A. Pengertian
Microcephalus (microcephaly) adalah kondisi yang sangat langka di mana otak tidak
tumbuh pada tingkat yang diharapkan dan fisik hasil di lingkar kepala anak yang lebih
kecil dari biasanya. Seorang anak dengan Microcephalus mungkin tidak memiliki gejala
lain dari ukuran kepala mereka. Seorang anak dengan Microcephalus mungkin memiliki
kemampuan yang normal untuk berpikir dan memahami. Setiap anak berbeda dan
gangguan mampu mempengaruhi anak-anak dengan cara yang berbeda
Ada dua jenis Microcephalus; primer dan sekunder. Kedua jenis hasil Microcephalus
pada anak yang memiliki kepala kecil, namun gejala lain yang tidak sama.
Mikrosefalus adalah kelainan otak dengan ukuran kepala lebih kecil dari ukuran
kepala rata-rata berdasarkan umur dan jenis kelamin. Kepala dikatakan lebih kecil
jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm atau lebih kecil dari standar deviasi 3
dibawah angka rata-rata.
Mikrosefalus dapat terjadi setelah infeksi yang menyebabkan kerusakan pada otak
pada bayi yang sangat muda (misalnya meningitis dan meningoensefalitis).
B. Etiologi
Kelainan genetic
Akibat penyakit atau pengaruh sebelujm lahir (pre-natal) yang tidak diketahui.
Pengaruh lingkungan
C. Test diagnostic
Pemeriksaan kromosom
Ultrasonografi (USG)
Ekokardiogram (ECG)
keterbelakangan mental,
kelainan wajah
kejang,
kelainan neurologis.
E. Komplikasi
F. Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan untuk microcephaly yang dapat mengembalikan kepala anak ke
ukuran normal atau bentuk. Perawatan berfokus pada cara-cara untuk mengurangi
dampak neurologis terkait cacat dan cacat
G. Pencegahan
Microcephalus sekunder dapat dihindari dengan vaksinasi yang tepat dan wanita hamil
menghindari obat-obatan dan alkohol.
H. Eidemologi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Data subyektif
1) Ibu klien mengatakan “anak saya tidak ada aktivitas selain baring dan
2) menggerakkan tubuhnya”
Data obyektif
Data subyektif
2) Ibu klien mengatakan “saya duga anak saya duga penyakit paru- paru”
3) Ibu klien mengatakan “pertumbuhan anak saya berbeda dengan anak yang lainnya”
Data obyektif
1) Lingkar kepala
c. Integritas Ego
Data subyektif
d. Eliminasi
Data subyektif
Data obyektif
2) Abdomen rata
Data subyektif
Data obyektif
2) Ada SH dan IV
3) Kulit DBN
f. Hygiene
Data subyektif
Data obyektif
g. Neurosensori
Data subyektif
Data obyektif
3) Tampak tegang
h. Pernapasan
Data subyektif
Data obyektif
2) Terpasang O2 dan SH
i. Interaksi social
Data subyektif
1) Ibu klien mengatakan “anak saya bisa melihat kepada orang yang berbicara pada
anaknya”
Data obyektif
Diagnosa Keperawatan
3.
penge
sekret
pengo
3. Bantu mengawasi efek majuk
pengobatan nebuliser dan fisioterapi munta
lain, mis., spirometer insentif, IPPB, penge
tiupan botol, perkusi, drainase
postural. 4.
spasm
mobili
4. Lakukan diantara waktu diberi
makan dan batasi cairan bila batuk
mungkin. ketida
diguna
karena
batuk/
5.
denga
5. Kolaborasikan
Perubahan nutrisi kurang dari Tujuan: Masukan nutrisi 1. Kaji status nutrisi secara 1.
kebutuhan tubuh adekuat untuk kebutuhan kontinue, selama perawatan setiap untuk
berhubungan dengan individu hari, perhatikan tingkat energi; penyim
penurunan status kondisi kulit, kuku, rambut, rongga norma
mental/tingkat kesadaran mulut, keinginan untuk memp
Kriteria: BB progresif kearah makan/anoreksia. interv
tujuan dengan nilainya bebas 2. Timbang BB setiap hari dan
dari nutrisi. bandingkan dengan BB saat
2.
penerimaan.
memb
keefek
dan m
terhad
kecen
penur
3.
ketida
perkir
3. Dokumentasikan masukan oral
slama 24 ja, riwayat makanan,
jumlah kalori dengan tepat. masuk
4.
nutris
4. Berikan larutan nutrisi pada perkir
kecepatan yang dianjurkan melalui protei
alat kontrol infus sesuai kebutuhan. dari p
Atur kecepatan pemberian setiap menja
jam sesuai anjuran. Jangan denga
meningkatkan kecepatan untuk sediki
“mencapai”. hiperg
dumpi
5.
menga
5. Pertahankan retensi selang mengh
pemberian makan enteral dengan makan
membilas air hangat, sesuai indikasi daripa
meme
pembu