Anda di halaman 1dari 110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 3 Amuntai


Materi pelajaran : Kompetensi dasar Elektronika
Kelas / semester : X/2
Alokasi waktu : 7 x 45 Jam Pelajaran
Pertemuan ke : 1-7
Standar kompetensi : Menguasai teknik digital
Kompetensi Dasar : Rangkaian Elektronika Dasar
Indikator : 1. Sistem-sistem bilangan decimal ke hexadecimal
dapat
2. Sistem bilangan hexadecimal ke biner dapat
dikonversikan
3. Karakter ASCII menjadi bilangan biner yang
selanjutnya membentuk graphic symbol
berdasarkan karakter control pada keyboar dapat
dikonversikan

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat mengkonversikan sistem-sistem bilangan


decimal ke hexadecimal
2. Dapat mengkonversikan sistem bilangan
hexadecimal ke biner
3. Mengkonversikan karakter ASCII menjadi
bilangan biner yang selanjutnya membentuk
graphic symbol berdasarkan karakter control
pada keyboard

B. Materi Pembelajaran :

SISTEM KODE ASCII

ASCII (American Standar Code For Information Interchange) adalah juga sering
disebut dengan sandi ASCII yang sering digunakan untuk memproses sistem informasi,
komunikasi, dan peralatan yang saling berhubungan biasanya berupa keypad (papan
ketik) atau lebih lengkap disebut keyboard. Peraturan FCC memberikan para pengguna
RPP TEKNIK DIGITAL Page 1
ASCII amatir agar dapat menyesuaikan pada ASCII yang diartikan oleh American
National Standar Institute (ANSI) Standar X3.4-1968.ANSI telah membuat perbaikan
menjadi X3.4-1977.ANSI yang menggunakan istilah yang berbeda misalnya dari dua
pilihan output untuk graphic tertentu. ANSI adalah rekan usaha Internasional dengan
Organisasi Internasional dalam memberlakukan standart ISO 646-1973 dan
Internasional Alphabet no.5 (IA5) yang secara spesifik direkomendasikan dalam CCITT
(International Telegraph and Telephone Consultative Commitee). ASCII menyajikan
sebuah karakter dengan 7 bit bilangan biner yang memungkinkan kombinasi 128 karakter
yang berbeda. Dari 128 karakter ini 96 karakter diantaranya merupakan printable
character (termasuk huruf besar dan kecil). Sisa karakter yang lain sebanyak 32 buah
digunakan untuk karakter khusus seperti carriage Return, Line Feed, Back Space,
Delete.

Tidak seperti (Bandot), ASCII telah lebih tinggi dan memiliki noise kasus yang rendah
dalam penulisannya. Sekumpulan Code ASCII dapat dilihat pada tabeh 1 berikut ini:
Tabel 1
Penempatan Character Code ASCII
6 0 0 0 0 1 1 1 1
Bit 5 0 0 1 1 0 0 1 1
Number 4 0 1 0 1 0 1 0 1
1st 0 1 2 3 4 5 6 7
Hex
3 2 1 0 2nd

0 0 0 0 0 NUL DLE SP 0 @ P ‘ p
0 0 0 1 1 SOH DC1 ! 1 A Q a q
0 0 1 0 2 STX DC2 “ 2 B R b r
0 0 1 1 3 ETX DC3 # 3 C S c s
0 1 0 0 4 EOT DC4 $ 4 D T d t
0 1 0 1 5 ENQ NAK & 5 E U e u
0 1 1 0 6 ACK SYN % 6 F V f v
0 1 1 1 7 BEL ETB ‘ 7 G W g w
1 0 0 0 8 BS CAN ( 8 H X h x
1 0 0 1 9 HT EM ) 9 I Y i y
1 0 1 0 A LF SUB * : J Z j z
1 0 1 1 B VT ESC + ; K [ k {
1 1 0 0 C FF FS ‘ < L \ l |
1 1 0 1 D CR GS - = M ] m }

RPP TEKNIK DIGITAL Page 2


1 1 1 0 E SO RS . > N ^ n ~
1 1 1 1 F SI US / ? O _ o DEL

ACK = acknowledge FF = form feed


BEL = bell FS = file separator
BS = backspace GS =group separator
CAN = cancel HT = horizontal tab
CR = carriage return LF = line feed
DC1 = device control 1 NAK = negative acknoweledge
DC2 = device control 2 NUL = null
DC3 = device control 3 RS = record separator
DC4 = device control 4 SI = shift in
DEL = delete SO = shift out
DLE =data link escape SOH = start of heading
ENQ = enquiry SP = space
EM = end of medium STX = start of text
EOT = end of transmission SUB = substitute
ESC = escape SYN = synchronous idle
ETB = end of block US = unit separator
ETX = end of text VT = vertical tab

Note : “1”= mark, “0”= space


Bit 6 is the most significant bit (MSB)
Bit 0 is tme least significant bit (LSB)

Nomor bit didalam table disusun sesuai pasangan gambar dari b6-b0. Dalam code
internasional £, selalu menempati # dan $ mungkin untuk menandai kata uang
internasional ¤

Sementara pada awalnya misalnya pada terminal video display dan teleprinter seperti
teletype corp model 33, selalu diimplementasikan pada kenaiakan kasus huruf atau
lambing. Mereka selalu menggambarkan kenaikan kasus huruf saat menerima
kasus/huruf yanf lebih rendah. Dalam terminal CAPS LOCK, dalam keyboard mungkin
dapat digunakan untuk mengubah semua huruf ke kenaikan kasus.

Karakter Control:

ASCII telah memiliki 32 karakter khusus yang berfungsi sebagi karakter control
ditambah dengan karakter istimewa. Mereka tidak konsisten dalam menggunakan
spesifikasi pada standart ANSI X3.4. Bagaimanapun ini kakan banyak membantu untuk

RPP TEKNIK DIGITAL Page 3


mengetahui penggunaan sesuai standart. Terdapat 5 kelompok dalam rangkaian control
yaitu:
a. Logical Communication
b. Device Control
c. Information Separator
d. Code Extention
e. Physical Communication
Dibawah ini adalah contoh penjelasan dari karakter control yang berbeda. Penjelasan ini
dapat dibaca dari table yang sudah dilengkapi dengan karakter ASCII, Code
Hexadecimal, Code biner dan symbol graphic sebagai berikut:

C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :


Pertemuan 1-7 : Terampil Menggambar rangkian elektronika
1. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
a. Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang ingin dicapai melalui
kegiatan pembelajaran hari ini, yaitu: sistem kode ASCII
b. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh sistem kode ASCII dalam
kegiatan sehari hari
c. Guru menjelaskan cara menggambar rangkaian elektronika

2. Kegiatan Inti

Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan


Guru menjelaskan langkah langkah sistem kode ASCII
Fase 3 : Membimbing pelatihan
Guru membimbing siswa menentukan besar nilai kode ASCII

Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik


a. Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap sistem kode ASCII
b. Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang diberikan

3. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
b. Guru memberikan materi lanjutan berupa evaluasi untuk dikerjakan dirumah

RPP TEKNIK DIGITAL Page 4


D. Metode Pembelajaran: ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi

E. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM


Press.
2. Rusmadi, Dedi. 1995. Mengenal Komponen
Elektronika. Bandung.

Penilaian :Uraian Objektif

Amuntai , ………..............….. 2009


Menyetujui
Kepala Sekolah Guru Kompetensi

H. MARJUKI, S.Pd EDI LAKSONO, S.Pd


NIP. 196601041991121002 NIP. 198112312006041010

RPP TEKNIK DIGITAL Page 5


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 3 Amuntai


Materi pelajaran : Kompetensi dasar Elektronika
Kelas / semester : X/2
Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 x pertemuan )
Pertemuan ke : 3-4
Standar kompetensi : Menguasai teknik digital
Kompetensi Dasar : Rangkaian Elektronika Dasar
Indikator : 1. Konsep dasar dan fungsi berbagai gerbang logika
dasar dapat disebutkan dengan benar.
2. Hukum-hukum penjalinan (Aljabar Boo lean)
dengan bemar dapat dijelaskan
3. Beberapa gerbang logika dasar dapat
dikombinasikan dengan benar.
4. Jenis-jenis IC untuk implementasi gerbang logika
dapat disebutkan dengan benar.

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Menjelaskan konsep dasar dan fungsi berbagai


gerbang logika dasar dengan benar.
2. Menjelaskan hukum-hukum penjalinan (Aljabar
Boolean) dengan bemar.
3. Mengkombinasikan beberapa gerbang logika
dasar dengan benar.
4. Menjelaskan jenis-jenis IC untuk implementasi
gerbang logika dengan benar

B. Materi Pembelajaran :

Gerbang Logika
Gerbang logika merupakan dasar pembentuk system digital. Gerbang logika
beroperasi pada bilangan biner 1 dan 0. Gerbang logika digunakan dalam berbagai

RPP TEKNIK DIGITAL Page 6


rangkaian elektronik dengan system digital. Berkaitan dengan tegangan yang digunakan
maka tegangan tinggi berarti 1 dan tegangan rendah adalah 0.

Semua sistem digital disusun hanya menggunakan tiga gerbang yaitu: NOT, AND
dan OR.

1. Fungsi AND gate


Fungsi AND dapat digambarkan dengan rangkaian listrik menggunakan saklar seperti
dibawah ini:

Keterangan:
A B
Y A & B adalah saklar
Y adalah lampu

Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebut berlogika 1. Fungsi
logika yang dijalankan rangkaian AND adalah sebagai berikut:
1. Jika kedua saklar A & B dibuka maka lampu padam
2. Jika salah satu dalam keadaan tertutup maka lampu padam
3. Jika kedua saklar tertutup maka lampu nyala

Simbol Gerbang AND Tabel Kebenaran

INPUT OUTPUT
A B Y
A
Y=A.B 0 0 0
B =AB 0 1 0
1 0 0
1 1 1

Karakteristik: Jika A da B adalah input, sedangkan Y adalah Output, maka output


gerbangnya AND berlogika 1 jika semua inputnya berlogika 1. Dan output berlogika
0 jika kedua atau salah satu inputnya berlogika 0.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 7


2. Fungsi OR gate
Funsi OR dapat digambarkan dengan rangkaian seperti dibawah ini.

A Keterangan:
Y A dan B =Saklar
B
Y= lampu

Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebur berlogika 1.
Simbol Gerbang OR Tabel kebenaran

INPUT OUTPUT
A B Y
A
Y=A+B
0 0 0
B 0 1 1
1 0 1
1 1 1

Karakteristik: Jika A dan B adalah input sedangkan Y output maka output gerbang
OR akan berlogika 1 jika salah satu atau kedua input adalah berlogika 1.

3. Fungsi NOT gate


Fungsi NOT dapat digambarkan dengan rangkaian seperti gambar dibawah ini:

Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika


saklar ditutup disebut berlogika 1.
A Y

Simbol Fungsi NOT Tabel Kebenaran

INPUT OUTPUT
Y A Y
A
0 1
1 0

RPP TEKNIK DIGITAL Page 8


Karakteristik: Jika adalah input, output adalah kebalikan dari input. Artinya Jika input
berlogika 1 maka output akan berlogika 0 dan sebaliknya.
4. Fungsi NAND gate
NAND adalah rangkaian dari NOT AND. Gerbang NAND merupakan gabungan dari
NOR dan AND digambarkan sebagai berikut:

A
Y = AB
B

AND NOT
Menjadi:

A
Y = AB
B

NAND

NAND sebagai sakelar

A
Y

Dari Gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

C Output
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Karakteristiknya: Jika A dan B input sedangkan Y adalah output maka output gerbang
NAND akan berlogika 1 jika salah satu inputnya berlogika 0. Dan output akan
berlogika 0 jika kedua inputnya berlogika 1. Atau output gerbang NAND adalah
komplemen output gerbang AND.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 9


5. Fungsi NOR gate
NOR adalah singkatan dari NOT OR. Gerbang NOR merupakan gabungan dari
gerbang NOT dan OR. Digambarkan sebagai berikut:

A
Y = A+B
B
menjadi:

A
Y = A+B
B

NOR dengan saklar

A B Y

Dari rangkaian diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Karakteristik: jika A dan B adalah input dan Y adalah output maka output gerbang
NOR berlogika 1 jika semua input berlogika 1 dan output akan berlogika 0 jika salah
satu atau semua inputnya berlogika 0. Atau output gerbang NOR merupakan output
gerbang OR

RPP TEKNIK DIGITAL Page 10


6. Fungsi EX-OR (Exlusive OR)
Gerbang X-OR akan memberikan output berlogika 1 jika jumlah logika jumlah logika
1 pada inputnya ganjil. Rangkaian EX-OR disusun dengan menggunkan gerbang
AND, OR, NOT seperti dibawah ini.

Simbol Gerbang EX-OR

A Y= A.B + A.B
Y=A+B =A + B
B

Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

7. Fungsi EX-NOR
Gerbang X-NOR akan memberikan output berlogika 0 jika jumlah logika 1 pada
inputnya ganjil. Dan akan berlogika 1 jika kedua inputnya sama. Rangkaian EX-NOR
disusun dengan menggunka gerbang AND, OR, NOT seperti dibawah ini.
Simbol Gerbang EX-NOR

A
Y=A+B
B

Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 0

RPP TEKNIK DIGITAL Page 11


1 0 0
1 1 1

8. Sifat-Sifat Aljabar Boolean


Aljabar Boolean memuat variable dan simbul operasi untuk gerbang logika. Simbol
yang digunakan pada aljabar Boolean adalah: (.) untuk AND, (+) untuk OR, dan ( )
untuk NOT. Rangkaian logika merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk
mempermudah penyeleseian perhitungan secara aljabar dan pengisian tabel kebenaran
digunakan sifat-sifat aljabar Boolean:

d. Teori IDENTITAS
A.1 = A A+1 = 1
A.0 = 0 A+0 = A
A.A = A A+A = A
A.A = A A+A = 1
e. Teori KOMUTATIF
A.B.C = C.B.A
A+B+C = C+B+A
f. Teori ASOSIATIF
A.(B.C) = (A.B).C = A.B.C
A+(B+C)=(A+B)+C=A+B+C
g. Teori DISTRIBUTIF
A.B + A.C = A (B+C)
h. Teori DE MORGAN
A.B=A+B
A+B=A.B

9. Kombinasi Gerbang Logika


Untuk memenuhi kebutuhan akan input yang lebih dari 2 di dalam suatu rangkaian
logika, maka digabungkan beberapa gerbang logika . Hal ini biasa dilakukan jika
faktor delay tidak diperhitungkan.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 12


Contoh:
a) Gerbang logika AND 3 input

Kemungkkinan tabel
A
kebenaran untuk
B Y
inputnya yaitu 2 dimana
C
n adalah banyaknya
input.
Jadi 2 = 8

Tabel kebenaran AND 3 input


INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1

b) Gerbang NAND sebagai gerbang universal


Gerbang NAND disebut gerbang logika universal karena dapat
digunakan untuk membuat gerbang logika yang lain, sehingga dapat
meminimalkan penggunaan gerbang dasar untuk membentuk suatu
gerbang logika tertentu.

