Anda di halaman 1dari 3

Kumarin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah lama masyarakat Indonesia mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan sebagai salah
satu cara dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya. Namun hal ini menjadi
kebiasaan secara turun menurun dan tidak melalui kajian yang sistematis dan terencana.
Sehingga komponen kimia yang aktif dari tumbuhan tersebut belum banyak ditemukan
(Harborne, 1987). Senyawa kimia dalam tumbuhan merupakan hasil metabolisme sekunder dari
tumbuhan itu sendiri. Senyawa metabolit sekunder sangat bervariasi jumlah dan jenisnya dari
setiap tumbuh-tumbuhan. Beberapa dari senyawa tersebut telah diisolasi, sebagian diantaranya
memberikan efek fisiologi dan farmakologis yang lebih dikenal sebagai senyawa kimia aktif
(Markham, 1988).

Tumbuhan merupakan penghasil puluhan jenis senyawa organik yang digunakan sebagai
sumber penghasil senyawa-senyawa berkhasiat. Penemuan senyawa-senyawa aktif baru dari
tumbuhan di samping merupakan dasar untuk perkembangan ilmu kimia, juga telah memacu
berkembangnya disiplin ilmu yang terkait, seperti: farmasi, biologi, kedokteran, dan ilmu yang
lainnya. Kecuali itu juga dapat menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan makanan, obat-obatan, zat
pewangi, dsb (Isnawati, dkk.2008).

Salah satu metabolit sekunder pada tumbuhan adalah golongan kumarin. Senyawa kumarin
dan turunannya banyak memiliki aktifitas biologis diantaranya sebagai anti koagulan darah,
antibiotik dan ada juga yang menunjukkan aktifitas menghambat efek karsinogenik. Selain itu
kumarin juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan parfum dan sebagai bahan fluorisensi
pada industri tekstil dan kertas (Murray, 1982). Kumarin banyak terdapat pada tumbuhan
Angiospermae dan tidak jarang pada Gymnospermae serta tumbuhan tingkat rendah. Pada
umumnya terdapat pada famili Rutaceae, Leguminoceae, Umbelliferae dan Graminae. Kumarin
ditemukan hampir di setiap bagian tumbuh-tumbuhan mulai dari akar, batang, daun sampai
bunga dan juga buah (Robinson, 1995).

Kumarin merupakan golongan senyawa fenilpropanoid yang memiliki cincin lakton lingkar
enam dan memiliki inti 2H-l-benzopiran2-on dengan rumus molekul C9H5O2.2 Kumarin dan
rurunannya banyak memiliki aktifitas biologis diantaranya dapat menstimulasi pembentukan
pigmen kulit, mempengaruhi kerja enzim, antikoagulan darah, antimikroba dan menunjukkan
aktifitas menghambat efek karsinogen.3 Di sisi lain senyawa turunan kumarin polisiklik aktif
sebagai antikarsinogen yang disebabkan hidrokarbon aromatik polisiklik karsinogen seperti
6metil (a) piran (Isnawati, dkk.2008).

Mengingat betapa bermanfaatnya senyawa-senyawa hasil metabolit sekunder tersebut bagi


manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, maka sangat perlu untuk mempelajari
lebih lanjut mengenai senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut. Dimana pada makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai senyawa golongan kumarin.

1.2 Tujuan
Untuk memberikan penjelasan tentang senyawa golongan kumarin
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses sintesis senyawa kumarin?
2. Bagaimana Mekanisme reaksi yang terjadi pada senyawa kumarin?

DAFTAR PUSTAKA

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokima Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Edisi
Kedua, Hal 5, 69-76, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soedira, ITB
Press, Bandung.

Insnawati, A., Harfia Mudahar., Kamilatunisah: Isolasi dan identifikasi senyawa kumarin dari
tanaman artemisia annua (L), Media Litbang Kesehatan, Volume XVII Nomor 3, 2008.

Markham, K. R. 1988. Techniques of flavonoids Identification, Diterjemahkan oleh Kosasih


Padmawinata, ITB, Bandung.
Murray., R. D., H. J. Mendes., S. A Brow: The Natural Coumarin. Jhon Willey and Son Ltd,
New York, 1982.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Hal 191-216,
Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai