakuan selesai diberikan pada kelompok eksperimen; kepada kedua
kelompok diberikan posttest.
c. The Solomon Two Control Group Design
Rancangan ini dikembangkan oleh Solomon (1949), dengan maksud untuk
mengisolasi dan mengestimasi efek interaksi yang berlangsung selama
eksperimen. Secara sederhana rancangan ini mengikuti eksperimen klasik
dengan penambahan kelompok kontrol menjadi dua kelompok. Dalam
eksperimen klasik; pada kelompok eksperimen, total efek sebenarnya
bukanlah semata-mata sebagai akibat perlakuan, karena sebelum diberikan
perlakuan kepada kelompok tersebut telah diberikan pretest. Oleh karena itu,
total efek yang terjadi sesudah perlakuan sebenarnya adalah akibat pretest dan
perlakuan yang diberikan. Adapun pada kelompok kontrol efek juga terjadi
karena sebelum diberikan pretest.
Dalam rancangan the Solomon two control group design ini, ada dua
kelompok kontrol; dimana kepada salah satu kelompok kontrol diberikan
perlakuan tetapi tidak diberikan pretest, sedangkan pada kelompok kontrol
kedua diberikan pretest tetapi tidak diberikan perlakuan.

d. The Solomon Four Design (Dua Kelompok Kontrol dan Dua Kelompok
Kontrol Eksperimen)
Berbeda dengan rancangan sebelumnya yang hanya menggunakan satu
kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol, maka the solomon four
design yang dikemukakan berikut ini menggunakan dua kelompok kontrol dan
dua kelompok eksperimen. Dengan menggunakan dua kelompok kontrol dan
dua kelompok eksperimen ini, maka rancangan ini mempunyai landasan yang
cukup kuat dalam meminimalkan validitas internal.

Denpasar, 23 November 2017


Penanggung Jawab MK
DR. Ni Komang Yuni Rahyani, S.Si.T., M.Kes
NIP. 197306261992032001
Waktu : Kamis, 30 November 2017 (pukul 07.30-11.50 WITA)

Dosen : Gusti Ayu Eka Utarini, SST., M.Kes

Mahasiswa : 54 orang

Metode : Seminar

Materi : Penelusuran Publikasi Ilmiah Kebidanan

PENELUSURAN PUBLIKASI ILMIAH KEBIDANAN

A. Pendekatan Elektronik/Web
1. Pengertian
Literature review adalah sebuah perbandingan evaluatif dari berbagai
hasil studi/penelitian yang tidak hanya berisi ringkasan atau uraian deskriptif
dari berbagai sumber, melainkan juga mengandung:
a. Uraian tentang apa saja studi yang sudah dilakukan terkait topik
yang kita akan teliti.
b. Kritik terhadap metodelogi yang digunakan, dan
c. Evaluasi yang memperlihatkan adanya “kesenjangan informasi”
yang akan dijawab oleh penelitian yang akan kita lakukan
2. Manfaat
a. Untuk menunjukkan apresiasi dan pengakuan terhadap kekayaan
intelektual orang lain; terkait etika dan “plagiarisme”.
b. Bagian dari upaya mempraktekkan “mutual reward”.
c. Merupakan sarana untuk lebih meyakinkan pembaca terhadap “klaim
adanya kesenjangan informasi” yang kita buat
d. Menunjukkan bahwa penulis/peneliti telah “familier” dengan topik
yang diteliti
e. Menunjukkan posisi “penting” penelitian kita dalam topik yang
dibahas
f. Menghindari membuat “kesalahan” yang sama dengan yang orang lain
telah lakukan.

3. Bagian-bagian literature review


a. Buku
b. Jurnal
c. Laporan penelitian
d. Tesis
e. Databases
f. Internet
g. Daftar rujukan
h. Ensiklopedia
i. Buku pedoman
j. Peta
k. Koran
l. Dokumen pemerintah
m. Statistik
n. Proseding seminar

B. Etika Dalam Penulisan Untuk Mencegah Academic Misconduct


Sebelum menulis review, berikut merupakan cara untuk membuat review
yang bagus, diantaranya :
1. Pilih topik
a. Pilih topik yang menarik bagi anda
b. Pilih topik yang “cukup populer”: hindari terlalu sempit, hanya sedikit
penelitian terkait
c. Lakukan brainstorming, tetapkan minimal 3 topik yang terkait, lakukan
pencarian awal untuk melihat kecukupan literature pendukung dan
kesesuaian topik agar tidak terlalu luas atau umum
d. Tetapkan satu yang paling kuat
2. Temukan sumber informasi yang tepat dan relevan
a. Menentukan kata kunci (keywords)
1) Berkaitan dengan topik
2) Lihat kata kunci yang digunakan peneliti lain di artikel ilmiah
3) Menanyakan pembimbing
4) Menggukan bahasa yang tepat
5) Perhatikan sinonim kata kunci, contoh: adolescents and teenagers
6) Perhatikan ejaan yang berbeda, contoh: haematological and
hematological
7) Uji coba di google scholar
b. Menentukan sumber literature (databases)
1) Google scholar: http://scholar.google.com. Keunggulannya, gratis dan
mampu mencari literature akademik berbahasa Indonesia
2) "IPI: Indonesian Publication Index" http://portalgaruda.org; IPI adalah
saluran penemuan informasi utama untuk bahasa Indonesia di bidang
teknik, sains dan ilmu sosial, seni dan humaniora.
3) Pubmed: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ adalah portal database
gratis milik U.S. National Library of Medicine; keunggulannya
mencari sangat banyak artikel international dan mampu menyediakan
export rujukan
c. Membatasi pencarian (inclusion criteria)
3. Rekam informasi ke dalam database pribadi
4. Evaluasi sumber informasi yang anda temukan
5. Ekstrak dan sintesa informasi yang anda temukan
6. Tulis literature review

Aturan praktis menurut Boolean


1. And (dan) : kedua kata harus terdapat dalam website atau hasilnya lebih
tepat dibandingkan dengan menggunakan “or”/”atau”
2. Or (atau) : salah satu atau kedua kata terdapat dalam website
3. Not (tidak) : istilah pencarian pertama harus ada dan tidak termasuk pada
istilah yang kedua dalam website atau artikel
4. Penggunaan tanda “….”

C. Menuliskan Sumber Kepustakaan


Dalam penulisan sumber kepustakaan pada penelitian akan terasa sulit jika
dilakukan dengan cara manual, maka solusinya yaitu dengan Citation software.
Berikut merupakan contoh citation software yaitu :
1. Berbayar (EndNote, BibTex, RefMan, dan lain-lain)
2. Gratis (Mendeley, Zotero)

Tiga keahlian dasar “mendeley”


1. Mengimport rujukan dari database web ke database personal secara otomatis
2. Membuat daftar rujukan di database personal secara manual
3. Menggunakan mendeley untuk menginput rujukan dan daftar rujukan ke file
word

Langkah-langkah dalam penulisan kepustakaan:


1. Mengekstrak informasi dari literature yang ditemukan
Metode
Detail Jenis Rancangan
Sampel pengumpulan Temuan kunci
literature penelitian penelitian
data

2. Mengorganisasikan informasi yang didapat


Saatnya menggunakan mendeley untuk mencatat dan mengorganisasikan
sumber temuan. Kelompokkan/organisasikan informasi:
a. Kelompokkan berdasarkan penelitian sejenis
b. Lakukan review untuk mengetahui penelitian-penelitian yang kurang baik
(lemah) atau penelitian-penelitian dengan metode dan hasil yang sama.
Berikan perhatian lebih pada hasil penelitian yang lebih baik (kuat)
c. Kelompokkan penelitian berdasarkan temuan
d. Kelompokkan penelitian berasarkan metodologi
e. Kelompokkan penelitian berdasarkan teori

3. Pertimbangkan alasan literature review


a. Menghindari kesalahan yang sama dengan peneliti sebelumnya
b. Untuk melanjutkan temuan atau rekomendasi yang dihasilkan peneliti
sebelumnya
c. Untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap subjek penelitian
d. Untuk mengidentifikasi temuan kunci, informasi dan kebutuhan di bidang
yang akan diteliti
e. Untuk mengidentifikasi dan mempelajari terminologi
f. Untuk memposisikan penelitian anda dalam konteks penelitian terkait
yang lebih luas
g. Untuk mengidentifikasi pandangan/temuan yang bertentangan
h. Untuk mengidentifikasi metode yang relevan bagi penelitian kita
i. Untuk mengidentifikasi penelitian yang berharga untuk direplikasi atau
ditingkatkan
j. Untuk mengidentifikasi pakar sebidang yang bisa dihubungi
Denpasar, 30 November 2017
Penanggung Jawab MK

DR. Ni Komang Yuni Rahyani, S.Si.T., M.Kes


NIP. 197306261992032001

Anda mungkin juga menyukai