I. Analisisterhadap KTD
Petugas farmasi mengetahui adanya kesalahan obat pada pasien laki-laki dengan
nama hadi pranoto mendapatkan obat yang seharusnya di berikan obat ciobazam 10
mg tetapi yang diberikan malah obat clozapin 25 mg, dan obat belum di minum
karena masih ada stock obat ciobazam 10 mg dua hari kedepan.
V. Kronologi kejadian:
- Pada hari kamis tgl 2 April 2019 ada pasien datang ke puskesmas karangbianagun
untuk bearobat ke poli umum dengan diagnose odgj dan di perikasa sama dokter
umum yaitu dr. pramono dan di berikan resep ciobazam 10 mg ke pasien
- resep di bawah dan di berikan pasien ke petugas pembantu farmasi. Pasien nulis
identitas dan tanda tangan di buku obat dan menungu pangilan obat.
- Ibu jayati (Petugas pembantu farmasi) membaca resep dan mengalami kesulitan
baca resep padahal resep tulisan jelas tapi ibu jayati tidak mau bertanya kepada
petugas farmasi (ibu muasaroh) di karenakan sibuk mengerjakan laporan obat
farmasi
- Ibu jayati (petugas pembantu farmasi ) mengambilkan obat pada jam 09: 15 wib
yang seharusnya di berikan obat ciobazam 10 mg tetapi yang diberikan obat
clozapin 25 mg dan oabat lainya seperti( nadic, amitriptillin dan captropil 12,5 mg)
sesuai resep.
- Setelah itu ibu muasaroh (petugas farmasi) pada jam 13: 00 wib telah menelitih
keluar masuk obat sesuai dengan resep dan telah menemui perbedaan obat keluar
dengan resep yang ada yaitu obat ciobazam 10 mg tetapi yang diberikan obat
clozapin 25 mg.
- ibu muasaroh Petugas farmasi telah mengkonfirmasi ke pasien dengan menganti
obat yang telah berikan clozapin 25mg di ganti dengan obat ciobazam 10mg ke
rumah pasien pada tanggal 2 april 2019 jam 14:00.
Keterbatasan tenaga
farmasi
Masalah/KNC
Informasi
tentang
waktu tunggu Dana untuk
obat jadi recruitment
tidak ada Brosur tentang pegawai
Obat2 an tdk farmasi belum
ada tersedia
SARANA DANA
17
VIII.Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut:
Kasus tersebut termasuk KNC. Yang terjadi akibat kesalahan sistem sehingga
memungkinkan terjadinya human error.
(Kasus terjadi akibat kesalahan pemberian obat oleh petugas pelayanan
pembantu farmasi)
Laporan ini bersifat rahasia (confidential), hanya dilaporkan kepada Kepala Puskesmas,
dan Komisi Keselamatan Pasien. Laporan ini tidak boleh di foto copy.