Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor perindustrian seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi

memberikan tantangan yang terus berubah untuk perusahaan. Sektor industri

pangan terus mengalami inovasi produk yang dapat menembus pasar yang luas.

Dengan iklim usaha yang semakin kompetitif namun daya beli masyarakat yang

menurun mengakibatkan kondisi yang kurang menguntungkan bagi pelaku bisnis.

Salah satu industri besar yang masih bertahan dan terus bersaing adalah PT. Nissin

Biscuit Indonesia. PT. Nissin Biscuit Indonesia telah memproduksi berbagai

macam produk biscuit dan wafer yang berkualitas tinggi dengan standar jaminan

mutu yang berkelas.

Dengan hadirnya PT. Nissin Biscuit Indonesia ini pula lah yang mendorong

timbulnya usaha baru di berbagai bidang untuk memasarkan produk sejenis.

Dengan demikian persaingan bisnis pun terjadi dan tantangan perusahaan pun

terus berkembang. Perekonomian global terus mengalami perubahan yang cepat,

ide baru yang inovatif menjadi target utama dalam perkembangan perusahaan.

Dalam kurun waktu beberapa tahun kebelakang, industry pangan dan minuman

mengalami perkembangan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

produk makanan ringan dan minuman yang tersedia di pasaran, seperti bentuk
2

makanan ringan dengan bentuk biscuit dan wafer, juga banyak merek – merek

makanan ringan yang di jual dipasaran.

Pada kegiatan Kuliah Kunjungan Perusahaan yang telah dilaksanakan pada

19 April 2018 di PT. Nissin Biscuit Indonesia, banyak pengamatan yang kami

lakukan. Mulai dari bentuk perusahaan, visi dan misi hingga ke bagian

produksinya. Atas dasar kegiatan tersebut maka laporan ini akan membahas lebih

dalam terkait PT. Nissin Biscuit Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan

Dari kegiatan KKP yang dilakukan pada tanggal 19 April 2018 di PT

Nissin Biscuit Indonesia, maka berikut kami paparkan tujuan dari penulisan

laporan ini:

1.2.1 Profil PT. Nissin Biscuit Indonesia

1.2.2 Visi dan Misi PT. Nissin Biscuit Indonesia

1.2.3 Susunan Organisasi PT. Nissin Biscuit Indonesia

1.2.4 Laporan Hasil Kegiatan

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari kunjungan industri, yaitu:

1. Mendapatkan tambahan wawasan mengenai dunia kerja yang berkaitan

dengan perindutrian
3

2. Sebagai bekal persiapan untuk menempuh dunia kerja di masa yang akan

datang.

3. Supaya kita dapat mengetahui tentang bagaimana cara berproduksi di

dalam sebuah perusahaan dengan baik dan benar.

1.4 Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Kuliah Kunjungan Perusahaan di PT Nissin Biscuit

Indonesia yaitu pada hari Kamis, 19 April 2018 pukul 09.00 – selesai.

1.5 Lokasi Pelaksanaan

Pelaksanaan Kuliah Kunjungan Perusahaan yaitu berada di PT Nissin

Biscuit Indonesia, Semarang. Alamat: JL. Raya Semarang Salatiga Km. 23

Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah Indonesia.


4

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan Umum

PT. Nissin Biscuit Indonesia mengawali produksi komersial pertama pada

Januari 1977 di atas lahan seluas sekitar 8 hektar. Produk-produk pertama yang

dihasilkan adalah biskuit Butter Coconut, Frychip, Madu, Aynako dan Longer

Stick. Seiring dengan berjalannya waktu, PT. Nissin Biscuit Indonesia telah

memproduksi beragam jenis biskuit, kukis, krekers, wafer dan snack dengan merek

Nissin, Monde dan Khong Guan.

Dalam menghadapi persaingan di industri makanan yang semakin ketat, PT.

Nissin Biscuit Indonesia selalu bertekad untuk menyajikan produk yang berkualitas

melalui inovasi yang selalu berkelanjutan. Inovasi yang dilakukan meliputi jenis

produk, mesin, proses dan kemasan.

PT. Nissin Biscuit Indonesia saat ini telah memiliki sekitar 700 orang

karyawan yang turut mendukung kualitas produknya. Dengan dukungan inovasi,

sumber daya manusia dan teknologi, sampai dengan saat ini PT. Nissin Biscuit

Indonesia terus berkembang dan berhasil memproduksi berbagai merek biscuit

yang telah menjadi pemimpin pasar.


5

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi

Bertekad menjadi produsen biskuit terbaik.

2.2.2 Misi

Memproduksi biskuit yang bergizi tinggi, higienis dan berkualitas dengan

citarasa tinggi serta terjamin mutunya bagi pelanggan dengan cara terbaik

yang dikembangkan oleh sumber daya manusia yang unggul melalui

teknologi yang modern.

2.3 Susunan Organisasi

PT. Nissin Biscuit Indonesia mempunyai susunan organisasi seperti berikut:

a. General Manager

Sebagai pimpinan tertinggi dan dan penanggung jawab umum.

Tugasnya mengelola kegiatan yang ada di PT. Nissin Biscuit Indonesia dengan

melakukan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan.

b. Manager

Tugasnya sama dengan general manager yaitu melakukan fungsi-fungsi

manajemen, selain itu juga menentukan kebijakan dengan persetujuan general

manager.
6

c. Manager Produksi

Tugas manager produksi adalah hal-hal yang berkaitan dengan proses

dan hasil produksi, antara lain:

1) Merencanakan besarnya volume produksi.

2) Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi secara keseluruhan.

3) Bertanggung jawab atas hasil produksi yang dihasilkan, baik kualitas

maupun kuantitas.

4) Mempelajari kemungkinan-kemungkinan pengembangan produk baru.

5) Mengkoordinir dan memimpin bagian produksi untuk membuat rencana

produk dan pelaksanaan serta pengadaan bahan baku dan bahan penolong.

6) Melakukan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian kualitas produk.

d. Manager Teknik

Tugasnya mengawasi penggunaan mesin-mesin dalam proses produksi

supaya selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.

e. Manager Personalia

Tugasnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan karyawan antara

lain mengkoordinir, mengawasi, dan mengarahkan, serta memimpin tenaga

kerja, mengadakan pelatihan untuk karyawan, melaksanakan program

pengupahan dan kesejahteraan karyawan, merencanakan promosi yang tepat

untuk perusahaan, dan melakukan pengadaan/penarikan karyawan.


7

f. Manager Pembelian

Tugasnya adalah menentukan kualitas bahan baku yang digunakan

perusahaan, merencanakan kebutuhan bahan yang akan datang, serta

melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

g. Manager Pemasaran

1) Mempelajari potensi dan situasi daerah pemasaran.

2) Mengadakan hubungan dengan pembeli/calon pembeli.

3) Menentukan target penjualan dan merealisasikannya.

4) Menentukan target penjualan dan pemasaran.

5) Melaporkan kegiatan pada General Manager.

h. Supervisor

Supervisor bertugas mengawasi jalannya proses produksi yang

dilakukan oleh buruh pabrik.

i. Sales

1) Menawarkan produk kepada pembeli.

2) Bertugas meminta barang di gudang.

3) Membuat laporan stock dan laporan penjualan.

4) Mengirimkan barang yang sudah dipesan.

5) Mengambil barang cacat yang diretur.


8

General Manager

Manager

Manager Manager Manager Manager Manager


Produksi Teknik Personalia Pembelian Pemasaran

Supervisor Supervisor

Sales

Gambar 1. Bagan Susunan Organisasi PT. Nissin Biscuit Indonesia


9

BAB III

LAPORAN KULIAH KUNJUNGAN PERUSAHAAN

3.1 Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan kunjungan industri di PT Nissin Biscuit Indonesia ini

dilakukan pada hari Kamis, 19 April 2018 yang diikuti oleh seluruh mahasiswa

jurusan Manajemen angkatan 2016, dan beberapa dosen Universitas Srajanawiyata

Tamansiswa. Rombongan kunjungan industri ini mulai berangkat dari Kampus

Pusat UST pada pukul 05.30 WIB dan tiba di PT Nissin Biscuit Indonesia

Semarang pada pukul 09.00 WIB.

PT Nissin Biscuit Indonesia Semarang mempunyai gedung yang luas,

nyaman, dan juga asri, sehingga pengunjung pun akan merasa betah disana karena

dalam proses kunjungan pun selalu disuguhi oleh hal-hal yang menarik

pengunjung, yaitu seperti adanya kolam yang berisi ikan-ikan hias dan juga

terdapat air mancur pada halaman depan perusahaan, lalu ada taman hijau yang

berada di dalam perusahaan sehingga membuat kita terkesan dan nyaman bila

melihat dan melewatinya.

Kunjungan kali ini, pertama-tama kita dibawa ke sebuah museum yang

penataannya sangat cantik dan juga menyediakan fasilitas photo booth, sehingga

dapat menarik minat pengunjung terutama yang suka berfoto atau berselfie. Di

dalam museum ini, terdapat banyak alat-alat dan contoh barang yang
10

dipamerkan/diperlihatkan, yaitu salah satunya mesin. Area pameran mesin terletak

di lantai 1 bangunan museum. Di lokasi ini, pengunjung dapat menyaksikan

berbagai mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi biskuit di

masa lalu, di antaranya mixer adonan, mesin pembentukan biskuit, oven wafer dan

mesin pemotong. Lalu di museum ini terdapat area display yang berlokasi di lantai

2 bangunan museum. Di area ini, terdapat display bahan-bahan biskuit. Di samping

itu, terdapat juga informasi mengenai proses pembuatan biskuit, klasifikasi biskuit

dan sejarah biskuit.

Setelah mengunjungi museum, kami dibawa ke pabrik tempat pembuatan

produk-produk dari PT Nissin Biscuit Indonesia Semarang. Ketika kamu mulai

memasuki area pabrik, aroma biskuit yang sedang dipanggang pun mulai tercium

sehingga membuat para pengunjung tertarik dengan bagaimana proses pembuatan

biskuit ini. Proses pembuatan biskuit ini dibuat dengan menggunakan mesin-mesin

canggih dan modern, yang selanjutnya akan dilakukan pengecekan oleh para

karyawan yang kebanyakan wanita sehingga produk yang nantinya akan dijual

tidak ada yang kurang atau cacat.

Dengan adanya kunjungan di area pabrik tersebut, kita jadi bisa lebih

mengetahui tentang bagaimana cara/proses pembuatan produk-produk dari PT

Nissin Biscuit Indonesia yang telah membuat kita terkesan dengan semua

prosesnya. Puas kita mengunjungi area pabrik, lalu kami juga melewati gudang PT

Nissin Biscuit Indonesia. Gudang ini luas dan sangat bersih, supaya produk-produk
11

tersebut tetap terjamin mutunya dan tetap aman dikonsumsi apabila telah

dipasarkan.

Terakhir kami dibawa menuju ke lantai 3 yaitu area Kafe yang menjual

berbagai makanan dan minuman yaitu Appetizer, soup, sandwich, rice, noodles,

chicken, beef and fish, small bittes, waffle, ice cream, soft cookies, jajan pasar,

vegetables, sweet bread, dan lain-lain. Namun disini kita akan disampaikan

penjelasan oleh pihak PT Nissin Biscuit Indonesia tentang bagaimana sejarah

perusahaan, bagaimana perusahaan ini bisa tetap dipercayai oleh konsumen,

perkenalan dari produk-produk, dan lain sebagainya. Lalu akan dilanjutkan dengan

sesi tanya jawab yang pertanyaannya akan diajukan dari berbagai mahasiswa

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa dan akan dijawab dari pihak PT Nissin

Biscuit Indonesia.

3.2 Hasil Kegiatan

Dari kegiatan kunjungan industri di PT Nissin Biscuit Indonesia, kami akan

menjelaskan tentang beberapa hasil dari kegiatan pengamatan kunjungan industry,

yaitu antara lain:

3.2.1 Quality Control

a. Bahan Baku

Pengendalian mutu bahan baku meliputi pengujian sampel

bahan dan pemeriksaan kelengkapan dokumen. Pengujian terhadap


12

sampel bahan dilakukan sesuai parameter mutu masing-masing bahan

untuk mengetahui kesesuaiannya terhadap standar.

b. Higienitas Personal

Untuk menjaga kualitas proses dan produk, tenaga kerja

diwajibkan mengenakan pakaian, perlengkapan kerja dan alat

perlindungan diri yang sesuai, misal topi, masker, dan sebagainya.

Sejumlah prosedur dan standar sanitasi juga diterapkan untuk mencegah

kontaminasi dari personel.

c. Proses dan Produksi

Pengendalian mutu juga dilakukan sepanjang proses dari bahan

baku hingga produk jadi sesuai parameter dan standar yang telah

ditetapkan. Dengan demikian, akan dihasilkan produk dengan kualitas

yang terstandar dan konsisten.

d. Sanitasi Peralatan dan Lingkungan Kerja

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem produksi,

prosedur sanitasi yang terjadwal juga diterapkan untuk menjaga

kebersihan peralatan dan lingkungan kerja, sehingga kontaminasi dari

peralatan dan lingkungan kerja terhadap produk dapat dihindarkan.


13

3.2.2 Quality Commitment

PT Nissin menyadari bahwa dengan memproduksi produk yang

berkualitas dan bergizi, maka Nissin turut memberikan kontribusinya

untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu, pengawasan mutu

produk menjadi salah satu prioritas utama.

Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup penggunaan

bahan baku pilihan dan penggunaan teknologi canggih dalam proses

produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik),

GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Saritation Standard

Operating Produce), dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control

Point), Standar mutu ISO 2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk

juga telah diterapkan dengan proses produksi disertai dengan Sertifikat

Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebuah bukti bahwa semua

produk Nissin telah memenuhi kaidah halal & aman dikonsumsi.

Semua standar kualitas dan keamanan yang diterapkan oleh Nissin

telah memantapkan posisi Nissin sebagai pemimpin pasar dalam industri

makanan terutama biscuit di Indonesia.

3.2.3 Pengelolaan Produksi

a. Pencampuran (Mixing)

Semua bahan yang telah siap untuk diolah, akan dicampur

sehingga berubah menjadi adonan.


14

b. Penggilingan

Jika adonan biskuit telah siap, maka proses selanjutnya yaitu

menggiling adonan sehingga adonan menjadi berbentuk lebih kecil dan

siap untuk dipotong.

c. Pemotongan (cutting) dan pencetakan

Proses selanjutnya yaitu pemotongan bahan adonan yang

sebelumnya telah digiling lalu adonan dicetak sesuai dengan bentuk

biskuit dari PT Nissin Biscuit.

d. Inspeksi 1

Dilakukan oleh pengawasan kinerja mesin yang digunakan

dalam pemotongan roti sehingga mencapai ketebalan seperti yang

diinginkan. Pengawas ini dilakukan karena terkadang program yang

telah diatur dalam komputer mesin pemotongan berubah dengan

sendirinya. Misalkan pada mesin telah diatur pengaturan pemotongan

ketebalan adonan adalah 13,5 mm, tetapi terkadang setelah beberapa

waktu pengaturan ketebalan pada mesin bisa berubah dengan senirinya

menjadi 12,5 mm. Perbedaan yang mungkin hanya 1 mm itu memang

sekilas terlihat sepele, namun dalam produksi roti mempunyai efek yang

besar antara laindengan perbedaan ketebalan seperti yang telah

direncanakan, maka dapat membuat roti patah sebelum dikemas.

Masalah kinerja mesin ini disebabkan karena berbagai faktor antara lain
15

arus listrik yang naik turun dan usia mesin itu sendiri yang sudah tua,

sehingga untuk mengatasinya setiap kurang lebih 15 menit sekali

dilakukan pengawasan/pemeriksaan ulang pada mesin untuk

memastikan program pengaturan pemotongan ketebalan roti tidak

berubah. Demikian juga halnya dengan pengawasan yang dilakukan

pada mesin percetakan roti. Mesin pencetakan roti harus diperiksa

apakah dalam melakukan pencetakan bahan sudah sesuai dengan yang

diinginkan. Karena terkadang dari satu set mesin pencetak itu ada yang

tidak berfungsi sehingga ada adonan yang belum dipotong dan itu

berarti membuang adonan dan pemborosan efisiensi mesin.

e. Pemanggangan

Adonan yang telah dipotong dan dicetak, selanjutnya akan

dipanggang hingga matang dan menimbulkan aroma yang sedap.

f. Inspeksi 2

Dilakukan untuk mengawasi dan memeriksa apakah

pembumbuan yang dilakukan telah terlaksana dengan benar sehingga

aroma dan rasa roti sesuai dengan standar produkyang ditetapkan oleh

perusahaan. Pengawasan juga mencakup quality roti crispy crakers,

yaitu memastikan bahwa roti akan dikemas dalam kondisi baik, tidak

patah, dan pembumbuan yang dilakukan telah terlaksana dengan benar.


16

PT Nissin Biscuit dalam memproduksi produk rotinya secara

keseluruhan sangat memperhatikan kualitas yang terdapat dalam

produknya, seperti rasa dan aroma roti harus sesuai dengan standar yang

ditetapkan, roti yang dijual pada konsumen tidak patah atau rusak, dan

roti yangs elesai diproduksi harus dalam keadaan renyah. Pengendalian

kualitas yang diterapkan PT Nissin Biscuit sekarang ini masih

menggunakan metode konvensional, artinya hanya ada pengawas atau

mandor yang tugasnya hanya mengawasi proses produksi para pekerja

agar bekerja dengan penuh kedisiplinan. Tidak ada / belum ada metode

pengendalian kualitas yang moderen yang diterapkan di perusahaan ini.

Hal ini sebenarnya sangat ironi mengingat PT Nissin Biscuit merupakan

perusahaan yang sangat besar dan telah merambah pangsa pasar hampir

di seluruh Indonesia dan bahkan hampir merambah pangsa

Internasional. Penyebab hal ini mungkin saja adalah jumlah kerugian

akibat adanya produk cacat yang terjadi di perusahaan ini bila dihitung

secara finansial masih kalah dari jumlah laba yang dihasilkan dari

penjualan produknya.

Dalam PT Nissin Biscuit sendiri tidak/belum ada seorangpun

yang tugasnya mengurusi masalah kualitas produk (termasuk di

dalamnya masalah produk cacat yang begitu banyak). Manager

produksi pun hanya mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi


17

proses produksi secara keseluruhan dan memberi laporan secara

terperinci tentang hasil produksi secara harian, kuantitas (dalam

kilogram) produk yang dibuang/rusak, dan mengurusi masalah kinerja

dan perawatan mesin produksi.

g. Packaging

Adonan biskuit yang telah dioven atau dipanggang dalam mesin,

maka selanjutnya adonan yang telah jadi akan di packing ke dalam

wadah. Ini dilakukan oleh mesin yang sudah dijalankan oleh operator.

Alur Proses Produksi Crispy Crakers

Keterangan: (alur proses produksi ini terjadi dalam satu ruangan)

1. Mesin mixing section

2. Mesin cutting section

3. Mesin backing section

4. Packing section

Semua alat atau mesin di atas bekerja menurut urutan yang pasti

dan dengan tempo waktu yang konstan menurut ban convenyor yang

berjalan. Ban convenyor ini menghantarkan adonan yang sudah jadi di

section 1 menuju ke section 2. Setelah dicetak berupa lembaran tipis,


18

adonan tersebut dipotong-potong dan dihantarkan dengan convenyor

menuju ke section 3. Di section 3 ini, potongan adonan tersebut

dipanggang hingga menjadi roti yang matang kemudian diantarkan

untuk masuk ke section 4. Di section 4 ini roti-roti tersebut ditata dan di

packing menurut ukuran spesifikasi produknya.

3.3 Laporan Kegiatan

3.3.1 Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia

Sistem Pengelolaan SDM yang diterapkan di Perusahaan

PT.NISSIN ini menggunakan bentuk kerja sama serikat kerja, serta

menggunakan Sistem Otodidak. Dalam UUD no.22 Th 2000, telah

dikeluarkan bentuk kerja sama dalam bentuk PKB (Yang mengatur hal-

hal yang spesifik tentang bentuk kerja sama serikat kerja). Sistem

produksi dalam pengelolaan SDM membutuhkan 7 departement yang

saling bekerja sama. PT NISSIN juga menerapkan 4 prinsip dalam

system pengelolaan SDM dalam melaksanakan pekerjaan karyawan

yang meliputi, perencanaan kualitas dan kuantitas SDM serta kegiatan

perancangan pekerjaan bagi SDM (Job Design).

Perencanaan kualitas ini meliputi tingkat pendidikan, skill,

pengalaman, usia dan lain-lain untuk masing-masing jabatan dalam

struktur organisasi tersebut. Setelah mengetahui kebutuhan kualitas


19

karyawan, maka kita membuat perencanaan kuantitas adalah merancang

berapakah batas minimal jumlah karyawan kita di masing-masing

jabatan dan wilayah kerja. Setelah itu, baru kita membuat job

discription dari masing-masing jabatan/posisi sesuai dengan struktur

organisasi perusahaan. Bagian ini meliputi rekruitment, seleksi dan

penempatan.

Rekruitment pada dasarnya merupakan aktivitas untuk mencari

dan memperoleh pekerjaan yang terdapat di dalam perusahaan yang

sesuai dengan kebutuhan kualitas yang ditentukkan dan sesuai dengan

ciri intrapreneurship. Mengingat rekruitment adalah bidang yang sangat

penting, karena rekruitment adalah “pintu gerbang” kita guna

mewujudkan SDM pekerja berpengetahuan, maka harus dibuat sistem

rekruitment yang sangat efektif dan efisien. Aktivitas berikutnya setelah

rekruitment adalah penempatan karyawan di posisi masing-masing.

Sebelum mulai kerja, mereka diberikan orientasi pekerjaan yang

menjelaskan secara rinci dan runtut apa saja yang harus mereka

kerjakan dan dengan siapa-siapa mereka harus berhubungan dan

berkomunikasi. Bidang ini meliputi pengembangan karier (penugasan)

dan pengembangan kemampuan kerja. Pengembangan karier berkaitan

dengan penyusunan jalur karier yang merupakan urut-urutan posisi

(jabatan) sesuai dengan struktur organisasi. Sedangkan pengembangan


20

kemampuan kerja adalah cara-cara kita untuk meningkatkan

kemampuan karyawan baik secara informal maupun formal.

3.3.2 Bidang Manajemen Operasional dan Produksi

Manajemen operasi dan produksi merupakan usaha-usaha

pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (sering disebut

dengan faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan,

bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses transformasi bahan

mentah dan renaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Para

manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan (input)

agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah,

kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan

konsumen (Handoko, 2004).

PT Nissin Biscuit Indonesia merupakan salah satu perusahaan

yang berkaitan dengan pertanian yang memiliki kredibilitas dan mampu

mengakomodasi materi praktik Manajemen Operasi dan produksi. Jenis

bangunan PT Nissin Biscuit Indonesia ialah bangunan bertingkat,

karena bangunan ini terdiri dari beberapa tingkatan pada gedungnya. PT

Nissin Biscuit Indonesia memiliki mesin-mesin tersendiri bila

memproduksi produk yang berbeda. Sehingga setiap produk memiliki

tempatnya tersendiri. Layout yang digunakan pada pabrik di PT Nissin

Biscuit Indonesia layout produk atau bisa disebut layout garis.


21

Pemilihan lokasi dan fasilitas produksi pada PT Nissin Biscuit

Indonesia dipengaruhi oleh letak konsumen atau pasar, lingkungan

masyarakat, letak sumber tenaga kerja, sumber bahan baku dan

tersedianya fasilitas transportasi. Metode dalam penentuan lokasi dan

fasilitas produksi dipilih oleh PT Nissin Biscuit Indonesia berdasarkan

metode transportasi dengan mempertimbangkan kebutuhan permintaan

konsumen dan jumlah tenaga kerja terbatas karena lokasi yang dahulu

jauh dari pemukiman, harga tanah yang murah, serta lokasi yang jauh

dari pasar. Hambatan yang dialami PT Nissin Biscuit Indonesia yaitu

sulitnya untuk menambah faktor produksi, misalnya seperti perluasan

areal pabrik untuk mendukung kegiatan produksi.

Berikut ini adalah Proses Produksi produk PT. Nissin Biscuit:

a. Bahan baku yang datang dari pemasok disimpan di gudang bahan

baku setelah melalui proses pemeriksaan dokumen dan pengujian

sampel bahan. Penyimpanan bahan baku di gudang dilakukan

dengan sistem FIFO (First In First Out) sehingga rotasi stok bahan

baku dapat berlangsung dengan baik.

b. Sebelum bahan baku digunakan dalam proses produksi, dilakukan

proses penimbangan sesuai formula dari masing-masing produk.

Hal ini akan memastikan bahan baku yang masuk dalam proses

produksi sesuai dengan takaran yang tepat.


22

c. Sebelum diproses lebih lanjut, bahan-bahan baku yang berbentuk

tepung (misalnya tepung terigu, gula halus, susu bubuk dan lain

sebagainya) terlebih dahulu diayak guna memperoleh ukuran

partikel yang sesuai. Proses pengayakan memastikan tidak ada

bahan baku yang menggumpal saat masuk ke tahap pencampuran.

d. Proses pencampuran dilakukan dengan kecepatan dan waktu yang

terstandar, dengan tujuan memperoleh campuran adonan yang

homogen dan konsistensi yang sesuai dengan yang diinginkan,

sehingga adonan yang dihasilkan siap untuk diproses pada tahapan

proses berikutnya.

e. Untuk produk-produk tertentu yang menggunakan yeast dalam

pembuatannya, dibutuhkan tahap fermentasi dengan suhu,

kelembaban dan waktu tertentu untuk memberi kesempatan pada

yeast untuk berkembangbiak. Setelah waktu fermentasi selesai,

adonan siap diproses ke tahap pembentukan.

f. Pembentukan biskuit umumnya didahului dengan proses

pembentukan lembaran adonan dengan ketebalan tertentu.

Selanjutnya lembaran adonan dipotong / dicetak hingga menjadi

kepingan adonan yang siap dipanggang. Selain itu, ada pula

beberapa metode pembentukan kepingan adonan yang dilakukan

tanpa melalui proses pembentukan lembaran adonan.


23

g. Setelah melalui proses pembentukan, kepingan adonan biskuit

dipanggang dalam oven dengan suhu dan waktu tertentu sehingga

diperoleh biskuit matang yang berwarna kecoklatan.

h. Untuk jenis-jenis produk biskuit tertentu, setelah selesai proses

pemanggangan, dilakukan tahapan lanjutan, misalnya

penyemprotan dengan minyak nabati, penaburan dengan garam dan

bumbu tabur, pelapisan dengan krim, atau penyalutan dengan coklat

guna mendapatkan citarasa yang diinginkan.

i. Bahan pengemas yang umum digunakan untuk mengemas biskuit

adalah plastik, metalized plastic, tray plastik, cup kertas dan kaleng,

dengan kotak karton sebagai pengemas luarnya.

j. Produk jadi selanjutnya disimpan dalam gudang sambil menunggu

waktu untuk didistribusikan. Penyimpanan produk jadi di gudang

dilakukan dengan sistem FIFO (First In First Out).

k. Produk selanjutnya didistribusikan melalui jaringan distribusi

sehingga dapat dengan mudah dijumpai oleh konsumen di berbagai

tempat penjualan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, dan juga di

beberapa negara lainnya.


24

3.3.3 Bidang Manajemen Pemasaran

a. Strategi Pemasaran

Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven strategy

adalah menjadikan pasar dan konsumen sebagai titik awal dalam

memformulasikan strategi.

PT Nissin Biscuit pada awalnya memperkenalkan minuman siap

saji dalam kemasan kaleng, Nissin memiliki target pasar yang jelas,

dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Nissin

memandang bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan

ia kehausan pasti membutuhkan sebuah penghilang dahaga yang

praktis dan mudah di dapat, berangkat dari pengalaman ketika

melakukan promo, tempat yang praktis dan aman untuk digunakan

sebagai wadah biscuit adalah kaleng.

Strategi pemasaran meliputi Segmentasi Produk, targeting,

positioning:

1) Segmentasi Produk

PT Nissin Biscuit merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai

macam produk biscuit, dimana salah satu produknya adalah

Biscuit Khong Guan. Biscuit Khong Guan merupakan produk


25

biscuit pertama di Indonesia yang di kemas dalam kaleng dan

telah dikenal oleh masyarakat luas.

Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya biscuit dalam

kemasan kaleng yang beredar di pasaran. Berdasarkan data pada

PT Nissin Biscuit terdapat lima merek biscuit dalam kemasan

kaleng yang beredar di Indonesia selain yang di produksi oleh

PT Nissin Biscuit, yaitu Roma, Hatari, Tango, Selamat, Good

Time.

PT Nissin Biscuit pada saat ini dihadapkan pada berbagai

saingan produk minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing

lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek teh

dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati-hati

dalam merancang strategi pemasarannya.

Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah

yang banyak apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak

konsumen. Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan

menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan

beberapa manfaat.

Keberhasilan Nissin tidak lepas dari brand “biscuit kaleng”

dengan produk legendarisnya Khong Guan. Berikutnya Nissin

semakin kuat karena jaringan distribusi biscuitnya yang sangat


26

kuat sampai di titik akhir pelosok. Yang masih dipertahankan

dari PT Nissin Biscuit adalah upaya-upaya mempertahankan

image secara above the line. Upaya iklan di media masa, event,

maupun promosi yang akan terus membuat teh botol tertancap

di kepala konsumen masih dilakukan.

2) Targetting

Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang

dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan strategi

pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi

banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan

banyak ditentukan oleh kesesuaian produk.

Target dari PT Nissin Biscuit adalah yang menyukai makanan

ringan sebagai cemilan dan orang-orang yang membutuhkan

jamuan untuk acara-acara yang mereka adakan atau ketika

waktu berkumpul bersama keluarga. Diberikannya kemasan

kaleng yang praktis dengan varian jenisnya dan banyak tersedia

di kios – kios yang ada di pinggir jalan, mini market, took-toko

kelontong bahkan super market.Jadi jika ada konsumen yang

membutuhkan segera produk dari Nissin dapat mereka dapatkan

dengan mudah
27

3) Positioning

Nissin melakukan positioning dengan memberikan kesempatan

bagi masyarakat yang ingin melihat kegiatan produksi dengan

berkunjung ke PT Nissin Biscuit yang berlokasi di Ungaran

Semarang. Dengan lokasi yang strategis tersebut diharapkan

banyak masyarakat yang berkenginan untuk berkunjung dan

dapat menambah kepercayaan masyarakat dengan produk dari

PT Nissin Biscuit. Hal ini menambah keunggulan kompetitif

dari Sosro dibandingkan para pesaingnya.

b. Strategi Distribusi

PT Nissin Biscuit merupakan salah satu contoh perusahaan terbaik

yang sukses mengolah makanan ringan biscuit, salah satu produk

yang dihasilkan adalah biscuit dengan kemasan kaleng dengan

produk legendarisnya Khong Guan. Sukses pemasaran produk dan

besarnya keuntungan yang diraih perusahaan tidak terlepas dari

strategi distribusi yang jitu dalam menjangkau pasar.Strategi

penjualan yang dilakukan Nissin adalah dengan mengembangkan

saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan

availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan

pelanggan.
28

Distribusi Nissin mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai

dari Kota Sabang sampai Kota Merauke. Bahkan produk PT Nissin

Biscuit diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan

Amerika Serikat dan beberapa bagian di Benua Eropa. Sosro

dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar.

Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan

juga merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan (availability)

menjadi kunci sukses pemasaran. PT Nissin Biscuit kadang

menerima pesanan dari negara luar, sebelum mengerjakan pesanan

pihak PT Nissin Biscuit terlebih dahulu mempertimbangkan jumlah

biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk proses produksi, jika

sesuai maka PT Nissin Biscuit akan melakukan MoU dengan pihak

pemesan atau pihak yang ingin menjadi distributor produk PT

Nissin Biscuit di suatu negara tersebut.


29

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kami membuat laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah

yang berfungsi sebagai bukti bahwa kami telah mengikuti Kegiatan Kuliah

Kunjungan Perusahaan (KKP) ke Semarang. Kegiatan ini merupakan suatu

kegiatan wajib Universitas yang memberikan suatu pembelajaran dan

pengamatan langsung pada suatu kinerja perusahan tersebut. Dengan adanya

kunjungan perusahaan ini dapat memberikan informasi dan pengalaman yang

nyata kepada mahasiswa/mahasiswi. Kegiatan ini bertujuan ke salah satu

perusahaan yang ada di Semarang yaitu PT. Nissin Biscuit Indonesia.

Setelah melakukan Kegiatan Kunjungan Perusahaan ke PT. Nissin

Biscuit Indonesia, mahasiswa/mahasiswi dapat mengamati dan memahami

secara langsung bagaimana suatu kinerja pada perusahaan dan proses

produksinya. PT. Nissin Biscuit Indonesia ini merupakan salah satu yang

menghasilkan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia.

4.2 Saran

Setelah melakukan pengamatan secara langsung ke PT. Nissin Biscuit

Indonesia, kami menyarankan agar PT. Nissin Biscuit Indonesia selalu menjaga
30

kualitas dan cita rasa pada produknya, terus melakukan inovasi lagi, dan

meningkatkan kinerja perusahaan untuk tetap menjadi perusahaan yang dikenal

masyarakat Indonesia maupun luar. PT. Nissin Biscuit Indonesia selalu

menjaga dan mempertahankan kepercayaan masyarakat loyalitas konsumen,

walaupun terdapat issue perusahaan tetap dapat mempertahankan kepercayaan

konsumen.
31

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/19332945/Laporan_Kunjungan_Industri_PT_Sido_Muncul
_dan_PT_Nissin_Biscuit (diakses pada tanggal 22 April 2018)
http://www.nissinbiscuit.co.id/perusahaan#section-1 (diakses pada tanggal 23 April
2018)
http://www.nissinbiscuit.co.id/proses_produksi (diakses pada tanggal 24 April 2018)
http://ethnicleader24.blogspot.co.id/ (diakses pada tanggal 24 April 2018)
http://www.nissinbiscuit.co.id/makanan (diakses pada tanggal 25 April 2018)
http://www.nissinbiscuit.co.id/museum_terbaru(diakses pada tanggal 25 April 2018)
http://www.nissinbiscuit.co.id/quality_control (diakses pada tanggal 25 April 2018)
32

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai