KEPALA
DISUSUN OLEH KELOMPOK IV :
I KOMANG AGUS NOVI
JAMILA PURNAMA SARI
APA ITU TRAUMA KEPALA?
Trauma kepala atau cedar kepala adalah kelainan pada
struktur kepala akibat trauma fisik atau benturan yang
berpotensi menimbulkan gangguan fungsi otak
DEFINISI
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan Mekanisme 3. Berdasarkan Morfologi
• Trauma Tumpul • Cedera kulit kepala
• Trauma Tembus • Fraktur Tengkorak
2. Berdasarkan Beratnya Cidera 4.Berdasarkan Patofisiologi
• Cedera kepala ringan • Cedera kepala primer
• Cedera kepala sedang • Cedera kepala sekunder
• Cedera kepala berat
ETIOLGI
1. Taruma primer
2. Trauma sekunder
3. Trauma akibat persalinan
4. Kecelakaan, kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil, kecelakaan pada saat
olahraga.
5. Jatuh
6. Cedera akibat kekerasan
MANIFESTASI KLINIK
Suzanne CS & Brenda GB. (1999) klafikasi pada pasien dengan trauma kepala adalah sebagai
berikut:
1. Hemorrhagie
2. Infeksi
3. Edema serebral dan herniasi
www.slidesgo.com
ASUHAN KEPERAWATAN
CEDERA
PENGKAJIAN
1. Identitas klien 3. Riwayat kesehatan
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal Tingkat kesadaran/GCS ,
Riwayat penyakit dahulu
lahir, golongan darah, pendidikan terakhir,
agama, suku, status perkawinan, pekerjaan,
TB/BB, alamat.
1. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji kepatenen jalan napas. 1. Ronki, mengi menunjukan aktivitas sekret yang
keperawatan selama 3X24 jam, 2. Beri posisi semifowler. dapat menimbulkan penggunaan otot-otot asesoris
diharapkan klien dapat dan meningkatkan kerja pernapasan.
mempertahanakan patensi 3. Lakukan penghisapan lendir dengan hati-
hati selama 10-15 menit. 2. Membantu memaksimalkan ekspansi paru dan
napas dengan kriteria hasil : menurunkan upaya pernapasan.
1. Bunyi napas vesikuler 4. Catat sifat-sifat, warna dan bau sekret.
3. Pengisapan dan membersihkan jalan napas dan
2. Tidak ada spuntum 5. Lakukan bila tidak ada retak pada tulang akumulasi dari sekret.
basal dan robekan dural.
3. Masukan cairan adekuat. 4. Dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari
6. Berikan posisi semi pronelateral/miring terjadinya iritasi saluran dan reflek vagal.
atau terlentang setiap dua jam.
5. Posisi semi prone dapat membantu keluarnya
7. Pertahankan masukan cairan sesuai sekret dan mencegah aspirasi.
kemampuan klien.
6. Mengubah posisi untuk merangsang mobilisi
8. Berikan bronkodilator IV dan aerosol sesuai sekret dari saluran pernapasan.
indikasi.
7. Membantu mengencerkan sekret, meningkatkan
pengeluaran sekret.
8. Meningkatkan ventilasi dan membuang sekret
serta relaksasi otot halus/spsponsne bronkus.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Untuk tindakan keperawatan dilakukan tindakan ganti balut setiap hari, namun ada
beberapa kebiasaan yang perlu diperbaiki, misalnya minimnya peralatan, seringnya tindakan
dilakukan oleh beberapa perawat/ praktikan secara bergantian, sehingga resiko infeksi
semakin besar. Kemudian ada juga perawat/ praktikan yang melakukan ganti balut tanpa
komunikasi terapeutik dengan keluarga atau klien dan tanpa prosedur yang benar. Seharusnya
tindakan ganti balut dilakukan sesuai prosedur yang benar yaitu meliputi persiapan alat,
prosedur tindakan, komunikasi terapeutik dan menggunakan prinsip steril.
EVALUASI KEPERAWATAN