Rangkaian Ekivalen gerbang NAND

JENIS GERBANG EKIVALEN


NOT

RPP TEKNIK DIGITAL Page 13


JENIS GERBANG EKIVALEN

A A

AND

OR

NOR

EX-OR

EX-NOR

10. TEORI DE MORGAN


Digunakan untuk mengubah bolak–balik dari bentuk minterm (bentuk penjumlahan
dari pada hasil kali/SOP) ke maksterm (bentuk perkallian dari pada
penjumlahan/POS) dari pernyataan Boolean.
Teori De Morgan dapat ditulis:
RPP TEKNIK DIGITAL Page 14
a. A + B = A . B

Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar

b.A . B = A + B

Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar

Penyederhanaan fungsi logika dengan aljabar Boolean contoh:


1. Y = A.B …………………………..Y = A + B = A + B
2. Y = A + B ……………………….Y = A.B
3. Y = AB + A.B + A.B
Y = A + B + A.B + A.B
Y = A + A.B + B + A.B
Y = A(1+B) + B(1 + A)
Y = A + B = A.B
Penyederhanaan fungsi logika dengan sistem Sum Of Product (SOP) dan Product Of
Sum (POS)
1. Penyederhanaan dengan sistem SOP/penjumlahan dari pada hasil kali.
Sifat: Untuk sistem SOP digunakan output 1
Contoh:
INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 1 Persamaan SOP
0 0 1 0 Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 15


INPUT OUTPUT
A B C Y
1 1 1 1 Persamaan SOP
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
Gambar rangkaian:

Penyederhanaan dengan aljabar Boolean


Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
Y = A.B (C+C) + A.B.C + A.B.C
Y = A.B + A.B.C + A.B.C
Penyederhanaan dengan POS/perkalian dari pada penjumlahan
Sifat: Untuk sistem POS digunakan output 0

Contoh:
Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 0
1 1 0

RPP TEKNIK DIGITAL Page 16


Persamaan POS: Y = ( A + B ) . ( A + B )

11. Penyederhanaan fungsi logika dengan Karnaugh Map.


Metoda Karnaugh Map adalah suatu teknik penyederhanaan fungsi logika denngan
cara pemetaan K-Map terdiri dari kotak-kotak (bujur sangkar) yang jumlahnya
tergantung dari jumlah variabel dari fungsi logika atau jumlah input dari rangkaian
logika.
Rumus menentukan jumlah kotak dalam K–Map
N = 2 dimana N = jumlah kotak dalam K-Map
N = banyaknya variabel/input
Langkah-langkah pemetaan Karnaugh Map secara umum.
1. Menyusun aljabar Boolean minterm (dari suatu taaabel kebenaran)
2. Menggambarkan satuan dalam peta Karnaugh Map.
3. Membuat kelompok dua-an, empat-an, delapan-an satuan dan seterusnya dimana
satuan tersebut berdekatan satu sama lain.
4. Menghilangkan variabel-variabel dengan rumus bila suatu variabel dan inversinya
terdapat didalam suatu kelompok lingkaran maka variabel tersebut dihilangkan.
5. Meng-OR-kan variabel yang tersisa.

a) Macam Karnaugh Map

1) Karnaugh Map dengan 2 variabel

Contoh:

Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 1
1 1 1

Langkah Pertama

Y = A.B + A.B + A.B

Langkah ke Dua

RPP TEKNIK DIGITAL Page 17


B
A B B

A 1

A 1 1

Langkah ke Tiga

B
A B B

A 1

A 1 1

Langkah ke Empat
Y = A. B + A.B + A.B
Y = B ( A +A ) + AB
Y = B + A.B
2) Karnaugh Map dengan 3 variabel

Contoh:

INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1

Penyederhanaan dengan K-Map


Langkah pertama:
Y=A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C
RPP TEKNIK DIGITAL Page 18
Langkah kedua:

C
AB C C

AB 1

AB 1 1

AB 1

AB 1

Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean
Y = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Y = B.C (A+A)+A.B (C+C)+ A.B.C
Y = B.C+A.B+ A.B.C
Y = B.C+B(A+AC)
Y = B.C+B(A+C)
Y = B.C+A.B+B.C
Y = A.B+C(B+B)
Y = A.B+C

3) Karnaugh Map dengan 4 variabel

Contoh:

INPUT OUTPUT
A B C D Y
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 19


0 1 0 0 0
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1

Penyelesaian:
Penyederhanaan dengan Karnaugh Map
Langkah pertama:
Y = A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D +
A.B.C.D + A.B.C.D
Langkah kedua:
CD
CD CD CD CD
AB

AB 1 1

AB 1 1 1

AB 1 1

AB 1 1

Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean:
Y = A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+
A.B.C.D+ A.B.C.D
Y = A.B.D(C+C)+ A.B.C.D+A.B.C(D+D)+ A.B.D(C+C)+ A.B.D(C+C)

RPP TEKNIK DIGITAL Page 20


Y = A.B.D+ A.B.C.D+ A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D(A+A)+A.B(C+CD)+ A.B.D
Y = B.D+A.B(C+D)+ A.B.D
Y = B.D+A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D+ A.B.C+B.D(A+A)
Y = B.D+ A.B.C+B.D
Y = D(B+B)+ A.B.C
Y = D+ A.B.C
Variasi pelingkaran yang tidak biasa
a. Tidak dapat disederhanakan b. Satu variabel dapat dihilangkan
1 1

1
1 1

Dua variabel dapat dihilangkan


1 1 1 1

1 1 1 1

12. Aplikasi Gerbang Logika Dasar


Contoh: Sebagai rangkaian ARITMATIKA BINER yang dapat melakukan Operasi
aritmatik penjumlahan (+) dan pengurangan (-)
a) Half Adder
Adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan biner yang paling sederhana.
Rangkaian ini memiliki 2 terminal input dan 2 terminal output yang disebut
Summary Out (Sum) dan Carry Out (Carry).
Gambar rangkaian logika untuk Half Adder Simbol
A
Sum
B A Sum
HA
B C
Carry
Tabel Kebenarannya:
Persamaan logika:
RPP TEKNIK DIGITAL Sum = A.B+A.B
Page 21
Carry = A.B
INPUT OUTPUT
A B SUM CARRY
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1

b) Full Adder
Adalah penjumlah lengkap (penuh) yang memiliki 3 input A, B, Carry Input (Cin)
dengan 2 output Sum dan Carry Output (Cout=Co).
Gambar rangkaian logika untuk Full Adder

Carry in
Sum
A
B
Carry out

Simbol

Cin
Sum
A FA
B Co

Tabel Kebenarannya:

INPUT OUTPUT
A B Cin Sum Co
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1

Persamaan logika:
Sum = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C

RPP TEKNIK DIGITAL Page 22


Co = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C

c) Half Subtractor
Adalah suatu rangkaian pengurang sistem bilangan biner yang paling sederhana,
ini memiliki 2 input dan 2 output yang disebut differensi (Di) dan Borrow (Bo).
Gambar rangkaian logika untuk Half Subtractor

A
Di
B

Bo

Simbol

A Di
HS
B Bo

Tabel Kebenarannya:

INPUT OUTPUT
A B Di Bo
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 0
1 1 0 0

Persamaan logika:
Di = A.B+A.B
=A+B
Bo = A.B
d) Full Subtractor
Adalah rangkaian pengurang biner yang lengkap (penuh). Rangkaian ini memliki
3 terminal input dan 2 terminal output, yaitu Borrow dan Differensi.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 23


Gambar rangkaian logika untuk Full Subtractor:

A
B

Bo

Di
Bin

Simbol

A
Di
B FS
Bin Bo

Tabel kebenarannya:

INPUT OUTPUT
A B Bin Di Bo
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1

Persamaan logikanya:
Di = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Bo = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
13. Keluarga IC Digital

RPP TEKNIK DIGITAL Page 24


Perkembangan teknologi elektronik diawali dengan penggunaan Tabung hampa
sebagai bagian pokok suatu alat elektronik. Kemudian temukanlah Transistor sebagai
pengganti Tabung hampa. Perkembangan selanjutnya adalah munculnya rangkaian
terpadu (Integrated Circuit) yang mengkombinasikan berbagai komponen bipolar
(resistor, transistor) dalam satu chip.

Berdasarkan kepadatan komponen keluarga IC dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:

1. SSI ( Small Scale Integration)


2. MSI ( Medium Scale Integration)
3. LSI ( Large Scale Integration )
4. VLSI ( Very Large Scale Integration )
Berdasarkan penggunaan, IC dibagi menjadi 2 keluarga besar yaitu keluarga IC
analog dan keluarga IC digital. Keluarga IC digital lebih umum digunakan mengingat
berbagai macam peralatan telah beroperasi secara digital.

Keluarga IC digital sendiri dibuat dengan menggunakan teknologi semikonduktor


(MOS = Metal Oxide Semiconductor) dan teknologi bipolar.

Macam keluarga bipolar adalah

1. RTL (Resistor Transistor Logic)


2. DTL (Diode Transistor Logic)
3. TTL (Transistor Transistor Logic)
4. ECL (Emitter Coupled Logic)
5. HTL (High Treshold Logic)
6. IIL (Integrated Injection Logic)
Macam keluarga Unipolar ( MOS ) adalah

1. P MOS (P- Channel Metal Oxide Semikonductor)


2. N MOS (N- Channel Metal Oxide Semikonductor)
3. C MOS (Complementary Channel Metal Oxide Semikonductor)

14. Keluarga IC TTL


IC Bipolar yang banyak dijumpai di pasaran adalah IC TTL (Transistor Transistor
Logic) yang terkenal dengan seri 74XX atau 74XXX. Keluarga IC TTL digunakan

RPP TEKNIK DIGITAL Page 25


paling luas pada rangkaian logika. IC TTL dibuat dalam variasi yang luas dari
rangkaian terpadu MSI dan SSI. Peningkatan dalam rangkaian logika terus
berkembang. Terlebih pada keluarga TTL. Enam IC TTL berikut adalah tersedia saat
ini dari National Semiconductor Corporation.

1. Logika TTL Standar


2. Logika TTL daya rendah
3. Logika TTL Schottky daya rendah
4. Logika TTL Schottky
5. Logika TTL Schottky daya rendah maju
6. Logika TTL Schottky maju

15. Rangkaian Terpadu CMOS


Complementary Metal Oxide Semikonductor (CMOS) menjadi terkenal sejak tahun
1968 dan berkembang dengan cepat dengan seri 40XX atau 40XXX. Keuntungan IC
CMOS dibanding TTL adalah tingkat derau yang rendah dan fungsi yang digunakan
banyak jenisnya. IC Logika jenis C MOS juga mempunyai keluarga yang tidak
sedikit. Namun jumlahnya tidak sebanyak IC TTL. Berbeda dengan IC TTL yang
bekerja dengan tegangan supply 5 volt. IC CMOS dapat beroperasi pada berbagai
tegangan supply DC. Tegangan supplynya bisa mencapai 15 volt. Tetapi CMOS
mempunyai kecepatan kerja yang lebih rendah daripada TTL. Setelah IC TTL dan IC
CMOS, muncul IC-IC logic PLD (Programmable Logic Device). Kelebihan PLD
adalah sifatnya yang programable karena mengandung jenis dan jumlah gerbang
lebih banyak pada tiap-tiap chip nya. Pemakaian PLD dapat mengurangi jumlah chip
yang digunakan. Yang termasuk jenis IC PLD antara lain sebagai berikut:
a) PLA (Programmable Logic Array)
Berisi sejumlah gerbang AND, OR, NOT, yang masukan dan keluarannya dapat
kita hubungkan sehingga membentuk rangkaian yang diinginkan.
b) PAL (Programmable AND-Array Logic)
c) GAL (Generic Array Logic)
d) PALCE (PAL Configurable and Erasable)

RPP TEKNIK DIGITAL Page 26


Yang koneksinya dapat diprogram dan dihapus berulang kali. GAL dan PALCE
dilengkapi dengan flip-flop yang memudahkan kita untuk menyusun rangkaian
logika sekuensial seperti Counter dan Shift Register.
e) FPGA (Field Programmable Gate Array)
Merupakan jenis PLD terbaru yang mulai populer saat ini. FPGA mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya adalah jenis dan jumlah gerbangnya yang sangat
banyak (ribuan hingga ratusan ribu). Kecepatannya sangat tinggi, mudah
diprogram dan dapat diprogram berkali-kali.

a. Rangkuman
Gerbang (gate) dalam rangkaian logika merupakan fungsi yang menggambarkan
hubungan antara masukan dan keluaran. Untuk menyatakan gerbang-gerbang
tersebut digunakan simbol-simbol tertentu. Untuk menunjukan prinsip kerja tiap
gerbang (rangkaian logika yang lebih kompleks) dapat digunakan beberapa cara.
Cara yang umum dipakai antara lain adalah tabel kebearan (truth table) dan
diagram waktu (timing chart). Karena merupakan rangkaian digital, tentu saja
level kondisi yang ada dalam tabel atau diagram waktu hanya 2 macam yaitu
logika 0 (low atau false) dan logika 1 (high atau true). Jenis gerbang yang dipakai
dalam rangkaian logika cukup banyak . Namun semuanya disusun atas kombinasi
dari tiga gerbang dasar. Ketiga gerbang dasar itu adalah gerbang AND, OR dan
NOT. Seperti contoh sebelumnya, gerbang AND identik dengan rangkaian seri
dari beberapa saklar (yang berfungsi sebagai masukan) dan sebuah lampu (yang
berfungsi sebagai keluaran). Pada rangkaian seri, lampu hanya dapat menyala
(berlogika 1) jika semua saklar dalam keadaan tertutup (berlogika 1). Jika ada
satu saklar (berlogika 0), lampu akan padam (berlogika 0).
Dengan penggambaran diatas gerbang AND memiliki minimal 2 masukan dan
hanya satu keluaran. Gerbang OR identik dengan rangkaian paralel dari beberapa
saklar. Pada rangkaian paralel, lampu sudah dapat menyala (berlogika 1), jika
salah satu saklar ditutup (berlogika 1). Lampu hanya padam (berlogika 0), jika
semua saklar dalam kondisi terbuka (berlogika 0). Jadi gerbang OR juga memiliki
minimal 2 masukan dan hanya satu keluaran.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 27


Gerbang NOT sedikit berbeda dengan 2 gerbang sebelumnya. Ia hanya memiliki
satu masukan dan satu keluaran. Jika masukan berlogika, keluaranya akan
berlogika 0. Sebaliknya jika masukan berlogika 0, keluaranya akan berlogika 1.
Kaarena itulah gerbang NOT sering disebut sebagai gerbang pembalik (inverter)
logika.
Dalam bentuk nyata rangkaian dapat disusun dari sebuah relay dengan kontak NC
(Normally Closed/dalam keadaan normal tertutup) yang kontaknya tertutup saat
arus listrik tidak melalui kumparan relay. Saat saklar dibuka (berlogika 0), kontak
relay NC akan tertutup, sehingga arus listrik mengalir ke lampu dan membuatnya
menyala (berlogika 1). Sebaliknya saat di tutup (berlogika 1), kumparan relay
yang dialiri arus akan menarik kontak NC dan membuatnya terbuk. Akibatnya
tidak ada arus yag mengalir ke lampu dan lampu menjadi padam (berlogika 0).
Ketiga gerbang tersebut diatas dapat digabung-gabungkan menjadi gerbang lain,
misalnya gerbang NAND, NOR, EX-OR, EX-NOR dan lain sebagaiya. Untuk
rangkaian yang lebih kompleks, gerbang-gerbang dasar dapat disusun menjadi
rangkaian Adder (penjumlah), Demultiplekser (pengubah data dari serial input
menjadi paralel output, Multiplekser (pengubah data dari paralel input menjadi
serial output). Selain itu rangkaian logika juga dapat di implementasikan dalam
bentuk IC (Integrated Circuit) dalam jenis TTL (Transistor-transistor Logik)
maupun CMOS (Complementary Metal Oxide Semikonduktor). Tiap-tiap anggota
keluarga mempunyai konfigurasi sendiri-sendiri. Misalnya IC TTL 7404
mengandung 6 gerbang NOT, IC TTL 7432 mengandung 4 gerbang OR. Selain
gerbang-gerbang tunggal semacam itu ada juga yag konfigurasinya lebih komplek
dan berisi rangkaian-rangkaian seperti Flip-flop, Counter, Encoder, Decoder,
yang masing-masing mempunyai banyak varian dengan masing-masing
spesifikasinya.

b. Tugas
1. Buatlah tabel kebenaran untuk gerbang AND 3 input?
2. Buktikan persamaan Boolean dengan tabel kebenaranya untuk persamaan A .
B = A + B?

RPP TEKNIK DIGITAL Page 28


3. Bedakan antara gerbang NAND dengan gerbang NOR?
4. Sederhanakan persamaan dibawah ini dengan menggunakan peta Karnaugh
Map dan Aljabar Boolean:
Y =A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D+A B C D
5. Perhatikan dan analisalah rangkaian berikut:

A
Y1
B
Y2

6. Rencanakan sebuah Half Adder dengan menggunakan gabungan gerbang


logika dasar?
7. Jumlahkan data biner 1 1 0 1 dengan 0 1 1 0?
8. Sebutkan 3 jenis IC TTL lengkap dengan kharakteristiknya masing-masing?
9. Seb utkan 5 buah tipe dari IC TTL yang merupakan implementasi gerbang
logika dasar!
10. Sebutkan perbedaan antara IC TTL dengan CMOS?.

c. Test Formatif
1. Perhatikan gambar dibawah ini:

S1

S2

S3

Jelaskan prinsip kerjanya dan fungsi logika apa yang dijalankan?

2. Dengan menggunakan sifat-sifat Aljabar Boolean buktikan bahwa output dari


rangkaian ini adalah Y = A + B

RPP TEKNIK DIGITAL Page 29


A

B
3. Bagaimanakah deretan pulsa yang terlihat pada keluaran gerbang EX-OR
gambar dibawah ini:

A 01100111
B 11000100 Y
C 00101101

d. Kunci Jawaban
1. Prinsip kerjanya:jika S1 =terbuka ;S2=S3=tertutup maka lampu akan
menyala jika salah satu saklar atau semua saklar dalam keadaan tertutup.
Sebaliknya lampu akan padam jika semua saklar dalam keadaan terbuka.
Maka rangkaian tersebut melakukan fungsi gerbang OR.
2. Pembuktian:
Y = A.A.B.B.AB
Y = A.AB + B.AB
Y = A.AB +B.AB
Y = A(A+B) +B(A+B)
Y = AA + A.B +B.A + BB
Y = A.B + A.B
Y = A + B (terbukti)
3. Deretan angka biner yang terlihat pada keluaran gerbang EX-OR adalah
Y = 101011000
e. Lembar Kerja
Judul: GERBANG LOGIKA DASAR
Alat dan bahan
1. Power supply 5 volt DC 1buah
2. Trainer Digital 1buah
3. IC TTL tipe7400 (NAND gate) 1buah
4. IC TTL tipe7402 (NOR gate) 1buah

RPP TEKNIK DIGITAL Page 30


5. IC TTL tipe7404 (NOT gate) 1buah
6. IC TTL tipe7408 (AND gate) 1buah
7. IC TTL tipe7432 (OR gate) 1buah
8. IC TTL tipe7486 (Ex-OR gate) 1buah
9. Jumper secukupnya
Langkah kerja
1. Siapkan power supply 5 volt DC
2. Hubungkan terminal Vcc dari semua modul pada tegangan 5 volt DC
3. Hubungkan terminal ground dari semua modul
4. Buatlah rangkaian gerbang seperti gambar 1
5. Berikan kondisi logik sesuai pada tabel 1
6. Catat hasilnya pada kolom output

Tabel 1 Gambar 1

INPUT OUTPUT A

A B Y
0 0 B
0 1
1 0
1 1

7. Ulangi langkah kerja 4 dan 5 untuk rangkaian gerbang logika yang lain.
a) OR gate
Tabel 2 Gambar 2
A
INPUT OUTPUT
A B Y B
0 0
Y
0 1
1 0
1 1

b) NOT gate
Tabel 3. Gambar 3
A
INPUT OUTPUT
A Y Y

0
1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 31


c) NAND gate
Tabel 4 Gambar 4
A
INPUT OUTPUT B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1

d) NOR gate
Tabel 5 Gambar 5
INPUT OUTPUT A
A B Y B
0 0
0 1 Y
1 0
1 1
e) Ex-OR gate
Tabel 6 Gambar 6
A
INPUT OUTPUT
B
A B Y
0 0
Y
0 1
1 0
1 1

f) Ex-NOR gate
Tabel 7 Gambar 7
A
INPUT OUTPUT B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1

8. Buatlah kesimpulan dan laporan dari hasil praktek yang telah dilakukan!

RPP TEKNIK DIGITAL Page 32


C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan 8: Terampil Menggambar rangkian elektronika.
1. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
a. Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang ingin dicapai melalui
kegiatan pembelajaran hari ini, yaitu: gerbang logika
b. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh rangkian elektronika dan
bahan gambar teknik. dalam kegiatan sehari hari
c. Guru menjelaskan cara menggambar rangkaian elektronika
2. Kegiatan Inti
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan
c. Guru menjelaskan gerbang ligika.
Fase 3 : Membimbing pelatihan
d. Guru membimbing siswa menentukan besar jarak pada gambar teknik.
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e. Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap gerbang ligika
f. Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang diberikan

3. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
h. Guru memberikan materi lanjutan berupa evaluasi untuk dikerjakan dirumah

D. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM


Press.
2. Rusmadi, Dedi. 1995. Mengenal Komponen
Elektronika. Bandung.
E. Teknik Pembelajaran : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas

F. Penilaian : Bentuk Uraian Objektif

Menyetujui
Kepala Sekolah Guru Kompetensi

H. MARJUKI, S.Pd EDI LAKSONO, S.Pd


NIP. 196601041991121002 NIP. 198112312006041010

RPP TEKNIK DIGITAL Page 33


RPP TEKNIK DIGITAL Page 34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMK : SMK NEGERI 3 AMUNTAI


Mata Pelajaran : Teori Produktif AV
Kelas/Semester : 1 AV/ I
Standar Kompetensi : Flip flop
Indikator :
1. Mampu mengaplikasikan konsep-konsep sistem digital
menjadi rangkaian flip-flop
2. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam rangkaian flip-
flop dengan benar
3. Menjelaskan fungsi rangkaian flip-flop
.
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 x pertemuan )
Tujuan Pembelajaran :
1 Mampu mengaplikasikan konsep-konsep sistem digital
menjadi rangkaian flip-flop
2 Menjelaskan prinsip kerja macam-macam rangkaian
flip-flop dengan benar
3 Menjelaskan fungsi rangkaian flip-flop

B. Materi Pembelajaran :

FLIP-FLOP
Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau
disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena
sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa, yaitu sistem-sistem tersebut bekerja
secara sinkron dengan deretan pulsa berperiode T yang disebut jam sistem (System
Clock atau disingkat menjadi CK). Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1:

Qn Qn+1

O T 2T (n-1)T nT (n+1)T t

RPP TEKNIK DIGITAL Page 35


Gambar1: Keluaran dari pembangkit pulsa yang digunakan sebagai deretan
pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem digital sekuensial Lebor
pulsa tp diandaikan kecil terhadap T

Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang bekerja atas dasar gerbang
logika dan logika kombinasi, keluarannya pada saat tertentu hanya tergantung
pada harga-harga masukan pada saat yang sama. Sistem seperti ini dinamakan
tidak memiliki memori. Disamping itu bahwa sistem tersebut menghafal
hubungan fungsional antara variabel keluaran dan variabel masukan.

Sedangkan fungsi rangkaian flip-flop yang utama adalah sebagai memori


(menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit.

Selain itu flip-flop juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register,
rangkaian Counter dan lain sebagainya.

Macam - macam Flip-Flop:

1. RS Flip-Flop
2. CRS Flip-Flop
3. D Flip-Flop
4. T Flip-Flop
5. J-K Flip-Flop

ad 1. RS Flip-Flop
RS Flip-Flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan
keluar Q dan Q (atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada jalan
keluar selalu berlawanan satu dengan yang lain. RS-FF adalah flip-flop
dasar yang memiliki dua masukan yaitu R (Reset) dan S (Set). Bila S
diberi logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan berada pada
logika 0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi
logika 0 maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada pada
logik 1 dan Q not pada logika 0.
Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat
menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh

RPP TEKNIK DIGITAL Page 36


saat Q =1 dan Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not = 1
yang diperlihatkan pada gambar berikut:

S
Q

R Q

Gambar 2. RS-FF yang disusun dari gerbang NAND

Tabel Kebenaran:

S B Q Q Keterangan
0 0 1 1 Terlarang
0 1 1 0 Set (memasang)
1 1 1 0 Stabil I
1 0 0 1 Reset (melepas)
1 1 0 1 Stabil II
0 0 1 1 Terlarang
1 1 Qn Qn Kondisi memori (mengingat)

Yang dimaksud kondisi terlarang yaitu keadaaan yang tidak


diperbolehkan kondisi output Q sama dengan Q not yaitu pada saat
S=0 dan R=0.
Yang dimaksud dengan kondisi memori yaitu saat S=1 dan R=1, output
Q dan Qnot akan menghasilkan perbedaan yaitu jika Q=0 maka
Qnot=1 atau sebaliknya jika Q=1 maka Q not =0.

ad 2. CRS Flip-Flop
S
S Q
RS FF
Ck
R Q
R

Tabel kebenarannya:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 37


S R Qn +1
0 0 Qn
0 1 0
1 0 1
1 1 terlarang

Keterangan:
Qn = Sebelum CK
Qn +1 = Sesudah CK
CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan
sebuah terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur
keadaan Set dan Reset. Bila pulsa clock berlogik 0, maka
perubahan logik pada input R dan S tidak akan mengakibatkan
perubahan pada output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa
clock berlogik 1, maka perubahan pada input R dan S dapat
mengakibatkan perubahan pada output Q dan Q not.

ad 3. D Flip-Flop
D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer pada reset
inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) dan pulsa clock berlogik 1,
maka output Q akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0, maka D flip-flop
akan berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.

D
S Q
RS FF
Ck
R Q

Gambar 4. D flip-flop
Tabel Kebenaran:

D Qn+1
0 0
1 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 38


ad 4. T Flip-Flop

S Q
RS FF
Ck
R Q

Gambar 5. T flip-flop

Tabel Kebenaran:

T Q
0 0
1 0
0 1
1 1
0 0
1 0
0 1
1 1

Rangkaian T flip-flop atau Togle flip-flop dapat dibentuk dari


modifikasi clocked RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai
sebuah terminal input T dan dua buah terminal output Q dan Qnot.
TFF banyak digunakan pada rangkaian Counter, frekuensi deviden dan
sebagainya.

ad 5. J-K Flip-Flop
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master
Slave JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan
Slave FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu
J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF
adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay
outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan
JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi

RPP TEKNIK DIGITAL Page 39


terlarang artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka
akan terjadi perubahan pada output.

Clear

J Q
JK FF
Ck
Q
K

Gambar 6. JK FF

Tabel Kebenaran:

J K Qn+1 Keterangan
0 0 Qn Mengingat
0 1 0 Reset
1 0 1 Set
1 1 Qn (strep) Togle

b. Rangkuman
Telah diuraikan konfigurasi flip-flop RS, CRS, D (Data), T (Togle) dan JK
sebagai lima jenis flip-flop yang penting. Hubungan logika yang berlaku
untuk masing-masing flip-flop adalah berbeda. Suatu flip-flop IC biasanya
dijalankan secara sinkron dengan suatu jam dan disamping itu IC tersebut
dapat (atau tidak dapat) memiliki masukan langsung untuk operasi
asinkron/tak sinkron, masukan J dan K Data dan Clear. Masukan langsung
hanya dapat berharga 0 diantara pulsa jam (Clock) ketika CK=0. Bilamana
CK=1 kedua masukan asinkron harus dalam keadaan tinggi dan harus tetap
bertahan pada keadaanya selama jangka waktu pulsa, CK=1. Untuk flip-flop
majikan budak (Master Slave), keluaran Q tetap sama selama jangka waktu
pulsa dan hanya berubah setelah CK berubah dari 1 ke 0, pada tepi pulsa
kearah negatif flip-flop togle atau komplementer tidak terdapat secara
komersial karena JK FF dapat juga digunakan sebagai T FF dengan
menghubungkan langsung masukan J dan K seperti gambar dibawah.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 40


c. TUGAS
c. Berikan definisi dari suatu flip-flop!
d. Tuliskan 2 fungsi dari flip-flop !
e. Sebutkan jenis-jenis flip-flop yang pengaturnya menggunakan jam
(clock)!
f. Gambarkan sebuah flip-flop RS yang tidak menggunakan dan disusun dari
pintu/gerbang NAND!
g. Apa arti dari Men-Set flip-flop?

d. Test Formatif
II Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar!
1. Flip-flop termasuk golongan/keluarga:
a. Univibrator
b. Astabil Multivibrator
c. Monostabil Multivibrator
d. Bistabil Multivibrator
2. Yang bukan merupakan jenis flip-flop yang diatur dengan clock
adalah:
a. JK FF
b. D FF
c. CRS FF
d. RS FF
3. Daerah terlarang untuk RS FF yang disusun dari pintu NAND yaitu:
a. S=0 , R=0 c. S=0 , R=0
b. S=1 , R=0 d. S=1 , R=1
4. Daerah stabil untuk RS FF yang dibangun dari pintu NAND yaitu:
a. S=0 , R=0 c. S=1 , R=0
b. S=1 , R=1 d. S=0 , R=1
5. Yang disebut dengan Me-Reset sebuah FF yaitu dengan membuat
keluaran:
a. Q=1 , Qnot=0 c. Q=0 , Qnot=1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 41


b. Q=1 , Qnot=1 d. Q=0 , Qnot=0
6. Jenis flip-flop yang tidak mempunyai kondisi terlarang adalah:
a. RS FF dari NAND c. JK FF
b. CRS FF d. RS FF dari NOR
7. Daerah terlarang untuk CRS flip-flop adalah:
a. R=1 , S=1 c. R=0 , S=1
b. R=0 , S=0 d. R=1 , S=0
8. Pernyataan berikut merupakan fungsi dari flip-flop, kecuali:
a. Memory
b. Pembangkit pulsa clock
c. Rangkaian penggeser data
d. Rangkaian hitung
9. Jenis IC yang melaksanakan fungsi NAND adalah:
a. 7402 c. 7473
b. 7400 d. 7474
10. Jenis IC yang melaksanakan fungsi JK FF adalah:
a. 7402 c. 7473
b. 7400 d. 7474

III Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat, jelas dan benar!


1. Gambarkan dan buatlah tabel kebenaran dari CRS Flip-flop!
2. Gambarkan dan buatlah tabel kebenaran dari JK Flip-flop!

e. Kunci Jawaban
1. 1. d 6. c
2. d 7. a
3. a 8. b
4. b 9. b
5. c 10. c

RPP TEKNIK DIGITAL Page 42


2. Uraian
1. Gambar CRS FF dan tabel kebenaran

S
S Q
RS FF
Ck
R Q
R

Tabel kebenaran:

S R Qn +1
0 0 Qn
0 1 0
1 0 1
1 1 terlarang

2. Gambar JK FF dan tabel kebenaran


Clear

J Q
JK FF
Ck
Q
K

Tabel kebenaran:
J K Qn+1 Keterangan
0 0 Qn Mengingat
0 1 0 Reset
1 0 1 Set
1 1 Qn (strep) Togle
f. Lembar Kerja

Judul 1 : RS FF , CRS FF dan D FF dengan gerbang-gerbang NAND

ALAT DAN BAHAN


1. IC SN 7400 : 2 buah
2. LED : 2 buah
3. R : 220 Ω : 2 buah
4. Multimeter
5. Catu daya 5 Volt

RPP TEKNIK DIGITAL Page 43


6. Breadboard
7. Kabel penghubung secukupnya

GAMBAR RANGKAIAN

S
Q

R Q

R-S Flip-flop

Q
Clk

S Q
C-RS Flip-Flop

Q
Clk

D Flip Flop
+
13 12 11 10 9 8

7
1 2 3 4 5 6

IC SN 7400

RPP TEKNIK DIGITAL Page 44


LANGKAH KERJA
MERAKIT RS FF
1. Buatlah rangkaian RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukkan input logik pada input-input R dan S seperti pada tabel
dibawah ini. Dan masukan hasil pengamatan ini ke dalam tabel I.

TABEL I
INPUT OUTPUT
R S Q Qnot
0 0
0 1
1 1
1 0
1 1
0 0

4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian RS FF.
MERAKIT CLOCK
1. Buatlah C-RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukanlah input logik pada input R, S dan Clock seperti pada tabel
II, dan kemudian catat keadaan outputnya dan masukanlah hasilnya ke
dalam tabel II berikut:
TABEL II

INPUT OUTPUT
R S C Q Qnot
0 0 0
0 0 1
1 0 0
1 0 1
0 1 0
0 1 1
1 1 0
1 1 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 45


4. Ulangilah percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat
dan cara kerja C-RS FF dengan gerbang NAND.
MERAKIT D FF
1. Buatlah rangkaian D FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukkan input logik pada input D dan Clock, lalu amatilah keadaan
outputnya dan catatlah hasilnya ke dalam tabel III.
TABEL III

INPUT OUTPUT
D Clock Q Qnot
0 0
0 1
1 0
1 1

4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian D flip-flop dengan gerbang NAND.

KESIMPULAN
Apakah kesimpulan dari percobaan ini?
Judul 2 : JK Flip-Flop dan T Flip-Flop

ALAT DAN BAHAN


1. IC SN 7473
2. R : 220 Ω : 2 buah
3. LED : 2 buah
4. Catu Daya 5 Volt
5. Bread Board
6. Kabel Penghubung secukupnya

RPP TEKNIK DIGITAL Page 46


GAMBAR RANGKAIAN

J 14 12

CLK 1 ½ SN 7473
13
K 3
Clear
J-K FF induk Hamba

T 14 12

CLK 1 ½ SN 7473
13
3
Clear
T FF Induk hamba

LANGKAH KERJA
 JK flip-flop Induk Hamba
1. Buatlah rangkaian JK FF seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan keadaan logik pada input J, K dan Clock. Lalu amatilah
keadaan outputnya dan catat hasilnya pada tabel I.
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian JK FF induk hamba.

INPUT OUTPUT
JA KA ClockA QA QAnot
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 47


INPUT OUTPUT
JB KB ClockB QB QBnot
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
 T FF Induk Hamba
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan input logik pada input T, lalu amati dan catat keadaan
outputnya pada tabel II berikut ini:
TABEL
INPUT OUTPUT
T (Togle) Q Qnot
0
1
0
1
0
1
0
1

KESIMPULAN
Kesimpulan apakah yang diperoleh dari percobaan JK FF dan T FF ini?

RPP TEKNIK DIGITAL Page 48


D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Pertemuan 8: Terampil Menggambar rangkian elektronika.
a. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar
yang ingin dicapai melalui kegiatan
pembelajaran hari ini, yaitu: flip flop
i. Guru memotivasi siswa dengan memberikan
contoh rangkian elektronika dan bahan gambar
teknik. dalam kegiatan sehari hari
j. Guru menjelaskan cara menggambar rangkaian
elektronika
b. Kegiatan Inti

Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan


k. Guru menjelaskan flip flop
Fase 3 : Membimbing pelatihan
l. Guru membimbing siswa menentukan besar
time delay
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik
m. Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap
flip flop
n. Guru memberikan umpan balik terhadap
materi yang diberikan

i. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan
o. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
p. Guru memberikan materi lanjutan berupa
evaluasi untuk dikerjakan dirumah

F. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM


Press.
2. Rusmadi, Dedi. 1995. Mengenal Komponen
Elektronika. Bandung.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 49


G. Penilaian : 1. Teknik : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas
2. Bentuk : Uraian Objektif

………… , ………….. 200…


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H. MARJUKI, S.Pd ……………………….

RPP TEKNIK DIGITAL Page 50


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMK : SMK NEGERI 3 AMUNTAI


Mata Pelajaran : Teori Produktif AV
Kelas/Semester : 1 AV/ I
Standar Kompetensi : Menguasai komponen elektronika
Indikator :
1. Dapat menganalisa dan menggunakan flip-flop dalam
rangkaian Register
2. Menyebutkan macam-macam register dengan benar
3. Menyebutkan fungsi dan kegiatan Register
4. Menggambarkan macam-macam Register
5. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam register
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 x pertemuan )
Tujuan Pembelajaran :
1. Dapat menganalisa dan menggunakan flip-flop dalam
rangkaian Register
2. Menyebutkan macam-macam register dengan benar
3. Menyebutkan fungsi dan kegiatan Register
4. Menggambarkan macam-macam Register
5. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam register
B. Materi Pembelajaran :
REGISTER

Register adalah sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk menyimpan dan untuk
mengolah informasi dalam bentuk linier.
Ada 2 jenis utama Register yaitu:
1. Storage Register (register penyimpan)
2. Shift Register (register geser)
Register penyimpan (Storage Register) digunakan apabila kita hendak menyimpan
informasi untuk sementara, sebelum informasi itu dibawa ke tempat lain. Banyaknya
kata/bit yang dapat disimpan, tergantung dari banyaknya flip-flop dalam register.

Satu flip-flop dapat menyimpan satu bit. Bila kita hendak menyimpan
informasi 4 bit maka kita butuhkan 4 flip-flop.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 51


Contoh: Register yang mengingat bilangan duaan (biner): 1101 terbaca pada
keluaran Q.

Q Q Q Q Q Q Q Q

1 0 1 0 1 0 1 0

FFD FFC FFB FFA

Shift Register adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser


(digeserkan). Dalam register geser flip-flop saling dikoneksi, sehingga isinya
dapat digeserkan dari satu flip-flop ke flip-flop yang lain, kekiri atau kekanan
atas perintah denyut lonceng (Clock).
Dalam alat ukur digit, register dipakai untuk mengingat data yang sedang
ditampilkan.
Ada 4 Shift Register yaitu:

1. SISO (Serial Input Serial Output)


Gambar Register SISO yang menggunakan JK FF
Q1 Q2 Q3 Q4

Word in (SI)
1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q K Q
Clock FF1 FF2 FF3 FF4

Prinsip kerja:
Informasi/data dimasukan melalui word in dan akan dikeluarkan jika ada
denyut lonceng berlalu dari 1 ke 0. Karena jalan keluarnya flip-flop satu
dihubungkan kepada jalan masuk flip-flop berikutnya, maka informasi
didalam register akan digrser ke kanan selama tebing dari denyut lonceng
(Clock).

Tabel Kebenaran (Misal masuknya 1101)

RPP TEKNIK DIGITAL Page 52


Clock ke Word in Q1 Q2 Q3 Q4
0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0
2 0 0 1 0 0
3 1 1 0 1 0
4 1 1 1 0 1

Register geser SISO ada dua macam yaitu:


1. Shift Right Register (SRR)/Register geser kanan
2. Shift Left Register (SLR)/Register geser kiri
3. Shift Control Register dapat berfungsi sebagai SSR maupun SLR
Rangkaian Shift control adalah sebagi berikut:
Geser Kanan

Out

Geser Kiri

Rangkaian ini untuk mengaktifkan geser kanan/kiri yang ditentukan oleh


SC. Jika SC=1, maka akan mengaktifkan SLR. Jika SC=0, maka akan
mengaktifkan SRR. Gambar rangkaian selengkapnya adalah sebagai
berikut:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 53


Serial out

Serial out
1 3 1 3 1 3 1 3
D Q D Q D Q D Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
Clock DFF1 DFF2 DFF3 DFF4

Serial in Serial in
SRR SLR

SC

Keterangan:
Jika SC=0,maka input geser kanan akan aktif. Keluaran NAND
diumpamakan ke input DFF1 dan setelah denyut lonceng berlaku
(saat tebing depan), maka informasi diteruskan ke output Q1. Dan
output Q1 terhubung langsung keoutput DFF2 berikutnya sehingga
dengan proses ini terjadi pergeseran ke kanan.

TABEL KEBENARAN (jika input 1101)

Clock ke Input Q1 Q2 Q3 Q4
0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0
2 1 1 1 0 0
3 0 0 1 1 0
4 1 1 0 1 1

Informasi digit digeser kekanan setiap ada perubahan pulsa clock


tebing atas. Geser kanan berfungsi sebagai operasi aritmatika yaitu
pembagi dua untuk tiap-tiap flip-flop.

Jika SC = 1 , maka akan mengaktifkan input geser kiri. Output


NAND masuk ke input D-FF4 dan setelah diberi pulsa clock
informasi dikeluarkan melalui Q4 dan keluaran Q4 dihubungkan
ke input D-FF3, keluaran D-FF3 dimasukan ke D-FF berikutnya,

RPP TEKNIK DIGITAL Page 54


sehingga dengan demikian terjadi pergeseran informasi bit ke arah
kiri.
TABEL KEBENARAN (jika input 1101)

Clock ke Input Q1 Q2 Q3 Q4
0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1
2 1 0 0 1 1
3 0 0 1 1 0
4 1 1 1 0 1

Register geser kiri berfungsi sebagai operasi aritmatika yaitu


sebagai pengali dua untuk tiap-tiap flip-flop.

2. Register Geser SIPO


Adalah register geser dengan masukan data secara serial dan keluaran data
secara parelel.
Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut: (SIPO menggunakan D-FF)

Data load
1 3 1 3 1 3 1 3
D Q D Q D Q D Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
Clock DFF1 DFF2 DFF3 DFF4

Read Out

A B C D

Cara kerja:
Masukan-masukan data secara deret akan dikeluarkan oleh D-FF setelah
masukan denyut lonceng dari 0 ke 1. Keluaran data/informasi serial akan
dapat dibaca secara paralel setelah diberikan satu komando (Read Out).
Bila dijalan masuk Read Out diberi logik 0, maka semua keluaran AND
adalah 0 dan bila Read Out diberi logik 1, maka pintu-pintu AND

RPP TEKNIK DIGITAL Page 55


menghubung langsungkan sinyal-sinyal yang ada di Q masing-masing
flip-flop.
Contoh: Bila masukan data 1101
TABEL KEBENARANNYA:
Read Out Clock Input Q1 Q2 Q3 Q4 A B C D
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 0 1 1

3. Register Geser PIPO


Adalah register geser dengan masukan data secara jajar/paralel dan
keluaran jajar/paralel.
Gambara rangkaiannya adalah sebagai berikut: (PIPO menggunakan D-
FF)
QD QC QB QA

DFF2 DFF2 DFF2 DFF2


1 3 1 3 1 3 1 3
D Q D Q D Q D Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
R R R R
Reset
Clock
D3 D2 D1 D0

Cara kerja:
Sebelum dimasuki data rangkaian direset dulu agar keluaran Q semuanya
0. Setelah itu data dimasukkan secara paralel pada input D-FF dan data
akan diloloskan keluar secara paralel setelah flip-flop mendapat pulsa
clock dari 0 ke 1.
Contoh:
TABEL KEBENARAN:
Clock D1 D2 D3 D4 QD QC QB QA
0 1 1 0 1 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 0 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 56


2 1 0 0 1 1 0 0 1
3 0 0 0 1 0 0 0 1

4. Register geser PISO


Adalah register geser dengan masukan data secara paralel dan dikeluarkan
secara deret/serial.
Gambar rangkaian register PISO menggunakan D-FF adalah sebagai
berikut:
A B C D

Data
load

DFF2 DFF2 DFF2 DFF2 Serial


1 3 1 3 1 3 1 3
D Q D Q D Q D Q Out
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
R R R R
Clock

Rangkaian diatas merupakan register geser dengan panjang kata 4 bit.


Semua jalan masuk clock dihubungkan jajar. Data-data yang ada di A, B,
C, D dimasukkan ke flip-flop secara serempak, apabila dijalan masuk
Data Load diberi logik 1.
Cara Kerja:
 Mula-mula jalan masuk Data Load = 0, maka semua pintu NAND
mengeluarkan 1, sehingga jalan masuk set dan rerset semuanya 1
berarti bahwa jalan masuk set dan reset tidak berpengaruh.
 Jika Data Load = 1, maka semua input paralel akan dilewatkan oleh
NAND. Misal jalan masuk A=1, maka pintu NAND 1 mengeluarkan 0
adapun pintu NAND 2 mengeluarkan 1. Dengan demikian flip-flop
diset sehingga menjadi Q=1. Karena flip-flop yang lainpun
dihubungkan dengan cara yang sama, maka mereka juga mengoper

RPP TEKNIK DIGITAL Page 57


informasi pada saat Data Load diberi logik 1. Setelah informasi berada
didalam register, Data Load diberi logik 0. Informasi akan dapat
dikeluarkan dari register dengan cara memasukkan denyut lonceng,
denyut-demi denyut keluar deret/seri. Untuk keperluan ini jalan masuk
D dihubungkan kepada keluaran Q.
Ada juga register yang dapat digunakan sebagai Shift register SISO
maupun PIPO dengan bantuan suatu control sbb:
Preset

Data Reset
jajar
Input Control
(IC)

Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO


Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO

Data IC Preset Reset


0 1 1 0
1 1 0 1
0 0 1 1
1 0 1 1

Rangkaian kontrol diatas dapat disimbolkan sbb:


Preset

4
Data Paralel 1
Reset
5
2

3
Input Control

Rangkaian selengkapnya adalah sbb:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 58


QD QC QB QA

Data P P P P
Seri D D D D
Q Q Q Q

C C C C
R R R R

Clock

P P P P
D D D D
Q Q Q Q

C C C C
R R R R

IC

D3 D2 D1 D0

Catatan:
Jika IC=0, maka input yang dimasukan ke D0, D1, D2, D3 tidak
mempengaruhi keadaan output QA, QB, QC, QD tetapi yang
mempengaruhinya adalah data yang dimasukkan ke input D-
FF secara serial, maka pada kondisi ini rangkaian akan
bekerja senagai register geser SISO.
Jika IC=1, maka input yang dimasukkan ke gate D seri tidak akan
mempengaruhi output, tetapi output dipengaruhi oleh data
paralel (D0, D1, D2, D3).
Input dimasukkan secara serempak dan keluaran ditunjukkan
secara serempak begitu pulsa clock berguling dari 1 ke 0, maka
pada kondisi ini rangkaian akan bekerja sebagai registeer geser
PIPO.

a. Rangkuman
Karena suatu unit biner adalah memori 1 bit maka susunan n buah flip-flop
dapat menyimpan kata n bit. Susunan ini dinamakan Register. Untuk
memungkinkan pembacaan data yang berurutan, maka keluaran dari flip-flop
yang satu dihubungkan dengan masukan dari flip-flop berikutnya. Konfigurasi
seperti ini yang disebut dengan register geser. Masing-masing flip-flop banyak
menggunakan JK-FF dan D-FF. Perhatikan pada uraian materi diatas bahwa

RPP TEKNIK DIGITAL Page 59


tahapan yang harus menyimpan bit paling berarti adalah MSB (Most
Significant Bit). Bit paling tidak berarti adalah LSB (List Significant Bit) yang
berada pada bit disebelah paling kanan.
Macam-macam register yang digunakan adalah berdasarkan fungsinya yaitu
meliputi:
1. Register SISO yaitu merupakan register yang masukan datanya seri dan
keluar secara seri. Penerapan Register ini yaitu untuk Register geser
kanan, geser kiri. Beberapa jenis register yang banyak dipasaran
dilengkapi dengan gerbang-gerbang yang memungkinkan pemindahan
data dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Suatu penerapan untuk operasi-
operasi ini adalah dalam perkalian dan pembagian oleh angka kelipatan 2
2. Register SIPO yaitu merupakan register yang masukan datanya secara seri
dan keluar secara paralel. Flip-flop yang telah dijelaskan diatas dapat
dikosongkan isinya dengan memberi bit 0 pada Clear sehingga semua
keluaran Q1, Q2, Q3 dan Q4 = 0, setelah clear diberi logik 1, clock
diberikan, data dimasukan misalnya 1101 maka data yang tak berarti akan
tersimpan pada FF4 = 1, berturut-turut menuju ke kiri (data yang paling
berarti) FF3 akan tersimpan logik 0, FF2 = logik 1 dan FF1=logik 1
3. Register PISO yaitu merupakan register yang masukan datanya secara
paralel dan keluarannya secara seri.
Dalam kasus yang dijelaskan diatas flip-flop yang dipasang adalah FF1,
FF2, FF3, FF4 dan data yang dimasukkan adalah 1101 maka data yang
tersimpan itu selanjutnya dapat dibaca secara serial pada FF yang paling
kanan dengan menggunakan 4 pulsa clock. Sistem ini merupakan suatu
konverter paralel ke serial.
4. Register PIPO yaitu data dimasukkan seperti dijelaskan diatas secara
paralel dan kemudian akan digeserkan secara paralel pada keluarannya.
Dan masing-masing flip-flop hanya digunakan sebagai suatu memori.
Salah satu penerapan yang penting dari register adalah penggunaanya sebagai
pembangkit barisan biner. Sistem ini juga disebut pembangkit kata, kode atau
huruf.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 60


Suatu register geser juga dapat dipakai untuk menimbulkan penundaan waktu
∆ dalam suatu sistem. Jadi suatu deretan pulsa masuk akan muncul pada
keluaran suatu register n tahapan dengan penundaan waktu selama ∆=(n-1)T
Disamping itu register geser juga dapat digunakan sebagai Ring Counter
(pencacah sim vol). Jadi suatu pencacah sim vol mempunyai fungsi serupa
dengan sebuah saklar Steping (Stepping Switch), karena setiap pulsa
penggeser memajukan saklar itu sejauh satu langkah.

b. Tugas
1. Apa yang dimaksud dengan register?
2. Ada berapa jenis register, sebutkan!
3. Gambarkan rangkaian register SISO 4 bit menggunakan JK FF dan D FF
serta jelaskan cara kerja masing-masing!
4. Gambarkan rangkaian register geser SRR dan SLR menggunakan Shift
Control!
5. Kenapa dalam register SIPO dalam membaca keluaran paralel, input Read
Out diberi logik 1?

c. Tes Formatif
1. Sebutkan 5 fungsi dari Register?
2. Apakah fungsi Clear pada Register?
3. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini jika Shift Register tersebut
mempunyai output 8 bit secara SIPO, dimana Q8 merupakan LSB!

Clock Data input Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8


0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 61


4. Gambarkan SIPO Shift Register tersebut diatas secara blok diagram?

d. Kunci Jawaban
1. Lima fungsi dari Register yaitu untuk:
a. Memmory (menyimpan data)
b. Penggeser data dari input seri ke output paralel
c. Penggeser data kekanan (SRR) dan kekiri (SLR)
d. Pembangkit barisan biner (sequence generator)
e. Saluran penunda digital
2. Fungsi clear pada register untuk membersihkan data yang ada pada flip-
flop (membersihkan memory) supaya sebelum data dimasukan output flip-
flop semua dalam kondisi 0.
3. Tabel Kebenaran

Clock Data input Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8


0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
2 1 1 1 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 0 0 0 0 0
4 1 1 1 1 1 0 0 0 0
5 1 1 1 1 1 1 0 0 0
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0
7 1 1 1 1 1 1 1 1 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4. Blok diagram SIPO untuk tabel diatas

Q1 MSB
11111111 Q2
Serial Input Q3
Q4
Q5
Q6
Clk
Q7
Q8 LSB

Clear

RPP TEKNIK DIGITAL Page 62


e. Lembar Kerja

Judul : Register

BAHAN KERJA
1. IC SN 7473 (dual JK FF with clear) 2 buah
2. IC SN 7400 (quadraple Z inputs NAND gate) 1 buah
3. IC SN 7474 (dual DFF with Preset dan Clear) 2 buah
4. IC SN 7495 (4 bit SRR or SLR) 1 buah
5. IC SN 74164 (8 bit SIPO Shift Register) 1 buah
6. Indikator (LED) 8 buah
7. Rangkaian Clock
ALAT KERJA
1. Papan percobaan
2. Kabel penghubung
3. Catu daya + 5 volt DC
4. Multimeter

KESELAMATAN KERJA
1. Selalu berhati-hati dalam membuat rangkaian.
2. Meneliti terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan.
3. Menggunakan catu daya yang sesuai untuk setiap percobaan.
4. Menanyakan kepada instruktur bila mengalami kesulitan.
PETUNJUK UMUM
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar percobaan.
3. Bila dalam merangkai telah baik dan benar, laporkan kepada instruktur.
4. Menyalakan catu daya.
5. Memberikan keadaan logik seperti pada tabel.
6. Memperhatikan dan mencatat hasilnya (outputnya).
7. Melakukan percobaan sampai 2 atau 3 kali.
8. Bila telah selesai melakukan percobaan mematikan catu daya.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 63


9. Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
10. Membersihkan ruangan tempat percobaan.
LANGKAH KERJA
A. Percobaan I (SRR menggunakan JK FF).
Rangkaian gambar berikut:
Q1 Q2 Q3 Q4

Word in (SI)
1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q K Q
Clock FF1 FF2 FF3 FF4

Clear

Bit-bit dimasukkan ke Word in (masukkan kata). Sebelum pulsa clock


diberikan, FF direset terlebih dahulu dengan cara memberikan logik 0 ke
pin Clear. Masukkan data dengan memberikan pulsa clock sesuai tabel
berikut:

Word in Clock QA QB QC QD

0
1
1
0
1

B. Percobaan II (SRR menggunakan D FF)


Buatlah rangkaian berikut:
Q1 Q2 Q3 Q4

Word in (SI)
1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q K Q
Clock FF1 FF2 FF3 FF4

Clear

RPP TEKNIK DIGITAL Page 64


Bit-bit dimasukkan ke input D FF-I. Sebelum pulsa clock diberikan, FF
direset terlebih dahulu. Berikan data input dan catat outputnya dalam tabel
berikut:

Output
Input Clock
QA QB QC QD
0
1
1
0
1

C. Percobaan III (Register PIPO menggunakan D FF)


Buat rangkaian berikut:
QD QC QB QA

DFF2 DFF2 DFF2 DFF2


1 3 1 3 1 3 1 3
D Q D Q D Q D Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
R R R R
Reset
Clock
D3 D2 D1 D0

Bit-bit dimasukkan pada input D0, D1, D2, D3. Sebelum pulsa clock
dimasukkan, resetlah terlebih dahulu. Masukkan data dan catat outputnya
dalam tabel berikut:
PARALEL IN PARALEL OUT
Clock Q Q Q
D0 D1 D2 D3 QD
A B C
0 0 0 1
0 1 0 1
1 1 0 1
1 0 0 1

D. Percobaan IV (SRR menggunakan IC SN 7495)


Buatlah rangkaian berikut:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 65


Mode Control 6
1 MODE
Serial In SER
Clock 9
CLK1
13
QA 12
QB 11
QC 10
QD
7495

Terminal mode control diberikan kondisi “0”. Bit-bit dimasukkan ke


terminal serial input. Masukkan data dan catat outputnya dalam tabel
berikut:
Serial Output
Clock 1
In QA QB QC QD
1
1
0
1

E. Percobaan V (SLR menggunakan IC SN 7495)


Buatlah rangkaian berikut:

Mode Control 6
MODE

Clock 2 8
2 CLK2 13
3 A QA 12
4 B QB 11
5 C QC 10
Serial In D QD
7495

Terminal mode control diberikan kondisi “1”, pulsa clock diberikan pada
terminal clock 2. Bit-bit dimasukkan melalui input D. Masukkan data dan
catat outputnya dalam tabel berikut:

Input D Clock 2 QA QB QC QD
1
1
0
1

F. Percobaan VI (SRR menggunakan IC SN 74164)


Buatlah rangkaian berikut:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 66


U15
3
QA 4
1 QB 5
A QC 6
Serial In QD 10
2
B QE 11
8 QF 12
Clock CLKQG 13

CLR
QH

74164

9
Reset

Bit-bit dimasukkan melalui terminal input 1 atau 2, Clock dimasukkan


melalui pin 8 dan reset melalui pin 9. Sebelum data dimasukkan resetlah
terlebih dahulu. Masukkan data dan catat outputnya dalam tabel berikut:

Input Clock QA QB QC QD QE QF QG QH
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
0
0
0
0
0
0
0

Simpulkan dari masing-masing percobaan!

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :


2. Pertemuan 8: Terampil Menggambar rangkian elektronika.
a. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar
yang ingin dicapai melalui kegiatan
pembelajaran hari ini, yaitu: register
q. Guru memotivasi siswa dengan memberikan
contoh register dalam kegiatan sehari hari

RPP TEKNIK DIGITAL Page 67


r. Guru menjelaskan cara menggambar rangkaian
elektronika
b. Kegiatan Inti

Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan


s. Guru menjelaskan langkah langkah register.
Fase 3 : Membimbing pelatihan
t. Guru membimbing siswa menentukan register

Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan


umpan balik
u. Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap
register
v. Guru memberikan umpan balik terhadap
materi yang diberikan

j. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan
w. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
x. Guru memberikan materi lanjutan berupa
evaluasi untuk dikerjakan dirumah

F. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM


Press.
2. Rusmadi, Dedi. 1995. Mengenal Komponen
Elektronika. Bandung.

G. Penilaian : 1. Teknik : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas


2. Bentuk : Uraian Objektif

………… , ………….. 200…


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H. MARJUKI, S.Pd ……………………….

RPP TEKNIK DIGITAL Page 68


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMK : SMK NEGERI 3 AMUNTAI


Mata Pelajaran : Teori Produktif AV
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi : Menguasai Teknik Digital
Indikator :
1. Menyebutkan jenis-jenis Counter dengan benar.
2. Menyebutkan karakteristik penting dari pencacah.
3. Menentukan langkah-langkah dalam merancang suatu
pencacah.
4. Menjelaskan prinsip kerja pencacah sinkron dan tak
sinkron sebagai pencacah maju (Up Counter).
5. Menjelaskan prinsip kerja pencacah sinkron dan tak
sinkron sebagai pencacah mundur (Down Counter).
6. Menentukan pencacah sinkron dan tak sinkron sebagai
pencacah yang dapat berhenti sendiri (Self Stopping) dan
pencacah yang dapat berjalan terus (Free Running).
7. Menentukan batas hitungan (Modulo) pencacah sinkron
dan tak sinkron untuk batas hitungan tertentu.
8. Menentukan pencacah sinkron dan tak sinkron sebagai
pencacah maju dan mundur (Up-Down Counter).
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 x pertemuan )
Tujuan Pembelajaran :
1 Menyebutkan jenis-jenis Counter dengan benar.
2 Menyebutkan karakteristik penting dari pencacah.
3 Menentukan langkah-langkah dalam merancang
suatu pencacah.
4 Menjelaskan prinsip kerja pencacah sinkron dan
tak sinkron sebagai pencacah maju (Up Counter).
5 Menjelaskan prinsip kerja pencacah sinkron dan
tak sinkron sebagai pencacah mundur (Down
Counter).

RPP TEKNIK DIGITAL Page 69


6 Menentukan pencacah sinkron dan tak sinkron
sebagai pencacah yang dapat berhenti sendiri (Self
Stopping) dan pencacah yang dapat berjalan terus
(Free Running).
7 Menentukan batas hitungan (Modulo) pencacah
sinkron dan tak sinkron untuk batas hitungan
tertentu.
8 Menentukan pencacah sinkron dan tak sinkron
sebagai pencacah maju dan mundur (Up-Down
Counter).
B. Materi Pembelajaran :

COUNTER
Counters (pencacah) adalah alat/rangkaian digital yang berfungsi
menghitung/mencacah banyaknya pulsa cIock atau juga berfungsi sebagai
pembagi frekuensi, pembangkit kode biner, Gray.
Ada 2 jenis pencacah yaitu:
1. Pencacah sinkron (syncronuous counters) atau pencacah jajar.
2. Pencacah tak sinkron (asyncronuous counters) yang kadang-kadang
disebut juga pencacah deret (series counters) atau pencacah kerut (rippIe
counters).
Karakteristik penting daripada pencacah adalah:
1. Kerjanya sinkron atau tak sinkron.
2. mencacah maju atau mundur.
3. sampai beberapa banyak ia dapat mencacah (modulo pencacah).
4. Dapat berjalan terus (free running) ataukah dapat berhenti sendiri (seIf
stopping)

Langkah-Langkah dalam merancang pencacah adalah menentukan:


1. Karakteristik pencacah (tersebut diatas).
2. Jenis flip-flop yang diperlukan/digunakan (D-FF, JK FF atau RS-FF).

RPP TEKNIK DIGITAL Page 70


3. Prasyarat perubahan logikanya (dari flip-flop yang digunakan).
a) Pencacah Tak Sinkron
Dianamai pencacah tak sinkron (asynkronuous counters) atau ripple
through counters, sebab flip-flop nya bergulingan secara tak serempak
tetapi secara berurutan. Hal ini disebabkan karena hanya flip-flop yang
paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock untuk flip-flop
lainnya diambilkan dari masing-masing flip-flop sebelumnya. Banyaknya
denyut yang dimasukkan diterjemahkan oleh flip-flop kedalam bentuk
biner. Itulah sebabnya pencacah tak sinkron disebut juga pencacah biner.
Pada pencacah tak sinkron penundaan adalah sama dengan penundaan-
penundaan flip-flop dijumlahkan.
Ada dua macam pencacah yaitu pencacah sinkron dan asinkron. Pencacah
sinkron terdiri dari 4 macam yaitu:
1) Pencacah maju sinkron yang berjalan terus (Free Running).
2) Pencacah maju sinkron yang dapat berhenti sendiri (Self Stopping).
3) Pencacah mundur sinkron.
4) Pencacah maju dan mundur sinkron (Up-down Counter).
Pencacah tak sinkron terdiri dari 4 macam yaitu:
1) Pencacah maju taksinkron yang berjalan terus (Free Running).
2) Pencacah maju taksinkron yang dapat berhenti sendiri (Self Stopping).
3) Pencacah mundur tak sinkron.
4) Pencacah maju dan mundur tak sinkron (Up-down Counter).
Macam-macam penggunaan pencacah:
1) Penggunaan pencacah dalam teknologi industri. Dalam hal ini
pencacah dioperasikan untuk menghitung obyek (barang produksi)
dengan tujuan untuk mencapai kecepatan dan kecermatan
penghitungan.
2) Digunakan sebagai pembagi frekuensi.
3) Untuk mengukur besarnya frekuensi.
4) Untuk mengukur waktu interval anta dua pulsa.
5) Untuk mengukur jarak.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 71


6) Untuk mengukur kecepatan.
7) Penggunaan dalam digital komputer.
8) Untuk mengubah sinyal analog menjadi digital (Analog to Digital
Converterrs/ADC) maupun untuk mengubah sinyal digital ke analog
(Digital to Analog Converter/DAC).
1) Pencacah maju tak sinkron
Dasar dari pencacah ini adalah JK-FF yang dioperasikan sebagai T-FF
(JK-FF dalam kondisi toggle) yaitu dimana kedua input J dan K diberi
nilai logika “1”. Dan dalam keadaan demikian JK-FF akan berfungsi
sebagai pembagi dua. Atau dengan kata lain, frekuensi output JK-FF
tersebut sama dengan setengah frekuensi clock yang diberikan.
Rumus frekuensi output flip-flop dalam kondisi ini adalah:
F output = 1/2n x F in
Frekuensi input pulsa clock
=
2n
(n = banyaknya toggle flip-flop yang dipakai)
Rangkaian berikut merupakan pencacah maju tak sinkron yang
menggunakan 4 buah JK-FF:
QA(LSB) QB QC QD(MSB)

1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K AQ K BQ K CQ K DQ

Cara kerja rangkaian diatas adalah sebagai berikut:


(a) Output flip-flop yang pertama (QA) akan berguling (menjadi 0
atau 1) setiap pulsa clock pada sisi negatif/trailing edge atau dari
kondisi 1 ke 0.
(b) Output flip-flop yang lainnya akan berguling bila dan hanya bila
output flip-flop sebelumnya berganti kondisi dari 1 ke 0 (sisi
negatif/trailing edge) juga.
Diagram waktu/timing diagram rangkaian tersebut adalah sebagai
berikut:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 72


Clock

QA

QB

QC

QD
Dari diagram waktu diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa QA
berguling setiap kali pulsa clock pada sisi negatifnya. QB berguling
setiap kali sisi negatif dari QA. QC berguling setiap kali sisi negatif
dari QB dan QD bergulingan setiap kali sisi negatif dari QC.
Dan karena masing-masing flip-flop berfungsi sebagai pembagi dua,
maka frekuensi masing-masing outpunya adalah:
QA = ½ frekuensi sinyal clock.
QB = ½ frekuensi QA = ¼ frekuensi sinyal clock.
QC = ½ frekuensi QB = 1/8 frekuensi sinyal clock.
QD = ½ frekuensi QC = 1/16 frekuensi sinyal clock.
Dengan demikian didapat suatu pembagi 2n = 16 (n = banyaknya flip-
flop), yaitu dengan melihat frekuensi output flip-flop terakhir.
Dari diagram waktu diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai
berikut:

QD QC QB QA
Clock Desimal
MSB LSB

RPP TEKNIK DIGITAL Page 73


0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1
2 0 0 1 0 2
3 0 0 1 1 3
4 0 1 0 0 4
5 0 1 0 1 5
6 0 1 1 0 6
7 0 1 1 1 7
8 1 0 0 0 8
9 1 0 0 1 9
10 1 0 1 0 10
11 1 0 1 1 11
12 1 1 0 0 12
13 1 1 0 1 13
14 1 1 1 0 14
15 1 1 1 1 15

Pecacah diatas dapat mencacah dari bilangan buner 0000 sampai


dengan 1111 (dari 0 sampai 15 desimal). Pencacah tersebut merupkan
pencacah 16 modulus (modulo 16 counters).
2) Pencacah mundur tak sinkron
Dari pencacah maju dapat kita buat menjadi pencacah mundur dengan
cara yang dibaca bukan keluaran Q melainkan keluaran Qnot atau
dengan cara output Qnot sebagai masukan clock pada flip-flop
berikutnya. Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut:
QA(LSB) QB QC QD(MSB)

1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
Clock 2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K AQ K BQ K CQ K DQ

Atau
QA(LSB) QB QC QD(MSB)

1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
Clock 2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K AQ K BQ K CQ K DQ

Diagram waktu/timing diagram dari rangkaian tersebut adalah sebagai


berikut:

Clock
RPP TEKNIK DIGITAL Page 74
QA

QB
Selanjutnya dari diagram waktu tersebut dapat dibuat tabel kebenaran
seperti berikut:

Clock QD QC QB QA Desimal
0 1 1 1 1 15
1 1 1 1 0 14
2 1 1 0 1 13
3 1 1 0 0 12
4 1 0 1 1 11
5 1 0 1 0 10
6 1 0 0 1 9
7 1 0 0 0 8
8 0 1 1 1 7
9 0 1 1 0 6
10 0 1 0 1 5
11 0 1 0 0 4
12 0 0 1 1 3
13 0 0 1 0 2
14 0 0 0 1 1
15 0 0 0 0 0
16 1 1 1 1 15

Pecacah diatas dapat mencacah mundur dari bilangan biner 1111


sampai dengan 0000 (atau 15 s/d 0 dasan).
Selain dengan cara trsebut diatas untuk merancang pencacah dapat
dilakukan pula dengan bantuan Peta Karnaugh (KARNAUGH MAP)
dan prasyarat perubahan logic dari flip-flop yang digunakan.

(a) RS FLIP-FLOP

RPP TEKNIK DIGITAL Page 75


Preset

S Q

CLK

R Q

Clear RS-FF

TRUTH TABLE EXCITATION


R S Q TABLE
0 0 Qn R S Qn Qn+1
0 1 1 X 0 0 0
1 0 0 0 1 0 1
1 1 . 1 0 1 0
1 1 1 1
. = indeterminate x = don’t care
Clear = 0 , Q = 0
Preset = 0 , Q = 1

(b) J-K FLIP-FLOP


Preset

J Q

CLK

K Q

Clear JK-FF

TRUTH TABLE EXCITATIAN TABLE


tn tn+1 Qn Qn+1 J K
J K Q 0 0 0 x
0 0 Qn 0 1 1 x
0 1 0 1 0 x 1
1 0 1
1 1 x 0
1 1 Qn
X=don’tcare

3) Pencacah Maju Tak Sinkron


(a) Pecacah Tak Sinkron Modulo 8

RPP TEKNIK DIGITAL Page 76


Misal kita merencanakan pencacah maju tak sinkron modulo 8 dan
yang digunakan adalah JK Flip-flop. Jadi memerlukan 3 buah FF.

Pulsa Output FFC FFB FFA


ke C B A JC KC JB KB JA KA
0 0 0 0 X X X X 1 X
1 0 0 1 X X 1 X X 1
2 0 1 0 X X X X 1 X
3 0 1 1 1 X X 1 X 1
4 1 0 0 X X X X 1 X
5 1 0 1 X X 1 X X 1
6 1 1 0 X X X X 1 X
7 1 1 1 X 1 X 1 X 1
8 0 0 0 X X X X X X
9 0 0 1 X X X X X X

C\BA 00 01 10 11 C\BA 00 01 10 11
0 1 x x 1 0 x x1 x
1 1 x x 1 1 x x 1 X
JA = 1 KB = 1
C\BA 00 01 10 11 C\BA 00 01 10 11
0 x 1 X X 0 1 x1 x
1 x 1 x X 1 x 1 1 X
JB = 1 KA = 1
C\BA 00 01 10 11
C\BA 00 01 10 11
0 x X 1 X
0 1 xX x
1 x x 1 X
1 x 1 1 X
JC = 1
KC = 1
Realisasi rangkaiannya adalah sebagai berikut:
Jadi: JA=JB=JC=KA=KB=KC = 1
A B C

1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q
Clock 2
CLK
2
CLK
2
CLK
3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q
JKFFA JKFFB JKFFC

RPP TEKNIK DIGITAL Page 77


(b) Pencacah 8421 BCD (Dekade Counters) tak sinkron
Pu Output FFD FFC FFB FFA
Clea
lsa K K K K
D C B A JD JC JB JA r
ke D C B A
0 0 0 0 0 X X X X X X 1 X 1
1 0 0 0 1 X X X X 1 X X 1 1
2 0 0 1 0 X X X X X X 1 X 1
3 0 0 1 1 X X 1 X X 1 X 1 1
4 0 1 0 0 X X X X X X 1 X 1
5 0 1 0 1 X X X X 1 X X 1 1
6 0 1 1 0 X X X X X X 1 X 1
7 0 1 1 1 1 X X 1 X 1 X 1 1
8 1 0 0 0 X X X X X X 1 X 1
9 1 0 0 1 X X X X 1 X X 1 1
10 1 0 1 0 X X X X X X X X 0
11 0 0 0 0 X X X X X X X X X
12 0 0 0 1 X X X X X X X X X
13 0 0 1 0 X X X X X X X X X
14 0 0 1 1 X X X X X X X X X

JA=KA=JB=KB=JC=KC=JD=KD = 1
Clear = B + D
BA
00 01 10 11
DC
00 1 1 1 1
01 1 1 1 1
10 x x X X
11 1 1 X 0

Realisasi rangkaian
A B C

1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
Clock 2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q K Q
JKFFA JKFFB JKFFC JKFFC

Pencacah diatas merupakan pencacah tak sinkron dengan modulo


tertentu dan merupakan pencacah yang berjalan terus (Free

RPP TEKNIK DIGITAL Page 78


Running) karena setelah hitungan yang dikehendaki terlampaui,
pencacah tersebut mulai mencacah lagi dari awal.

(c) Pencacah maju tak sinkron dapat berhenti sendiri (Self Stopping)
(1) Berhenti pada 11 (3)
Pulsa Output FFB FFA
ke B A JB KB JA KA
0 0 0 X X 1 X
1 0 1 1 X X 1
2 1 0 X X 1 X
3 1 1 X 0 X 0
4 1 1 . . . .
5 1 1 . . . .

KA = B
A
0 1
B
0 x 1
1 x 0

KB = 0
Jadi:
A
0 1 JA = JB = 1
B KA = Bnot
0 x 1 KB = 0
1 x 0

Realisasi rangkaiannya adalah sebagai berikut:


A B

1 4 1 4
J Q J Q
Clock 2
CLK
2
CLK
3 5 3 5
K Q K Q
JKFFA JKFFB

(2) Berhenti pada 110 (6)


Puls Output FFC FFB FFA
a ke C B A JC KC JB KB JA KA
0 0 0 0 X X X X 1 X
1 0 0 1 X X 1 X X 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 79


2 0 1 0 X X X X 1 X
3 0 1 1 1 X X 1 X 1
4 1 0 0 X X X X 1 X
5 1 0 1 X X 1 X X 1
6 1 1 0 X X X X 0 X
7 1 1 0 X X X X X X

KA=JB=JC=KB=KC = 1

BA
00 01 10 11
C
0 1 x X 1
1 1 X X 0

Jadi:
JB=JC=KA=KB=KC =1

Realisasi Rangkaian:
A B C

1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q
Clock 2
CLK
2
CLK
2
CLK
3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q
JKFFA JKFFB JKFFC

4) Pencacah Mundur Tak Sinkron


Dari pencacah maju tak sinkron kita dapat berubah/beralih ke
pencacah mundur dengan jalan tidak membaca keluaran Q, melainkan
membaca keluaran Qnot. Atau dengan memindahkan input pulsa
clock yang mula-mula dari Q dipindahkan ke Qnot, dimana
pembacaan keluaran tetap pada Q.
Gambar rangkaian:
A B C

1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q
Clock 2
CLK
2
CLK
2
CLK
3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q
JKFFA JKFFB JKFFC

RPP TEKNIK DIGITAL Page 80


A B C

1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q
Clock 2
CLK
2
CLK
2
CLK
3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q
JKFFA JKFFB JKFFC

II

Output 1 Output 2
Pulsa ke
C B A C B A
0 1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1
2 1 0 1 1 1 0
3 1 0 0 1 0 1
4 0 1 1 1 0 0
5 0 1 0 0 1 1
6 0 0 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 1
8 1 1 1 0 0 0
9 1 1 0 1 1 1

5) Pencacah maju dan mundur tak sinkron (Up-Down Counter)


1. a. Sebagai pencacah maju , membaca keluaran Q
b. Sebagai pencacah mundur , membaca keluaran Qnot
2. a. Sebagai pencacah maju, pulsa clock berasal dari output Q flip-
flop sebelumnya.
b. Sebagai pencacah mundur, pulsa clock berasal dari output Qnot
flip-flop sebelumnya.
Sekarang kita memerlukan suatu rangkaian multipekser 2 ke 1, misal
Input Kontrol adalah A (data select):
A Q Q not Output
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1

RPP TEKNIK DIGITAL Page 81


QQ
00 01 11 10
A
0 0 1 1 0
1 0 0 1 0

Misal output = Y, sehingga Y= A.Q + A.Q


Saat A = 1 Y = 0.Q + 1.Q
Saat A = 0 Y = 1.Q + 0.Q

Realisasi rangkaiannya:

Q
Y
Q

b) Pencacah Sinkron
Pencacah sinkron dinamai juga pencacah jajar. Masukan untuk denyut
sulut (trigger pulse) yang disebut juga denyut-denyut lonceng/clock
dikendalikan secara serempak. Dengan demikian penundaan counters
adalah sama dengan penundaannya flip-flop.
Pencacah sinkron memerlukan sirkuit lonceng/clock yang berdaya tinggi,
sebab lonceng harus menggerakkan semua flip-flop.
1) Pencacah Maju Sinkron
(a) Pencacah maju sinkron modulo 5 biner
Jadi kembali ke 000 pada pulsa kelima.

Pulsa Output FFC FFB FFA


Ke C B A JC KC JB KB JA KA
0 0 0 0 0 X 0 X 1 X
1 0 0 1 0 X 1 X X 1
2 0 1 0 0 X X 0 1 X
3 0 1 1 1 X X 1 X 1
4 1 0 0 X 1 0 X 0 X

RPP TEKNIK DIGITAL Page 82


5 0 0 0 X X X X X X
6 0 0 1 X X X X X X
7 0 1 0 X X X X X X

Realisasi rangkaian:
A B C

1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q
2 2 2
CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q
Clock JKFFA JKFFB JKFFC

(b) Pencacah Maju sinkron modulo 5 kode gray

Pulsa Output FFC FFB FFA


Ke C B A JC KC JB KB JA KA
0 0 0 0 0 X 0 X 1 X
1 0 0 1 0 X 1 X X 0
2 0 1 1 0 X X 0 x 1
3 0 1 0 1 X X 0 0 x
4 1 1 0 X 1 x 1 0 X
5 0 0 0 X X X X X X
6 0 0 1 X X X X X X
7 0 1 1 X X X X X X

Realisasi rangkaian:
C B A

1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q
2 2 2
CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q
Clock JKFFA JKFFB JKFFC

(c) Pencacah 8421 BCD (Decade Counter) Sinkron


Output FFD FFC FFB FFA
Pulsa
J K K K J K
ke D C B A JC JB
D D C B A A

RPP TEKNIK DIGITAL Page 83


Output FFD FFC FFB FFA
Pulsa
J K K K J K
ke D C B A JC JB
D D C B A A
0 0 0 0 0 0 X 0 X 0 X 1 X
1 0 0 0 1 0 X 0 X 1 X X 1
2 0 0 1 0 0 X 0 X X 0 1 X
3 0 0 1 1 0 X 1 X X 1 X 1
4 0 1 0 0 0 X X 0 0 X 1 X
5 0 1 0 1 0 X X 0 1 X X 1
6 0 1 1 0 0 X X 0 X 0 1 X
7 0 1 1 1 1 X X 1 X 1 X 1
8 1 0 0 0 X 0 0 X 0 X 1 X
9 1 0 0 1 X 1 0 X 0 X X 1
10 0 0 0 0 X X X X X X X X
11 0 0 0 1 X X X X X X X X
12 0 0 1 0 X X X X X X X X
13 0 0 1 1 X X X X X X X X
14 0 1 0 0 X X X X X X X X
15 0 1 0 1 X X X X X X X X

Realisasi rangkaian:
D C B A

1 4 1 4
1 4 1 4 J Q J Q
J Q J Q 2 2
2 2 CLK CLK
CLK CLK 3 5 3 5
3 5 3 5 K Q K Q
K Q K Q JKFFC JKFFC
Clock JKFFA JKFFB

(d) Pencacah Maju Sinkron dapat berhenti sendiri


(1) Berhenti pada 11
Pulsa Out FFB FFA
ke B A JB KB JA KA
0 0 0 0 X 1 X
1 0 1 1 X X 1
2 1 0 X 0 1 X
3 1 1 X 0 X 0
4 1 1 . . . .
5 1 1 . . . .

Realisasi rangkaian

RPP TEKNIK DIGITAL Page 84


B A

1 4 1 4
J Q 1 J Q
2 2
CLK CLK
3 5 3 5
0 K Q K Q
Clock JKFFB JKFFA

(2) Berhenti pada 110 (6)


Pulsa Out FFC FFB FFA
ke C B A JC KC JB KB JA KA
0 0 0 0 0 x 0 x 1 X
1 0 0 1 0 x 1 x X 1
2 0 1 0 0 x x 0 1 X
3 0 1 1 1 x x 1 X 1
4 1 0 0 x 0 0 x 1 x
5 1 0 1 x 0 1 x x 1
6 1 1 0 x 0 x 0 0 x
7 1 1 1 x x x x x x

Realisasi rangkaian:
C B A

1 4
J Q 1 4 1 4
2 J Q J Q
CLK 2 2
3 5 CLK CLK
0 K Q 3 5 3 5
Clock JKFFC K Q 1 K Q
JKFFB JKFFA

(e) Pencacah Mundur Sinkron


Dari pencacah maju kita dapat beralih ke pencacah mundur dengan
jalan tidak membaca keluaran Q, melainkan membaca keluaran
Qnot.Cara lain adalah merencanakan rangkaian sesuai dengan
perubahan keadaan logik yang dikehendaki. Misalnya kita
merencanakan suatu rangkaian pencacah mundur sinkron modulo
6.
Pulsa Out FFC FFB FFA
ke C B A JC KC JB KB JA KA
0 0 0 0 1 x 0 x 1 x
RPP TEKNIK DIGITAL Page 85
Pulsa Out FFC FFB FFA
ke C B A JC KC JB KB JA KA
1 1 0 1 x 0 0 x X 1
2 1 0 0 x 1 1 x 1 x
3 0 1 1 0 x x 0 X 1
4 0 1 0 0 x x 1 1 x
5 0 0 1 0 x 0 x x 1
6 0 0 0 1 x 0 x 1 x
7 1 0 1 x 0 0 x x 1

Realisasi rangkaian
C B A

1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q
2 2 2
CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q
0 1
Clock JKFFC JKFFB JKFFA

(f) Pencacah Maju dan Mundur Sinkron


Kita cari dahulu persamaan masing-masing pencacah (up-down
counters sinkron). Selanjutnya kita rencanakan rangkaian logika
yang dapat mengubah persamaan, dari persamaan up-counter ke
down counter sinkron dan sebaliknya, dengan 1 bit titik kontrol.
(1) Ring Counter
Ring Counter atau pencacah lingkar adalah pencacah runtun
yang merupakan pencatat (register) geser kanan (SRR) dan
data yang diperoleh dari output fllip-flop yang terakhir yang
merupakan rangkaian umpan baliknya (feed back). Rangkaian
pencacah lingkar adalah sebagai berikut:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 86


A B C D

1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q K Q
Clock JKFFC JKFFC JKFFC JKFFC

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data input dihubungkan


dengan output flip-flop terakhir. Input J dihubungkan ke output
Q dan input K dihubungkan ke output Qnot.
Pencacah jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
start sendiri, sehingga perlu di-set sebelumnya. Selain itu untuk
pencacah ini dengan empat buah flip-flop hanya dapat
menghasilkan 4 variasi keluaran, berbeda dengan pencacah
biner dengan 4 flip-flop akan dapat menghasilkan 16 variasi
keluaran. Misal pencacah lingkar kita-Set pada flip-flop I,
maka setelah diberi pulsa clock keluarannya sepeti tabel beikut:

Clock D C B A
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 1 0 0
4 1 0 0 0
5 0 0 0 1

Dari tabel disamping terlihat bahwa pada clock ke-1 data


diloloskan di FF-A pada clock berikutnya data digeser ke FF
berikutnya. Dan pada pulsa clock yang ke 5 data tersebut
kembali ke awal.
Contoh kegunaan ring counter, misal cacah lingkar betingkat
sepuluh akan dapat dipakai sebagai pencacah dekade dengan
keluaran dasan (desimal), tanpa memerlukan dekoder lain.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 87


(2) Pencacah Johnson
Pencacah Johnson atau disebut juga pencacah lingkar bersilang
adalah merupakan jenis pencacah sinkron (pencacah lingkar)
dimana output Q dan Qnot di tingkat terakhir diumpanbalikkan
ke input dengan dijungkirkan, yaitu: output Q dihubungkan
dengan input K dan output Qnot dihubungkan ke input J.
Gambar rangkaian Pencacah Johnson adalah sebagai berikut:
A B C D

1 4 1 4 1 4 1 4
J Q J Q J Q J Q
2 2 2 2
CLK CLK CLK CLK
3 5 3 5 3 5 3 5
K Q K Q K Q K Q
Clock JKFFC JKFFC JKFFC JKFFC

Tabel kebenaran pencacah Jonhson adalah sbb:

Clock D C B A
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 1
3 0 1 1 1
4 1 1 1 1
5 1 1 1 0
6 1 1 0 0
7 1 0 0 0
8 0 0 0 0

Dari tabel disamping dapat dilihat bahwa pencacah Johnson


memiliki lebih banyak variasi keluaran dari pncacah lingkar
diatas. Dengan empat buah tingkat dapat menghasilkan
keluaran sebanyak delapan variasi. Selain itu pencacah ini
dapat menganjak (start) sendiri sehingga tidak perlu diset.
Pencacah jenis ini juga tidak mencacah bilangan dalam urutan
biner.

a. Rangkuman

RPP TEKNIK DIGITAL Page 88


Counter adalah suatu alat atau rangkaian digital yang befungsi untuk
menghitung banyaknya pulsa clock, pembagi frekuensi, pembangkit kode
biner, gray.
Ada 2 macam pencacah yaitu pencacah sinkron/pencacah jajar dan pencacah
tak sinkkron/asinkron yang juga sering disebut pencacah deret (series
counters) atau pencacah kerut (ripple counters) atau pencacah biner.
Langkah-langkah penting dalam merancang suatu pencacah meliputi:
1. Kharakteristik pencacah.
a. Sinkron atau tak sinkron.
b. Pencacah maju atau pencacah mundur.
c. Sampai berapa banyak ia dapat mencacah (modulo counter).
d. Dapat bejalan terus (free running), atau dapat berhenti sendiri self
stopping.
2. Jenis-jenis flip-flop yang digunakan yaitu DFF, JKFF dan RSFF
3. Prasyarat perubahan logicnya dan flip-flop yang digunakan.
Penerapan Counter yang lain yaitu dpat digunakan sebagai:
f. Ring Counter, tetapi pada counter ni mempunyai kelemahan bila
dibandingkan denganpencacah Asinkron (biner) yaitu ring counter seperti
penjelasan diatas terdiri dari 4 FF yang hanya mengahasilkan 4 variasi
keluaran, sedangkan pada pencacah biner dengan 4 buah flip-flop akan
dapat menghasilkan 2n kombinasi keluaran, n = banyaknya flip-flop jadi
ada 24 = 16 variasi keluaran.
g. Johnson Counter/pencacah lingkar bersilang merupakan jenis pencacah
sinkron dimana output Q ditingkat terakhir dihubungkan dengan input K
dan output Qnot pada tingkat terakhir di umpan balikkan (dihubungkan)
ke input J. Penerapan Rangkaian Counter banya kita jumpai pada
peralatan-peralatan pada komputer, rangkaian pengendali, audio video dan
lain sebagainya yang menerapkan sistem kerja rangkaian Elektronika
Digital.
b. Tugas
7. Sebutkan 4 macam pencacah sinkron dan asinkron!
8. Sebutkan 4 karakteristik penting dari pencacah!

RPP TEKNIK DIGITAL Page 89


9. Sebutkan 4 karakteristik penting dari pencacah tak sinkron 3 bit (3 buah
JK FF kondisi toggle), jika frekuensi clock sebesar 8 MHz!
10. Buatlah rangkaian pembagi frekuensi modulo 4 pencacah asinkron dan
sinkron! Gunakan metode Karnaugh Map!
11. Rencanakan rangkaian pencacah yang dapat berhenti sendir pada hitungan
11(biner) sinkron dan asinkron.
c. Test Formatif
1. Jelaskan perbedaan antar pencacah sinkron dengan pencacah tak sinkron!
2. Jika diketahui tabel kebenaran bari pencacah bilangan biner 0000 sampai
dengan 1111 (dari 0 sampai 15 desimal). Pencacah tersebut merupakan
pencacah modulo 16 (modulo 16 counters)
Clock QD QC QB QA Desimal
0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1
2 0 0 1 0 2
3 0 0 1 1 3
4 0 1 0 0 4
5 0 1 0 1 5
6 0 1 1 0 6
7 0 1 1 1 7
8 1 0 0 0 8
9 1 0 0 1 9
10 1 0 1 0 10
11 1 0 1 1 11
12 1 1 0 0 12
13 1 1 0 1 13
14 1 1 1 0 14
15 1 1 1 1 15

Buatlah diagram waktu/timing diagram tabel kebenaran tersebut.


d. Kunci Jawaban
1. Perbedaan pencacah sinkron dengan asinkron.
*) Pencacah sinkron (Serempak)
a. Masukan untuk denyut lonceng/clock dikembalikan secara serempak.
b. Waktu penundaan counter adalah sama dengan penundaan satu flip-
flop.

RPP TEKNIK DIGITAL Page 90


c. Memerlukan sirkit clock yang berdaya tinggi, sebab sirkit
lonceng/clock tersebut harus menggerakkan semua flip-flop secara
serentak.
d. Sering juga dinamakan pancacah jajar/paralel.
*) Pencacah Asinkron (tak serempak)
a. Masukan untuk denut lonceng/clock dikembalikan secara tak
serempak atau tak berurutan.
b. Waktu penundaan counter adalah waktu semua penundaan flip-flop
dijumlahkan.
c. Memerlukan sirkit clock yang berdaya rendah, sebab hanya flip-flop
yang paling awal saja yang dikendalikan oleh flip-flop.
d. Sering juga dinamakan pancacah seri/pencacah biner.
2. Diagram waktu/timing diagaram adalah sebagi berikut :

Clock

QA

QB

QC

QD

e. Lembar Kerja

Judul: PENCACAH DENGAN BATAS HITUNGAN


BAHAN KERJA :
1. IC SN 7473 (dual JK FF with clear)
2. IC 7490 (decade counter)
3. CLOCK
4. Indikator (LED)
ALAT KERJA
a. Papan percobaan

RPP TEKNIK DIGITAL Page 91


b. Power suplly +5V DC
c. Multimeter
d. Kabel penghubung.
KESELAMATAN KERJA
i. Selalu berhati-hati dalam membuat rangkaian, agar tidak terjadi kesalaha
hubungan.
ii. Meneliti terlebih dahulu melakukan percobaan.
iii. Menggunakan catu daya yang sesuai untuk setiap percobaan.
iv. Menanyakan kepada instruktur bila mengalami kesulitan.
PETUNJUK UMUM
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Membuat rangkaian seperti pada gambar percobaan.
c. Bila dalam merangkai telah baik dn benar, melaporkan pada instruktur.
d. Menyalakan catu daya.
e. Memberikan pulsa-pulsa clock.
f. Memperhatikan dan mencatat hasilnya.
g. Melakukan percobaan sampai 2 atau 3 kali agar paham betul.
h. Bila telah selesai melakukan percobaan matikan catu daya.
i. Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
j. Membersihkan ruangan sekitar tempat percobaan.
LANGKAH KERJA
Percobaan I (Pencacah tak sinkron)
4. Pancacah Maju Tak Sinkron Modulo 4 (Free running)
i. Perhatikan secara seksama rangkaian dalam IC SN 7473, sehingga
dapat dikuasai benar fungsi masing-msing kakinya.
ii. Rangkailah gambar seperti pada gambar berikut
A B

Clock J Q J Q

CLK CLK

K Q K Q
JKFFB JKFFB

RPP TEKNIK DIGITAL Page 92


iii. Hubungkan terminal clear masing-masing FF ke 0 Volt, agar semua Q
= 0 (LED padam), kemudian lepaskan kembali hbungan tersebut.
iv. Berikan pulsa clock ke terminal Clock di FF A sesuai tabel berikut dan
catat hasil keluaran QA dn QB.
v. Setelah percobaan, matikan catu daya.
Out
Pulsa ke Desimal
B A
0
1
2
3
4
5
6
7
8

5. Pencacah Mundur Tak Sinkron.


i. Pindahkan hubungan terminal Clk FF dari QA ke QAnot dari gambar
1 diatas.
ii. Hidupkan rangkaian dan resetlah terlebih dahulu dengan
menghubungkan semua terminal clear ke 0 V.
iii. Masukkan pulsa clock dan catat hasilnya seperti pada tabel 1.
6. Pencacah Maju Tak Sinkron (Self Stopping)
Berhenti pada 11 (biner) = 3 (decimal)
i. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.
A B

J Q J Q
Clock
CLK CLK

K Q K Q
JKFFB JKFFB

ii. Hidupkan rangkaian dan resetlah terlebih dahulu, kemudian berikan


pulsa-pulsa clock dan catat outputnya pada tabel dibawah.
Out
Pulsa ke Desimal
B A

RPP TEKNIK DIGITAL Page 93


0
1
2
3
4
5

Percobaan II (Pencacah sinkron)


6. Pencacah maju sinkron modulo 4 (free running)
i. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut ini
A B

J Q J Q
Clock
CLK CLK

K Q K Q
JKFFB JKFFB

ii. Hidupkan rangkaian dan resetlah terlebih dahulu sehingga semua


Q = 0.
iii. Berikan pulsa-pulsa clock dan catat output QA dan QB seperi pada
tabel 1.
7. Pencacah mundur Sinkron
i. Rangkaian seperti pada gambar 3, hanya saja yang kita baca bukan
Q melainkan Qnot. Jadi pindahkan LED dari Q ke Qnot.
ii. Hidupkan rangkaian dan resetlah terlebih dahulu.
iii. Berikan pulsa-pulsa clock dan catat outputnya seperti pada tabel 1.
8. Pencacah Maju Sinkron (Self Stopping)
Berhenti pada 11 (biner) = 3 (desimal)
i. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut ini:
A B

J Q J Q
Clock
CLK CLK

K Q K Q
JKFFB JKFFB

RPP TEKNIK DIGITAL Page 94


ii. Hidupkan rangkaian dan resetlah terlebih dahulu, kemudian
berikan pulsa-pulsa clock dan catat outputnya seperti pada tabel 2.
Percobaan III (Dekade up Counter)
Pencacah pembagi 10:
1. Perhatikan gambar layout dalamnya IC SN 7490.
2. Buat rangkaian dekade counter sebagai berikut:

3. Sebelum mulai mencacah resetlah terlebih dahulu dengan cara


menghubungkan terminal Ro (1) DAN Ro (2) satu atau kedua-duanya ke
Vcc (+5 V ), setelah itu kembalikan lagi ke Ground ( 0 V )

4. Berikan pulsa-pulsa clock dan catat output QA, QB, QC, QD kedalam
tabel berikut:
Out
Pulsa ke Desimal
B A
0
1
2
3
4
5
6
7
8

RPP TEKNIK DIGITAL Page 95


9
10
11
12
13
14
15
16

5. Buatlah Tabel pengamatan dari masing-masing percobaan yang saudara


lakukan.
6. Buatlah kesimpulan dari masing-masing percobaan yang saudara lakukan.
7. Pada percobaan III, jika kita berikan logic “1” ke terminal RO (1) dan Ro
(2) sementara itu kita berikan pulsa-pulsa clock terus menerus, bagaimana
kondisi outputnya?
Pada percobaan ke III, pada pulsa keberapa sehingga output QA = 0, QB = 1, QC = 1,
QD = 0?

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :


3. Pertemuan 4: menguasai teknik digital.
a. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar
yang ingin dicapai melalui kegiatan
pembelajaran hari ini, yaitu: counter
y. Guru memotivasi siswa dengan memberikan
contoh rangkian counter

RPP TEKNIK DIGITAL Page 96


z. Guru menjelaskan cara menggambar rangkaian
elektronika
b. Kegiatan Inti

Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan


aa. Guru menjelaskan counter
Fase 3 : Membimbing pelatihan
bb. Guru membimbing siswa menentukan besar
nilai counter.

Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan


umpan balik
cc. Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap
peralatan dan bahan gambar teknik
dd. Guru memberikan umpan balik terhadap
materi yang diberikan

k. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan
ee. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
ff. Guru memberikan materi lanjutan berupa
evaluasi untuk dikerjakan dirumah

F. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM


Press.
2. Rusmadi, Dedi. 1995. Mengenal Komponen
Elektronika. Bandung.

G. Penilaian : 1. Teknik : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas


2. Bentuk : Uraian Objektif

………… , ………….. 200…


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H. MARJUKI, S.Pd ……………………….

RPP TEKNIK DIGITAL Page 97


RPP TEKNIK DIGITAL Page 98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMK : SMK NEGERI 3 AMUNTAI


Mata Pelajaran : Teori Produktif AV
Kelas/Semester : 1 AV/ I
Standar Kompetensi : Menguasai Teknik Digital
Indikator :
1. Menjelaskan rangkaian decoder dan encoder
2. Menyebutkan jenis-jenis rangkaian pengubah dengan
benar.
3. Membuat rangkaian decoder BCD ke seven segment
LED dengan benar.
4. Membuat rangkaian encoder desimal ke BCD
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 x pertemuan )
Tujuan Pembelajaran :
1. Menjelaskan rangkaian decoder dan encoder
2. Menyebutkan jenis-jenis rangkaian pengubah dengan
benar.
3. Membuat rangkaian decoder BCD ke seven segment LED
dengan benar.
4. Membuat rangkaian encoder desimal ke BCD
B. Materi Pembelajaran :
DECODER
Dalam suatu sistem digital instruksi-instruksi maupun bilangan-bilangan
dikirim dengan deretan pulsa atau tingkatan-tingkatan biner. Misalnya jika
kita menyediakan karakter 4 bit untuk pengiriman instruksi maka jumlah
instruksi berbeda yang dapat dibuat adalah 24=16. Informasi ini diberi
kode atau sandi biner. Dipihak lain seringkali timbul kebutuhan akan
suatu saklar multi posisi yang dapat dioperasikan sesuai dengan kode
tersebut. Dengan kata lain untuk masing-masing dari 16 saluran hanya 1
saluran yang dieksitasi pada setiap saat. Proses untuk identifikasi suatu
kode tertentu ini disebut pendekodean atau Decoding. Sistem BCD
(Binary Code Decimal) menterjemahkan Bilangan–bilangan decimal

RPP TEKNIK DIGITAL Page 99


dengan menggantikan setipa digit decimal menjadi 4 bit biner. Mengingat
4 digit biner dapat dibuat 16 kombinasi, maka 10 diantaranya dapat
digunakan untuk menyatakan digit decimal 0 sampai 9. Dengan ini kita
memiliki pilihan kode BCD yang luas. Salah satu pilihan yang disebut
kode 8421. Sebagai contoh, bilangan decimal 264 memerlukan 3 gugus
yang masing-masing terdiri dari 4 bit biner yang berturut-turut dari kiri
(MSB) ke kanan (LSB) sebagai berikut: 0010 0110 0100 (BCD).
Pendekode (decoder) BCD ke decimal umpamakan kita ingin mendekode
suatu instruksi BCD yang diungkapkan oleh suatu digit decimal 5. Opeasi ini
dapat dilaksanakan dengan suatu gerbang AND 4 masukan yang dieksitasi
oleh 4 bit BCD.
A Perhatikan gambar 1, keluaran gerbang AND = 1
B
Y jika masukan BCD adalah 0101 dan sama dengan
C
D untuk instruksi masukan yang lain. Karena kode

Gb1. AND 4 input ini merupakan representasi bilangan decimal 5


maka keluaran ini dinamakan saluran atau jalur 5.
Sehingga keluaran decoder ini harus dihubungkan dengan peralatan yang
dapat dibaca dan dimengerti manusia.
Jenis-jenis rangkaian decoder
1. BCD to & 7segment Decoder
a
a
MSB b
D
C
7447 c f b
Input d g
B
e e c
A
f
LSB
g d

Gb.2 BCD to Seven Segment Decoder

Kombinasi masukan biner dari jalan masukan akan diterjemahkan oleh


decoder, sehingga akan membentuk kombinasi nyala LED peraga (7
segment LED), yang sesuai kombinasi masukan biner tersebut. Sebagai
contoh, Jika masukan biner DCBA = 0001, maka decoder akan memilih
jalur keluaran mana yang akan diaktifkan. Dalam hal ini saluran b dan c

RPP TEKNIK DIGITAL Page 100


diaktifkan sehingga lampu LED b dan C menyala dan menandakan angka
1.
2. Decoder BCD ke decimal
Keluarannya dihubungkan dengan tabung indikator angka. Sehingga
kombinasi angka biner akan menghidupkan lampu indikator angka yang
sesuai. Sebagai contoh D = C = B = 0 , A= 1, akan menghidupkan lampu
indikator angka 1. Lampu indikator yang menyala akan sesuai dengan
angka biner dalam jalan masuk.
9
8
7
MSB
D 6
C
7442 5
Tabungan
B 4 angka
A 3
LSB 2
1
0

Gb.3 Decoder BCD ke Desimal

Gambar 3. Decoder BCD ke Decimal


INPUT OUTPUT
D C B A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

5. DEMULTIPLEXER

Demuliplexer adalah suatu system yang menyalurkan sinyal biner (data


serial) pada salah satu dari n sluran yang tersedia, dan pemilkah saluran
khusus tersebut ditentukan melalui alamatnya. Suatu pendekode dapat

RPP TEKNIK DIGITAL Page 101


diubah menjadi demultiplexer seperti dijelaskan pada gambar 4 sebagai
berikut:
Input B A
Gambar realisasi
rangkaian
Demultiplekser untuk
masukan 1 keluaran 4

Y0

Y1

Y2

Y3

Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian demultiplexer masukan 1


keluaran 4.
Yo = A.B
A
0 1 Y1 = A.B
B Y2 = A.B
0 Yo Y1 Y3 = A.B
1 Y2 Y3

6. MULTIPLEXER

Fungsi multiplexer adalah memilih 1 dari N sumber data masukan dan


meneruskan data yang dipilih itu kepada suatu saluran informasi tunggal.
Mengingat bahwa dalam demultiplexer hanya terdapat satu jalan masuk
dan mengeluarkan data-data yang masuk kepada salah satu dari N saluran
keluar, maka suatu multiplexer sebenarnya melaksanakan proses kebalikan
dari demultiplexer. Gambar berikut adalah merupakan suatu multiplexer 4
ke 1 saluran. Perhatikan bahwa konfigurasi pendekodean yang sama
digunakan baik dalam multiplexer maupun dalam demultiplexer

RPP TEKNIK DIGITAL Page 102


B A

Gambar Multiplexer
4 masukan ke 1
saluran keluaran

A.B
D0

A.B
D1

A.B
D2

D3
A.B

Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian multiplexer 4 masukan ke 1


saluran adalah sebagai berikut:

A
B 0 1
0 Do D2
1 D1 D3

7. ENCODER
Suatu decoder atau pendekode adalah system yang menerima kata M bit
akan menetapkan keadaan 1 pada salah satu (dan hanya satu) dari 2m
saluran keluaran yang tersedia. Dengan kata lain fungsi suatu decoder
adalah mengidentifikasi atau mengenali suatu kode terntu. Proses
kebalikannya disebu pengkodean (encoding). Suatu pengkode atau
encoder memiliki sejumlah masukan, dan pada saat tertemtu hanya salah
satu dari masukan-masukan itu yang berada pada keluaran 1 dan sebagai
akibatnya suatu kode N bit akan dihasilkan sesuai dengan masukan khusus
yang dieksitasi. Upamanya kita ingin menyalurkan suatu kode biner untuk
setiap penekanan tombol pada key board alpha numeric (suatu mesin tik
atau tele type). Pada key board tersebut terdapat 26 huruf kecil, 10 angka
dan sekitar 22 huruf khusus, sehingga kode yang diperlukan kurang lebih
bejumlah 84. syarat ini bisa dipenuhi dengan jumlah bit minimum

RPP TEKNIK DIGITAL Page 103


sebanyak 7 (27=128). Kini misalkan bahwa key board tersebut diubah
sehingga setiap saat suatu tombol ditekan, sakelar yag bersangkutan akan
menutup. Dan dengan demikian menghubungkan suatu catu daya 5 volt
(bersesuaian dengan keadaan1) dengan saluran masuk tertentu. Diagram
skema rangkaian encoder ditunjukkan sebagai berikut:
+ 5 Volt

INPUT
0

D1
2

D2
3

D4 D3
4

D5
5

D7 D6
6

D9 D8
7

D12 D11 D10


8

D13
9

D15 D14

NOT 4 NOT 3 NOT 2 NOT 1


,

D C B A

Encoder ini merupakan rangkaian penyandi dari bilangan dasan (desimal)


menjadi sandi biner (BCD=binary code decimal).
Bila tombol 1 ditekan, maka D1 akan on menghubungkan jalur A ke
logika 0 (GND), akibatnya pada NOT gate 1 timbul keluaran 1, sehingga
timbul kombinasi logika biner 0001(2), dan seterusnya.
Rangkaian Encoder juga dapat disusun dengan menggunakan gerbang
NAND sebagai berikut:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 104


9 D
4
8

7
C
3
6

B
4 2

2 A
1
1

Tabel kebenaran dari rangkaian Encoder Desimal ke BCD dengan dioda


logika dan gernag NAND sebagai berikut:

Saklar yang Output


ditekan D C B A
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1

Masih banyak jenis Encoder yang lain, yang dapat menyandikan simbol
komunikasi angka dan abjad ke angka biner. Aturan ini distandarkan oleh
ASCII (American Standard Code for Information Interchange). Penyandi
ini dipakai dalam Komputer.
a. Rangkuman
Didalam kegiatan komunikasi secara digital sering dilakukan system coding
(sandi). Untuk itu diperlukan rangkaian yang dapat membuat sandi dari
informasi-informasi masukkannya dan dapat menterjemahkan sandi-sandi
yang dibuat sehingga dapat dimengerti oleh manusia. Rangkaian pembuat
sandi disebut encoder. Pengertian encoder adalah rangkaian yang terdiri dari

RPP TEKNIK DIGITAL Page 105


gerbang-gerbang logika yang dapat berfungsi untuk menterjemahkan bahasa
manusia (analog) kedalam bahasa mesin (digital). Sedangakan rangkaian
penterjemah sandi dikenal dengan decoder (pemecah sandi). Pengertian
decoder adalah suatu rangkaian yang dibangun dari gerbang-gerbang logika
untuk memecahkan sandi-sandi digital menjadi bahasa manusia (analog).
b. Tugas
1. Gambarkan rangkaian BCD ke seven segment lengkap dengan tabel
kebenarannya!
2. Buatlah encoder 8 ke 3!
3. Buatlah dekoder 3 ke 8 dengan Karnaugh Map!
4. Buatlah rangkaian digital multiplexer untuk masukan 5 dan keluaran 1
dengan Karnaugh Map!
c. Tes Formatif
1. Definisikan decoder!
2. Apa yang dimaksud dengan encoder?
3. Jelaskan fungsi dari demultiplexer!
4. Jelaskan manfaat pengubah dari sinyal analog ke sinyal digital!
5. Jelaskan pula manfaat pengubahan dari sinyal digital ke sinyal analog!
d. Kunci Jawaban
1. Decoder adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk memecahkan
sandi-sandi digital menjadi bahasa yang mudah dimengerti manusia
(analog).
2. Encoder adalah kebalikan dari Decoder. Yaitu suatu rangkaian yang
berfungsi untuk menterjemahkan bahasa manusia atau analaog dalam
bahasa mesin (digital).
3. Fungsi dari Demultiplexer adalah untuk menggeserkan data serial input
menjadi parallel output. Dalam hal ini data serial pada salah satu dari N
saluran yang bersedia dan pemilihan saluran khusus tersebut ditentukan
melalui alamatnya. Jadi suatu pendekode dapat diubah menjadi
demultiplexer.
4. Manfaat pengubahan sinyal analog ke digutal:

RPP TEKNIK DIGITAL Page 106


a. Proses kerjanya cepat
b. Tidak ada noise atau cacat.
5. Manfaat pengubahan sinyal digital ke sinyal analog:
hasil proses langsung dapat dinikmati oleh manusia/langsung dapat dibaca
misanya: berupa angka decimal, tulisan, suara maupun gambar.

e. Lembar Kerja
Judul: BCD to 7 segment LED decoder
ALAT DAN BAHAN
1. IC TTL 7447
2. IC 7segment LED
3. R 220 Ohm
4. Catu daya 5V
5. Papan pecobaan/bread board
6. Kabel penghubung secukupnya
7. Multi meter
LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Buatlah rangkaian BCD to & segment LED seperti gambar.
+5V +5V

a
a
MSB b
D
C
7447 c f b
d g
B
e e c
A
f
LSB
g d

Common
Anoda

3. Hubungkan catu dari batere 5 V dengan rangkaian, kemudian amati apa


yang tejadi pada LED sebagai output jika input DCBA diberikan dan catat
hasilnya dan masukkan pada tabel.
4. Bagaimana kesimpulan dari hasil percobaan ini?

RPP TEKNIK DIGITAL Page 107


5. Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
6. Buatlah laporan kerja berdasarkan hasil praktek.
Hasil Pengamatan BCD to 7 Segment Decoder
INPUT OUTPUT Decimal
D C B A a b c d e f g Output
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 1

Keterangan: x = lampu menyala


-= lampu mati

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :


4. Pertemuan 8: Terampil Menggambar rangkian elektronika.
a. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar
yang ingin dicapai melalui kegiatan
pembelajaran hari ini, yaitu: proyeksi dimetri,
proyeksi kavalier, proyeksi kabinet.
 Guru memotivasi siswa dengan memberikan
contoh rangkian elektronika dan bahan
gambar teknik. dalam kegiatan sehari hari
 Guru menjelaskan cara menggambar
rangkaian elektronika

RPP TEKNIK DIGITAL Page 108


b. Kegiatan Inti

Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan


gg. Guru menjelaskan langkah langkah proyeksi
dimetri, proyeksi kavalier, proyeksi kabinet.
Fase 3 : Membimbing pelatihan
hh. Guru membimbing siswa menentukan besar
jarak pada gambar teknik.

Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan


umpan balik
ii. Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap
peralatan dan bahan gambar teknik
jj. Guru memberikan umpan balik terhadap
materi yang diberikan

l. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan
kk. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
ll. Guru memberikan materi lanjutan berupa
evaluasi untuk dikerjakan dirumah

F. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM


Press.
2. Rusmadi, Dedi. 1995. Mengenal Komponen
Elektronika. Bandung.

G. Penilaian : 1. Teknik : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas


2. Bentuk : Uraian Objektif

………… , ………….. 200…


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H. MARJUKI, S.Pd ……………………….

RPP TEKNIK DIGITAL Page 109


RPP TEKNIK DIGITAL Page 110

Anda mungkin juga menyukai