Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA


Jl. Dr. Sutomo No. 42 Telp. (0296 ) 531118 Fax (0296) 531504
E – Mail : rsublora@yahoo.co.id
BLORA - 58211

CLINICAL PATHWAY
SEPSIS NEONATORUM
Nama pasien BB Kg
Jenis kelamin TB Cm
Tgl lahir Tgl masuk Jam
Diagnosa masuk RS Tgl keluar Jam
Penyakit Utama Kode ICD:
Lama rawat hari
Penyakit Penyerta Kode ICD:
Rencana Rawat
Komplikasi Kode ICD:
R.Rawat/Kelas
Tindakan Kode ICD :
Rujukan Ya / Tidak
Dietary Counseling and Kode ICD: Z71.3
Surveillance

Kegiatan Uraian Kegiatan Hari Keterangan


Penyakit
1 2 3 4 5 6
Hari Rawat
1 2 3 4 5 6
1. Asesmen Awal
a. Asesmen Awal Medis Dokter IGD Pasien masuk via IGD
Dokter Spesialis Pasien masuk via RJ
b. Asesmen Awal Perawat Primer : Dilanjutkan dengan
Keperawatan Kondisi umum, tingkat kesadaran, asesmen bio-psiko-
tanda-tanda vital, riwayat alergi, sosial,
skrining gizi, nyeri, status fungsi spiritual dan budaya
fungsional :
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
2. Laboratorium Pemeriksaan darah lengkap
Analisis gas darah Bila terdapat distress
napas berat dan
kemungkinan gagal
napas
CRP
LED varian
bilirubin varian
LCS varian
varian
3. Radiologi / Imaging Thorax AP dan lateral
CT scan
varian
4. Konsultasi
5. Asesmen Lanjutan
a. Asesmen Medis Dokter DPJP Visite harian/ Follow
up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Atas Indikasi /
Emergency
b. Asesmen Keperawatan Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3
Shift
c. Asesmen Gizi Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) Lihat risiko malnutrisi
melalui skrining gizi
dan mengkaji data
antropometri, biokimia,
fisik/ klinis, riwayat
makan termasuk alergi
makanan
serta riwayat personal.
Asesmen dalam waktu
48
jam.
d. Asesmen Farmasi Telaah resep Dilanjutkan dengan
Rekonsiliasi Obat intervensi farmasi yang
sesuai hasil Telaah
dan
Rekonsiliasi obat
6. Diagnosis
a. Diagnosis Medis Sepsis Neonatorum
Bayi umur sampai dengan usia 3
hari
Riwayat ibu dengan infeksi rahim,
demam dengan kecurigaan infeksi
berat, atau ketuban pecah dini.

Bayi memiliki dua atau lebih gejala


yang tergolong dalam kategori A,
atau tiga atau lebih gejala pada
kategori B.

Bayi umur lebih dari 3 hari


Bayi mempunyai dua atau lebih
temuan kategori A atau tiga atau
lebih temuan kategori B
Tabel kelompok temuan yang
berhubungan dengan sepsis

Kategori A Kategori B
Kesulitan bernapas (misal: Tremor
apnea, napas >60x/menit,
retraksi dinding dada, grunting
waktu ekspirasi, sianosis sentral)
Kejang Letargi atau lunglai
Tidak sadar Mengantuk atau aktivitas
berkurang
Suhu tubuh tidak normal Iritabel atau rewel, muntah, perut
(sejak lahir&tidak memberi kembung
respon terhadap terapi) atau suhu
tidak strabil sesudah pengukuran
suhu normal selama ≥ 3 kali
Persalinan di lingkungan Tanda-tanda mulai muncul setelah
kurang higienis (menyokong ke hari keempat
arah sepsis)
Kondisi memburuk secara cepat Air ketuban bercampur dengan
dan dramatis (menyokong ke mekonium
arah sepsis)
Malas minum, sebelumnya minum
Kategori B
dengan baik
Tremor
Letargi atau lunglai
Mengantuk atau aktivitas berkurang
Iritabel atau rewel, muntah, perut
kembung
Tanda-tanda mulai muncul setelah
hari keempat
Air ketuban bercampur dengan
mekonium
Malas minum, sebelumnya minum
dengan baik
b. Diagnosis Keperawatan a. Kode (D. 0005): Pola napas tidak Masalah keperawatan
efektif yang dijumpai setiap
b. Kode (D. 0019): Defisit Nutrisi hari.
Dibuat oleh perawat
c. Kode (D. 0142): Resiko Infeksi penanggung jawab.
d. Kode (D. 0148)): Risiko Mengacu pada SDKI.
Termoregulasi tidak efektif
e. Kode (D. 0039): Resiko Syok
c. Diagnosis Gizi Peningkatan kebutuhan zat gizi Sesuai dengan data
energy berkaitan dengan asesmen,
meningkatnya kebutuhan untuk kemungkinan saja ada
menjaga suhu tubuh ditandai dengan diagnosis lain atau
asupan tidak adekuat, demam (NI - diagnosis berubah
1.1) selama perawatan
7. Discharge Planning Identifikasi Kebutuhan Edukasi & Program pendidikan
Latihan Selama Perawatan pasien dan keluarga
Hand Hygiene
Identifikasi kebutuhan di rumah
8. Edukasi Terintegrasi
a. Edukasi/ a. Penjelasan Diagnosis Oleh semua pemberi
Informasi Medis b. Rencana terapi asuhan berdasarkan
kebutuhan dan juga
c. Informed Consent berdasarkan
Discharge Planning
b. Edukasi & Pemberian ASI atau Susu Formula Edukasi gizi dilakukan
Konseling Gizi saat awal masuk dan
atau pada hari ke 4
atau hari ke 5
c. Edukasi a. Hand Hygiene Pengisian formulir
Keperawatan b. Penularan dan factor resiko informasi dan edukasi
terintegrasi oleh
c. Pentingnya ASI pasien dan atau
keluarga
d. Edukasi Farmasi a. Informasi Obat Meningkatkan
b. Konseling Obat kepatuhan
pasien meminum/
menggunakan obat
e. Pengisian Formulir Lembar Edukasi Terintegrasi DTT Keluarga/Pasien
Informasi Dan Edukas
Terintegrasi
9. Terapi Medika Mentosa
a. Injeksi 1. Ampicilin Antibiotik awal
2. Gentamisin
3. Sefotaksim Diberikan jika bayi
4. Gentamisin tetap menunjukkan
tanda infeksi sesudah
48 jam
5. Dopamin atau Dobutamin. Jika diperlukan obat-
obat inotropik
Varian

b. Cairan infus D10% Varian


Larutan kristaloid isotonis (NaCI Jika terjadi syaok : :
0,9%, ringer laktat) Dosis awal 10 ml/kg
RB i.v pelan selama 5-
10 menit. Dapat
diulang sampai
menunjukkan respon
klinis.

c. Inhalasi Varian
d. Obat oral Varian
e. Rectal Varian
10. Tatalaksana/Intervensi (TLI)
a. TLI medis Kecurigaan besar sepsis
1. Antibiotik
Antibiotik awal diberikan ampisilin
dan gentamisin. Bila organisme tidak
dapat ditemukan dan bayi tetap
menunjukkan tanda infeksi sesudah
48 jam, ganti ampisilin dan beri
sefotaksim, sedangkan gentamisin
tetap dilanjutkan.
Pada sepsis nosokomial, pemberian
antibiotik disesuaikan dengan pola
kuman setempat. Bila disertai
dengan meningitis, pemberian
antibiotik sesuai pengobatan
meningitis selama 14 hari untuk
kuman Gram positif dan 21 hari
untuk kuman Gram negatif. Lanjutan
terapi dilakukan berdasarkan hasil
kultur dan sensitivitas, gejala klinis,
dan pemeriksaan laboratorium serial
(misalnya CRP).

2. Respirasi
Menjaga patensi jalan napas dan
pemberian oksigen untuk mencegah
hipoksia. Pada kasus tertentu
membutuhkan ventilator mekanik.

3. Kardiovaskular
Pasang jalur IV cian beri cairan IV
dengan dosis rumat serta
pemantauan tensi (bila tersedia
fasiliats) dan perfusi jaringan untuk
cegah syok. Pada gangguan perfusi
dapat diberikan volume ekspander
(NaCl fisiologis, darah atau albumin,
tergantung kebutuhan) sebanyal 10
ml/KgBB dalam waktu setengah jam,
dapat diulang 1-2 kali. Pada
beberapa keadaan mungkin
diperlukan obat-obat inotropik seperti
dopamin atau dobutamin.

4. Hematologi
Transfusi komponen jika diperlukan,
Atasi kelainan yang mendasari
A. Tunjangan nutrisi adekuat
B.
Manajemen khusus
 Pengobatan terhadap tanda khusus
lain atau penyakit penyerta serta
komplikasi yang terjadi (misal:
kejang, gangguan metabolik,
hematologi, respirasi, gastro
intestinal, kardiorespirasi,
hiperbilirubin)
 Pada kasus tertentu dibutuhkan
imunoterapi dengan pemberian
imunoglubulin, antibodi monoklonal
atau transfusi tukar (bila fasilitas
memungkinkan)

Bedah
Pada kasus tertentu misalnya
hidrosefaius dan akumulasi progesif,
enterokolitis nekrotikan, perlu
tindakan bedah.
b. TLI Keperawatan 1. Kode SIKI (I. 01011): Manajemen Mengacu pada SIKI
jalan nafas
2. Kode SIKI (I. 01016) : Terapi
Oksigen
3. Kode SIKI (I. 03098) :
Menejemen cairan
4. Kode SIKI (I. 14539) :
pencegahan infeksi
5. Kode SIKI (I. 10338) :
Perawatan bayi
6. Kode SIKI (I. 02067) :
7. Pencegahan perdarahan
8. Kode SIKI (I. 03119) :
Menejemen nutrisi
9. Kode SIKI (I. 02068) :
Pencegahan syok
10. Kode SIKI (I. 14517) : Medication
Management
c. TLI Gizi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan,
Diet ASI / Susu Formula kebutuhan zat gizi
disesuaikan dengan
usia
dan kondisi klinis
bayi,secara bertahap
d. TLI Farmasi Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil
monitoring
11. Monitoring & Evaluasi (Monitor Perkembangan Pasien)
a. Dokter DPJP Asesmen Ulang & Review Verifikasi Monitor perkembangan
Rencana Asuhan pasien
b. Keperawatan 1. Kode SLKI (L. 01003) : Mengacu pada SLKI
Pertukaran gas
2. Kode SLKI (L. 01004) : Pola
napas
3. Kode SLKI (L. 14134) :
Termoregulasi
4. Kode SLKI (L. 03028) : Status
Cairan
5. Kode SLKI (L. 14135) :
Termoregulasi neonatus
6. Kode SLKI (L. 03032) : Tingkat
syok
7. Kode SLKI (L. 14137) : Tingkat
Infeksi
8. Kode SLKI (L. 03030) : Status
nutrisi
c. Gizi 1. Monitoring asupan ASI / Susu Sesuai dengan
Formula masalah gizi dan tanda
2. Monitoring Antropometri gejala yang akan
3. Monitoring Biokimia dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke
4. Monitoring Fisik/klinis terkait gizi 4atau
ke 5 kecuali asupan
makanan
Mengacu pada IDNT
(Internasional Dietetic
&
Nutrition Terminology)

d. Farmasi 1. Monitoring Interaksi Obat Menyusun Software


interaksi
2. Monitoring Efek Samping Obat Dilanjutkan dengan
intervensi farmasi yang
sesuai Monitoring Efek
Samping Obat
3. Pemantauan Terapi Obat
12. Mobilisasi/Rehabilitasi
a. Medis Tahapan mobilisasi
b. Keperawatan Pembatasan aktifitas untuk sesuai kondisi pasien
mengurangi sesak
c. fisioterapi varian
13. Outcome/Hasil
a. Medis Tidak sesak
Tidak kejang
Hemodinamik Stabil
b. Keperawatan Tidak sesak Mengacu pada SLKI
Suhu Tubuh Batas Normal Dilakukan dalam 3
shift
Hemodinamik stabil
c. Gizi Asupan makan > 80% Status Gizi
Optimalisasi status gizi berdasarkan
antropometri, biokimia,
fisik/klinis
d. Farmasi Terapi obat sesuai indikasi Meningkatkan kualitas
Obat rasional hidup pasien
14. Kriteria Pulang
Umum Status pasien/tanda
Khusus vital
sesuai dengan PPK
15. Rencana Pulang/ Edukasi Resume Medis dan Keperawatan Pasien membawa
Pelayanan Lanjutan Penjelasan diberikan sesuai dengan Resume Perawatan/
keadaan umum pasien Surat Rujukan/ Surat
Surat pengantar control Kontrol/ Homecare
saat pasien pulang

VARIAN

Blora,....../……/…….
Dokter Penanggung Jawab Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Pelayanan

(______________________) (______________________)
(______________________)

Keterangan
: yang harus dilakukan
: bisa / tidak
√ : bila sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai